Anda di halaman 1dari 16

Pengobatan Antimalaria

Pengobatan yang diberikan adalah


pengobatan radikal malaria dengan
membunuh semua stadium parasit yang ada di
dalam tubuh manusia. Tujuan dari pengobatan
radikal adalah untuk mendapat kesembuhan
klinis dan parasitologik serta memutuskan
rantai penularan. Semua obat antimalaria
tidak boleh diberikan dalam keadaan perut
kosong karena menyebabkan iritasi lambung.
Pionas POM,
2015

1. PENGOBATAN MALARIA FALSIPARUM

Malaria falsiparum (malaria


ganas) disebabkan oleh
Plasmodium falciparum. Di
sebagian besar wilayah dunia,
Plasmodium falciparum telah
resisten terhadap klorokuin,
sehingga obat ini tidak boleh
digunakan untuk malaria
falsiparum.
Pionas POM,
2015

Pengobatan Lini Pertama Malaria


Falsiparum
Kombinasi artesunat, amodiakuin dan primakuin. Pemakaian
artesunat dan amodiakuin bertujuan untuk membunuh parasit stadium
aseksual, sedangkan primakuin bertujuan membunuh gametosit yang
berada di dalam darah. Obat kombinasi diberikan per oral selama tiga
hari dengan dosis tunggal harian. Dosis dewasa maksimal artesunat
dan amodiakuin masing-masing 4 tablet, primakuin 3 tablet.

Pengobatan efektif apabila sampai dengan hari ke-28


setelah pemberian obat, ditemukan keadaan sebagai berikut:
klinis sembuh (sejak hari ke-4) dan tidak ditemukan parasit
stadium aseksual sejak hari ke-7.
Pengobatan tidak efektif apabila dalam 28 hari setelah
pemberian obat, gejala klinis memburuk dan parasit aseksual
positif atau gejala klinis memburuk tetapi parasit aseksual
tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali
(rekrudesensi).
Pionas POM,

Pengobatan Lini Kedua Malaria


Falsiparum
Kombinasi kina, doksisiklin/tetrasiklin dan primakuin.
Kina diberikan per oral, 3 kali sehari dengan
dosis sekali minum 10 mg/kgbb selama 7 hari.
Doksisiklin diberikan 2 kali per hari selama 7 hari,
dengan dosis dewasa adalah 4 mg/kg bb/hari,
sedangkan untuk anak usia 8-14tahun adalah 2
mg/kg bb/hari. Bila tidak ada doksisiklin, dapat
digunakan tetrasiklin yang diberikan 4 kali sehari
selama 7 hari, dengan dosis 4-5 mg/kg bb.
Primakuin diberikan dengan dosis seperti pada
pengobatan lini pertama
Pionas POM,
2015

Pengobatan Malaria Vivaks, Malaria


Ovale
Lini pertama pengobatan malaria vivaks
dan malaria ovalea adalah kombinasi klorokuin
dan primakuin. Pemakaian klorokuin bertujuan
untuk membunuh parasit stadium aseksual
dan seksual, sedangkan primakuin bertujuan
untuk membunuh hipnozoit di sel hati, juga
dapat membunuh parasit aseksual di eritrosit.
Klorokuin diberikan sekali sehari selama 3
hari, dengan dosis total 25 mg basa/ kg bb.
Dosis primakuin adalah 0,25 mg/kg bb per hari
yang diberikan selama 14 hari dan diberikan
bersama klorokuin.
Pionas POM,
2015

Pengobatan Malaria Vivaks, Malaria


Ovale
Pengobatan efektif apabila sampai dengan hari ke-28
setelah pemberian obat, ditemukan keadaaan sebagai
berikut: klinis sembuh (sejak hari ke-4) dan tidak ditemukan
parasit stadium aseksual sejak hari ke-7.
Pengobatan tidak efektif apabila dalam 28 hari setelah
pemberian obat:
a. Gejala klinis memburuk dan parasit aseksual positif atau
b. Gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak
berkurang (persisten) atau timbul kembali sebelum hari ke
14 (kemungkinan resisten)
c. Gejala klinis membaik tetapi parasit aseksual timbul
kembali antara hari ke 15 sampai hari ke-28 (kemungkinan
resisten, relaps atau infeksi baru).
Pionas POM,
2015

Pengobatan Malaria Vivaks, Malaria


Ovale
Pengobatan Malaria Vivaks Resisten Klorokuin Pilihan
terapi yang dipakai di Indonesia adalah kombinasi kina dan
primakuin.
Kina diberikan per-oral, 3 kali sehari dengan dosis 10
mg/kg bb/kali selama 7 hari
Dosis primakuin adalah 0,25 mg/kg bb per hari yang
diberikan selama 14 hari.
Pengobatan Malaria Vivaks Yang Mengalami
Kekambuhan. Pengobatan malaria vivaks kambuhan sama
dengan regimen sebelumnya hanya dosis primakuin
ditingkatkan.
Klorokuin diberikan sekali sehari selama 3 hari, dengan
dosis total 25 mg basa/kg bb
Primakuin diberikan selama 14 hari dengan dosis 0,5
mg/kg bb/ hari.
Pionas POM,
2015

PENGOBATAN MALARIA
MALARIAE
Pengobatan malaria malariae
cukup diberikan dengan klorokuin
sekali sehari selama 3 hari, dengan
dosis total 25 mg basa/kg bb.
Klorokuin dapat membunuh
Plasmodium malariae bentuk
aseksual dan seksual.
Pionas POM,
2015

Pengobatan Antimalaria
Artesunat
Tetracycline
Dihidroartemisinin

+ Piperakuin (DHP)

Pionas POM,
2015

Pengobatan Antimalaria
Artesunat
Indikasi : pengobatan malaria berat termasuk malaria
Plasmodium falciparum yang resisten terhadap klorokuin.
Peringatan:suntikkan setelah melarut, jangan digunakan jika
terbentuk kekeruhan, tidak boleh diberikan sebagai infus. Lakukan
pengobatan selama 5 hari pada malaria falciparum yang resisten
terhadap klorokuin. Tidak direkomendasikan untuk diberikan pada
wanita hamil, selama menggunakan obat ini tidak diperbolehkan
mengendarai atau menjalankan mesin.
Interaksi:Pemberian bersama dengan meflokuin dapat
meningkatkan efek kuratif.
Kontraindikasi:pasien dengan riwayat hipersensitivitas
Efek Samping :mual, muntah diare, pankreatitis, pusing,
berkunang-kunang, sakit kepala, insomnia, tinnitus, ruam, batuk,
arthralgia.
Dosis:oral: DEWASA dosis total 600-800 mg/hari harus diberikan
selama 5-7 hari. ANAK dosis total 12 mg/kg BB harus diberikan
selama 5-7 hari. Injeksi: dosis awal 2,4 mg/kg BB per i.v, selanjutnya
dengan dosis yang sama diberikan pada jam ke-12 dan
jam POM,
ke-24.
Pionas
Pada hari ke 2 sampai dengan ke 5 diberikan 2,4 mg/kg
BB per 24
2015

Mekanisme Kerja Artesunat


Artesunat merupakan derivat artemisinin yang larut dalam air dan
paling luas
Digunakan sebagai terapi. Obat ini cepat diabsorpsi dengan masa
paruh <
10 menit dengan metabolit berupa dihidroartemisinin yang
memiliki waktu
paruh lebih kurang 45 menit dan konsentrasi puncak plasma 1 2
jam.
Artesunat memiliki bioavaibilitas yang baik pada Malaria
Falsiparum yang
Akut. Cara kerja artesunat sama dengan derivat artemisinin
lainnya yaitu
dengan mengikat besi pada pigmen malaria untuk menghasilkan
radikal
bebas yang akan berinteraksi dan merusak protein parasit mulai
dari bentuk
Univ.Sumatra Utara
cincin, tropozoit, skizon dan mampu menghambat gametosit.

Tetracycline

Pionas POM,
2015 yang
Indikasi: Bruselosis, batuk rejan, pneumonia, demam
disebabkan oleh Rickettsia, infeksi saluran kemih, bronkitis
kronik. Psittacosis dan Lymphogranuloma inguinale. Juga
untuk pengobatan infeksi-infeksi yang disebabkan oleh
Staphylococcus dan Streptococcus pada penderita yang peka
terhadap penisilin, disentri amuba, frambosia, gonore dan
tahap tertentu pada sifilis.
Kontra Indikasi: Penderita yang peka terhadap obat-obatan
golongan Tetrasiklin. penderita gangguan fungsi ginjal (pielonefritis
akut dan kronis).
Efek Samping: Pada pemberian lama atau berulang-ulang, kadangkadang terjadi superinfeksi bakteri atau jamur seperti:enterokolitis
dan kandidiasis. Gangguan gastrointestinal seperti: anoreksia,
pyrosis, vomiting, flatulen dan diare. Reaksi hipersensitif seperti:
urtikaria, edema, angioneurotik, atau anafilaksis. Jarang terjadi
seperti: anemia hemolitik, trombositopenia,neutropenia dan
eosinofilia.
Peringatan dan Perhatian : Hendaknya diminum dengan segelas
penuh air +/- 240 ml untuk meminimkan iritasi saluran pencernaan.
Sebaiknya tetrasikli tidak diberikan pada kehamilan 5 bulan terakhir
sampai anak berusia 8 tahun, karena menyebabkan perubahan

Mekanisme Kerja Tetracycline


Tetrasiklin HCl termasuk golongan tetrasiklin, mempunyai
spektrum luas dan bersifat bakteriostatik, cara kerjanya dengan
menghambat pembentukan protein pada bakteri.

Pionas POM,
2015

Tetracycline

Pionas POM,
2015

Dosis:
- Dewasa: 4 kali sehari 250 mg - 500 mg.
Lama pemakaian:
Kecuali apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, pengobatan
dengan Tetracycline kapsul hendaknya paling sedikit berlangsung
selama 3 hari, agar kuman-kuman penyebab penyakit dapat
terberantas seluruhnya dan untuk mencegah terjadinya resistansi
bakteri terhadap tetrasiklin.
- Anak-anak di atas 8 tahun: sehari 25 - 50 mg/kg berat badan
dibagi dalam 4 dosis, maksimum 1 g.
Diberikan 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan.
Interaksi Obat:
- Tetrasiklin membentuk kompleks khelat dengan ion-ion kalsium,
magnesium, besi dan aluminium. Maka sebaiknya tidak diberikan
bersamaan dengan tonikum-tonikum yang mengandung besi atau
dengan antasida berupa senyawa aluminium, amgnesium. Susu
mengandung banyak kalsium, sehingga sebaiknya tidak diminum
bersamaan dengan susu.
- Pengobatan dengan tetrasiklin jangan dikombinasikan dengan
penisilin atau sefalosporin.
- Karbamazepin dan fenitoin: menurunkan efektifitas tetrasiklin

Dihidroartemisinin + Piperakuin (DHP)


Indikasi:
Pengobatan malaria P. falciparum dan/atau P. vivax tanpa
komplikasi.
Peringatan:hamil dan menyusui, penyakit hati dan ginjal,
penggunaan obat malaria lainnya, wanita lansia atau muntah.
Interaksi:hindari pemberian bersama obat yang dapat
memperpanjang interval QTc (misal: meflokuin, halofantrin,
lumefantrin, klorokuin, atau kina).
Kontraindikasi:hipersensitivitas, malaria berat, riwayat aritmia atau
bradikardia (penyakit jantung), riwayat keluarga meninggal tiba-tiba,
risiko perpanjangan interval QT kongenital, ketidakseimbangan
elektrolit, mengkonsumsi obat yang mempengaruhi denyut jantung.
Efek Samping: umum: anemia, sakit kepala, perpanjangan interval
QTc, takikardia, astenia, pireksia, konjungtivitas, tidak umum:
anoreksia, pusing, kejang, gangguan konduksi jantung, sinus aritmia,
bradikardia, batuk, mual,muntah, nyeri lambung, diare, hepatitis,
hepatomegali, uji fungsi hati yang abnormal, pruritus, ruam kulit,
artalgia, mialgia.
Dosis:Dosis selama 3 hari, berdasarkan berat badan: 5 kg (0-1
bulan): tablet/hari; 6-10 kg (2-11 bulan): tablet/hari; 11-17 kg (1Pionas 31-40
POM, kg
4 tahun): 1 tablet/hari; 18-30 kg (5-9 tahun): 1 tablet/hari;

Mekanisme Kerja Dihidroartemisinin + Piperakuin (DHP)


Tetrasiklin HCl termasuk golongan tetrasiklin, mempunyai
spektrum luas dan bersifat bakteriostatik, cara kerjanya dengan
menghambat pembentukan protein pada bakteri.

Pionas POM,
2015

Anda mungkin juga menyukai