Anda di halaman 1dari 71

Pengobatan

MALARIA

.dr. SUYANTO, SpPD


TIM GEBRAK RSUD DR DORIS SYLVANUS
12/18/16, PALANGKA RAYA

PENDERITA MALARIA
DI RSUD dr DORIS SYLVANUS
29 29
TAHUN 2014

30
25

19

20

19

18

15

12

10
5

1
0

10

14

12
10

7
5
4

5
2

Rawat Inap
Rawat Jalan

PENDERITA MALARIA
DI RSUD dr DORIS SYLVANUS TAHUN 2015
9
9

8
7

2
1

1
0

1
0

Rawat Inap

Rawat Jalan

Rawat Inap

1
Rawat Jalan

Pengobatan Malaria
Pengobatan yang diberikan
adalah pengobatan radikal
malaria dengan membunuh
semua stadium parasit yang
ada di dalam tubuh manusia,
dengan menggunakan obat
antimalaria kombinasi

POKOK BAHASAN
TATA LAKSANA PENGOBATAN
Malaria ringan/tanpa komplikasi
- Tujuan
- ACT

Malaria berat/komplikasi
- Tujuan
- ACT
- non ACT

Kelompok khusus
- Ibu hamil trimester I

Pencegahan

MALARIA RINGAN/TANPA
KOMPLIKASI
TUJUAN

UTAMA
Menyembuhkan infeksi
(eradikasi infeksi) secara cepat
dan pasti
Mencegah berkembangannya
penyakit menjadi berat dan
penyakit tambahan lainnya
yang berhubungan dengan
gagal pengobatan

MALARIA RINGAN/TANPA
KOMPLIKASI
TUJUAN
LAINNYA
Mencegah infeksi dari
penularan
Mencegah resistensi terhadap
obat antimalaria lainnya

Kemoterapi Malaria

Class

Drug

4-Aminoquinolines
Chinchona
alcalods

Phenanthrene
methanol

chloroquine

Biological activity
Blood
Tissue
schizontocide
schizontocide
++
0

quinine

++

quinidine
mefloquine

++
++

0
0

halofantrine

++

Artemisinine and

artemisinine

++

derivatives

Antimetabolites
(Anti-folic acid)

Antibiotics

8-Aminoquinoline

artemether
artesunate
proguanil
pyrimethamine
sufhadoxine
sulfalene
dapsone
tetracycline
doxycycline
minocycline
primaquine

++
++
+
+
+
+
+
+
+
+
0

0
0
+
0
0
0
0
+
+
+
+

Program Nasional :
Derivat Artemisinin dengan golongan Aminokuinolin
Kombinasi Fixed Dose Combination (FDC) terdiri atas
Dihydroartemisinin dan Piperaquin.
- Setiap tablet mengandung 40 mg dihydroartemisinin dan 320
mg piperaquin .
- Obat ini diberikan peroral selama tiga hari dengan range dosis
tunggal harian sebagai berikut :
Dihydroartemisinin dosis 2 - 4 mg/kgBB;
Piperaquin
dosis 16-32 mg/kgBB.
Artesunat Amodiakuin
- Kemasan artesunate amodiaquin yang ada pada program
pengendalian malaria dengan 3 blister.
- setiap blister terdiri dari 4 tablet artesunate @ 50 mg dan 4 tablet
amodiaquin 150 mg.

Diagnosis parasitologik Malaria


Diagnosis terkonfirmasi dengan mikroskopik atau RDT
pada semua pasien dicurigai malaria, sebelum terapi
dimulai.
Note:
Terapi hanya berdasarkan suspek klinis hanya
dimungkinkan pada daerah transmisi tinggi di mana
diagnosis parasitologik tak dapat dilakukan, atau bila
kondisi tidak memperbolehkan penundaan terapi,
seperti:

Kasus malaria berat,


Anak usia < 5 tahun
Wanita hamil

Prinsip Pengobatan Malaria


severity of illness
Berat/severe
atau
Ringan/uncomplicated

ARTEMISININ-BASED
COMBINATION
Reaksi cepat
Memperbaiki angka
kesembuhan
Mengurangi penularan
Mencegah resistensi obat

ACT efektif dan antimalaria


terbaik (WHO)

ACT IDEAL DI INDONESIA

Aman untuk semua kelompok umur


Efektif dan cepat responnya untuk semua spesies
Plasmodium dan P.knowlesi
Waktu pengobatan pendek dan kepatuhan baik
Resisten dan/atau resisten silang belum terjadi/
belum digunakan secara luas
Terjangkau

ACT PILIHAN PROGRAM-1


dose)
(AA)
ARTESUNAT/AMODIAKUIN
Recommended by
Aman dan efektif
. ?Pregnancy first trimester
Mencegah gametosit
?Not
fixed-dose / no of pills /compliance
Dosis tunggal harian (10:4/kg. bb),
3 hari,
tidak pahit
. ?AQ cross resistance with CQ
Cukup mahal (Rp.30.000/ . Efficacy varied (<95%)
pengobatan dewasa)
Belum GMP
Belum terdaftar di BPOM
Non fixed-dose ACT
Kepatuhan ???
Kejadian sampingan

Alternatif
ACTs

ACT PILIHAN PROGRAM-2


DIHIDROARTEMISININ/PIPERAKUIN (DP)
.
.
.

Fixed-dose ACT
Dosis tunggal harian (2:16 10:4/kg bb), 3 hari
Efektif dan aman untuk anak dan dewasa, Pf dan Pv
Cukup mahal (Rp.30.000/pengobatan dewasa)
Proses GMP
Belum terdaftar di BPOM

ACTs
ideal ???

Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi

Lini pertama:
Pengobatan lini pertama malaria falsiparum menurut berat
badan dengan Dihydroartemisin + Piperakuin (DHP) dan
Primakuin

Pengobatan lini pertama malaria falsiparum


menurut berat badan dengan Artesunat + Amodiakuin dan
Primakuin

PENGOBATAN LINI 1 MALARIA FALSIPARUM


MENURUT KEL. UMUR

Jumlah Tablet Per hari Menurut Kel. Umur


Hari

2
3

Jenis Obat

0 -1
Bln

2 11
Bln

14
Th

59
Th

10 14
Th

15
Th

Artesunat

Amodiakuin

Primakuin

1 1/2

2-3

Artesunat

Amodiakuin

Artesunat

Amodiakuin

Pengobatan tidak efektif


bila dalam 28 hari
setelah pemberian obat
1.

Gejala klinis memburuk & parasit


aseksual positif atau

2. Gejala klinis tidak memburuk tetapi


parasit aseksual tidak berkurang
(resisten) atau timbul kembali
(rekrudensi)

Bila terjadi gagal pengobatan lini pertama P.f,


maka diberikan pengobatan lini kedua

Hari

H1-7

H1

Jenisobat

Jumlahtabletperharimenurutkelompok
umur
0-1
bln

2-11
bln

1-4
tahun

5-9
tahun

1014
tahun

>15
tahun

Kina

*)

*)

3x

3x1

3x1

3x2

Doksisiklin

**)

***)

1x1

Primakuin

23

Keterangan :
*) Dosis diberikan kg/bb
***) 2 x 100 mg doksisiklin
**) 2 x 50 mg doksisiklin
setiap OAM diminum
setelah makan

Pengobatan lini kedua untuk Malaria falsiparum

Pengobatan lini kedua malaria falsiparum diberikan, jika


pengobatan lini pertama tidak efektif dimana ditemukan:
gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak
berkurang (persisten) atau
timbul kembali (rekrudensi).
Doksisiklin dan Tetrasiklin tidak dapat diberikan pada ibu
hamil dan anak.
Sebagai pengganti dapat dipakai Klindamisin
dosis anak 6 mg/kb bb/kali diberikan 3 x sehari selama 7 hari,
maksimal tidak melebihi dosis orang dewasa (300 mg).
Pada ibu hamil dengan dosis 10 mg/kg bb 2 x sehari selama 7 hari .

Pengobatan Lini Kedua untuk malaria falsiparum


(dengan obat kombinasi Kina dan Doksisiklin)

Dosis Doksisklin

Pengobatan Lini Kedua untuk Malaria Falsiparum

(dengan obat kombinasi Kina dengan Tetrasiklin)

Dosis Tetrasiklin

Dosis Klindamisin pada anak

Pengobatan lini pertama malaria vivaks menurut berat badan


dengan Dihydroartemisin + Piperakuin (DHP) dan Primakuin

Pengobatan lini pertama malaria vivaks menurut berat badan


dengan Artesunat + Amodiakuin dan Primakuin

Pengobatan lini kedua malaria vivax

Kombinasi ini digunakan untuk pengobatan


malaria vivaks
yang tidak respon terhadap pengobatan ACT.

Pengobatan malaria vivaks yang relaps


Dugaan Relaps pada malaria vivaks adalah apabila pemberian
primakuin dosis 0,25 mg/kg BB/hari sudah diminum selama
14 hari dan penderita sakit kembali dengan parasit positif
dalam kurun waktu 1 sampai 3 bulan setelah pengobatan

PENGOBATAN MALARIA VIVAX & OVALE


MENURUT KEL. UMUR (LINI 1) (LAMA)

Jumlah Tablet Per hari Menurut Kel. Umur


Hari

1
2
3
4-14

Jenis Obat

0 -1
Bln

2 11
Bln

14
Th

Klorokuin

Primakuin

Klorokuin

Primakuin

Klorokuin

1/8

Primakuin
Primakuin

10 14
Th

15
Th

3-4

3-4

1/2

59
Th

1/2

PENGOBATAN LINI 1 MALARIA VIVAX, OVALE


(BARU) MENURUT KEL. UMUR
Jumlah Tablet Per hari Menurut Kel. Umur
Hari

1
2
3

Jenis Obat

0 -1
Bln

2 11
Bln

14
Th

59
Th

10 14
Th

15
Th

Artesunat

Amodiakuin

Artesunat

Amodiakuin

Artesunat

Amodiakuin

kuin diberi selama 14 hari dng dosis 0,25 mg/kgbb/hari

PENGOBATAN MALARIA VIVAX & OVALE (LINI 2)


Hari Jenis obat Jumlah tablet per hari menurut kelompok umur
01
bl
n

2-11
bln

14 59
thn thn

H1-7

Kina

*)

*)

3x

H1-14

Primakuin

1014
thn

> 15
tahun

3x1 3x1

3x3

*) Dosis kina 30 mg/kgbb/hari yang diberikan 3


kali per hari. Pada anak usia < 1 thn dihitung
menurut BB.
Dosis primakuin 0,25 mg/kgbb per hari selama
14 hari.

PENGOBATAN MALARIA OVALE


Lini pertama Malaria ovale

Pengobatan malaria ovale saat ini menggunakan ACT


(Artemisinin-based
Combination
Therapy)
yaitu
Dihydroartemisinin Piperaquin (DHP) atau Artesunate +
Amodiaquin.
Dosis pemberian obatnya sama dengan untuk malaria vivaks

Pengobatan Lini Kedua Malaria Ovale


Pengobatan Lini ke 2 untuk malaria ovale sama dengan untuk
malaria vivaks

Pengobatan malaria malariae


Pengobatan P. malariae cukup diberikan ACT
1 kali perhari selama 3 hari, dengan dosis
sama dengan pengobatan malaria lainnya dan
tidak diberikan primakuin.

Pengobatan infeksi campur P. falciparum + P.


malariae dengan Artemisinin Combination Therapy
(ACT).

Infeksi campur antara P. falcifarum dengan P.malariae


diberikan regimen ACT selama 3 hari dan primakuin
pada hari I.

Pengobatan malaria pada ibu hamil


Pengobatan malaria falsiparum pada ibu hamil

Pengobatan malaria vivaks pada ibu hamil

Pemantauan Respon Pengobatan


1. RAWAT JALAN
Pemantauan dilakukan pada : hari ke-2, hari ke-3, hari ke-7, hari ke-14 dan
hari ke-28 setelah pemberian obat hari pertama, dengan memonitor gejala
klinis dan pemeriksaan mikroskopik.
Apabila terjadi perburukan gejala klinis sewaktu-waktu segera kembali ke
fasilitas pelayanan kesehatan.
2. RAWAT INAP
Evaluasi pengobatan dilakukan setiap hari dengan memonitor gejala klinis
dan pemeriksaan mikroskopik.
Evaluasi dilakukan sampai bebas demam dan tidak ditemukan parasit
aseksual dalam darah selama 3 hari berturut-turut.
Setelah pasien dipulangkan harus kontrol pada hari ke-14 dan ke-28 sejak
hari pertama mendapatkan obat anti malaria.

Kriteria Keberhasilan Pengobatan


1.Sembuh
Penderita dikatakan sembuh apabila : gejala klinis (demam) hilang dan parasit aseksual tidak ditemukan
pada hari ke-4 pengobatan sampai dengan hari ke-28
2.Gagal pengobatan dini/Early treatment failure
a. Menjadi malaria berat pada hari ke-1 sampai hari ke-3 dengan parasitemia
b. Hitung parasit pada hari ke-2 > hari ke-0
c. Hitung parasit pada hari ke-3 > 25% hari ke-0
d. Ditemukan parasit aseksual dalam hari ke-3 disertai demam
3.

Gagal Pengobatan kasep/Late Treatment Failure


a. Gagal Kasep Pengobatan Klinis dan Parasitologis
- Menjadi malaria berat pada hari ke-4 sampai ke-28 dan parasitemia
- Ditemukan kembali parasit aseksual antara hari ke-4 sampai hari ke-28
disertai demam
b. Gagal kasep Parasitologis
Ditemukan kembali parasit aseksual dalam hari ke-7, 14, 21 dan 28 tanpa
demam

Kriteria Keberhasilan Pengobatan


4. Rekurensi
Rekurensi : ditemukan kembali parasit aseksual dalam darah setelah
pengobatan selesai. Rekurensi dapat disebabkan oleh :
a. Relaps : rekurens dari parasit aseksual setelah 28 hari pengobatan.
Parasit tersebut berasal dari hipnozoit P. vivax atau P. ovale.
b. Rekrudensi : rekurens dari parasit aseksual selama 28 hari
pemantauan pengobatan. Parasit tersebut berasal dari parasit
sebelumnya (aseksual lama).
c. Reinfeksi : rekurens dari parasit aseksual setelah 28 hari
pemantauan pengobatan pasien dinyatakan sembuh. Parasit tersebut
berasal dari infeksi baru (sporozoit)

TINDAK LANJUT KEGAGALAN PENGOBATAN

Apabila dijumpai gejala klinis memburuk dan disertai parasit


aseksual positif maka pasien segera di rujuk.
Apabila dijumpai gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit
aseksual tidak berkurang dibandingkan pemeriksaan pertama atau
parasit menghilang, kemudian timbul kembali selama periode follow
up maka diberi pengobatan lini kedua.
Kedua keadaan ini harus dilaporkan melalui sistem surveilans
malaria.

Defisiensi G6PD

Khusus untuk penderita defisiensi enzim G6PD ringan melalui pemeriksaan


laboratorium, maka pengobatan diberikan secara mingguan selama 8-12
minggu dengan dosis mingguan 0,75 mg/kg BB.

Apabila gejala terus berlanjut maka pemberian primakuin harus dihentikan.

Jika pemeriksaan tidak tersedia namun dari anamnesis ada keluhan atau
riwayat warna urin coklat kehitaman setelah minum obat (golongan sulfa,
primakuin, kina, klorokuin dan lain-lain maka primakuin sebaiknya tidak
diberikan.

Pengobatan malaria pada penderita dengan defisiensi G6PD berat segera


rujuk ke RS.

MALARIA BERAT/DENGAN
KOMPLIKASI
TUJUAN

UTAMA
Mencegah kematian

LAINNYA
Mencegah rekrudescen, penularan
atau terjadinya resisten dan
kecacatan

ACT PILIHAN PROGRAM-1


ARTESUNAT (ATS)
Relatif mudah cara pemberiannya
Intravena / intramuskular di RS rujukan
Dosis tunggal harian 2,4 mg/kg bb, dosis ekstra
12 jam setelah pemberian awal
Dilarutkan asam artesunat 60 mg/vial + 1 ml 5%
NaHCO3 menjadi sodium artesunat
Kemudian campurkan dengan 5 ml 5% dekstrosa
sebelum diberikan secara bolus
Kejadian sampingan ringan
Apabila sudah dapat minum obat, obati dengan
AA3PQ1-14 atau DP3PQ1-14
Proses GMP
Mahal (>Rp.100.000,-/vial)
Terjangkau???

ACT PILIHAN PROGRAM-2


ARTEMETER (ATM)
Mudah cara pemberiannya
Intramuskular
Dosis tunggal harian 1,6 mg/kg bb, dengan dosis awal 3,2
mg/kg bb pada Hari1
Apabila sudah dapat minum obat, obati dengan
AA3PQ1-14 atau DP3PQ1-14
Digunakan pada KLB/ kedaruratan atau di daerah sulit
Absorbsi buruk pada keadaan syok
Belum GMP

ACT PILIHAN PROGRAM-3


KINA HCl

Relatif sulit cara pemberiannya


Infus dengan dosis awal 20 mg garam/kg bb dalam 500 ml 5%
dekstrosa atau 0,9% NaCl selama 4 jam
Dilanjutkan dengan infus 10 mg garam/kg bb dalam 250-500 ml
5% dekstrosa selama 2-8 jam, 3X/hari sampai dapat minum obat
Dosis total H1 adalah 40mg/kg bb dan kemudian dilanjutkan
dengan 30mg/kgbb/hari
Bila dapat minum obat, kina tablet 10 mg/kg bb , tiap 8 jam
sampai total 7 hari pengobatan .
Dikombinasikan dengan doksisiklin 100 mg 2X/hari selama 7 hari
kecuali pada anak-anak <8 tahun dan wanita hamil
Absorbsi baik
Kejadian sampingan: hipoglisemia, aritmia, simptom GI
Relatif lebih murah dibandingkan ATS dan ATM
Tersedia di Indonesia???

Manifestasi Malaria Berat

MANAGEMENT SEVERE MALARIA

RAPID DETECTION & EARLY MANAGEMENT


SUPPORTIVE TREATMENT
SPECIFIC TREATMENT
ANTI MALARIAL DRUGS

ORGAN FAILURE TREATMENT


ANCILLARY TREATMENT

SPECIFIC TREATMENT SEVERE MALARIA ( Anti


Malaria)

PARENTERAL
START IMMEDIATELY
DOSAGE, WEIGHT THE PATIENT
MONITORING RESPONSE
SWITCHED TO ORAL WHEN POSSIBLE
MONITORING SIDE EFFECTS

Penatalaksanaan Malaria Berat


Kemasan dan cara pemberian artemeter

Artemeter intramuskular tersedia dalam ampul yang berisi 80


mg artemeter dalam larutan minyak.
Artemeter diberikan dengan dosis 1,6 mg/kgbb intramuskular
dan diulang setelah 12 jam.
Selanjutnya artemeter diberikan 1,6 mg/kgbb intramuskular
satu kali sehari sampai penderita mampu minum obat.
Bila penderita sudah dapat minum obat, pengobatan dilanjutkan
dengan regimen dihydroartemisinin-piperakuin ( ACT lainnya)
+ primakuin.

Efek samping artemether :

Pada dosis yang dianjurkan jarang terjadi


efek samping berat.
Pada kasus individual kadang terjadi demam
ringan, retikulopenia, dan kenaikan SGOT
dan SGPT ringan.
Pada kasus yang jarang dapat terjadi aritmia
jantung.

Artemeter - Artesunat
1,6 mg/kgBB i.m. dilanjutkan sampai
pasien dapat minum obat oral

J0

J12

J36

J60

Sediaan 80 mg. i.m

2,4 mg/kgBB i.m.atau i.v. dilanjutkan


sampai pasien dapat minum obat oral

J0

J12

J24

J48

Sediaan 60 mg i.v/i. m

Depkes RI. 2008. Pedoman Penatalaksanaan Kasis Malaria di Indonesia Gebrak Malaria. Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI. Jakarta
.

Penatalaksanaan Malaria Berat


Alternatif: Kina dihidroklorida parenteral

Kina per-infus masih merupakan obat alternatif untuk malaria


berat pada daerah yang tidak tersedia derivat artemisinin
parenteral, dan pada ibu hamil trimester pertama.
Obat ini dikemas dalam bentuk ampul kina dihidroklorida
25%. Satu ampul berisi 500 mg/2 ml.

Penatalaksanaan Malaria Berat


Kina dihidroklorida parenteral pada orang dewasa dan ibu hamil
Pemberian kina secara loading dose : 20 mg garam/kgbb dilarutkan
dalam 500 ml dextrose 5% atau NaCl 0,9% diberikan selama 4 jam
pertama.
Selanjutnya selama 4 jam kedua hanya diberikan cairan dextrose 5% atau
NaCl 0,9%.
Setelah itu, diberikan kina dengan dosis maintenance 10 mg/kgbb dalam
larutan 500 ml dekstrose 5 % atau NaCl selama 4 jam.
Empat jam selanjutnya, hanya diberikan cairan dextrose 5% atau NaCl
0,9%. Setelah itu diberikan dosis maintenance seperti di atas sampai
penderita dapat minum kina per-oral.
Bila sudah dapat minum obat pemberian kina iv diganti dengan kina tablet
per-oral dengan dosis 10 mg/kgbb/kali diberikan tiap 8 jam.
Kina oral diberikan bersama doksisiklin, tetrasiklin pada orang dewasa
atau klindamisin pada ibu hamil.
Dosis total kina selama 7 hari dihitung sejak pemberian kina perinfus yang
pertama.

ANTI MALARIA ALTERNATIF

10mg/kgBB
dalam 500
cc D5%

20mg/kgBB
dalam 500
cc D5%

j12

j4

J0

10mg/kgBB
dalam 500
cc D5%

J8
Inf D5 %

J16
Inf D5 %

Kina dihidroklorida 25% 500mg

Depkes RI. 2008. Pedoman Penatalaksanaan Kasis Malaria di Indonesia Gebrak Malaria. Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI. Jakarta
.

PENATALAKSANAAN MALARIA BERAT


KINA DIHIDROKLORIDA PARENTERAL PADA ANAKANAK

Kina HCl 25 % (per-infus) dosis 10 mg/kgbb (bila umur < 2


bulan : 6 - 8 mg/kg bb) diencerkan dengan dekstrosa 5 % atau
NaCl 0,9 % sebanyak 5 - 10 ml/kgbb diberikan selama 4 jam,
diulang setiap 8 jam sampai penderita dapat minum obat,
selanjutnya diberikan kina peroral sampai 7 hari.

Penatalaksanaan Malaria Berat


Kina dihidroklorida parenteral

Catatan:
Kina tidak boleh diberikan secara bolus intra vena, karena
toksik bagi jantung dan dapat menimbulkan kematian.
Pada penderita dengan gagal ginjal, dosis maintenance kina
diturunkan 1/3 - 1/2 nya.
Pada hari pertama pemberian kina oral, berikan primakuin
dengan dosis 0,75 mg/kgbb.
Dosis kina maksimum dewasa : 2.000 mg/hari.
Hipoglikemia dapat terjadi pada pemberian kina parenteral
oleh karena itu dianjurkan pemberiannya dalam Dextrose 5%

Catatan:
Penderita malaria berat harus segera dirujuk
ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki
sarana dan prasarana yang lebih lengkap
untuk mendapatkan perawatan yang lebih
lanjut.
Sebelum dirujuk diberikan Artemeter/Artesunat
injeksi.

Penatalaksanaan Malaria Berat


Prinsip :
1. Pemberian obat anti malaria yang efektif
2. Penanganan komplikasi
3. Tindakan penunjang/pengobatan simtomatik

Alternatif:

Penatalaksanaan Malaria Berat


Kemasan dan cara pemberian artesunat
Artesunat parenteral tersedia dalam vial yang berisi 60 mg serbuk kering
asam artesunik dan pelarut dalam ampul yang berisi 0,6 ml natrium
bikarbonat 5%
Larutan artesunat dibuat dengan mencampur 60 mg serbuk kering
artesunik dan 0,6 ml natrium bikarbonat 5%, diencerkan dengan
Dextrose 5% sebanyak 3 - 5 cc dan diberikan secara bolus perlahanlahan.

Dosis :
Artesunat (AS) diberikan dengan dosis 2,4 mg/kgbb per-iv sebanyak 3
kali jam ke 0, 12, 24.
Selanjutnya diberikan 2,4 mg/kgbb per-iv setiap 24 jam sampai
penderita mampu minum obat.
Pengobatan dilanjutkan dengan regimen dihydroartemisinin-piperakuin
( ACT lainnya) + primakuin.

ARTESUNATE
I.V / I.M

ARTEMETHER
1 Amp = 80mg
I.M

1 Fl = 60 mg

62

Harijanto PN. 2006

TABEL DAFTAR OBAT ANTI MALARIA


No

Nama
obat

Sediaan

DHP

Kombinasi
Co-blister
ArtesunatAmodiakuin

Kina

Doksisiklin

Dosis Dewasa

Fixed
dose DHA 2-4mg/kgBB/hr
combination/FDC
PPQ 16-32mg/kgBB/hr
(DHA 40mg dan Diberikan selama 3 hari
PPQ 320mg)

Dosis Anak

Efek Samping

DHA 2-4mg/kgBB/hr
PPQ 16-32mg/kgBB/hr
(dosis anak tidak boleh
melebihi dosis dewasa)
Diberikan selama 3 hari

NA

Artesunat 4mg/kgBB/hr
Amodiakuin basa
10mg/kgBB/hr
Diberikan selama 3 hari

Artesunat 4mg/kgBB/hr
Amodiakuin basa
10mg/kgBB/hr
(dosis anak tidak boleh
melebihi dosis dewasa)
Diberikan selama 3 hari

a.Tablet 200 mg
b.Injeksi 1ampul =
2cc Kina HCl 25%
500mg

30 mg/ kg BB/ hari


dibagi dalam 3 dosis.
Diberikan selama 7 hari
Loading
dose
20mg/kgBB
Maintenance dose 10
mg/
kgBB

30 mg/kgBB/hari dibagi
dalam 3 dosis
Diberikan selama 7 hari
10mg/kgBB, umur<2 bln
dosis 6-8mg/kgBB

Kapsul 100 mg

3.5mg/kgBB/hari

2.2 mg/kgBB/hari

Artesunat : NA
Amodiakuin:
mual
muntah,diare,
sakit perut,
hepatotoksik,bradika
rdi
Tinnitus,renal
failure,ventrikul
ar
takikardi,hepat
otoksik,hipoglike
mi,hipotensi
berat,
trombositopeni
Anorexia,depres
i sumsum
tulang,nefrotok
sik

TABEL DAFTAR OBAT ANTI MALARIA


No

Nama
obat

Sediaan

Dosis Dewasa

Dosis Anak

Tetrasiklin

Kapsul dan Tablet 4mg/kgBB/hari


250 mg

Klindamisi
n

Kapsul
75mg,150mg,
dan 300mg

10mg/kgBB/hari
10mg/kgBB/hari
Diberikan selama Diberikan selama 7
7 hari
hari

Diare,mual,nye
ri
perut,muntah

Artemeter
+
Lumefantri
n

Sakit kepala,
Letih,Asthenia,
Coartem
leaflet hal 7-8

Artesunat

Tablet FDC (20mg >35 kg 2x4 tab


5-14 kg : 2x1 tab (3
artemeter+120m Diberikan selama hari)
g lumefantrin)
3 hari
15-24 kg : 2x2 tab
(3 hari)
25-34 kg ; 2x3 tab(3
hari)
Vial (1cc=60mg) 2.4 mg/kgBB
2.4 mg/kgBB

Artemeter

Ampul
(1cc=80mg)

1.6mg/kgBB

4mg/kgBB/hari

Efek Samping

1.6mg/kgBB

Anorexia,perub
ahan
warna
gigi

NA
NA

Malaria Prevention
Prevention requires A, B, C and D
(Easmon,2009)

Awareness of risk.
Bite avoidance.
Chemoprophylaxis
Diagnosis made promptly,
with early treatment of an infected case.

KINA DIHIDROKLORIDA
Hari 1
Hari 2 Hari 1
Hari 2 Hari 1
Hari 2-

10

12

14

16

18

20

22

0
24

10

12

14

16

18

20

22

10

12

14

16

18

20

22

0
24

10

12

14

16

18

20

22

10

12

14

16

18

20

22

24

10

12

14

16

18

20

22

24

Day ? 7 : oral QN 3X/day + Dx 2X/day for 7 days

24

24

KELOMPOK KHUSUS
IBU HAMIL TRIMESTER PERTAMA
- Kina7 + Klindamisin7 (4X300
mg/hari)

KASUS GAGAL PENGOBATAN (7 hari)


- Kina7Doksi7PQ1 atau Kina7Doksi7PQ14

KASUS KAMBUH/INFEKSI ULANG/INFEKSI BARU


(>7 hari)
- DP3 PQ1 atau DP3PQ14
- AA3PQ1 atau AA3PQ14
- Kina7Doksi7PQ1 atau Kina7Doksi7PQ14

Malaria falciparum
Kehamilan
Serius
Segera diobati
Quinine + Clindamycin (7hari)
300mg tdd x 7 hari+ 300mg tdd/qdd x 7 hari
semua trimester; terutama trimester awal
ACT (3 hari) lebih ditolerir
Namun: untuk trimester kedua & ketiga

PENCEGAHAN
Doksisiklin
Dosis tunggal harian 2 mg/kgbb
Maksimum 10-12 minggu
Kontra indikasi untuk bumil, anak-anak <8 tahun,
sakit ginjal

PROFILAKSIS
Doksisiklin diberikan tiap hari dengan dosis 2
mg/kgbb selama tidak lebih dari 4-6 minggu.
Obat ini tidak boleh diberikan kepada anak < 8
tahun dan bumil.

TERIMA KASIH

Atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai