Para pelancong dianjurkan untuk memakai pakaian pelindung, losion penangkis anti
serangga, tidur dengan kelambu yang sudah dibubuhi insektida, mengonsumsi obat anti
malaria sebagai profilaksis.
Atovaquone-Proguanil
Dosis dewasa, 250 mg atovaquone dan 100 mg proguanil HCl tiap hari
Dosis anak, 62,5 mg atovaquone dan 25 mg proguanil HCl
o Anak dengan berat badan <5 kg, tidak direkomendasikan
o 5-8 kg, berikan ½ tablet tiap hari
o 8-10 kg, berikan ¾ tablet tiap hari
o berat badan >10-20 kg, berikan 1 tablet tiap hari
o berat badan >20-30 kg, berikan 2 tablet tiap hari
o berat badan >30-40 kg, berikan 3 tablet tiap hari
o berat badan >40 kg, 1 tablet dewasa tiap hari
Chloroquine
Chloroquine digunakan sebagai kemoprofilaksis pada daerah endemik yang masih sensitif
dengan chloroquine. Obat ini dapat dikonsumsi oleh wanita hamil. Obat ini dikonsumsi sekali
seminggu sejak 1-2 minggu sebelum bepergian ke daerah malaria sampai 4 minggu setelah
keluar dari daerah endemik tersebut.
Doxycycline
Kemoprofilaksis doxycycline dapat digunakan untuk semua daerah endemik. Tablet oral ini
mulai dikonsumsi setiap hari 1-2 hari sebelum bepergian hingga 4 minggu setelah keluar dari
daerah endemik tersebut.
Obat ini dikontraindikasikan pada wanita hamil dan anak usia <8 tahun. Doxycycline juga
memiliki efek samping berupa fotosensitifitas dan dispepsia. Dosis obat ini adalah sebagai
berikut:
Mefloquine (Lariam®)
Mefloquine digunakan sebagai kemoprofilaksis pada daerah endemik yang masih sensitif
dengan meflokuin. Obat ini dapat dikonsumsi oleh wanita hamil, dikonsumsi seminggu sekali
sejak 2 minggu sebelum bepergian ke daerah malaria hingga 4 minggu setelah keluar dari
daerah tersebut.
Mefloquine dikontraindikasikan pada orang dengan riwayat alergi terhadap obat ini, pada
gangguan psikiatri (seperti depresi, gangguan ansietas, psikosis, skizofrenia), kejang, dan
gangguan konduksi jantung. Dosis obat ini adalah sebagai berikut:
Primakuin
Primakuin dikontraindikasikan pada defisiensi G6PD, wanita hamil, dan wanita menyusui.
Primakuin dapat menyebabkan efek samping berupa nyeri lambung. Dosis obat ini adalah
sebagai berikut:
Vaksin Malaria
Vaksinasi malaria RTS,S/ASO1 telah melalui uji klinis fase 3 dan akan diujicoba di beberapa
negara.[7]
Pengendalian Larva dan Vektor
Insektisida pembunuh larva disiram di permukaan air untuk mematikan larva dan pupa.
Contoh bahan kimia yang dapat digunakan adalah regulator perkembangbiakan serangga
seperti methroprene.
2. Kontrol Biologis
Kontrol biologis seperti jenis jamur, nematode, dan ikan tertentu akan membunuh larva
nyamuk.
3. Fogging
Fogging bermanfaat jika dibutuhkan jangkauan yang luas atau bila terjadi epidemik.[8,11,25]
Kementerian Kesehatan telah menyusun dan menerapkan strategi program malaria guna
percepatan eliminasi malaria, yaitu:
Akselerasi
Strategi ini dilakukan secara menyeluruh di wilayah endemis tinggi malaria, seperti di Papua,
Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan NTT. Kegiatan yang dilakukan adalah:
Intensifikasi
Eliminasi
Eliminasi dilakukan pada daerah endemis rendah. Kegiatan yang dilakukan adalah: