Anda di halaman 1dari 16

ANTI MALARIA

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN
Penduduk yang berisiko terkena malaria
berjumlah sekitar 2,3 miliar atau 41% dari
jumlah penduduk dunia. Setiap tahun
sekitaar 300-500 juta penduduk dunia
menderita penyakit ini dan mengakibatkan
1,5-2,7 juta kematian, terutama di negaranegara benua Afrika

(WHO,2011)

Periode

GEJALA
MALARI
A

Mekanisme Parasit Plasmodium


Imun Terhadap
Falciparum dan Menginfeksi Respon
Eritrosit
Plasmodium.
Masuknya parasit ke
eritrosit,. Membran
eritrosit mempunyai
dua dimensi
sitoskeleton
submembran yang
menghalangi
terjadinya
endositosis
sehingga daya
pendorong untuk
pementukan
parasitophorous
vacuole harus
datang dari parasit.

Degrades
hemoglobin oleh
Plasmodium. Heme
bebas pada
mamalia
didegenerasi
melalui heme
oksigenase/ melalui
jalur biliverdin
reduktase.
Detoksifikasi heme
pada P.falciparum
melalui polimerisasi
heme bebas
menjadi materi
kistalin soluble yang
disebut hemozoi.

Mekanisme tersebut
dimulai dengan
eritrosit yang
terinfeksi Plasmodium
akan ditangkap oleh
antigen presenting
cell, eritrosi tersebut
digeserkan ke
sitoplasma dan
terbentuk fagoso
membentuk
fagolisosom, yang
akan mendegradasi
menjadi peptidepeptida yang nantinya
akan berasiosisi
dengan molekul MHC
x II dan
dipresentasikan ke sel
TCD4.

PENGGOLONGAN OBAT ANTI MALARIA


1. KLOROKUIN

Indikasi:
pengobatan dan profilaksis malaria. Lihat keterangan di atas.
Diindikasikan juga untuk artritis rematoid dan lupus eritematosus.
Peringatan:
gangguan fungsi ginjal; kehamilan dapat menyebabkan
eksaserbasi psoriasis; gangguan neurologis. Dapat memperberat
miastenia gravis; gangguan pencernaan berat; pada penggunaan
jangka panjang perlu pemeriksaan mata. Hindari penggunaan
bersamaan dengan obat yang bersifat hepatotoksik.
Interaksi:
Dengan Antacid : menurukan penyerapan klorokuin
Dengan digoxin : meningkatkan kadar digoxin
Dengan kina : meningkatkan resiko aritmia
Dengan asam valproat : meningkakan resiko kejang

PENGGOLONGAN OBAT ANTI MALARIA


Efek Samping:
gangguan saluran cerna, sakit kepala, kejang, gangguan
penglihatan, depigmentasi atau rambut rontok, depresi sumsum
tulang, reaksi hipersensitivitas seperti urtikaria, dan angioedema;
Overdosis: Sangat toksis, hubungi segera Sentra Informasi
Keracunan Nasional Badan Pengawas Obat Dan Makanan (Siker
Nas Badan POM) (lihat Bab 16).
Dosis:
Profilaksis malaria, sebaiknya dimulai 1 minggu sebelum
memasuki dan dilanjutkan 4 minggu setelah meninggalkan
daerah endemik malaria, 300 mg tiap minggu; BAYI hingga 12
minggu berat badan di bawah 6 kg, 37,5 mg tiap minggu; 12
minggu-11 bulan BB 6-10 kg, 75 mg tiap minggu; ANAK 1-3
tahun BB 10-16 kg, 112,5 mg tiap minggu; 4-7 tahun BB 16-25
kg, 150 mg tiap minggu; 8-12 tahun BB 25-45 kg, 225 mg tiap
minggu; di atas 13 tahun BB di atas 45 kg, dosis dewasa.

PENGGOLONGAN OBAT ANTI MALARIA


2.

Kina
Indikasi:
malaria falsiparum; nocturnal leg cramp.
Peringatan:
fibrilasi atrium, gangguan konduksi, blokade jantung,
kehamilan. Periksa kadar gula darah selama pemberian
parenteral; hindarkan penggunaan bersama halofantrin.
Interaksi:
Dengan artemeter dan klorokuin : meningkatkan resiko
aritmia ventrikular
Dengan digoxin : meningkatkan kadar digoxin
Dengan mefloquine : meningkatkan resiko kejang
Kontraindikasi:
hemoglobinuria, neuritis optic, miastenia gravis.

PENGGOLONGAN OBAT ANTI MALARIA


Efek Samping:
sinkonisme, termasuk tinitus, sakit kepala, rasa
panas di kulit, mual, sakit perut, gangguan
penglihatan, bingung; reaksi alergi, termasuk
angio udem, gangguan darah, gagal ginjal akut,
hipoglikemia gangguan kardiovaskuler; sangat
toksik pada overdosis.
Dosis:
Usia
Dosis
Frekuensi
Durasi
penggunaan
Dewasa

600 mg

3 kali sehari

1 minggu
hingaa 10 hari

Dibawah 11
tahun

10 mg/kgbb

1 kali tiap 8
jam

1 minggu

PENGGOLONGAN OBAT ANTI MALARIA


3.

Artemeter + lumefantrin
Indikasi:
pengobatan malariaPlasmodium falciparumakut tanpa komplikasi
pada orang dewasa, anak dan bayi dengan berat badan 5 kg atau
lebih.
Peringatan:
tidak diindikasikan untuk pencegahan,gangguan fungsi hati dan
ginjal yang berat; monitor pasien yang tidak dapat makan
menyebabkan pusing sehingga perlu hati-hati saat mengemudi.
Interaksi:
tidak disarankan diberikan bersama dengan antimalaria lain karena
data khasiat dan keamanan belum memadai. Jika diberikan setelah
pemberian kina monitoring. Pada pasien yang sebelumnya mendapat
halofantrin, obat tidak boleh diberikan lebih cepat dari 1 bulan
setelah dosis halofantrin; pemberian bersama ketokonazol dan
inhibitor CYP3A4 lain memerlukan penyesuaian dosis, mengurangi
efektivitas kontrasepsi bila diberikan bersamaan.

PENGGOLONGAN OBAT ANTI MALARIA


Kontraindikasi:
hipersensitivitas; malaria berat; kehamilan trimester
pertama; riwayat keluarga mengalami kematian
mendadak; gangguan keseimbangan elektrolit riwayat
aritmia jantung; pasien mengkonsumsi obat yang
dimetabolisme oleh enzim sitokrom CYP2D6 pasien
mengkonsumsi obat yang dapat memperpanjang
interval QTc (antiaritmia kelas IA dan III, neuroleptik,
antidepresan, antibiotik (makrolida, flurokinolon,
imidazol, dan antifungi triazol), antihistamin nonsedatif
(terfenadin, astemizol, cisaprid); riwayat bradikardi,
riwayat gagal jantung kongestif yang disertai
penguranganleft ventricular ejection fraction;
menyusui.

PENGGOLONGAN OBAT ANTI MALARIA


Efek Samping:
sangat umum: sakit kepala, pusing, sakit perut,
anoreksia;umum: gangguan tidur, palpitasi, perpanjangan
interval QT, batuk, diare, mual, muntah, pruritus, ruam kulit,
artralgia, mialgia, asthenia, kelelahan;sangat jarang:
hipersensitivitas, ataksia, hipoestesia,clonus.
Dosis:
Oral. Untuk meningkatkan absorpsi, diminum bersama
makanan atau susu. Jika pasien muntah dalam waktu 1 jam,
dosis harus diulang. Cara pemberian pada anak dan bayi:
tablet dapat digerus. Dosis diberikan selama 3 hari
berdasarkan berat badan: 35 kg (Dewasa dan Anak diatas
12 tahun), 4 tablet 2 kali sehari; 25 kg - < 35 kg, 3 tablet 2
kali sehari; 15 kg - < 25 kg, 2 tablet 2 kali sehari; 5 kg <15 kg, 1 tablet 2 kali sehari.

PENGGOLONGAN OBAT ANTI MALARIA


4.

AETHYLCARBONAS CHININ (EUCHININ)


Kandungan : kini etil karboanat 100mg
Indikasi : antimalaria, antpiretik
Kontra indikasi : hipersensitif, hemolisis,
tinitus
Efek samping : tinitus, sakit kepala, vertigo,
demam, pruritis, ruam kulit, reaksi
hipersensitif
Interaksi obat : digoksin, antikoagulan
Dosis : pada anak untuk pencegahan 1-2 tab
sebelum tidur 1 minggu sekali, selama wabah
malaria. Untuk terapi 3x 1-2 tab selama 1
mnggu atau berlanjut selama 14 hari

PENGGOLONGAN OBAT ANTI MALARIA


5.

SICLIDON
Kandungan : doksisiklin hiklat setara
doksisiklin 100g
Indikasi : infeksi saluran pernafasan seperti
pneumonia, bronkitis, nasofringitis, infeksi
saluran urogenital, pencernaan, infeksi pada
kulit dan jaringan lunak.
Dosis : anak > 8 tahu dengan bb < 45kg 4,4
mg/kgBB dengan nterval 12 jam pada
pertama dan selanjutnya 2,2mg/kgBBper hari.
Dewasa dan anak 8 tahun bb: 45kg 100mg
setiap 12 jam pada hari pertama, selanjutnya
sehari 100mg

PENGGOLONGAN OBAT ANTI MALARIA


6.

PRIMAKUIN
Indikasi:
tambahan untuk terapiPlasmodium
vivaxdanP. ovale, dan gametosidal pada
malariafalciparum,eradikasi stadium hepar.
Peringatan:
anemia, methemoglobinemia, leukopenia,
lansia.
Interaksi obat :
Pabrik pembuat arthemeter tidak
mengganjurkan pengunaan bersamaan.

PENGGOLONGAN OBAT ANTI MALARIA


Kontraindikasi:
hipersensitif, reumatoid artritis dan lupus eritematosus,
terapi obat yang dapat menyebabkan hemolisis dan depresi
sumsum tulang, anak <4 tahun, defisiensi G6PD dan NADH,
penggunaan kuinakrin.
Efek Samping:
mual, muntah, anoreksi, sakit perut, methemoglobinemia,
anemia hemolitik terutama pada defisiensi G6PD, leukopenia.
Dosis:
pencegahan kambuh dan menularnya malaria vivax dan
ovale : 0,25 mg/kgBB untuk 14 hari. Sebagai efek
gametosidal pada malaria falciparum : dosis tunggal 0,75
mg/kgBB (dewasa 45 mg), dosis yang sama diulang 1
minggu terakhir.

Anda mungkin juga menyukai