Anda di halaman 1dari 5

DEMAM (PIREKSIA) adalah peningkatan suhu tubuh yang disebabkan oleh penyakit dan

merupakan tanda klinik yang terjadi pada berbagai kondisi patologik. Demam merupakan
masalah yang sering dijumpai pada anjing dan kucing. Hiperpireksia mengacu pada demam
yang lebih tinggi dari 105o F.
Infeksi adalah suatu keadaan saat tubuh kemasukan bibit penyakit (kuman) sehingga
menimbulkan gejala demam atau panas tubuh sebagai suatu reaksi tubuh menolak antigen
(kuman) agar dapat melumpuhkan atau mematikan kuman tersebut. Jika gejala demam
bersifat mendadak, maka disebabkan oleh infeksi virus. Tetapi jika demamnya secara
bertahap atau lambat, maka disebabkan oleh infeksi bakteri.
Plasmodium falciparum adalah protozoa parasit, salah satu spesies Plasmodium yang
menyebabkan penyakit malaria pada manusia. Protozoa ini masuk pada tubuh manusia
melalui nyamukAnopheles betina. P. falciparum menyebabkan infeksi paling berbahaya dan
memiliki tingkat komplikasi dan mortalitas malaria tertinggi. Nama penyakit yang di
akibatkan oleh Plamodium Falciparum adalah malaria falsiparum atau serting di sebut
malaria tropikana. Manusia merupakan hospes perantara parasit ini dan nyamuk Anopheles
betina menjadi hopses definitifnya atau merupakan vektornya. Parasit ini ditemukan
didaerah tropic, terutama di Afrika dan Asia Tenggara. Di Indonesia parasit ini terbesar di
seluruh kepulauan.
P. falciparum, salah satu organisme penyebab malaria, merupakan jenis yang paling
berbahaya dibandingkan dengan jenis plasmodium lain yang menginfeksi manusia, yaitu P.
vivax, P. malariae, dan P. ovale. Saat ini, P. falciparum merupakan salah satu spesies
penyebab malaria yang paling banyak diteliti. Hal tersebut karena spesies ini banyak
menyebabkan angka kesakitan dan kematian pada manusia.
Terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit. Tidak disebut usaha
medis dan juga tidak disebut menyembuhkan penyakit
Klorokuin adalah
SIFAT FISIKOKIMIA
Serbuk kristal berwarna putih atau kekuningan, tidak berbau, titik leleh antara 87-92C.Sangat sedikit
larut dalam air, larut dalam kloroform, dalam eter dan larutan asam. Simpan dalam suhu kamar 25C.
SUB KELAS TERAPI
Anti Infeksi
FARMAKOLOGI
Absorbsi: Oral cepat (mendekati 89%). Distribusi: terdistribusi luas pada semua jaringan tubuh (mata,
jantung, ginjal, hati dan paru-paru) dimana retensinya mengalami perpanjangan, menembus plasenta,
disekresikan ke ASI. ;Metabolisme: hepatik parsial T eliminasi 3-5 hari. ;Durasi : sejumlah kecil obat
tetap ditemukan di urine selama sebulan walaupun terapi sudah dihentikan. ;Ekskresi melalui urine
(sekitar 70% sebagai obat utuh), pengasaman urine menaikkan eliminasi. ;T max serum 1-2 jam

STABILITAS PENYIMPANAN
Suspensi klorokuin 10 mg/ml dibuat dengan mencampur 500 mg klorokuin fosfat (=300 mg
klorokuin/tablet) dengan air steril secara geometris, tambahkan sirup cherry, campur sampai homogen
sehingga volume akhir 60 ml, ;stabil sampai 4 minggu ketika disimpan dalam refrigator atau suhu 29C.
Klorokuin fosfat akan mengalami perubahan warna secara lambat jika terpapar matahari. ;Tablet
klorokuin fosfat sebaiknya disimpan pada wadah tertutup pada suhu 25C, masih bisa stabil pada suhu
15-30C. Injeksi kloroquin hidroklorida sebaiknya disimpan pada suhu kurang dari 30C.
KONTRA INDIKASI
Pasien yang hipersensitivitas dengan derivat 4-amino quinolin; Kontra indikasi pada pasien dengan
gangguan retinal, segera hentikan klorokuin jika terjadi gangguan penglihatan. ;Klorokuin jangan
digunakan pada pasien psoriasis karena klorokiun dilaporkan dapat menyebabkan eksaserbasi porfiria
EFEK SAMPING
Efek okular : Gangguan penglihatan : Pandangan kabur, sulit berakomodasi pernah dilaporkan terjadi;
;Gangguan penglihatan parah bisa terjadi jika klorokuin digunakan jangka panjang dengan dosis lebih
dari 150 mg perhari; ;Pengobatan jangka panjang dengan dosis tinggi menyebabkan: keratopathy,
transient edema, adanya pengkerakan pada epitel kornea, jika sudah parah bisa terjadi kebutaan. ;Reaksi
kulit dan sensitivitas : Pruritus, perubahan pigmen kulit, erupsi kulit membentuk panus liken, erupsi
pleomorphic kulit, sindrom Stevens-Johnson dilaporkan pernah tejadi. ;Perubahan warna rambut pernah
terjadi dalam terapi jangka panjang (2-5 bulan). ;Efek pada sistem syaraf : Sakit kepala ringan dan berat,
fatigue, kecemasan, ansietas, apatis, iritabilitas, agitasi, agresivitas, kebingungan, perubahan personalitas,
depresi dan stimulasi fisik bisa terjadi ketika menggunakan klorokuin; ;Neuritis perifer dan neuropathy
jarang terjadi. ;Neuropathy bisa terjadi pada dosis 250 mg atau lebih perhari selama beberapa minggu,
dan reversibel setelah obat dihentikan. ;Efek kardiovaskuler : Hipotensi dan perubahan ECG (jarang)
ketika klorokuin digunakan sebagai profilaktik maupun terapi malaria. ;Penggunaan jangka panjang pada
pasien LE/RA menyebabkan terjadinya AV blok derajat III; Kardiomyophati (jarang) pada penggunaan
jangka panjang. ;Otic efek : Otto-toksisitas (jarang), nervedeafness (biasanya irreversible) pernah
dilaporkan terjadi pada terapi klorokuin dosis tinggi jangka panjang; ;Tinitus dan berkurangnya
pendengaran pernah dilaporkan terjadi pada pasien yang menerima 500 mg klorokuin 1x seminggu
dalam beberapa bulan. ;Efek hematologi :;Neutropenia, agranulositosis, neuplastik anemia, dan
trombositopenia walaupun semuanya jarang terjadi. ;Efek lokal: Nyeri dan abses pada tempat suntikan
INTERAKSI OBAT
Efek sitokrom P450: menghambat CYP2D6, Dengan simetidin konsentrasi klorokuin dalam serum
meningkat. Kaolin dan magnesium trisilikat : menurunkan absorbsi klorokuin. Etanol : meningkatkan

iritasi GI. Perubahan ECG (jarang) ketika klorokuin ;digunakan sebagai profilaktik maupun terapi
malaria
PENGARUH ANAK
Anak-anak yang sensitif terhadap derivat 4- aminokuinolin dilaporkan mengalami akibat fatal pada
pemberian klorokuin parental dosis kecil. ;Dosis oral untuk anak-anak harus dipantau secara ketat.
Pemberian dosis untuk anak-anak harus ketat
PENGARUH KEHAMILAN
Keamanan penggunaan klorokuin selama kehamilan belum pasti sehingga penggunaan klorokuin pada
wanita hamil hanya jika benar-benar diperlukan. Studi pada tikus hamil menunjukkan pada klorokuin
dapat menembus plasenta dan terakumulasi ;pada struktur melanin pada mata fetus dan tetap bertahan
pada jaringan mata selama 5 bulan setelah obat habis tereliminasi dari tubuh. ;Penggunaan klorokuin
selama kehamilan pada dosis 250 mg 2xsehari untuk terapi LE dapat mengakibatkan berkurangnya 8
fungsi syaraf, posterior colom defect dan retardasi mental pada beberapa anak, degenerasi retina juga
dilaporkan pada 2 anak ;yang ibunya menerima kloroquin selama kehamilan akan tetapi kloroquin telah
digunakan sebagai profilaksis dan terapi malaria pada wanita hamil tanpa terbukti mempunyai efek
samping dan WHO, ;CDC dan sebagian dokter menyatakan bahwa manfaat pada wanita hamil lebih besar
dibanndingkan resiko pada fetus. Infeksi malaria pada wanita hamil dapat ;menjadi parah dan
menaikkan resiko prematur,aborsi,lahir cacat sehingga wanita hamil sebaiknya menghindari pada
endemik malaria. ;Sejumlah kecil klorokuin dan desentilkloroquin terdistribusi dalam ASI. ;Dosis tunggal
300/600 mg per hari secara oral selama menyusui menghasilkan kadar obat dalam ASI sebasar 0,4-0,7 %
sehinggga diperlukan penyesuaian dosis.
PARAMETER MONITORING
Pemantauan CBC, oftalmologi secara periodik perlu dilakukan pada pasien yang menerima terapi jangka
panjang. Perlu dilakukan test terhadap fungsi otot, lutut, siku
BENTUK SEDIAAN
Injeksi Klorokuin Hidroklorida 50 mg/ml Setara Dengan 40 mg Klorokuin. Tablet Salut Film 300 mg
Klorokuin
PERINGATAN
Perlu perhatian pada pasien alkoholis dan obat hepatotoksik lain pada saat penggunaan klorokuin. Perlu
perhatian pada pasien defisiensi G-6- phospat dehidrogenasi. Penggunaan obat ini dapat menyebabkan
kekambuhan psoriasis, porfiria, dan retinopati.

INFORMASI PASIEN
Sebelum menggunakan obat; Kondisi yang mempengaruhi penggunaan, khususnya hipersensitifitas
terhadap klorokuin maupun hidroklorokuin. Kehamilan dapat menyebabkan toksisitas pada janin saat
diberikan pada ibu dalam dosis terapetik.;Walaupun demikian klorokuin belum menunjukkan
menyebabkan efek samping pada janin saat digunakan sebagai profilaksis malaria maupun amoebiasis
hepatik. ;Penggunaan pada anak-anak, bayi dan anak sangat sensitif terhadap efek dari klorokuin.
;Masalah kesehatan lain, khususnya gagal fungsi hati, gangguan kelainan darah, gangguan kelainan
neurologik atau adanya perubahan retina atau bidang visual. ;Kesesuaian penggunaan obat;gunakan
bersama makanan atau susu utk mengurangi kemungkinan iritasi gastrointestinal.Jaga obat jauh dari
jangkauan anak-anak,kejadian fatal dilaporkan terjadi dimana 300 mg klorokuin basa(1 tablet)tertelan
anak umur 12 tahun.;Penting untuk tidak menggunakan obat melebihi jumlah yang dianjurkan. ;Penting
untuk tidak lupa minum obat dan memakainya sesuai jadwal reguler. ;Saat lupa minum obat, maka jika
jadwal minum obat adalah tiap 7 hari maka diminum sesegera mungkin.;Jika tiap hari, diminum sesegera
mungkin, jangan diminum jika terlupa sampai hari berikutnya atau jangan menggandakan dosis. ;Jika
lebih dari sekali sehari, diminum segera jika teringat dalam jangka waktu antara 1 jam, jangan diminum
jika telah terlewat/jangan menggandakan dosis. Kesesuaian penyimpanan obat. ;Untuk pencegahan
malaria. Mulai pengobatan 1 sampai 2 minggu sebelum memasuki area malaria untuk memastikan respon
pasien dan memberi waktu untuk mengganti obat lainnya bila reaksi terjadi. ;Lanjutkan pengobatan
selama tinggal di area & selama 4 mgg setelah meninggalkan area,periksa ke dokter secepatnya bila
terjadi demam selama perjalanan atau dalam jangka waktu 2 jam setelah meninggalkan area endemik.
Perhatian selama menggunakan obat ini;;Kunjungan berkala ke dokter untuk memeriksa adanya masalah
darah, kelemahan otot, dan pengujian penglihatan selama atau setelah terapi jangka panjang. ;Periksa ke
dokter jika tidak ada perubahan dalam beberapa hari (atau beberapa minggu atau beberapa bulan untuk
artritis). Hati-hati bila pandangan kabur, kesulitan saat membaca maupun perubahan lainnya pada
penglihatan. ;Minum obat dengan makanan untuk merunkan GI upset. Segera laporkan bila ;terjadi
gangguan penglihatan atau kesulitan mendengar. Obat dapat menyebabkan diare, penurunan nafsu
makan, mual, nyeri perut segera periksa ke dokter jika hal tersebut terjadi dan memburuk.
MEKANISME AKSI
Klorokuin berikatan pada DNA dan RNA sehingga menghambat polimerase DNA dan RNA,
mempengaruhi metabolisme dan kerusakan haemoglobin oleh parasit, menghambat efek prostaglandin,
klorokuin mempengaruhi keasaman cairan sel ;parasit dan menaikkan pH internal sehingga menghambat
pertumbuhan parasit, berpengaruh terhadap agregasi feriprotoporpirin IX pada reseptor kloroquin
sehingga merusak membran parasit dan juga berpengaruh pada sintesis nulkeoprotein.

MONITORING
Hitung Darah Lengkap (CBCs) (dianjurkan secara periodik selama terapi harian diperpanjang dg
klorokuin, bila gangguan darah diskrasia terjadi yg bukan merupakan bagian dari penyakit yg diobati,
penghentian penggunaan chloroquine harus dipertimbangkan). ;Pengujian oftalmologi, termasuk
ketajaman visual, expert slit-lamp, funduscopic, tes bidang visual. (dianjurkan sebelum dan setidaknya
setiap 3 sampai 6 bulan selama terapi harian diperpanjang, sejak dilaporkan terjadi kerusakan retina
yang ;irreversible pada terapi jangka panjang atau dosis besar. Luka serius penglihatan diduga berkaitan
dengan dosis total kumulatif lebih dari 150 mg atau 2,4 mg (basa) per kg per hari klorokuin mungkin
merupakan faktor penentu yang paling penting. ;Setiap abnormalitas retina atau penglihatan tidak
sepenuhnya dapat dijelaskan dikarenakan kesulitan pengumpulan atau opasitas kornea seharusnya
dimonitor mengikuti penghentian dari terapi, sejak perubahan retina dan gangguan penglihatan ;dapat
memburuk walaupun setelah penghentian terapi)

Anda mungkin juga menyukai