Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SPESIALITE OBAT

KELOMPOK 6
MINOSIKLIN, KLORAMFENIKOL, TIAMFENIKOL,
DOKSISIKLIN, DAN TETRASIKLIN

Oleh :
LAILATUL ULFAH
EVI MAHARDITA
OKTAVILIA PERDINI
MUSHLIH
PUTRI NORMASARI
MUHAMMAD HAFIZ ANSARI

(K11016R078
)
(K11016R079
)
(K11016R080
)
(K11016R081
)
(K11016R082
)
(K11016R083
)

PROGRAM STUDI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITA MUHAMMADIYAH SURAKARTA


2016

KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim.

Alhamdulillah kami ucapkan rasa syukur yang sebesar besarnya kepada Allah SWT,
karena telah tersusunnya makalah Spesialite Obat dengan tema Minosiklin, Kloramfenikol,
Tiamfenikol, Doksisiklin, dan Tetrasiklin.

Kami selaku penulis mengharapkan makalah ini dapat memberikan informasi dan
gambaran mengenai golongan, struktur kimia, indikasi, dosis, mekanisme kerja,
kontraindikasi, farmakokinetika, adverse drug reaction, toksisitas, nama dagang, dan
informasi penting yang dapat diberikan kepada pasien.

Kami selaku penulis memohon maaf jika dalam penulisan ada banyak kekurangan,
semoga kesalahan dan kekeliruan yang ada dapat menjadi pelajaran untuk kami pribadi
pada khususnya agar lebih baik dikemudian hari.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1

LATAR BELAKANG..............................................................................................1

1.2

RUMUSAN MASALAH.........................................................................................2

1.3

TUJUAN..................................................................................................................2

BAB 2 ISI...............................................................................................................................3
2.1

MINOSIKLIN..........................................................................................................3

2.2

KLORAMFENIKOL...............................................................................................4

2.3

TIAMFENIKOL.......................................................................................................6

2.4

DOKSISIKLIN.........................................................................................................7

2.5

TETRASIKLIN........................................................................................................8

BAB 3 PENUTUP................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG

Antibiotika adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi atau bakteri, yang
memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan
toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat-zat ini, yang dibuat secara semisintesis, juga termasuk kelompok ini, begitu pula senyawa sintesis dengan khasiat
antibakteri (Tjay & Rahardja, 2007).

Berdasarkan mekanisme kerjanya antibiotik dibedakan menjadi

yaitu sebagai

berikut:

a. Menghambat sintesis dinding sel

Mengakibatkan pembentukan dinding sel tidak sempurna dan tidak dapat menahan
tekanan osmosis dari plasma sehingga sel akan pecah, contoh: antibiotik laktam.

b. Menghambat sintesis membran sel

Merusak pembentukan molekul lipoprotein dari membran sel sehingga membran sel
bersifat lebih permeabel akibatnya zat-zat penting dari isi sel dapat keluar, contoh:
polipeptida.

c. Menghambat sintesa protein sel

Mengganggu fungsi subunit ribosom 30s dan 50s sehingga sintesis protein dapat
terhambat, contoh: kloramfenikol, tetrasiklin.

d. Mempengaruhi metabolisme asam nukleat


1

Menhambat polymerase RNA dan topoisomerase sehingga sel tidak dapat berkembang,
contoh: seperti metronidasol, kinolon, novobiosin, rifampisin.

e. Menghambat sintesa folat atau sebagai antimetabolit bakteri

Bekerja dengan cara menghambat metabolisme enzim esensial pada bakteri yaitu folat,
contoh: sulfonamida dan trimetoprim.

(Goodman and Gilman, 2006)

1.2

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana

struktur

kimia,

sifat

fisikokimia,

indikasi,

dosis,

mekanisme aksi, kontraindikasi, farmakokinetika, adverse drufg


reaction, toksisitas, dan interaksi dari obat minosiklin, kloramfenikol,
tiamfenikol, doksisiklin, dan tetrasiklin.
2. Apa contoh nama generik dan nama dagang dari obat minosiklin,
kloramfenikol, tiamfenikol, doksisiklin, dan tetrasiklin.
3. Informasi apa yang perlu diberikan kepada pasien terkait obat
minosiklin, kloramfenikol, tiamfenikol, doksisiklin, dan tetrasiklin.

1.3

TUJUAN

1. Menjelaskan struktur kimia, sifat fisikokimia, indikasi, dosis,


mekanisme aksi, kontraindikasi, farmakokinetika, adverse drug
reaction, toksisitas, dan interaksi dari obat minosiklin, kloramfenikol,
tiamfenikol, doksisiklin, dan tetrasiklin.
2. Memberi contoh nama generik dan

nama dagang dari obat

minosiklin, kloramfenikol, tiamfenikol, doksisiklin, dan tetrasiklin.


3. Memberikan informasi yang benar kepada pasien terkait obat
minosiklin, kloramfenikol, tiamfenikol, doksisiklin, dan tetrasiklin.

BAB 2
ISI
2.1 MINOSIKLIN
Golongan
Stuktur Kimia

Obat Antibiotik Golongan Tetrasiklin

Sifat Fisikokimia

BM= 462,4
Serbuk kristal berwarna kuning sukar larut dalam air, sedikit larut
alkohol, praktis tidak larut kloroform dan eter. Larut dalam larutan
alkali hidroksida dan karbonat.
1. Infeksi yang disebabkan kuman yang sensitif gram positif dan
gram negative
2. Antraks
3. Infeksi saluran kemih, dan ghonnorea
4. Jerawat sedang-berat
5. Tifus
Kusta. 100 mg peroral setiap hari
Reumatoid arthtritis
Alternatif untuk sulfonamide pada pengobatan nocardiosis
Dewasa 50-100 mg tiap 12 jam. Pasien Acne 50 mg 2 kali sehari,
atau 100 mg 1 kali sehari. Pasien ISK dosis awal 200 mg,
kemudian 100 mg tiap 12 jam, minimal pemakaian selama 4 hari.

Indikasi

Indikasi Off-Label

Dosis

Mekanisme Aksi

Menghambat sintesis protein dengan cara berikatan dengan


ribosom 30S dan mencegah terjadinya ikatan tRNA-aminoasil
pada kompleks mRNA-ribosom sehingga mencegah perpanjangan
rantai peptida
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap minosiklin atau tetrasiklin lain
Wanita hamil dan menyusui.
Anak-anak di bawah umur 12 tahun.
Farmakokinetik
Absorpsi pada saluran cerna sebesar 90%,
Protein binding 70-75%,
Metabolisme di hati,
t1/2 16 jam (range : 11-22 jam)
Ekskresi Urin dan Feses
Toksisitas
Dapat menimbulkan vertigo, ataksia, dan muntah yang bersifat
reversibel
ADR
Mual, muntah, diare, disfagia, iritasi esophagus, sakit kepala dan
vertigo (lebih sering pada wanita), dermatitis eksfoliatif, dan
kerusakan hepar.
Interaksi
Antacida : menurunkan absorpsi minosiklin
Antikoagulan : meningkatkan aktivitas antikoagulan
Kontrasepsi oral : menurunkan efek kontrasepsi oral
Digoksin : meningkatkan kadar digoksin dalam darah
Penisilin : mengganggu aktivitas bakterisidal penisilin
Metoksifluran: menyebabkan nefrotoksisitas
Nama Paten/Dagang Nomika (Ikapharmindo): Kapsul 100 mg
Jenis & Kekuatan Feracne (Dexa Medica): kapsul 50 mg, dan 100 mg
Sediaan
Informasi penting Penggunaan bersama kontrasepsi oral dapat menyebabkan
kurang efektif, tanyakan kembali ke dokter
untuk pasien
Jangan minum obat ini jika sedang hamil atau menyusui
Jika sedang menggunakan antasida atau vitamin, beri jeda
waktu 2 jam sebelum atau 2 jam setelah menggunakan
minosiklin
Minum obat ini dengan segelas penuh air
Jika menggunakan obat ini dalam jangka panjang, perlu
dilakukan tes medis secara berkala
Jika ada gejala seperti mual, muntah, diare, sakit kepala,
pusing, vertigo agar dilaporkan ke dokter

2.2

KLORAMFENIKOL

Golongan

Obat Antibiotik Golongan Penisilin


4

Struktur

Sifat Fisikokimia

Indikasi

Indikasi offlabel
Dosis lazim dewasa
dan anak
Mekanisme aksi
Kontraindikasi
Farmakokinetika

ADR

Toksisitas
Interaksi

Pemerian bahan obat : hablur halus berbentuk jarum atau


lempeng memanjang, putih sampai putih kelabu atau putih
kekuningan, tidak berbau, rasa sangat pahit. BM : 323,13
Kelarutan : larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5
bagian etanol (95) P dan dalam 7 bagian propilenglikolP, sukar
larut dalam kloroform P dan dalam etes P. Log P sebesar : 1,1
Stabilitas : disimpan pada 15-25 C.
Infeksi mata, infeksi kulit superfisial, profilaksis infeksi untuk luka
ringan, luka bakar, dan untuk berbagai bakteri gram negative yang
menyebabkan bacteremia dan meningitis.
Dewasa: po / iv 50 mg / kg / hari dalam dosis terbagi 4 tiap 6 jam.
mungkin memerlukan hingga 100 mg / kg / hari untuk infeksi SSP.
Anak: po / iv 50-75 mg / kg / hari dalam dosis terbagi 4, tiap 6 jam.
50-100 mg / kg / hari untuk meningitis.
Menghambat sintesis protein
Infeksi Trivial (pilek, influenza, infeksi tenggorokan), varicella
Absorbsi : Mudah diserap dengan konsentrasi plasma puncak
setelah 1 atau 2 jam (oral).
Distribusi: Distribusi luas ke jaringan dan cairan, CSF (hingga
50% bahkan tanpa adanya meningitis), mata (berair dan humor
vireous); melewati plasenta dan memasuki ASI. Proteinmengikat: 60%.
Metabolisme: dihidrolisis di saluran pencernaan (palmitat); hati
dengan konjugasi dengan asam glukuronat, paru-paru dan ginjal
jika parenteral (natrium suksinat).
Ekskresi: Via urin (30% tidak berubah sebelum hidrolisis, 510% dari dosis oral), empedu (3%), feses (1% sebagai bentuk
tidak aktif); 1,5-4 jam (paruh eliminasi).
Sakit kepala, gatal, diare, anemia aplastik, anemia hipoplastik,
reaksi hipersensitivitas (misalnya, demam, ruam, angioedema,
urtikaria, anafilaksis)
Antikoagulan: meningkatkan aksi antikoagulan.
Barbiturat: mengurangi efektivitas kloramfenikol sedangkan
5

Nama Paten/Nama
dagang Jenis dan
kekuatan sediaan

efek barbiturat dapat ditingkatkan; efek dapat berlangsung hari


setelah barbiturat ditarik.
Garam besi: meningkatkan kadar zat besi serum.
Rifampisin: mengurangi kadar kloramfenikol serum; efek dapat
berlangsung hari setelah rifampin dihentikan.
Sulfonilurea: menyebabkan manifestasi klinis hipoglikemia.
Vitamin B12: menurunkan efek hematologi vitamin B12 pada
pasien dengan anemia pernisiosa.
Ikamicetin (Ikapharmindo): Salep mata 1% x 3,5 gram. Salep
kulit (2% x 15 g)
Kalmicetine (kalbe farma): kapsul 250 mg, dan 500 mg, salep
kulit (2% x 15 g), suspensi 125 mg/5ml
Chloramex (actavis): kapsul 250 mg dan 500 mg, syrup
suspensi 125 mg/ 5 ml

Informasi penting
untuk pasien

Tidak boleh untuk ibu menyusui karena obat diekskresi dalam ASI,
penurunan dosis pada bayi prematur, efek samping sperti alergi,
superinfeksi, hipoplasia sumsum tulang termasuk anemia aplastik.
Obat diminum 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan dan obat
disimpan pada suhu tidak melebihi 30 C (cap/susp) dan 2-8 C
(opth/preparasi optic) tidak beku dan terlindung dari cahaya.

2.3TIAMFENIKOL
Golongan
Struktur Kimia

Golongan Obat Antibiotik Kloramfenikol

Sifat Fisikokimia

Serbuk putih atau kekuningan-putih, bubuk kristal atau kristal.


Sedikit larut dalam air dan dalam etil asetat; sedikit larut dalam
alkohol dehidrasi dan aseton; bebas larut dalam asetonitril dan
dimetilformamida; sangat larut dalam dimethylacetamide; larut
dalam metil alkohol. Lindungi dari cahaya dan kelembaban.
BM: 356.222
Kelarutan: 2.27 mg/mL air
LogP: 0.33
Infeksi yang disebabkan oleh Salmonella sp., Hemophilus
influenzae
(terutama
infeksi
meningeal),
Rickettsia,
lyphogranuloma-psittacosis, dan bakteri Gram negatif penyebab

Indikasi

Indikasi off label


Dosis Lazim

Mekanisme aksi

Kontraindikasi
Farmakokinetik

ADR

Toksisitas
Interaksi

Nama Dagang

Informasi
penting untuk
pasien

bakterimiameningitis.
Dewasa, anak-anak, dan bayi berusia di atas 2 minggu, 50 mg/kg
bb sehari dalam dosis terbagi 3-4 kali sehari.Bayi prematur, 25
mg/kg bb sehari dalam dosis terbagi 4 kali sehari. Bayi berusia di
bawah 2 minggu, 25 mg/kg bb sehari dalam dosis terbagi 4 kali
sehari, sesudah makan.
Antibiotik yang bersifat bakteriostatik dan mempunyai spektrum
luas seperti kloramfenikol. Menghambat biosintesis protein pada
siklus pemanjangan rantai asam amino yaitu dengan menghambat
pembentukan ikatan peptida.
Hipersensitif terhadap tiamfenikol; gangguan fungsi hati dan
ginjal yang berat.
Tiamfenikol diabsorpsi cukup baik dalam saluran cerna, mudah
terdifusi dalam cairan serebrospinal dan mukus bronkial.
Sebagian besar obat tidak dimetabolisme di tubuh tetapi
dieksresikan dalam bentuk tak berubah melalui urin. Abrsopsi
obat melalui saluran cerna cukup baik (50-70%), dengan waktu
paro 1,6-4,2 jam.
Diskrasia darah (anemia aplastik, anemia hipoplastik,
trombositopenia dan granulositopenia), gangguan saluran
pencernaan (mual, muntah, glositis, stomatitis dan diare), reaksi
hipersensitif (demam, ruam angioedema, dan urtikaria), sakit
kepala, depresi mental, neuritis optik dan sindrom grey.
Pada bayi baru lahir atau bayi prematur menimbulkan sindrom
Grey
Penggunaan bersama kloramfenikol dapat mengakibatkan
resistensi silang; hati-hati bila digunakan bersama dengan obatobat yang juga dimetabolisme oleh enzim-enzim mikrosom hati,
seperti dikumarol, fenitoin, tolbutamid, dan fenobarbital.
Urfamycin (Zambon): Kapsul 500mg
Thiamycin (Interbat): Kapsul 250mg dan 500mg
Biothicol (Sanbe): kapsul 250 mg dan 500 mg, Sirup Kering
125mg/5ml dan 250 mg/5 ml
Hanya digunakan untuk infeksi yang sudah jelas penyebabnya;
pemakaian dalam waktu lama perlu dilakukan pemeriksaan
hematologik secara berkala; sesuaikan dosis pada penderita
dengan gangguan fungsi ginjal, hentikan penggunaan apabila
timbul retikulositopenia, leukopenia, trombositopenia atau
anemia; lama pemakaian sebaiknya tidak melebihi batas waktu
yang ditentukan; kehamilan dan menyusui (dapat menembus
plasenta dan diekskresikan melalui ASI); hati-hati pada bayi baru
lahir (2 minggu pertama) dan bayi prematur (untuk menghindari
7

timbulnya sindrom Grey); penggunaan jangka panjang dapat


menyebabkan timbulnya mikroorganisme yang tidak sensitif
termasuk fungi dan bakteri.

2.4DOKSISIKLIN
Golongan
Struktur kimia

Golongan Obat Antibiotik Tetrasiklin

Sifat Fisikokimia

Pemerian: Serbuk hablur kuning. BM : 462,46


Kelarutan: Sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam
larutan asam encer dan dalam larutan alkali hidroksida; agak
sukar larut dalam etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam
kloroform P dan eter P. pH larutan 1% b/v tidak kurang dari 5,0
dan tidak lebih dari 6,5. Stabilitas: penyimpanan terhindar dari
cahaya.
Infeksi yang disebabkan oleh Rickettsia, Chlamydia, dan
Mycoplasma; alternatif untuk meflokuin untuk profilaksis
malaria; sifilis, Neisseria gonorrhoeae, Listeria, Actinomyces
israelii, dan Clostridium infeksi pada pasien alergi penisilin;
pneumonia; anthrax; infeksi yang disebabkan organisme gramnegatif dan positif, Q fever, Penyakit Lyme; pengobatan lesi
inflamasi yang terkait dengan rosacea; amebiasis usus; jerawat
parah.
Oral : Dewasa dan anak 12-18 tahun 200 mg pertama pada hari
pertama diikuti dosis pemeliharaan 100 mg/hari.

Indikasi

Indikasi off label


Dosis lazim dewasa
dan anak
Mekanisme aksi
Kontraindikasi

Farmakokinetika :

Doksisiklin bekerja secara bakteriostatik dengan mencegah


sintesis protein mikroorganisme.
Hipersensitivitas terhadap doksisiklin, tetrasiklin. Tidak boleh
diberikan pada anak-anak di bawah 12 tahun, ibu hamil, dan
menyusui.
Absorbsi : Hampir seluruhnya diserap di saluran pencernaan.
Distribusi : Banyak ke jaringan tubuh dan cairan termasuk
sinovial, pleura, prostat, cairan mani, dan sekresi bronkus; air liur,
aqueous humor, dan penetrasi CSF sedikit.
Protein binding : 90%
Metabolisme : Tidak di hati; sebagian tidak aktif di saluran
pencernaan dengan pembentukan kelat.
8

Ekskresi : Tinja (30%); urin (23%)


ADR

Tokisisitas
Interaksi :

Nama paten atau


nama dagang,
produsen, jenis
sediaan dan
kekuatan sediaan
Informasi penting
untuk
pasien/konsumen
obat

Pada anak menyebabkan pewarnaan dan kadang-kadang


hypoplasia pada gigi. Mual, muntah, diare, disfagia, dan iritasi
esophagus.
Hepatoksisitas jarang terjadi.
Antasida yang mengandung kalsium, divalen dan trivalen kation
seperti aluminium, bismuth, besi, magnesium, dan seng dapat
mempengaruhi penyerapan doksisiklin. Metabolisme doxycycline
dapat dipercepat oleh obat yang menginduksi enzim hati seperti
alkohol (Penggunaan kronis), rifampisin, dan antiepileptics
termasuk carbamazepine, fenobarbital, fenitoin, dan primidone.
Doxacin (Otto): kapsul 100 mg
Siclidon (Sanbe): kapsul 100 mg
Interdoxin (Interbat) : kapsul 50 mg dan 100 mg.

Diminum dengan setengah gelas air, dalam posisi tegak baik


duduk maupun berdiri untuk mengurangi iritasi pada esophagus
dan ulserasi.

2.5TETRASIKLIN
Golongan
Struktur kimia

Golongan Obat Antibiotik Tetrasiklin

Sifat Fisikokimia

Bubuk kristal kuning, tidak berbaut, higroskopis

BM Tetrasiklin HCl (C22H24N2O8 = 480,9)

Larut dalam air; sedikit larut dalam alkohol; praktis larut


dalam aseton. Larut dalam larutan hidroksida alkali dan
karbonat.
9


Indikasi

Off label
Dosis
Mekanisme
kerja
Kontraindikasi

Tetrasiklin hidroklorida cukup stabil bila disimpan pada suhu


37 dan 66% kelembaban selama 2 bulan.
Infeksi karena Mycoplasma, Chlamydia, dan Rickettsia, untuk
jerawat, eksaserbasi dari bronkitis kronis, dan pengobatan gonore
dan sifilis pada pasien yang alergi terhadap penisilin, untuk
pemberantasan H. pylori dengan mengurangi risiko kekambuhan
ulkus duodenum.
Dosis dewasa: 250 - 500 mg setiap 6 jam
Dosis anak > 8 tahun: 25-50 mg/ kg/ hari setiap 6 jam.
Menghambat sintesis protein mikroorganisme dengan mengikat
ribosom sub unit 30S.
KI pada Ibu hamil, menyusui dan anak di bawah 8 tahun,
gangguan hati dan ginjal, pasien yang alergi dengan aspirin atau
salisilat.

Famakokinetik
Absorpsi: Tetrasiklin sekitar 75 - 80% diserap di saluran
pencernaan. Tingkat penyerapan tetrasiklin dapat berkurang
dengan adanya ion logam, obat antasida, susu atau makanan.
Distribusi: Tetrasiklin di distribusi dalam seluruh jaringan dan
cairan tubuh. Mudah masuk ke plasenta dan didistribusikan ke
dalam ASI. T 1/2: 6 - 12 jam.
Ekskresi melalui urin dalam bentuk aktif (48-60%) dan feses.
ADR
Kardiovaskular: Pericarditis
CNS: meningkatkan tekanan intrakranial
Dermatologic: Fotosensitivitas, Pruritis
GI: mual, muntah, diare, anoreksia.
Superinfeksi, anafilaksis, gangguan ginjal akut, dan kerusakan
ginjal.
Toksisitas
Hepatotoksik
Interaksi
Antasida (garam Al, Mg), Zn, Fe, Bismuth, quinapril: dapat
menurunkan absorpsi dari tetrasiklin.
Penicilin: tetrasiklin dappat mengurangi efek terapi dari penisilin
(sifat antagonis)
Obat antikoagulan: dapat meningkatkan efek antikoagulan
dengan cara merusak penggunaan protrombin
Kontrasepsi oral: menurunkan efektivitas kontrasepsi oral.
Nama
Paten/ Super tetra (Darya Varia) kapsul lunak 250 mg
10

Dagang/
produsen / Jenis
&
Kekuatan
Sediaan
Informasi
Kepada Pasien

Tetrasanbe (Sanbe Farma) kapsul 250 mg atau 500 mg


Tetradex (Dexa Medica) kapsul: 250 mg atau 500 mg / Suspensi:
125 mg/ 5 mL
Tetrasiklin HCl tidak boleh digunakan untuk ibu hamil, menyusui
dan anak di bawah 8 tahun. Obat ini juga tidak boleh dikonsumsi
bersama susu, antasida, dan obat yang mengandung logam Fe, Zn
(vitamin mineral).

BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan :
11

Doksisiklin, tetrasiklin, minosiklin, kloramfenikol, dan tiamfenikol


merupakan antibiotik golongan tetrasiklin dan kloramfenikol.
Antibiotik golongan ini memiliki mekasinme menghambat sintesis protein dnegan
cara mengganggu fungsi dari ribosom subunit 30s dan 50s.

DAFTAR PUSTAKA

American Society of Health-System Pharmacists. 2011. AHFS drug information. McEvoy


GK. Bethesda Maryland.
12

Anonim. http://pionas.pom.go.id. Diakses pada 15 November 2016.


Anonim. http://www.drugs.com/minocycline.html. Diakses pada 15 Novermber 2016
Anonim. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/27200#section=Top. Diakses pada
15 November 2016.
BNF Staff. 2011. BNF for Children. BMJ Group. London.

BPOM RI. 2008. IONI, Informatorium Obat Nasional Indonesia. Sagung Seto. Jakarta.

Charles F., Lora L., Morton P., 2009, Drug Information Handbook, 17th ed., Lexi Comp,
USA.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI., 2009. Farmakologi dan Terapi edisi 5,
Badan Penerbit FKUI, Jakarta.
DepKes RI, 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Depkes RI, Jakarta.
Goodman and Gilmans. 2006. THE PHARMACOLOGICAL BASIS OF THERAPEUTICS
- 11th Ed.
Kolesar J, Vermeulen L, 2016, Top 300 Pharmacy Drug Cards, Mc Graw Hill Education,
Lacy, C.F., Armstrong, L.L., Goldman, M.P., & Lance, L.L. 2007. Drug Information
Handbook, 17th Edition. Lexi-comp. Ohio.

Mc Evoy, G. K. (2008). AHFS Drug Information. Bethesda: American Society of Health


System Pharmacists.

Siswandono dan Soekardjo, 2008. Kimia Medisinal, Airlangga University Press : Surabaya.
Sweetman, S.C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference, Thirty-Sixth
Edition, Pharmaceutical Press. London.
13

Tatro, David S. 2003. A to Z Drug Facts and Comparison. San Fransisco.


Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2007. Obat- Obat Penting Edisi 6. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai