Anda di halaman 1dari 18

PENGAWASAN, PENGENDALIAN, DAN PENILAIAN ( P3 )

TINGKAT PUSKESMAS

Dosen Pengampu : Arif Sofyandi, S.Kep.,M.K.M.

OLEH :

Kelompok 5

Fenny Inas Fatinah 21281069


Ari Surya Putra 21281106
Sarwin Hafiz 21281095
Siti Lailatus Sapriatul Islami 21281074
Ainun Jariah 21281080
Uswatun Nurul Fadila 20281059

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya penulis
bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “ Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian ( P3)
tingkat Puskesmas “. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Rumah Sakit dan Puskesmas.

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Arif Sofyandi, S.Kep.,M.K.M, selaku
dosen mata kuliah Manajemen Rumas Sakit dan Puskesmas, penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman yang telah kontribusi dalam pembuatan makalah ini

Penulis menyadari ada kekurangan pada makalah ini oleh sebab itu saran dan kritik senantiasa
diharapkan lebih baik kan karya penulis penulis juga berharap semoga makalah ini mampu
memberikan pengetahuan tentang Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian ( P3) tingkat
Puskesmas

Mataram, 2 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3) tingkat Puskesmas adalah untuk
menjelaskan pentingnya manajemen yang efektif di tingkat pusat kesehatan masyarakat
(Puskesmas) dalam upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan, mengendalikan
penyakit, serta mengukur dan memastikan keberhasilan program kesehatan yang ada.
Beberapa poin yang dapat digunakan sebagai latar belakang adalah:Peran Kunci Puskesmas
dalam Sistem Kesehatan: Puskesmas adalah komponen penting dalam sistem kesehatan
suatu negara. Mereka berperan sebagai sentra pelayanan kesehatan masyarakat yang
memberikan layanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Oleh karena itu, pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3) di tingkat Puskesmas
sangat vital untuk memastikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Kualitas Pelayanan
Kesehatan: Kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas berdampak
langsung pada kesehatan masyarakat. P3 yang baik dapat membantu mengidentifikasi
masalah, merencanakan perbaikan, dan memantau hasil dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan. Pencegahan Penyakit dan Pengendalian Penyebaran Penyakit:
Puskesmas berperan dalam upaya pencegahan penyakit dan pengendalian penyebarannya.
Melalui P3, dapat ditemukan cara untuk meningkatkan efektivitas program vaksinasi,
pemantauan epidemi, dan penanganan penyakit menular. Evaluasi Program Kesehatan: P3
juga memungkinkan untuk mengevaluasi efektivitas program-program kesehatan yang
sedang berjalan di Puskesmas.
Dengan melakukan penilaian yang baik, Puskesmas dapat menilai apakah program-
program tersebut berhasil mencapai tujuan mereka. Peran Data dan Statistik: Data dan
statistik yang dikumpulkan melalui P3 juga dapat menjadi dasar untuk perencanaan dan
pengambilan keputusan. Informasi yang akurat dan terkini sangat penting dalam manajemen
kesehatan.Tuntutan Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas: Di tengah tekanan anggaran yang
semakin ketat, manajemen yang efisien dan efektif di Puskesmas menjadi kunci untuk
memaksimalkan hasil dengan sumber daya yang terbatas.Dengan demikian, P3 di tingkat
Puskesmas adalah bagian integral dalam sistem perawatan kesehatan dan memiliki dampak
langsung pada kesejahteraan masyarakat. Makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang
konsep P3, metode yang digunakan, tantangan yang dihadapi, dan manfaat yang dapat
diperoleh dalam meningkatkan layanan kesehatan di tingkat Puskesmas.

1.2. Rumusan Masalah


1. Pengertian P3 Tingkat Puskesmas
2. Obyek dan Metode P3 Puskesmas
3. Tujuan dan Manfaat P3 Puskesmas
4. Prinsip P3 Puskesmas
5. Proses P3 Puskesmas, Ciri – ciri P3 Puskesmas yang Efektif
6. Penilaian Kinerja Puskesmas, Pelaksanaan Penilaian Kinerja Puskesmas
7. Laporan Tahunan Puskesmas
3.1. Tujuan
1. Dapat mengetahui Pengertian, Obyek, Metode, Tujuan, Prinsip, Proses, dan Ciri-ciri P3K
Puskesmas
2. Dapat mengetahui Penilaian Kinerja Puskesmas, Pelaksanaan Kinerja Puskesmas,dan
Laporan Tahunan Puskesmas
BAB 2
PEMBAHASAN
1.2. Pengertian P3 Tingkat Puskesmas
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3) tingkat Puskesmas adalah untuk
menjelaskan pentingnya manajemen yang efektif di tingkat pusat kesehatan masyarakat
(Puskesmas) dalam upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan, mengendalikan
penyakit, serta mengukur dan memastikan keberhasilan program kesehatan yang ada.
Beberapa poin yang dapat digunakan sebagai latar belakang adalah peran kunci puskesmas
dalam Sistem Kesehatan. Puskesmas adalah komponen penting dalam sistem kesehatan
suatu negara. Mereka berperan sebagai sentra pelayanan kesehatan masyarakat yang
memberikan layanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative. Pengawasan,
pengendalian, dan penilaian yang baik akan membantu Puskesmas dalam meningkatkan
kualitas layanan, memastikan kepatuhan terhadap regulasi kesehatan, serta memberikan
perawatan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat. Ini adalah bagian integral dari
upaya untuk meningkatkan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.

2.2. Obyek dan Metode P3 Puskesmas


Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah salah satu komponen penting dalam
sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Untuk memastikan bahwa Puskesmas berfungsi
dengan baik dan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat,
perlu dilakukan pengawasan, pengendalian, dan penilaian secara teratur. Berikut adalah
beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pengawasan, pengendalian, dan penilaian
Puskesmas:
 Obyek Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian :
a. Personil: Meliputi penilaian terhadap kualifikasi, kompetensi, dan kinerja petugas
kesehatan di Puskesmas.
b. Sarana dan Prasarana: Memastikan ketersediaan dan kelayakan peralatan medis, fasilitas,
serta infrastruktur yang dibutuhkan.
c. Layanan Kesehatan: Evaluasi terhadap jenis dan kualitas layanan kesehatan yang
diberikan kepada pasien, termasuk pencegahan, pengobatan, dan promosi kesehatan.
d. Manajemen dan Administrasi: Menilai sistem manajemen, administrasi, dan tata kelola
Puskesmas, termasuk proses penganggaran dan akuntabilitas.
 Metode Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian :
- Pengawasan :
a. Audit Internal: Melibatkan pemeriksaan internal oleh staf Puskesmas atau pihak yang
ditunjuk untuk memastikan ketaatan terhadap prosedur dan standar operasional.
b. Evaluasi Kinerja: Melibatkan pengukuran kinerja Puskesmas berdasarkan indikator
kesehatan, kepuasan pasien, dan pemenuhan target.
c. Supervisi dan Pelatihan: Memberikan bimbingan dan pelatihan kepada petugas kesehatan
untuk meningkatkan kualitas layanan.
d. Penilaian Diri: Puskesmas dapat melakukan penilaian mandiri terhadap proses, layanan,
dan manajemen mereka sendiri.
- Pengendalian:
a. Tindak Lanjut: Tindakan perbaikan dan perubahan harus diambil berdasarkan temuan dari
pengawasan dan penilaian.
b. Monitoring Berkala: Melakukan pemantauan berkala terhadap implementasi tindakan
perbaikan dan koreksi yang telah diambil.
c. Perbaikan Berkelanjutan: Mendorong Puskesmas untuk terus-menerus meningkatkan
kualitas layanan dan kinerja mereka.
- Penilaian:
a. Penilaian Kepuasan Pasien: Melakukan survei atau wawancara dengan pasien untuk
mengukur kepuasan mereka terhadap layanan yang diberikan.
b. Evaluasi Indikator Kesehatan: Mengevaluasi indikator kesehatan seperti tingkat penyakit,
vaksinasi, dan pemantauan kesehatan masyarakat.
c. Penilaian Mutu: Memastikan bahwa standar mutu dan akreditasi kesehatan diikuti dan
diterapkan dengan baik.

3.2. Tujuan dan Manfaat P3 Puskesmas


Tujuan dan manfaat dari P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian) di Puskesmas
adalah sangat penting dalam memastikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan efektif
bagi masyarakat. Berikut adalah tujuan dan manfaat P3 di Puskesmas :
 Tujuan P3 Puskesmas:
1. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan: Salah satu tujuan utama P3 adalah
meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang disediakan oleh Puskesmas. Ini mencakup
pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
2. Mengendalikan Penyakit: P3 bertujuan untuk mengendalikan penyebaran penyakit,
termasuk penyakit menular dan tidak menular, melalui pemantauan dan tindakan
preventif yang tepat waktu.
3. Evaluasi Program Kesehatan: P3 membantu dalam mengevaluasi efektivitas program-
program kesehatan yang sedang berlangsung di Puskesmas. Ini melibatkan pengukuran
apakah program-program tersebut mencapai tujuan yang ditetapkan.
4. Meningkatkan Keamanan Pasien: Salah satu aspek penting dari P3 adalah memastikan
keamanan pasien dalam menerima perawatan kesehatan. Ini melibatkan pengendalian
infeksi, pemantauan keselamatan pasien, dan pencegahan kejadian yang tidak diinginkan.
5. Meningkatkan Manajemen Sumber Daya: P3 membantu dalam manajemen yang lebih
baik atas sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan medis, dan stok obat-obatan. Hal ini
dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan mengurangi pemborosan.
6. Pengambilan Keputusan Berbasis Data: P3 mengumpulkan data dan informasi yang dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. Ini membantu dalam
perencanaan strategis dan pengembangan program kesehatan yang lebih efektif.

 Manfaat P3 Puskesmas :
1. Meningkatkan Kesehatan Masyarakat: P3 yang efektif membantu dalam mencegah dan
mengendalikan penyakit, sehingga meningkatkan kesehatan masyarakat secara
keseluruhan.
2. Kualitas Pelayanan yang Lebih Baik: Dengan P3, Puskesmas dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas kepada pasien, yang menghasilkan tingkat
kepuasan yang lebih tinggi.
3. Efisiensi dan Penghematan Biaya: P3 membantu mengidentifikasi area-area yang
memerlukan perbaikan, sehingga dapat menghemat biaya operasional dan
mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
4. Perbaikan Program Kesehatan: Evaluasi program kesehatan yang berkala melalui P3
memungkinkan penyesuaian dan perbaikan program-program tersebut agar lebih efektif
dalam mencapai tujuan kesehatan.
5. Pengembangan Tenaga Kesehatan: P3 dapat digunakan untuk melatih tenaga kesehatan
agar lebih kompeten dan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik.
6. Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas: P3 dapat meningkatkan transparansi dalam
manajemen Puskesmas dan akuntabilitas dalam memberikan pelayanan kesehatan.
4.2. Prinsip P3 Puskesmas
Prinsip P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian) di Puskesmas adalah pedoman
dasar yang harus diikuti dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan
mengelola sumber daya dengan efektif. Berikut adalah empat prinsip P3 Puskesmas yang
penting:
1. Prinsip Prakarsa dan Kepemimpinan: P3 di Puskesmas harus dimulai dari inisiatif
internal, yaitu inisiatif dan komitmen dari tenaga kesehatan dan manajemen Puskesmas.
Kepemimpinan yang kuat dan proaktif dari pimpinan Puskesmas sangat penting untuk
memastikan implementasi P3 yang sukses. Pimpinan harus menjadi contoh dalam
pengawasan, pengendalian, dan penilaian.
2. Prinsip Partisipasi Masyarakat: Prinsip ini menekankan pentingnya melibatkan
masyarakat dalam proses P3. Masyarakat adalah pemangku kepentingan utama dalam
pelayanan kesehatan, dan pendapat serta umpan balik mereka harus diperhitungkan.
Puskesmas harus aktif berkomunikasi dengan masyarakat, mendengarkan kebutuhan
mereka, dan melibatkan mereka dalam perencanaan dan evaluasi program kesehatan.
3. Prinsip Perencanaan dan Penilaian yang Baik: P3 memerlukan perencanaan yang matang
dan evaluasi yang sistematis. Ini mencakup penetapan tujuan yang jelas, pengumpulan
data yang akurat, analisis data yang cermat, serta pengambilan tindakan yang sesuai
berdasarkan hasil penilaian. Perencanaan dan penilaian yang baik adalah dasar untuk
perbaikan berkelanjutan dalam pelayanan kesehatan.
4. Prinsip Berkelanjutan: P3 di Puskesmas adalah proses yang berkelanjutan. Ini artinya
bahwa pengawasan, pengendalian, dan penilaian harus menjadi bagian integral dari
rutinitas operasional Puskesmas. Puskesmas harus selalu berusaha untuk meningkatkan
dan beradaptasi dengan perubahan kebutuhan masyarakat dan perkembangan dalam
bidang kesehatan.
5.2. Proses P3 Puskesmas, Ciri – ciri P3 Puskesmas yang Efektif
- Proses P3 Puskesmas :
 Perencanaan (Planning) :
1. Identifikasi tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh Puskesmas.
2. Menyusun rencana operasional yang mencakup kebijakan, strategi, dan langkah-
langkah yang akan diambil untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Menetapkan indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan program
atau layanan kesehatan.
 Pelaksanaan (Implementation) :
1. Melaksanakan program atau layanan kesehatan sesuai dengan rencana operasional
yang telah disusun
2. Mengkoordinasikan aktivitas antara berbagai departemen atau unit di Puskesmas.
3. Memastikan bahwa sumber daya yang diperlukan, seperti personel, peralatan, dan
anggaran, tersedia dan digunakan dengan efisien.
 Pengawasan (Monitoring) :
1. Mengumpulkan data dan informasi terkait pelaksanaan program atau layanan
kesehatan secara berkala.
2. Membandingkan hasil yang dicapai dengan indikator kinerja yang telah
ditetapkan.
3. Mengidentifikasi masalah atau ketidaksesuaian yang mungkin muncul selama
pelaksanaan.
 Pengendalian (Control) :
1. Melakukan tindakan perbaikan atau koreksi terhadap masalah atau
ketidaksesuaian yang telah diidentifikasi.
2. Menggunakan data dan informasi pengawasan untuk mengambil keputusan yang
tepat dalam mengendalikan pelaksanaan program atau layanan kesehatan.
3. Memastikan bahwa program atau layanan kesehatan tetap berada dalam jalur
yang sesuai dengan rencana operasional.
 Penilaian (Evaluation) :
1. Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program atau layanan kesehatan
setelah selesai dilaksanakan.
2. Mengumpulkan data tentang dampak, keberhasilan, dan kekurangan dari program
atau layanan.
3. Menilai apakah tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan telah tercapai atau tidak.
4. Membuat laporan evaluasi yang berisi temuan dan rekomendasi untuk perbaikan
di masa depan.
 Perbaikan (Improvement) :
1. Menggunakan temuan dan rekomendasi dari evaluasi untuk melakukan perbaikan
dan perubahan dalam program atau layanan kesehatan.
2. Memastikan bahwa perbaikan yang dilakukan bersifat berkelanjutan untuk
meningkatkan kualitas dan efisiensi layanan kesehatan di Puskesmas.

- Ciri – ciri P3 Puskesmas yang Efektif :


1. Pemantauan Rutin :
Pengawasan yang efektif harus mencakup pemantauan rutin terhadap seluruh aspek
operasional Puskesmas, termasuk pelayanan kesehatan, manajemen keuangan, sumber daya
manusia, dan infrastruktur.
2. Penilaian Kinerja :
Penilaian berkala terhadap kinerja Puskesmas harus dilakukan dengan menggunakan
indikator kinerja yang jelas dan terukur. Penilaian ini dapat melibatkan analisis data pasien,
survei kepuasan pasien, dan evaluasi kebijakan dan prosedur.
3. Pengendalian Mutu :
Puskesmas harus memiliki sistem pengendalian mutu yang efektif untuk memastikan
bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan memenuhi standar yang ditetapkan.
Pengendalian mutu dapat mencakup audit internal, peningkatan proses, dan tindakan
perbaikan.
4. Kepatuhan Terhadap Standar :
Puskesmas harus mematuhi semua standar yang berlaku, termasuk standar pelayanan
kesehatan, peraturan keuangan, dan peraturan kebijakan. Kepatuhan ini penting untuk
menjaga keandalan dan kepercayaan masyarakat.
5. Pelaporan dan Transparansi :
Proses P3 yang efektif harus melibatkan pelaporan rutin kepada pihak berwenang dan
masyarakat. Transparansi dalam pelaporan dapat membantu mengidentifikasi masalah dan
memungkinkan keterlibatan masyarakat dalam perbaikan Puskesmas.
6. Peningkatan Berkelanjutan :
Puskesmas yang efektif harus menerapkan siklus perbaikan berkelanjutan. Ini berarti mereka
terus-menerus mencari cara untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan, efisiensi
operasional, dan respons terhadap perubahan kebutuhan masyarakat.
7. Keterlibatan Masyarakat :
Puskesmas yang efektif harus berinteraksi aktif dengan masyarakat yang dilayani. Ini
termasuk mendengarkan keluhan, masukan, dan kebutuhan masyarakat serta melibatkan
mereka dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan.

8. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan :


Karyawan Puskesmas harus terus-menerus diberi pelatihan dan pengembangan untuk
meningkatkan kompetensi mereka dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas.
9.Rencana Strategis:
Puskesmas yang efektif harus memiliki rencana strategis yang jelas dan terkini. Rencana ini
harus mencakup visi, misi, tujuan, dan langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan
tersebut.
6.2. Penilaian Kinerja Puskesmas, Pelaksanaan Penilaian Kinerja Puskesmas
- Penilaian kinerja puskesmas
Penilaian kinerja Puskesmas adalah proses evaluasi yang dilakukan secara berkala untuk
mengukur sejauh mana Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat mencapai tujuan, standar,
dan sasaran tertentu dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat. Tujuan dari
penilaian kinerja Puskesmas adalah untuk memastikan bahwa layanan kesehatan yang diberikan
kepada masyarakat berjalan efektif, efisien, berkualitas, dan sesuai dengan pedoman yang telah
ditetapkan.. Penilaian Kinerja Puskesmas dilaksanakan oleh Puskesmas dan kemudia hasil
penilaiannya akan diverifikasi oleh Dinas Kesehatan.
Penilaian kinerja Puskesmas memiliki beberapa tujuan utama yang sangat penting dalam
konteks penyelenggaraan layanan kesehatan masyarakat. Berikut adalah beberapa tujuan utama
dari penilaian kinerja Puskesmas :
1. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan:
Salah satu tujuan utama dari penilaian kinerja Puskesmas adalah untuk memastikan bahwa
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat memiliki mutu yang tinggi. Melalui
penilaian ini, Puskesmas dapat mengidentifikasi area-area di mana perbaikan diperlukan dan
mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
2.Memastikan Kepatuhan Terhadap Standar dan Pedoman :
Penilaian kinerja Puskesmas membantu memastikan bahwa Puskesmas mematuhi standar,
regulasi, dan pedoman yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau lembaga kesehatan terkait. Ini
mencakup standar operasional, pedoman klinis, peraturan keuangan, dan lain sebagainya.
3. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya :
Puskesmas sering kali memiliki sumber daya yang terbatas, termasuk personel, peralatan medis,
dan anggaran. Salah satu tujuan penilaian kinerja adalah untuk memastikan bahwa sumber daya
ini digunakan secara efisien dan efektif dalam memberikan pelayanan kesehatan.
4. Identifikasi Kelemahan dan Peluang Perbaikan :
Melalui penilaian kinerja, Puskesmas dapat mengidentifikasi kelemahan dalam operasionalnya.
Hal ini memungkinkan Puskesmas untuk mengambil tindakan perbaikan yang tepat dan
mengatasi masalah yang muncul. Selain itu, penilaian juga membantu dalam mengidentifikasi
peluang perbaikan yang dapat meningkatkan efektivitas Puskesmas.
5. Pengambilan Keputusan Strategis :
Hasil dari penilaian kinerja Puskesmas digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
strategis. Ini termasuk perencanaan jangka panjang, alokasi sumber daya, dan pengembangan
program-program baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dilayani.
6. Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas :
Penilaian kinerja Puskesmas dapat membantu meningkatkan transparansi dalam penyelenggaraan
layanan kesehatan masyarakat. Melalui pelaporan hasil penilaian kepada pihak berwenang dan
masyarakat, Puskesmas dapat membangun akuntabilitas terhadap pelayanan yang mereka
berikan.
7. Meningkatkan Kepuasan Pasien :
Tujuan lain dari penilaian kinerja Puskesmas adalah meningkatkan kepuasan pasien. Dengan
memahami kebutuhan dan ekspektasi pasien, Puskesmas dapat mengambil tindakan untuk
memberikan pelayanan yang lebih baik dan lebih sesuai dengan harapan pasien.
Ruang lingkup penilaian kinerja Puskesmas mencakup sejumlah aspek yang perlu
dievaluasi untuk memastikan bahwa Puskesmas beroperasi secara efektif dan efisien dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Ruang lingkup penilaian kinerja
Puskesmas dapat mencakup hal-hal berikut :
1. Kualitas Pelayanan Kesehatan :
Evaluasi terhadap kualitas pelayanan medis, termasuk diagnosis yang tepat, perawatan yang
sesuai, penggunaan obat yang benar, dan upaya-upaya pencegahan penyakit.
2. Kepuasan Pasien :
Pengukuran tingkat kepuasan pasien terhadap layanan yang diberikan oleh Puskesmas, termasuk
kemudahan akses, keterjangkauan biaya, dan keberlanjutan perawatan.
3.Efisiensi Operasional :
Evaluasi terhadap penggunaan sumber daya Puskesmas, termasuk pengelolaan tenaga kerja,
manajemen stok obat, penggunaan peralatan medis, dan administrasi anggaran. Penilaian
terhadap sejauh mana Puskesmas mematuhi standar operasional, regulasi pemerintah, dan
pedoman klinis yang berlaku.
4. Manajemen Sumber Daya Manusia :
Evaluasi terhadap manajemen staf, termasuk pengelolaan absensi, pelatihan dan pengembangan
karyawan, serta motivasi staf.

5. Manajemen Keuangan :
Penilaian terhadap pengelolaan anggaran Puskesmas, termasuk pengelolaan dana, perencanaan
anggaran, dan pelaporan keuangan.
6.Infrastruktur dan Peralatan :
Evaluasi terhadap kondisi bangunan Puskesmas, ketersediaan peralatan medis, serta
pemeliharaan dan pemutakhiran peralatan dan infrastruktur.
7.Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3) :
Evaluasi terhadap efektivitas dari proses P3 dalam memastikan kualitas dan akuntabilitas
layanan kesehatan.
8. Penggunaan Teknologi Informasi :
Penilaian terhadap pemanfaatan teknologi informasi dan sistem informasi kesehatan dalam
pencatatan medis, pelaporan, dan manajemen data.
9.Pengembangan Program Kesehatan Masyarakat :
Evaluasi terhadap keberhasilan program-program kesehatan masyarakat yang dilaksanakan oleh
Puskesmas, termasuk program imunisasi, promosi kesehatan, dan pencegahan penyakit menular.
10. Keterlibatan Masyarakat :
Penilaian terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan terkait pelayanan kesehatan di Puskesmas.
11. Pengelolaan Data dan Pelaporan :
Evaluasi terhadap sistem pengelolaan data dan pelaporan yang digunakan untuk pemantauan dan
evaluasi kinerja Puskesmas.

- Pelaksanaan Penilaian Kinerja Puskesmas


Penilaian kinerja Puskesmas dapat dilakukan di dua tingkat utama: tingkat Puskesmas (tingkat
unit penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat) dan tingkat kabupaten/kota (tingkat
pengawasan dan koordinasi lebih tinggi). Berikut adalah gambaran umum tentang pelaksanaan
penilaian kinerja pada kedua tingkat tersebut:
1. Tingkat Puskesmas :
- Perencanaan Penilaian :
Pada tingkat Puskesmas, manajemen Puskesmas harus merencanakan penilaian kinerja sebagai
langkah pertama. Hal ini melibatkan menentukan tujuan penilaian, ruang lingkup penilaian, dan
indikator kinerja yang akan dievaluasi.
- Pengumpulan Data:
Data yang relevan untuk penilaian kinerja Puskesmas harus dikumpulkan. Ini mencakup data
pelayanan pasien, data keuangan, data stok obat, data kepatuhan terhadap pedoman, dan data
operasional lainnya.
- Analisis Data:
Data yang telah dikumpulkan perlu dianalisis oleh tim penilaian Puskesmas. Hasil analisis ini
digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan dan peluang perbaikan dalam pelayanan kesehatan.
- Pengembangan Rencana Perbaikan:
Berdasarkan hasil penilaian, Puskesmas harus mengembangkan rencana perbaikan yang
mencakup langkah-langkah konkret, sumber daya yang diperlukan, dan jadwal pelaksanaan.
- Implementasi Perbaikan:
Tindakan perbaikan yang telah direncanakan harus diimplementasikan oleh Puskesmas. Ini
mungkin melibatkan pelatihan staf, perubahan prosedur, atau perbaikan infrastruktur di tingkat
Puskesmas.
- Monitoring dan Evaluasi Perbaikan:
Setelah perbaikan diimplementasikan, Puskesmas harus memantau dan mengevaluasi
dampaknya terhadap kinerja. Ini membantu memastikan bahwa perbaikan berjalan sesuai dengan
rencana dan memberikan hasil yang diharapkan.
- Pelaporan Hasil:
Hasil penilaian kinerja Puskesmas dan tindakan perbaikan yang diambil harus dilaporkan kepada
manajemen Puskesmas dan, jika diperlukan, kepada tingkat kabupaten/kota.
2. Tingkat Kabupaten/Kota:
- Koordinasi dan Pengawasan:
Di tingkat kabupaten/kota, terdapat fungsi pengawasan dan koordinasi terhadap Puskesmas yang
ada di wilayah tersebut. Ini mencakup memastikan bahwa Puskesmas di bawah yurisdiksi
kabupaten/kota menjalankan penilaian kinerja secara berkala.
- Mengumpulkan dan Menganalisis Data Agregat:
Dalam fungsi pengawasan, data agregat dari Puskesmas-puskesmas di wilayah tersebut harus
dikumpulkan dan dianalisis. Hal ini memungkinkan pengawas untuk mengidentifikasi tren dan
masalah yang mungkin ada di tingkat kabupaten/kota.

- Membantu Puskesmas dalam Perbaikan:


Tingkat kabupaten/kota dapat memberikan bimbingan dan dukungan kepada Puskesmas yang
memiliki kinerja yang rendah atau masalah yang kompleks. Mereka dapat membantu dalam
merumuskan rencana perbaikan dan memberikan saran terkait sumber daya dan pelatihan.
- Pelaporan ke Instansi Lebih Tinggi:
Hasil penilaian kinerja Puskesmas di tingkat kabupaten/kota dapat dilaporkan ke instansi
kesehatan provinsi atau nasional jika diperlukan. Ini dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan strategis yang lebih besar.
- Koordinasi Program Kesehatan Masyarakat:
Tingkat kabupaten/kota juga berperan dalam mengkoordinasikan program kesehatan masyarakat
yang melibatkan berbagai Puskesmas di wilayah tersebut.

7.2. Laporan Tahunan Puskesmas


Laporan tahunan Puskesmas adalah dokumen penting yang merangkum pencapaian, kinerja, dan
aktivitas Puskesmas selama satu tahun. Laporan ini tidak hanya digunakan untuk melaporkan
hasil kepada pihak yang berwenang, tetapi juga sebagai alat untuk evaluasi internal,
perencanaan, dan perbaikan berkelanjutan. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam
menyusun laporan tahunan Puskesmas:
1. Pendahuluan :
Deskripsi singkat tentang Puskesmas, lokasi, populasi yang dilayani, dan tujuan-tujuan utama
yang ingin dicapai.
2. Ringkasan Eksekutif :
Sebuah ringkasan singkat yang mencakup poin-poin utama dalam laporan, pencapaian terbesar,
dan tantangan yang dihadapi.
3. Tujuan dan Sasaran :
Penjelasan tentang tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan untuk tahun tersebut. Ini dapat
mencakup aspek-aspek seperti jumlah pasien yang dilayani, tingkat vaksinasi, atau peningkatan
kualitas layanan.
4. Ruang Lingkup Layanan :
Gambaran tentang jenis-jenis layanan yang disediakan oleh Puskesmas, termasuk pelayanan
medis, promosi kesehatan, pencegahan penyakit, dan program-program kesehatan lainnya.

5. Pengumpulan Data :
Penjelasan tentang bagaimana data telah dikumpulkan selama tahun tersebut. Ini mencakup
sumber data, metode pengumpulan data, dan frekuensi pengumpulan data.
6. Analisis Data :
Hasil analisis data selama tahun tersebut, termasuk tren dan pencapaian kinerja dibandingkan
dengan target yang ditetapkan.
7. Pelayanan Pasien:
Informasi tentang jumlah pasien yang dilayani, jenis pelayanan yang diberikan, tingkat
kehadiran, dan tingkat kepuasan pasien.
8. Manajemen Sumber Daya Manusia:
Informasi tentang manajemen staf Puskesmas, termasuk jumlah staf, pelatihan yang diberikan,
dan evaluasi kinerja.
9. Manajemen Keuangan:
Laporan tentang anggaran yang digunakan, pengelolaan keuangan, dan alokasi dana untuk
berbagai program dan kegiatan.
10. Infrastruktur dan Peralatan:
Evaluasi kondisi bangunan, peralatan medis, serta investasi dalam pemeliharaan dan perbaikan
infrastruktur.
11. Program Kesehatan Masyarakat:
Deskripsi program-program kesehatan masyarakat yang dijalankan selama tahun tersebut,
termasuk program promosi kesehatan, pencegahan penyakit, dan intervensi kesehatan lainnya.
12. Kepatuhan Terhadap Standar dan Pedoman:
Penjelasan tentang tingkat kepatuhan Puskesmas terhadap standar operasional, regulasi
pemerintah, dan pedoman klinis.
13. Keamanan Pasien:
Upaya yang diambil untuk memastikan keamanan pasien, termasuk tindakan yang diambil untuk
mengidentifikasi dan mengelola risiko terkait keselamatan pasien.
14.Perencanaan Masa Depan:
Rencana strategis dan perbaikan yang direkomendasikan berdasarkan hasil laporan, termasuk
langkah-langkah yang akan diambil untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas layanan.
15. Penghargaan dan Pengakuan :
Jika ada, pencantuman penghargaan atau pengakuan yang diterima oleh Puskesmas selama tahun
tersebut.
BAB 3
PENUTUP
1.3. Kesimpulan
Pengawasan, pengendalian, dan penilaian merupakan aspek penting dalam
penyelenggaraan Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) di berbagai negara. Penelitian dan
analisis yang telah kami lakukan menunjukkan beberapa poin utama yang perlu diperhatikan
dalam konteks pengelolaan Puskesmas.
Pertama, pengawasan yang efektif adalah kunci untuk memastikan bahwa Puskesmas
beroperasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Ini melibatkan pemantauan rutin
terhadap kinerja staf, pengelolaan sumber daya, dan kepatuhan terhadap pedoman klinis.
Pengawasan yang tepat waktu dapat mengidentifikasi masalah secara dini dan memungkinkan
tindakan perbaikan yang cepat.
Kedua, pengendalian dalam manajemen Puskesmas sangat penting untuk mengelola
sumber daya dengan efisien. Pengendalian anggaran, pengelolaan stok obat, dan manajemen
sumber daya manusia adalah beberapa area yang perlu ditingkatkan untuk mengoptimalkan
penggunaan sumber daya.
Ketiga, penilaian kinerja Puskesmas harus menjadi bagian integral dari proses
pengambilan keputusan. Data yang dikumpulkan dan analisis kinerja harus digunakan untuk
merumuskan rencana perbaikan yang berkelanjutan. Penilaian juga membantu dalam memahami
kebutuhan masyarakat yang dilayani dan menyesuaikan layanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan tersebut.
Dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan masyarakat, kolaborasi dan komunikasi yang baik antara manajemen
Puskesmas, staf, dan pemangku kepentingan lainnya adalah kunci. Langkah-langkah konkret
harus diambil untuk memperbaiki pengawasan, pengendalian, dan penilaian kinerja Puskesmas.
Dalam mengakhiri makalah ini, kami menekankan pentingnya implementasi praktik
terbaik dalam pengelolaan Puskesmas dan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Puskesmas yang efektif dan efisien adalah aset berharga dalam
mendukung kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, dan kami berharap bahwa penelitian ini
dapat memberikan wawasan yang berguna untuk pemahaman dan perbaikan penyelenggaraan
Puskesmas di masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Supriyanto, A., & Widyaningsih, V. (2018). Evaluasi Pengendalian dan Pengawasan Kinerja
Puskesmas di Kota Semarang. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 21(2), 74-81.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Pedoman Pengelolaan Puskesmas: Modul
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Kinerja Puskesmas. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Susanto, A., & Pratiwi, S. (2020). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas
Pengawasan Puskesmas di Kabupaten XYZ. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 8(1), 12-
19.
World Health Organization. (2018). Monitoring and Evaluation of Health Services: A Manual
for Health Managers. Geneva: World Health Organization.
Mboi, N., Murty Surbakti, I., Trihandini, I., & Elyazar, I. (2017). Utilization of Community
Health Centers in Indonesia: Determinants of Visit and Implications for Policy Implementation.
Health Policy and Planning, 32(6), 803-812.
Kusuma, A. (2016). Implementation of Health Management Information System (HMIS) in
Indonesia: A Case Study of the Use of HMIS at the Primary Health Center (Puskesmas).
International Journal of Computer Applications, 146(2), 26-31.
Hariyanto, T. I., & Hidayat, A. A. (2019). Performance Evaluation of Primary Health Centers
(Puskesmas) in West Java Province, Indonesia. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 7(2),
87-98.

Anda mungkin juga menyukai