Anda di halaman 1dari 21

DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN UDARA Lampiran Keputusan Karumkitmun

RSAU dr.M. SALAMUN Nomor Kep / / XII / 2014


Tanggal Desember 2014

PANDUAN UNIT KERJA TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)

RSAU dr.M. SALAMUN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum
a. Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan
gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau
perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Kaitannya dengan hal itu
terdapat istilah Pendidikan kesehatan yang dikenal dengan promosi kesehatan
adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan
kemampuan (ability) masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Tujuan promosi kesehatan bukan sekedar menyampaikan pesan-
pesan atau informasi-informasi kesehatan agar masyarakat mengetahui dan
berperilaku hidup sehat, tetapi juga bagaimana mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Upaya memecahkan masalah kesehatan ditujukan
atau diarahkan kepada faktor perilaku dan faktor non perilaku (lingkungan dan
pelayanan). Pendekatan terhadap faktor perilaku adalah promosi atau
pendidikan kesehatan. Sedangkan, pendekatan terhadap faktor non perilaku
adalah dengan perbaikan lingkungan fisik dan peningkatan lingkungan Sosial
dan Budaya, serta peningkatan pelayanan kesehatan. Promosi kesehatan juga
mempunyai misi “mediator” atau “menjebatani” antara sektor kesehatan dengan
sektor lain sebagai mitra. Dengan kata lain promosi kesehatan merupakan
perekat kemitraan di bidang pelayanan kesehatan.
2

b. Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) berusaha mengembangkan


pengertian pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan
pencegahannya. Selain itu, Promosi kesehatan Rumah Sakit juga berusaha
menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit
untuk berperan secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan
penyakit. Oleh karena itu, Promosi Kesehatan di Rumah Sakit merupakan
bagian yang tidak terpisah dari program pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Buku pedoman pelayanan promosi kesehatan rumah sakit ini menjadi tolak ukur
dan panduan bagi proses pelaksanaan promosi kesehatan yang dilakukan di
RSAU dr.M. Salamun Bandung, agar dapat berjalan sesuai koridor dan alur yang
sudah dtetapkan bersama.

2. Maksud dan Tujuan


a. Maksud. Panduan Pelayanan PKRS RSAU dr. M. Salamun untuk
dijadikan pedoman dan panduan dalam memberikan pelayanan PKRS di
lingkungan RSAU dr. M. Salamun

b. Tujuan
1) Tujuan Umum
Untuk memberikan gambaran tentang panduan pelaksanaan promosi
kesehatan di RSAU dr. M. Salamun, sehingga dapat digunakan sebagai
dasar bagi setiap unit pelaksana.

2) Tujuan Khusus
a) Memberika panduan tentang struktur organisasi beserta
uraian tugas yang menjadi tugas, wewenang dan tanggung jawab
masing-masing tim PKRS
b) Membantu RSAU dr.M. Salamun dalam
mengimplementasikan program PKRS maupun unit kerja lain.
c) Membanty pasien/ yang ingin mendapatkan akses
pelayanan di RSAU dr. M. Salamun
3

BAB II
RUANG LINGKUP

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup pelayanan Promosi Kesehatan
Rumah Sakit (PKRS):

a. Kegiatan promosi kesehatan rumah sakit, mempunyai lingkup pelayanan,


meliputi :
1) Pasien rawat jalan (orang yang sakit)
2) Pengantar pasien
3) Klien yang sehat
4) Pasien rawat inap
5) Petugas rumah sakit
Petugas rumah sakit secara fungsional dapat dibedakan mejadi petugas
medis, para medis dan non medis, sedangkan secara struktural dapat
dibedakan menjadi pimpinan, tenaga administrasi dan tenaga teknis.

b. Di dalam gedung rumah sakit


Di dalam gedung rumah sakit, PKRS dilaksanakan seiring dengan pelayanan
yang diselenggarakan rumah sakit, meliputi:
1) PKRS di ruang pendaftaran/administrasi, yaitu di ruang di mana
pasien/klien harus melapor/mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan
rumah sakit.
2) PKRS dalam pelayanan rawat jalan bagi pasien, yaitu di poliklinik-
poliklinik seperti poliklinik kebidanan dan kandungan, poliklinik anak,
poliklinik mata, poliklinik bedah, poliklinik penyakit dalam, poliklinik THT, dan
lain-lain.
3) PKRS dalam pelayanan rawat inap bagi pasien, yaitu di ruang rawat
darurat, rawat intensif, dan rawat inap
4) PKRS dalam pelayanan penunjang medik bagi pasien, yaitu terutama di
pelayanan obat/ apotek, pelayanan laboratorium, dan pelayanan rehabilitasi
medik.
4

5) PKRS dalam pelayanan bagi klien (orang sehat), yaitu seperti di


pelayanan KB, konseling gizi, pemeriksaan kesehatan (check up), dan lain-
lain.
6) PKRS di ruang pembayaran rawat inap, yaitu di ruang di mana pasien
rawat inap harus menyelesaikan pembayaran biaya rawat inap, sebelum
meninggalkan rumah sakit.

c. Di luar gedung Rumah Sakit


Kawasan luar gedung rumah sakit pun dapat dimanfaatkan secara maksimal
untuk PKRS, yaitu:
1) PKRS di Tempat Parkir, yaitu pemanfaatan ruang yang ada di
lapangan/gedung parkir sejak dari bangunan gardu parkir sampai ke sudut-
sudut lapangan gedung parkir.
2) PKRS di Taman rumah sakit, yaitu baik taman-taman yang ada di depan,
samping/sekitar maupun di dalam/halaman dalam rumah sakit.
3) PKRS di dinding luar rumah sakit.
4) PKRS di tempat-tempat umum di lingkungan rumah sakit misalnya di
kantin.
5) PKRS di pagar pembatas kawasan rumah sakit.
6) PKRS di tempat ibadah

d. Tahap pelaksanaan PKRS :


1) Melakukan assesment kebutuhan pasien akan PKRS.
2) Menetapkan sasaran PKRS
3) Mempersiapkan metode dan materi PKRS
4) Menunjuk petugas yang memberikan informasi/penyuluh/edukator PKRS
yang sesuai

4. Landasan Hukum
a. Undang-Undang Nomor 29 tentang Praktik Kedokteran
b. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
c. Undang-Undang Rumah Sakit Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
5

5. Batasan Operasional
a. Promosi Kesehatan Rumah Sakit Internal
Promosi kesehatan rumah sakit internal yang bersifat kedalam atau berhubungan
promosi didalam lingkungan RSAU dr. M. Salamun dengan melibatkan seluruh
komponen profesi yang sesuai dengan kompetensi masing masing bidang.

b. Promosi Kesehatan Rumah Sakit External


Promosi kesehatan rumah sakit external yang besifat keluar atau berhubungan
promosi diluar lingkungan RSAU dr. M. Salamun dengan melibatkan pihak kedua
atau dinas kesehatan, swasta, sponsor dsb sesuai dengan topik dan bahan yang
disampaikan.

c. Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari


seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain
tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau
informasi.

d. Informasi adalah pemberitahuan, kabar atau berita tentang sesuatu.

e. Edukasi adalah suatu proses perubahan perilaku secara terencana pada diri
individu, kelompok, atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai
tujuan hidup sehat. Edukasi merupakan proses belajar dari tidak tahu tentang nilai
kesehatan menjadi tahu dan dari tidak mampu mengatasi kesehatan sendiri
menjadi mandiri. Pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan untuk
memberikan atau meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek masyarakat
dalam memelihara dan meingkatkan kesehatannya.

f. Pasien,
Pasien adalah orang yang sakit. Pasien dalam praktik sehari-hari sering
dikelompokkan menjadi:
6

1) Pasien dalam atau rawat inap, yaitu pasien yang memperoleh pelayanan
tinggal atau dirawat khusus pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu
dengan cara menginap dan dirawat di rumah sakit
2) Pasien jalan atau luar atau rawat jalan, yaitu pasien yang memperoleh
pelayanan kesehatan, tanpa rawat inap karena pasien diharapkan bisa
sembuh dengan berobat jalan saja.

g. Keluarga Pasien
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga terdekat
adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak kandung, saudara-
saudara kandung atau pengampunya.

h. Diskusi adalah metode pembelajaran yang melibatkan dua orang penerima


edukasi atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling
mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan
kesepakatan di antara penerima edukasi.

i. Ceramah adalah metode penyajian pembelajaran melalui penuturan materi


secara lisan.

j. Simulasi adalah metode penyajian pembelajaran dengan mencontoh atau


mempergunakan gambaran sebenarnya dari suatu sistem kehidupan nyata tanpa
harus mengalaminya pada keadaan yang sesungguhnya.

k. Praktek adalah metode pembelajaran dengan cara melaksanakan teori yang


telah disampaikan.
7

BAB III
Tata Laksana

6. Struktur Organisasi PKRS RSAU dr M. Salamun

KEPALA RUMAH SAKIT

KETUA

WAKIL KETUA

SEKRETARIS

ADMISSION EDUKASI PELAYANAN CUSTOMER


KHUSUS SERVICE
8

7. Struktur jabatan Tim PKRS


STRUKTUR JABATAN TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
RSAU dr.M. SALAMUN

KEPALA RUMAH SAKIT


dr. Didik Kestito, Sp.BU

Ketua Tim PKRS


Rochmulyati,SKM.

Wakil Ketua panitia PKRS


Sesrumkit

Sekretaris
Rahmat K.,S.Kep. Ners.

Admission Edukasi Pelayanan Khusus Customer Service

Junaedi,Amd.Kep Muid Mulyana Mohadi, SPd., Skep Ners.,


Yatna S. Supriyanto,SKM.,M.KM Armansyah,S.Kep.Ners M.MKes., M.H.Kes.
Supervisor Dwi Hariwiyati,S.Kep Ratih Kasta I, S.Kep Inkris, S.Psi
Piket Rekam Medis Didi Parmadi,S.Kep.Ners. Devi, SPd. Wahyu A.,Amd.Kep
Erlien Marlina,Amd.Kep. Sri Daniati,S.Kep.Ners Tkk. Andri
Siti Aminah
9

7. Uraian Tugas Tim PKRS

a. Ketua PKRS
1) Menyusun dan merencanakan pelaksanaan kegiatan program kerja
PKRS.

2) Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan operasional


PKRS secara efektif , efisien dan bermutu.

3) Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit kerja terkait

4) Memberikan pembinaan terhadap anggota PKRS

5) Membuat daftar inspeksi ke semua unit terkait

6) Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota PKRS untuk


membahas dan menginformasikan hal – hal penting yang berkaitan dengan
PKRS.

7) Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan

8) Menjalin Kerjasama antar unit terkait.

9) Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki cara


kerja dan pedoman kerja yang aman dan efektif

b. Wakil Ketua PKRS

1) Menjadi mitra ketua PKRS untuk Memimpin, mengkoordinir dan


mengevaluasi pelaksanaan operasional PKRS secara efektif ,efisien dan
bermutu

2) Menjadi mitra ketua PKRS untuk Berrtanggung jawab terhadap koordinasi


dengan bagian unit kerja terkait

3) Menjadi mitra ketua PKRS untuk memberikan pembinaan terhadap


anggota PKRS
4) Menjadi mitra ketua PKRS untuk membuat daftar inspeksi ke semua unit
terkait Membuat dan menanda tangani surat keluar serta melakukan
pekerjaan administrasi termasuk pengarsipannya .
10

5) Menjadi mitra ketua PKRS untuk Meningkatkan pengetahuan anggota,


membuat danmemperbaiki cara kerja dan pedoman kerja yang aman dan
efektif
6) Memberikan pertimbangan/saran PKRS pada perencanaan,
pengembangan program dan fasilitasinya
7) Membuat Analisa kinerja PKRS.

c. Sekretaris PKRS

1) Mengatur rapat dan jadwal rapat PKRS


2) Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang diperlukan, termasuk
konsumsi, khususnya bila rapat berlangsung saat waktu makan siang atau
sore.

3) Membuat dan menanda tangani surat keluar serta melakukan pekerjaan


administrasi termasuk pengarsipannya .

4) Menyusun kesimpulan sidang dan notulen rapat

5) Memberikan pertimbangan/saran PKRS pada perencanaan,


pengembangan program dan fasilitasinya.

d. Admission

1) Membantu pasien dalam hal informasi tentang penyakit pasien, tarif,


ketersediaan ruang rawat inap, dan praktek dokter.

2) Membantu pasien apabila memerlukan rujukan antar ruangan/ poli/ unit


maupun antar rumah sakit.

3) Menjadi penghubung jika pasien memerlukan kelengkapan administrasi


terkait akses pelayanan.
11

e. Edukasi

1) Mengkoordinasikan dengan setiap poli/ unit dalam hal materi edukasi


kepada pengunjung, pasien atau kelompok masyarakat kompleks
pemukiman.

2) Menjadwalkan kegiatan edukasi, bekerja sama dengan unit/ poli/ ruang


rawat terkait.

3) Bekerja sama dengan polirawat jalan, rawat inap, dokter dan penunjang
kesehatan lainnya berkaitan dengan tugas edukasi kepada pasien.

f. Pelayanan Khusus

1) Melaksanakan bantuan/ bimbingan kepada pasien VIP ( khusus kepada


pasien yang berpangkat kolonel dan perwira tinggi ).

2) Membantu pasien yang berkebutuhan khusus, karena keterbatasan fisik


dan komunikasi untuk mendapatkan akses pelayanan.

3) Membantu pasien yang kekurangan persyaratan administrasi untuk


selanjutnya tetap berhak mendapatkan akses pelayanan.

g. Customer Service

1) Memberi layanan informasi tentang akses pelayanan RSAU dr. M.


Salamun.

2) Membantu pasien, terkait dengan ketersediaan alat bantu pasien,


ambulance, kereta jenajah dan lain-lain.

3) Membuka akses kepada instansi lain untuk membangun jejaring


pelayanan kesehatan dengan RSAU dr. M. Salamun

4)Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada institusi pendidikan untuk


bekerja sama dengan RSAU dr. M. Salamun.
12

9. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Tabel 1.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit RSAU dr.M. Salamun

Kualifikasi
Jumlah yang
No Nama Jabatan
Formal Masa Kerja Sertifikat ada

S1 Kesehatan atau Pelatihan


Ketua KPRS Kesehatan Komunikasi
1 3 tahun 1
Masyarakat Efektif
S1 Kesehatan atau Pelatihan 1. t
Wakil Ketua a
2 Kesehatan Komunikasi
KPRS h 1
Masyarakat Efektif u
n
Pelatihan
3. Sekretaris S1 / D3 Kesehatan Komunikasi
1 tahun 1
Efektif
Koordinator S1/D 3 Pelatihan
Koordinator Kesehatan Komunikasi
4 Admission Efektif
1 tahun 1
Anggota Anggota D 3,
SLA/sederajat

Kompeten
Koordinator dibidang
S1
5 Edukasi dan kualifikasi
1 tahun masing-masing 1
Anggota Anggota D3

Koordinator
Pelayanan Pamen TNI AU Pelatihan
6
Khusus 1 tahun komunikasi efektif 1
Anggota D 3
Anggota

Koordinator - S1/D3 Kesehatan


Customer
7 Pelatihan
Service 1 tahun 1
komunikasi efektif
Anggota Anggota D 3
13

10. Distribusi Ketenagaan


Pola distribusi tenaga PKRS dapat diatur dan disesuaikan dengan waktu kerja
yang sudah ditentukan oleh RSAU dr.M. Salamun, meliputi :
a. Dinas Pagi
Ketua , wakil ketua, sekretaris, Koordinator Addmission, Koordinator
Edukasi, Koordinator Pelayanan Khusus dan Customer Service bertugas sesuai
dengan waktu kerja yang sudah ditetapkan oleh RSAU dr.M. Salamun. Pada
pelaksanaan dilapangan atau ditempat kerja, Tim KPRS dibantu oleh tenaga
pelaksana yang bekerja dan berada pada posisi/ tempat yang ditentukan sesuai
dengan format materi yang akan disampaikannya.

b. Dinas Sore dan malam


Untuk pelaksanaan dinas sore dan malam, dilakukan oleh pelaksana
suvervisor perawat dan petugas jaga Rekam medis

11. Pengaturan Jaga


Pengaturan jaga dalam tim PKRS bersifat purna waktu, standby dalam kurun
waktu 24 jam dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kepada pasien.

12. Ruangan
PKRS/edukasi dilakukan dibeberapa tempat, disesuaikan dengan keberadaan
dan kebutuhan kelompok sasaran antara lain :
a. Tempat Pendaftaran Pasien URJ/IGD
b. Ruang tunggu poli masing-masing
c. Ruang tunggu apotik
d. Ruang Addmission
e. Ruang Rehabmedik
f. Ruang Radiotherapi
g. dan lain-lain.
14

13. Standar Fasilitas

a. Fasilitas
Ruang PKRS dilengkapi dengan berbagai sarana pendukung dalam
memberikan informasi dan edukasi bagi pasien, keluarga dan pengunjung lainnya.
Ruang PKRS RSAU dr.M. Salamun, meliputi :
1) Pemasangan poster di dinding-dinding, baik dalam bentuk cetakan
maupun bentuk-bentuk lain.
2) Penyediaan perpustakaan atau ruang dan bahan-bahan bacaan.
3) Penyediaan leaflet, brosur atau selebaran atau bahan-bahan informasi
lain yang dapat diambil secara gratis
4) Penyediaan, VCD/DVD player dan televisi yang menayangkan, informasi-
informasi yang diperlukan.

b. Peralatan
Sarana atau peralatan yang dipakai dalam kegiatan promosi kesehatan
rumah sakit di RSAU dr.M. Salamun diantaranya:
1) TV, LCD
2) Amplifier dan Wireless Microphone
3) Computer dan laptop
4) Pointer
5) Public Address System (PSA)/Megaphone
6) Flypchart Besar/Kecil
7) Cassette recorder/player
8) Kamera foto
9) Brosur / leaflet / poster/banner/spanduk
10)Papan informasi
11)Materi yang disusun oleh setiap educator
12)Dll.
15

14. Ketentuan Umum PKRS

a. Asesmen
Agar penyuluhan efektif, perlu dilakukan penilaian awal terhadap keadaan
pasien untuk menentukan kebutuhan atau yang harus diketahui dan dilakukan
oleh pasien/ keluarga serta metode yang sesuai, data yang harus diketahui antara
lain agama, tingkat pendidikan, kemampuan bahasa, diagnose dan keadaan
penyakit pasien, tindakan medis dan terapi yang dilakukan dokter, hasil evaluasi
dan tindak lanjut.

b. Pasien dengan keterbatasan fisik, anak-anak dan manula, informasi


diberikan kepada keluarga yang mendampingi. Pasien dengan keterbatasan
bahasa, rumah sakit menyediakan tenaga penerjemah.

c. Sasaran PKRS
Sasaran pemberian Informasi dan penyuluhan ada 3 (tiga) kelompok yaitu :
1) Semua pengunjung rumah sakit untuk informasi yang bersifat umum.
2) Pasien rawat jalan, baik secara kelompok maupun perorangan.
3) Pasien rawat inap baik secara kelompok maupun perorangan.

d. Metode dan Materi


1) Untuk informasi umum bisa disampaikan secara lisan maupun tertulis,
berupa tanya jawab sesuai kebutuhan pengunjung rumah sakit, missal :
buka loket file; jam buka klinik; macam pelayanan; fasilitas dan tariff; alur
pendaftaran pasien dan lain-lain. Alat bantu instruksi bisa berupa brosur,
leaflet, papan pengumuman, banner dan lain-lain.
2) Setiap pasien rawat jalan yang berobat di klinik akan mendapatkan
informasi sesuai kebutuhan pasien, dengan cara tanya jawab, konsultasi dan
praktek. Bisa dibantu dengan brosur, leaflet, alat peraga, alat bantu yang
sesuai kebutuhan pasien dan lain-lain. Pasien diberi kesempatan untuk
bertanya dan memperagakan sampai benar-benar paham. Informasi yang
diberikan terkait dengan perawatan penyakitnya antara lain diagnose dan
penjelasannya, terapi dan efek samping obat,resiko, diet dan nutrisi,
16

manajemen nyeri, tehnik rehabmedik, tindak lanjut dan lain-lain. Ringkasan


materi yang disampaikan ditulis pada lembar edukasi kemudian
ditandatangani oleh pemberi dan penerima informasi.
3) Cara penyampaian informasi/ edukasi mengacu pada Panduan
Komunikasi Effektif.
4) Penyuluhan yang diberikan untuk pasien rawat inap meliputi diagnose
dan penjelasan penyakit, prosedur tindakan dan terapi obat, resiko diet dan
nutrisi, manajemen nyeri, tenik rehabmedik, evaluasi dan tindak lanjut,
bimbingan rohani, psikologi dan petunjuk pasien pulang. Seperti halnya
pasien rawat jalan, ringkasan materi ditulis pada lembar edukasi kemudian
ditandatangani oleh pemberi dan penerima informasi.

e. Verifikasi
Untuk mengetahui bahwa informasi yang disampaikan telah dipahami oleh
pasien / keluarga maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Pasien diberi kesempatan bertanya
2) Pasien ditanya ulang tentang materi yang disampaikan.
3) Bila perlu pasien / keluarga diminta menjelaskan kembali materi yang
diterima ( untuk materi yang bersifat pengertian) atau memperagakan /
mempraktekan sendiri untuk materi yang bersifat ketrampilan)
4) Setelah pasien / keluarga memahami informasi yang diterima, diminta
tandatangan / paraf pada lembar edukasi.

f. Pemberi informasi / penyuluh / edukator


1) Pemberi informasi/ penyuluh adalah semua petugas rumah sakit yang
memberikan pelayanan kepada pasien/keluarga/pengunjung rumah sakit
sejak dari loket file/IGD sampai dengan pasien keluar rumah sakit. Petugas
tersebut adalah petugas informasi/file/IGD, dokter/drg/dr.spesialis, perawat,
bidan, laboran, dietisien, radiographer, psikolog, paroh dan sebagainya yang
memberikan pelayanan kepada pasien.
2) Depbangdiklat atas usulan Dep/Subdep/bagian mengadakan pelatihan
bagi Sumber Daya Manusia rumah sakit yang terkait pelayanan pasien agar
17

mampu dan trampil memberikan penyuluhan kepada pasien sesuai bidang


dan kapasitas masing-masing.

g. Pencatatan dan Pelaporan


1) Semua informasi yang bersifat pelayanan medis dicatat dalam lembar
edukasi, ditandatangani oleh pemberi dan penerima informasi. Untuk
operasi/tindakan medis//tindakan diagnostik dicatat pada Informed Consent.
kemudian disimpan dalam berkas rekam medis pasien yang bersangkutan.
2) Kegiatan diatas juga dicatat dan dilaporkan sebagai laporan kegiatan
bagian yang bersangkutan, dimana pasien dirawat.
3) Kegiatan pemberian informasi secara kelompok dilaporkan dalam
kegiatan pendidikan unit/ bagian yang bersangkutan. Rekap kegiatan untuk
seluruh rumah sakit dilaporkan oleh bagminmed.
4) Untuk pelayanan kerohanian hanya diberikan atas permintaan dan
persetujuan pasien dan / keluarganya. Prosedur pelaksanaannya mengikuti
Panduan Pelayanan Kerohanian RSAU dr.M. Salamun.

14. Tata laksana Promosi Kesehatan Rumah Sakit Rawat Jalan

a. Tata laksana promosi kesehatan rumah sakit untuk pasien rawat jalan,
meliputi :
1) PKRS di Pendaftaran/administrasi
2) PKRS dipoliklinik misalnya poli kandungan, Poliklinik Gigi, Poliklinik Anak,
Poliklinik Mata, Poliklinik Bedah, Poliklinik THT,dll.
b. Tim PKRS memberikan edukasi dan informasi kepada pasien mengenai
kondisi penyakitnya dan memberikan saran medis dan pemeriksaan diagnostik
(laboratorium atau radiologi) yang menunjang ketepatan diagnosis pada pasien
tersebut
c. Tim PKRS merujuk pasien kepada dokter spesialis yang berkompeten
menangani penyakit pasien tersebut
d. Pelaksanaan PKRS ditunjang oleh tenaga yang berkompeten sesuai dengan
disiplin ilmu yang dimiliki
18

e. Apabila pasien rawat jalan datang untuk menanyakan rencana diagnosis


atau konsultasi awal mengenai kondisi penyakitnya tanpa berobat, maka informasi
akan diberikan oleh dokter poli umum.

15. Tata laksana Promosi Kesehatan Rumah Sakit Rawat Inap

a. Tata laksana promosi kesehatan rumah sakit untuk pasien rawat inap,
muliputi :
1) PKRS di Pendaftaran/ administrasi
2) Pelayanan PKRS di ruang rawat darurat, rawat intensif dan rawat inap

b. Tim PKRS memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu
penjelasan lebih dalam mengenai penyakitnya pada saat awal perawatan, selama
perawatan dan ketika pasien akan pulang.

c. Pemberian edukasi dan informasi dilaksanakan sesuai dengan Standar


Prosedur Operasional pemberian informasi dan edukasi.

d. Pencatatan pasien yang teredukasi dalam lembar edukasi.

e. Pemberian edukasi harus dilakukan langsung pada saat ditentukannya


rencana suatu tindakan pelayanan kesehatan kepada pasien atau selambat-
lambatnya 1 x 24 jam bila untuk edukasi tertentu dari waktu DPJP (Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan) mendiagnosis pasien.

f. Perawat mengidentifikasi kebutuhan informasi dan edukasi yang dibutuhkan


oleh pasien sebagai edukasi kolaboratif yaitu pemberian edukasi kepada pasien
yang membutuhkan informasi lebih dari satu subunit PKRS.
g. Bila pasien dan/atau keluarga pasien yang sedang dirawat di ruang rawat
inap membutuhkan informasi dan edukasi yang lebih dalam mengenai perjalanan
penyakit, evaluasi, rencana terapi, dan lain-lain, maka perawat dapat meminta
19

bantuan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) atau dokter jaga atau
subunit tim PKRS yang terkait.

h. Bila pasien sudah diperbolehkan pulang oleh DPJP (Dokter Penanggung


Jawab Pelayanan), maka pemberian informasi akan diberikan sesuai dengan poin
1-3 di atas (apabila masih membutuhkan).

i. Pemberi informasi medis dan edukasi yang berhubungan dengan Clinical


pathway atau rencana penatalaksanaan pasien yang bersifat multi disiplin, yang
berisi detail langkah-langkah penanganan seorang pasien mulai masuk rumah
sakit sampai dengan keluar rumah sakit adalah dokter ruangan atau DPJP (Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan) dan informasi pasien pulang dapat diberikan oleh
perawat.

17. Tata laksana Promosi Kesehatan Rumah Sakit Penunjang Medik


Tata laksana promosi kesehatan rumah sakit untuk pasien rawat inap, rawat
jalan dan/keluarganya muliputi :

a. PKRS di Pendaftaran/administrasi
b. Pelayanan PKRS di sub dep Laboratorium, Radiologi, Rehabilitasi Medis,
Radioterapi, dsb

18. Tata laksana PKRS Pelayanan Bagi Orang Sehat


a. Pelayanan PKRS di pelayanan KB, Konseling Gizi, Bimbingan senam,
pemeriksaan kesehatan (check Up), konseling kesehatan jiwa, dsb
b. Membentuk kelompok kelompok diskusi, misal kelompok diskusi penyakit
jantung, kelompok diskusi usia lanjut, dsb.
c. Kelompok senam, misal senam Jantung.
20

19. Tata laksana Konseling

a. Konselor berusaha untuk memberikan kabar gembira dan kegairahan hidup


kepada pasien agar proses konseling dapat diterima dengan baik. Setelah itu
pasien dapat mengungkapkan sendiri masalah, kelemahan atau kekeliruannya.
b. Konselor menghargai pasien tanpa syarat.
c. Konselor melihat pasien sebagai subyek dan sesama hamba Tuhan dengan
tidak memperlakukan pasien secara semena mena.
d. Konselor mengembangkan dialog yang menyentuh perasaan.
e. Konselor memberikan keteladanan, kepribadian, wawasan dan ketrampilan
kepada pasien untuk dapat menemukan jati dirinya.
f. Konseling dilaksanakan oleh Poli Psikiatri, Poli Psikologi.

20. Tata laksana Akses Promosi Kesehatan Rumah Sakit

a. Informasi tentang fasilitas pelayanan, jam pelayanan dan cara mendapatkan


pelayanan di RSAU dr.M. Salamun bisa didapatkan masyarakat dari :

1) Brosur atau leaflet tentang informasi pelayanan dan fasilitas di RSAU


dr.M. Salamun
2) Website: www.rsau.com.id
3) Bagian Addmission
4) Papan informasi fasilitas dan pelayanan RSAU dr.M. Salamun

b. Pasien dapat mengakses pelayanan di Rumah Sakit RSAU dr.M. Salamun


melalui:
1) Permintaan atau rujukan dari dokter luar RSAU dr.M. Salamun, misalnya:
dokter praktik pribadi dari luar RSAU dr.M. Salamun memberikan rujukan
kepada pasien dilakukan pemeriksaan darah di Laboratorium RSAU dr.M.
Salamun.
2) Permintaan atau rujukan dari dalam RSAU dr.M. Salamun, misalnya:
dokter jaga Instalasi Gawat Darurat RSAU dr.M. Salamun merujuk pasien
21

untuk dilakukan pemeriksaan CT scan di Instalasi Radiologi RSAU dr.M.


Salamun.
3) Pemeriksaan atas permintaan pasien sendiri

c. Informasi tentang pelayanan, akses pelayanan dan alternatif rujukan


dapat diperoleh dari petugas atau staf di unit bersangkutan.

21. Rapat
Tim PKRS mengadakan rapat minimal satu kali dalam satu bulan, sedangkan
rapat evaluasi program dilakukan setiap enam bulan sekali. Disamping rapat rutin
tersebut tim PKRS bisa melakukan rapat kapan saja, bersifat insidentil sesuai
kebutuhan.

BAB IV
DOKUMENTASI DAN PELAPORAN

Semua kegiatan tim PKRS kepada pasien didokumentasikan. Adapun pelaporan


pelaksanaan pemberian informasi dan edukasi dikoordinir unit promosi kesehatan
rumah sakit yang terdiri dari pelaporan dari seluruh unit yang melaksanakan pemberian
informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga.

Bandung, Desember 2014

Kepala RSAU dr. M. Salamun

dr. Didik Kestito,Sp.BU


Kolonel Kes NRP 512677

Anda mungkin juga menyukai