Anda di halaman 1dari 20

2019

PEDOMAN
PENGORGANISASIAN PROMOSI
KESEHATAN RUMAH SAKIT
(PKRS)

RSUD CABANGBUNGIN
KABUPATEN BEKASI
Kp. Bojong RT 001 RW 004 Desa Jayalaksana Kec. Cabangbungin
Telp. (021) 300 21 633
Email : rsud.cabangbungin@gmail.com
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena hanya atas
perkenan-Nya Pedoman Pengorganisasian Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
Rumah Sakit Umum Daerah Cabangbungin Kabupaten Bekasi ini dapat selesai.
Pedoman Pengorganisasian Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Rumah Sakit
Umum Daerah Cabangbungin Kabupaten Bekasi akan digunakan dalam menjalankan kegiatan
pelayanan bagi petugas yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Cabangbungin Kabupaten
Bekasi.
Diharapkan dengan adanya pedoman ini dapat meningkatkan pengorganisasian dalam
hal promosi kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Cabangbungin Kabupaten Bekasi dan
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan tugas promosi kesehatan.
Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih yang sedalam dalamnya atas bantuan
semua pihak dalam menyelesaikan Pedoman Pengorganisasian Promosi Kesehatan Rumah
Sakit (PKRS) ini.
Kami sangat menyadari banyak terdapat kekurangan dalam pedoman ini.
Kekurangan ini secara berkesinambungan akan terus diperbaiki sesuai dengan tuntutan
dalam pengembangan rumah sakit ini.

Bekasi, Agustus 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Orientasi sistem pelayanan kesehatan di masa yang lampau sangatlah berbeda dengan
masa sekarang. Sistem pelayanan yang berorientasi hanya pada kuratif sudah banyak
ditinggalkan. Masyarakat di masa sekarang sudah meyakini bahwa memelihara kesehatan
diperlukan suatu rangkaian usaha yang lebih luas, di mana perawatan dan pengobatan di
rumah sakit hanyalah salah satu bagian kecil dari rangkaian usaha tersebut.
Efektivitas suatu pengobatan, selain dipengaruhi oleh pola pelayanan kesehatan yang
ada serta sikap dan keterampilan para pelaksananya, juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan,
sikap, pola hidup pasien dan keluarganya. Selain itu tergantung juga pada kerja sama yang
positif antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Kalau pasien dan
keluarganya memiliki pengetahuan tentang cara-cara penyembuhan dan pencegahan
penyakit, serta keluarga pasien mampu dan mau berpartisipasi secara positif, maka hal ini akan
membantu peningkatan kualitas kesehatan masyarakat pada umumnya.
Promosi Kesrhatan Rumah Sakit (PKRS) berusaha mengembangkan pengertian pasien,
keluarga, dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan pencegahannya. Selain itu PKRS
juga berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit
untuk berperan secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh
karena itu, PKRS merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pelayanan kesehatan
rumah sakit.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan, standar prosedur operasional dalam
pengaturan sumber daya manusia sehingga dalam memberikan pelayanan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Cabangbungin Kabupaten Bekasi.

2. Tujuan Khusus
1) Mengembangkan perilaku kesehatan (healthy behavior): promosi kesehatan di rumah
sakit mempunyai tujuan untuk mengembangkan pengetahuan sikap dan perilaku tentang
kesehatan khususnya masalah penyakit yang diderita pasien. Apabila
pengetahuan, sikap, dan perilaku ini dipunyai oleh pasien, maka pengaruhnya antara
lain:
a. Mempercepat kesembuhan dan pemulihan pasien.
b. Mencegah terserangnya penyakit yang sama atau mencegah kekambuhan penyakit
c. Mencegah terjadinya penularan penyakit kepada orang lain atau keluarga.
d. Menyebarluaskan pengalamannya tentang proses penyembuhan kepada orang
lain, sehingga orang lain dapat belajar dari pasien tersebut.
2) Mengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan.
3) Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
1. Di dalam Gedung Rumah Sakit
a. Promosi kesehatan bagi pasien rawat jalan
b. Promosi kesehatan bagi pasien rawat inap
c. Promosi kesehatan dalam pelayanan penunjang medik: PKRS di pelayanan
laboratorium, radiologi, farmasi
d. PKRS dalam pelayanan bagi klien (orang sehat) yaitu seperti pelayanan KB, konseling
gizi, bimbingan senam, pemeriksaan kesehatan, konseling kesehatan jiwa, konseling
kesehatan remaja, dll
e. PKRS di ruang pembayaran rawat inap
f. Pemasangan media: poster, neon box, leaflet, sticker, majalah dinding, papan
pengumuman, dll
g. Penyuluhan kelompok

2. PKRS di Luar Gedung Utama Rumah Sakit


a. PKRS di halaman parkir
b. PKRS di pagar pembatas kawasan RS
c. PKRS di tempat ibadah
d. PKRS di lingkungan RS (penjual makanan)

3. PKRS di Luar Rumah Sakit


a. Pembicara seminar
b. Pemberdayaan masyarakat: Posyandu, Kelurahan Siaga
c. Kegiatan Gerakan Hidup Sehat: Jantung Sehat, Konseling Perbaikan Gizi, Klinik
Berhenti Merokok, dll

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Di dalam gedung
Di dalam gedung RS, PKRS dilaksanakan seiring dengan pelayanan yang
diselenggarakan rumah sakit. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa di dalam gedung
terdapat peluang-peluang:
a. Di ruang pendaftaran/administrasi, yaitu di ruang dimana pasien/klien harus
melapor/mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan RS
b. PKRS dalam pelayanan rawat jalan bagi pasien, yaitu poliklinik-poliklinik seperti poliklinik
kebidanan dan kandungan, poliklinik anak, poliklinik bedah, poliklinik penyakit dalam dan
lain-lain
c. PKRS dalam pelayanan rawat inap bagi pasien, yaitu di ruang-ruang gawat darurat, dan
rawat inap
d. PKRS dalam pelayanan penunjang medik bagi pasien yaitu pelayanan obat/apotik,
pelayanan laboratorium, dan pelayanan radiologi
e. PKRS dalam pelayanan bagi klien (orang sehat), yaitu seperti di pelayanan KB, konseling
gizi, bimbingan senam, pemeriksaan kesehatan jiwa, konseling kesehatan remaja, dan
lain-lain
f. PKRS di ruang pembayaraan rawat inap, yaitu diruang di mana pasien rawat inap harus
menyelesaikan pembayaran rawat inap, sebelum meninggalkan RS. Promosi kesehatan
oleh tim PKRS dalam pelayanan-pelayanan di atas ditangani oleh tim PKRS

2. Di luar gedung
Kawasan luar gedung RS yang dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk PKRS
yaitu:

a. PKRS di halaman parkir, yaitu pemanfaatan ruang yang ada di lapangan/gedung parkir
sejak dari bangunan gardu parkir sampai ke sudut-sudut lapangan/gedung parkir
b. PKRS di tempat ibadah yang tersedia di sekitar RS
c. PKRS di pagar pembatas kawasan RS
d. PKRS di lingkungan RS (penjual makanan)

3. PKRS di Luar Rumah Sakit


a. PKRS di instansi-instansi seperti rumah sakit, perusahaan, sekolah, kampus
b. PKRS di masyarakat

Tim PKRS Rumah Sakit Umum Daerah Cabangbungin Kabupaten Bekasi berada di
bawah Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Cabangbungin Kabupaten Bekasi.

E. LANDASAN PELAYANAN
Pelayanan Kesehatan terselenggara dengan mengacu kepada :
1. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

a. Pasal 7
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang
seimbang dan bertanggungjawab

b. Pasal 8
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk
tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga
kesehatan

c. Pasal 10
Setiap orang berkewajiban menghormati hal orang lain dalam upaya memperoleh
lingkungan yang sehat baik fisik, biologi, maupun sosial

d. Pasal 11
Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan,
mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya
e. Pasal 17
Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi,
dan fasilitas pelayanan kesehatan yang setinggi-tingginya

f. Pasal 18
Pemerintah bertanggung jawab memberdayakan dan mendorong peran aktif
masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan

g. Pasal 47
Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan
berkesinambungan

h. Pasal 55
1. Pemerintah wajib menetapkakn standar mutu pelayanan kesehatan
2. Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) diatur
dengan peraturan Peraturan pemerintah

i. Pasal 62
1. Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan
kesehatan melalui kegitan penyuluhan, penyebarluasasan informasi, atau kegiatan
lain untuk menunjang tercapainya hidup sehat
2. Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk menghindari atau
mengurangi resiko, masalah, dan dampak buruk akibat penyakit
3. Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin dan menyediakan fasilitas untuk
kelangsungan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
4. Ketentuan berlanjut tentang upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
5. Ketentuan berlanjut tentang upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
diatur dengan peraturan Menteri

j. Pasal 115
1. Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada fasilitas pelayanan kesehatan
2. Pemerintah Daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di wilayahnya

k. Pasak 168
l. Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efesien diperlukan
informasi kesehatan
2. Informasi kesehatan sebagaimana dimaksudkan ayat (1) dilakukan melalui sistem
informasi dan melalui lintas sector
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi sebagaimana dimasudkan pada
ayat (2) diatur oleh Peraturan Pemerintah
2. Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

a. Pasal 1
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat

b. Pasal 4
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna

c. Pasal 10, ayat 2


Bangunan Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas ruang, butir m) ruang penyuluhan
kesehatan masyarakat rumah sakit

d. Pasal 29
Setiap rumah sakit mempunyai kewajibatan; butir a) memberikan informasi yang benar
tentang pelayanan rumah sakit kepada masyarakat

e. Pasal 32
Setiap pasien mempunyai hak, butir d) memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu
sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional

3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 267/MENKES/SK/2010 tentang Penetapan Road


Map Reformasi Kesehatan Masyarakat, dimana hal ini tidak terpisahkan dengan rencana
strategis kementerian kesehatan 2010-2014. Salah satu prioritas reformasi kesehatan yang
dimaksud adalah Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (World Class Hospital)
4. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/MenKes/Per/XI/ 2006
tentang pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan
6. Undang — Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333 tahun 1999 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 436/MENKES/SK/VI/1993 Tentang Berlakunya
Standar Pelayanan Rumah Sakit Dan Standar Pelayanan Medis di Rumah Sakit
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 920/Menkes/Per/XII/86 tentang Upaya Pelayanan
Kesehatan Swasta di Bidang Medik
10. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan (Lembaran negara tahun 1992)
nomor 100. Tambahan lembaran negara nomor 3495)
BAB II
GAMBARAN UMUM RSUD CABANGBUNGIN

A. Sejarah Umum Rumah Sakit


Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Cabangbungin Kabupaten Bekasi berdiri di
lahan seluas ± 13.000 M². Terletak di jln Kp. Bojong Rt.004/001 Desa Jayalaksana,
Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi, ditandai dengan peletakan batu pertama oleh
Bupati Kabupaten Bekasi pada tanggal 22 Mei 2017, alasan pembangunan Rumah Sakit
Umum Daerah Cabangbungin Kabupaten Bekasi adalah untuk melayani masyarakat di
wilayah utara seperti Muaragembong, Cabangbungin, Pebayuran, Sukakarya, dan Sukawangi
dan sekitarnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal dan sebagai RS
Rujukan.
Rumah Sakit Umum Daerah Cabangbungin Kabupaten Bekasi resmi dibuka
untuk umum pada tanggal 25 Juli 2017, berdasarkan Instruksi Bupati Bekasi Nomor : 591/Kep-
237-DISTARKIM/2015, tentang pengoperasian Rumah Sakit Umum Daerah Cabangbungin
Kabupaten Bekasi dan surat izin operasional Nomor 503/07/Dinkes/RS/2017 tentang izin
penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah Cabangbungin Kabupaten Bekasi. Pelayanan
yang diberikan terbatas pada pelayanan rawat jalan , Unit Gawat Darurat, Ambulance dan
penunjang medis.

B. Gambaran Komunitas Sekitar RSUD Cabangbungin


Lokasi Kp. Bojong Rt.004/001 Desa Jayalaksana Kec. Cabangbungin Kab. Bekasi
membuat RSUD Cabangbungin pasien kebanyakan adalah masyarakat kabupaten bekasi
dan terletak diperbatasan karawang. Mayoritas pasien yang datang ke RS adalah orang
Sunda, dan bahasa yang digunakan mayoritas adalah bahasa Indonesia Agama mayoritas
adalah Muslim. Pendidikan sebagian besar untuk pasien dewasa adalah SMA. Pasien
sebagian besar menggunakan jaminan BPJS dalam memperoleh pelayanan kesehatan.
BAB III
VISI DAN MISI

A. Visi
1. Visi Rumah Sakit Umum Daerah Cabangbungin
Rumah Sakit Harapan Masyarakat yang Berstandar Nasional

2. Visi PKRS
Menjadi Rumah Sakit yang memberikan promosi kesehatan yang berkelanjutan dan
berkualitas serta menjadi pusat rujukan dalam program promosi kesehatan di kabupaten
bekasi

B. Misi
1. Misi Rumah Sakit Umum Daerah Cabangbungin
1) Melengkapi dan mengembangkan kompetensi SDM yang berstandar nasional
2) Membangun Rumah Sakit sesuai dengan standar Rumah Sakit di Indonesia
3) Melengkapi Peralatan Medis dan Non Medis sesuai dengan standar Rumah Sakit
Nasional
4) Membangun Sistem dan Standar Rumah Sakit Nasional
5) Memberikan Pelayanan Medis yang sesuai standar dan dapat menyenangkan
pelanggan
6) Sesuai dengan Misi Kabupaten Bekasi di bidang kesehatan

2. Misi PKRS
1) Menyelenggarakan pengelolaan promosi kesehatan bagi pasien dan pengunjung RS
Mandaya, serta di luar rumah sakit
2) Menyampaikan informasi dan kegiatan Rumah Sakit Mandaya kepada masyarakat
melalui media cetak dan elektronik
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CABANG BUNGIN

Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Cabangbungin dipimpin oleh


seorang Direktur dengan kualifikasi jabatan yang sesuai.
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)

Struktur Organisasi PKRS mengacu kepada Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum
Daerah Cabangbungin. PKRS berada dibawah Direktur. PKRS dipimpin oleh seorang Ketua Tim
yang akan mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan khususnya promosi kesehatan di
Rumah Sakit dibantu oleh anggota yang terdiri dari perwakilan perawat dan bidan.

Direktur

dr. H. Markenly, M.Kes

Ketua

Delani Mutiara, SKM

Anggota

Medis Keperawatan & Kebidanan Penunjang Medis

Dr. Nuryanah Yudi Ruspandi, S.Kep., Ners Mia Juwita Sari, S.Gz
Ahrie Ramadhan, Amd. Kep Aris Permana, S. Farm, Apt
Hj. Cicih Cangkurileng, Amd. Kep
Siti Rohani, Amd. Keb
Eka Kustari, Amd. Keb
BAB VI
URAIAN JABATAN

a. Uraian tugas Tim PKRS

KETUA PKRS

1. Nama Tim : PKRS


2. Nama jabatan : Ketua
3. Pengertian :
Seorang professional yang diberi tugas dan wewenang untuk dapat memimpin dalam
menjalankan pelaksanaan program PKRS

4. Persyaratan dan kualifikasi:


a. Pendidikan formal : DIII/S1 dengan peminatan di bidang edukasi
b. Pendidikan non formal : Sertifikat Seminar
c. Pengalaman kerja :
Pengalaman kerja sebagai dokter/perawat/marketing/humas dalam medical
informasi di rawat inap dan rawat jalan.
d. Ketrampilan :
Memiliki bakat dan minat, berdedikasi tinggi, berkepribadian yang menarik, dapat
bersosialisasi dengan baik dan profesional.
5. Tanggung jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggungjawab seluruhnya terhadap
pelaksanaan program PKRS di RS.

6. Tugas pokok :
Mengkoordinasi semua pelaksanaan kegiatan program PKRS di RS

7. Uraian tugas :
a. Menyusun dan merencanakan pelaksanaan kegiatan program kerja PKRS.
b. Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan operasional PKRS
secara efektif , efisien dan bermutu.
c. Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit kerja terkait
d. Memberikan pembinaan terhadap anggota PKRS
e. Membuat daftar inspeksi ke semua unit terkait
f. Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota PKRS untuk membahas dan
menginformasikan hal – hal penting yang berkaitan dengan PKRS.
g. Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan
h. Menjalin kerjasama antar unit terkait.
i. Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki cara kerja dan
pedoman kerja yang aman dan efektif
8. Wewenang
a. Memberikan penilaian kinerja anggota PKRS
b. Membuat prosedur PKRS
9. Hasil Kerja
a. Daftar kerja untuk anggota PKRS
b. Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan di PKRS
c. Standar Prosedur Operasional PKRS
d. Laporan Program PKRS
e. Bahan Materi edukasi

ANGGOTA PKRS

1. Nama Tim : PKRS


2. Nama Jabatan : anggota PKRS
3. Pengertian :
Seseorang yang diberi tugas oleh ketua PKRS dalam mengidentifikasi kebutuhan promisi
kesehatan yang terkait dan memfollow up pelaksanaan dan penerapaan program kerja
PKRS dalam masing – masing bagian/unit kerja.

4. Persyaratan dan Kualifikasi :


a. Pendidikan Formal :
Berijasah D3 atau persamaannya, S1, dalam bidangnya masing masing dan
memiliki minat dan bakat dalam promosi kesehatan.

b. Pendidikan Non Formal :


Memiliki sertifikat kursus sesuai unit kerja masing - masing
c. Pengalaman Kerja :
Pengalaman kerja di rumah sakit dalam unit masing-masing.
d. Ketrampilan :
Memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian mantap dan
emosional yang stabil

e. Berbadan sehat jasmani dan rohani


5. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada Ketua dalam pelaksanaan
program kerja PKRS di setiap unitnya masing-masing

6. Tugas Pokok :
Membantu pelaksanaan semua kegiatan di Program PKRS di unit masing-masing

7. Uraian Tugas :
Penyuluhan/Pendidikan Individu

a. Mengkoordinasi kegiatan Penyuluhan/pendidikan individu.


b. Mengkoordinir proses pemasukan kegiatan penyuluhan/pendidikan individu menjadi
satu kesatuan dalam rekam medis.
c. Melaporkan kegiatan penyuluhan/pendidikan individu dan seluruh bangsal.
d. Mengadakan koordinasi dengan Instalasi/unit terkait
e. Melaporkan kegiatan penyuluhan/pendidikan individu perunit.
f. Memasukkan kegiatan penyuluhan/pendidikan individu menjadi satu kesatuan dalam
rekam medis.

Penyuluhan Kelompok

a. Membantu Ketua Tim PKRS dalam menyusun rencana kegiatan penyuluhan


kelompok didalam dan diluar rumah sakit.
b. Mengkoordinasikan kegiatan Penyuluhan kelompok sesuai profesi.
c. Ketua urusan penyuluhan kelompok dan anggota sesuai profesi bersama-sama Ketua
Tim PKRS melakukan penyuluhan di dalam dan di luar rumah sakit.
d. Mengadakan koordinasi dengan Instalasi /unit terkait.
e. Melaporkan kegiatan penyuluhan kelompok yang telah dilakukan
8. Uraian Wewenang :
Berdiri secara mandiri dan aktif untuk memberikan saran dan masukan mengenai
promosi kesehatan yang dibutuhkan per unit masing-masing.

9. Hasil Kerja
a. Identifikasi kebutuhan penyuluhan kesehatan per unit kerja
b. Pelaksanaan Program kerja PKRS di masing-masing unit
c. Penerapan Pedoman PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan
d. Penerapan SPO PKRS kebutuhan penyuluhan kesehatan
e. Laporan evaluasi kerja
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

A. Tata hubungan Kerja Tim PKRS


1. Tim PKRS langsung dibawah Direktur Rumah sakit.
2. Ketua tim PKRS bertanggung jawab langsung kepada Direktur Rumah Sakit.
3. Sekretaris bertanggungjawab langsung kepada ketua tim PKRS dan diharuskan
menyusun rapat, membuat notulen rapat PKRS
4. Setiap anggota PKRS berdiri mandiri dan aktif untuk membuat, melaksanakan dan
menerapkan program kerja PKRS di bagian atau unit masing-masing kerja.
5. Setiap anggota PKRS berkewajiban membuat identifikasi kebutuhan promosi
kesehatan dan menyarankan program kerja yang sesuai serta bertanggungjawab
langsung kepada Ketua PKRS
6. Hasil dari identifikasi kebutuhan promosi kesehatan dianalisa dan diolah di tim PKRS
untuk selanjutnya ditindak lanjuti dan diterapkan oleh tim PKRS.
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI

A. Pola Ketenagaan dan Kualifikasi SDM PKRS

Nama Kualifikasi
No
Pendidikan Sertifikasi / Pelatihan Kebutuhan
Jabatan
1 Ketua TIM Dokter, Sarjana Kep Bersertifikat 1
atau Sarjana Kesehatan Pelatihan
Masyarakat, Sarjana lain Komunikasi Efektif
dengan peminatan
edukasi pasien

2 Anggota Dokter, Sarjana Kep/ Bersertifikat 8


DIII Kep, S1atau DIII Pelatihan
Gizi , Sarjana Farmasi Komunikasi Efektif
Apoteker atau DIII/
SMK Farmasi

B. Dasar Perhitungan Ketenagaan


Perhitungan ketenagaan disesuiakan dengan kebutuhan pola ketenagaan dan kualifikasi yang
terdiri dari ketua dan anggota.
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Orientasi anggota baru adalah kegiatan anggota baru sebagai proses adaptasi untuk
mendapatkan input sebagai bekal dalam melaksanakan pekerjaan serta dalam penilaian kinerja.
Tujuan orientasi anggota baru adalah agar semua anggota mempunyai pengetahuan
dan keterampilan yang sama tentang bidang tugasnya. Orientasi anggota baru menjadi
tanggung jawab Ketua Tim PKRS.
Masa Orientasi Anggota baru maksimal 1 bulan. Kegiatan orientasi khusus sesuai
dengan uraian tugas masing-masing. Setelah masa orientasi selesai dilakukan tes evaluasi.
Hasil test tersebut sebagai bahan pertimbangan Direktur untuk menentukan keputusan bagi
anggota baru tersebut.
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT

A. Pengertian
Rapat Tim PKRS merupakan suatu pertemuan yang diikuti oleh seluruh anggota Tim
PKRS yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau
memecahkan masalah yang terkait dengan pelaksanaan strategi PKRS yang dilaksanakan di
rumah sakit.

B. Tujuan
1. Dapat menggali segala permasalahan terkait dengan pelaksanaan pelayanan PKRS di
Rumah Sakit.
2. Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan masalah untuk perbaikan pelaksanaan
pelayanan PKRS di Rumah Sakit.

C. Kegiatan Rapat
1. Rapat diadakan setiap tiga bulan sekali yang dihadiri oleh seluruh anggota Tim PKRS.
Rapat dipimpin oleh Ketua Tim PKRS.
2. Tim PKRS menyusun laporan hasil rapat dan disampaikan secara tertulis kepada
Direktur untuk diketahui atau ditindaklanjuti.
BAB XI
PELAPORAN

A. Pengertian
Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala
bentuk kegiatan yang ada terkait dengan pemberian pelayanan di Rumah Sakit Umum
Daerah Cabangbungin.

B. Jenis Laporan
1. Pelaporan Harian : Monitoring kinerja PKRS dilakukan dengan pemantauan setiap
hari oleh setiap PJ unit terkait, berupa pengisian form pengkajian pasien (terkait dengan
edukasi) dan pengisian formulir pemberian informasi dan formulir pemberian edukasi
kolaboratif. Dan pelaporan harian ini nantinya akan dikumpulkan untuk pelaporan bulanan
dan tahunan juga.
2. Pelaporan Bulanan: Monitoring jumlah pamflet yang tersedia dilakukan dengan
penyediaan 20 lembar untuk setiap topik materi edukasi disetiap unit terkait setiap
bulannya dan dilakukan refill atau pengisian ulang setiap bulannya. Apabila pamflet habis
sebelum sebulan, maka permintaan pamflet dapat dilakukan ke panitia PKRS (lihat lembar
permintaan pamflet edukasi). Pelaporan kegiatan penyuluhan rutin bulanan yang dilakukan
2x dalam seminggu, dibuat pelaporannya oleh koordinator. Evaluasi kualitas sumberdaya
manusia dan fasilitas dilakukan dengan survey lapangan setiap bulan dan pelatihan
mengenai materi edukasi unit- unit PKRS setiap 6 bulan sekali. Evaluasi kinerja panitia
PKRS dilakukan dengan laporan bulanan dari setiap unit PKRS, laporan bulanan panitia
PKRS dan survery kepuasan pelanggan setiap 3 bulan.
3. Pelaporan Tahunan: Kegiatan PKRS selama 1 tahun dilaporkan berikut dengan hasil
audit/pelaporan harian dan bulanan yang sudah dilakukan. Beserta evaluasi dan
perencanaan yang akan dilakukan di tahun berikutnya.
BAB XII
PENUTUP

Pedoman Pengorganisasian PKRS Rumah Sakit Umum Daerah Cabangbungin ini


mempunyai peranan penting sebagai pedoman bagi pelaksanaan pengelolaan ketenagaan dalam
pelayanan PKRS sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan.
Menyusun Pedoman Pengorganisasian PKRS adalah langkah awal ke suatu
proses yang panjang sehingga memerlukan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak
dalam penerapannya untuk mencapai tujuan sesuai yang diharapkan.
Demikian harapan kami semoga Pedoman Pengorganisasian ini dapat menjadi
pedoman dalam memberikan pelayanan PKRS, sehingga mutu pelayanan lebih dapat
ditingkatkan sesuai harapan dan tujuan.

Anda mungkin juga menyukai