Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

KASUS
JUNI 2022

DEMAM
TYPHOID
WIDIYANTI
45171112036

Dosen Pembimbing :
Dr. Ichwan Sapta Hadi, Sp.PD
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS PASIEN

1.Nama : Ny.I
2.Tanggal Lahir : 08 Mei 1995
3.Jenis Kelamin : Perempuan
4.Usia : 26 Tahun
5.Alamat : Jl. Vetran Selatan
6.Tanggal Masuk RS : 26 Juni 2022
1. Keluhan Utama
ANAMNESIS
Keluhan utama : Demam

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Anamnesis Terpimpin :
Nn. I usia 26 tahun datang ke IGD RSUD Labuang Baji diantar oleh
keluarga dengan keluhan demam sejak 3 hari sebelum masuk RS. Demam
diarasakan naik turun, dimana pada malam dan dini hari demam tinggi
kemudian menurun saat pagi menjelang siang. Pasien juga mengeluhkan
adanya nyeri kepala yang dirasakan terus menerus terutama saat demam
tinggi,pusing (+), nyeri perut (+), Mual dan muntah (+). Muntah 4 kali,
Muntah isi makanan dan cair, darah (-), Nafsu makan menurun serta tubuh
terasa lemas. Pada hari pertama demam pasien sempat BAB + 8 kali
dengan konsistensi encer berwarna kuning, darah (-), lendir (-).
Sebelumnya pasien berobat ke klinik namun tidak membaik. Keluhan ini
baru pertama kali dirasakan oleh pasien .
ANAMNESIS

3. Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada

4. Riwayat Penyakit Keluarga :


-kakak pasien mengalami keluhan yang sama 2 minggu sebelumnya
namun sudah membaik.

5. Riwayat Pengobatan
Riwayat berobat di klnik sebelum masuk rumah sakit
PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
2. Status Generalis
Kesan : Sakit sedang
a. Pemeriksaan Kepala
Kesadaran : Composmentis
Kepala : Normochepal, luka (-)
Tekanan Darah : 98/53 mmHg
Rambut : tidak mudah rontok
Nadi : 83 kali/menit
Mata : Anemis (-) Sklera ikterik
Pernapasan : 20 kali/menit
(-), pupil isokor, refleks cahaya (+/+)
Suhu : 36.4 ˚C
Telinga : Dbn
Spo2 : 97%
Hidung : Dbn
Leher : Dbn
Mulut dan tenggorokan : Dbn
PEMERIKSAAN FISIK

b. Pemeriksaan Jantung d. Pemeriksaan Abdomen


Inspeksi : Dbn Inspeksi : Tampak datar, distensi (-) Acites (-)
Palpasi : Dbn Auskultasi : peristaltik usus dbn
Auskulttasi : Dbn Perkusi : Timpani, Nyeri ketuk (-)
Palpasi : Nyeri tekan (+) di daerah
epigastrium
c. Pemeriksaan Thorax Hepatomegaly (-)
Inspeksi : Dbn e. Kulit dan Kelamin
Splenomegaly (-)
Palpasi : Dbn Warna kulit : ikterik (-)
Perkusi : Dbn Turgor Kulit : Dbn
Auskulttasi : Dbn
f. Ekstremitas : Teraba hangat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium 26.06.2022
- WBC :5.36x [103/uL ] 2. Radiologi (USG Abdomen)
- RBC :4.18 x [106/Ul]
- HGB : 12.2- [g/dL] 2. Serologi (widal) tanggal 27.06.2022
- HCT : 34.4- [%] - Salmonella typhi O :1/80
Tampak
- MCV : 82.3 [fL] - Salmonella typhi H :1/320Peradangan
- MCH : 31.1 [pg] - Salmonella typhi AH : 1/320
- MCHC : 29.2 [g/dL] - Salmonella typhi BH : 1/320
- PLT : 165- [10 /uL]
3

- NEU : 3.99 %
- LHYMP : 0.89- %
- MONO : 0.46 %
- EO : 0.0 %
- BASO : 0.02 %
PEMERIKSAAN PENUNJANG

3. CT Scan kepala
Kesan : Tidak tampak hematoma, infark
atau sol intrakranial Herring bone Dilatasi loop usus
appearance

Air fluid level


Resume
Nn. I usia 26 tahun datang ke IGD RSUD Labuang Baji diIantar oleh keluarga
dengan keluhan demam sejak 3 hari sebelum masuk RS. Demam diarasakan naik
turun, dimana pada malam dan dini hari demam tinggi kemudian menurun saat pagi
menjelang siang. nyeri kepala (+) yang dirasakan terus menerus terutama saat
demam tinggi,pusing (+), nyeri perut (+), Mual dan muntah (+). Muntah 4 kali, Muntah
isi makanan dan cair, darah (-), Nafsu makan menurun, lemas(+). Pada hari pertama
demam pasien sempat BAB + 8 kali dengan konsistensi encer berwarna kuning, darah
(-), lendir (-). Sebelumnya pasien berobat ke klinik namun tidak membaik. Keluhan ini
baru pertama kali dirasakan oleh pasien. Pada pemeriksaan fisis di dapatkan nyeri
tekan pada lokasi epigastrium, Demam (+).
DIAGNOSIS

Diagnosis Klinik : Demam typhoid


Diagnosis Banding : -Demam dengue
-malaria
TATALAKSANA

- IVFD RL 28 tpm
- Inj Paracetamol 1 gr/8 jam drip iv
- Metoclopramide 1 amp/iv
- Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam/iv
FOLLOW UP
Hari,Tangga Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
l
Senin, S/
27/06/2022 • Demam naik turun (+)
• Sakit kepala (+), pusing berputar (+) P/
• Mual (+) Muntah (+) 1 kali IVFD RL 24 tpm
• Nyeri ulu hati (+) 1. Ceftriaxone 2x1gr/iv
• Belum BAB sejak MRS 2. Paracetamol 1 gr/ 8
• BAK lancar jam/drips
O/ 3. Omeprazole 2x1/iv
• KU : Lemas 4. Ondansetron 2x1/iv
• TD : 96/42 mmHg 5. Biocombin 1x1/drip
• HR : 100 kali/menit 6. Betahistin 2x1
• RR : 20 kali/menit - Cek widal
• T : 38 C
• Sp02 : 96 %
• Nyeri tekan epigastrium (+)

A/
Febris, cephalgia+ vertigo
FOLLOW UP
Hari,Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
Selasa, S/
28/06/2022 • Demam naik turun (+) saat subuh 40 C P/
• Sakit kepala (+), pusing (+) IVFD RL 24 tpm
• Mual (+) Muntah (-) 1. Ceftriaxone 2x1gr/iv
• Nyeri ulu hati (+) 2. Paracetamol 1 gr/ 8
• Belum BAB sejak MRS jam/drips
• BAK lancar 3. Omeprazole 2x1/iv
O/ 4. Ondansetron 2x1/iv
• KU : lemas 5. Biocombin 1x1/drip
• TD : 99/66 mmHg 6. Betahistin 2x1
• HR : 86 kali/menit 7. Ibuprofen 400
• RR : 20 kali/menit mg/3x1
• T : 37,4 C
• Sp02 : 96 %
• Nyeri tekan epigastrium (+)

A/
Demam typhoid
Cephalgia akut
FOLLOW UP
Hari,Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
Rabu , S/
29/06/2022 • Demam naik turun (+) P/
• Sakit kepala (+), pusing berputar (+) IVFD RL 24 tpm
• Mual (+) Muntah (+) 1 kali 1. Ceftriaxone 2x1gr/iv
• Nyeri ulu hati (+) 2. Paracetamol 1 gr/ 8
• Belum BAB sejak MRS jam/drips
• BAK lancar 3. Omeprazole 2x1/iv
O/ 4. Ondansetron 2x1/iv
• KU : lemas 5. Biocombin 1x1/drip
• TD : 100/60 mmHg 6. Betahistin 2x1
• HR : 74 kali/menit 7. Ibuprofen 400 mg 3x1
• RR : 22 kali/menit
• T : 37,0 C
• Sp02 : 97 %
• Nyeri tekan epigastrium (+)

A/
Demam typhoid
Cephalgia
FOLLOW UP
Hari,Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
Kamis , S/
30/06/2022 • Demam naik turun (+), Menggigil (+) P/
• Sakit kepala (+), pusing berputar (+) IVFD RL 24 tpm
• Mual (+) Muntah (+) 2 kali 1. Ceftriaxone 2x1gr/iv
• Nyeri ulu hati (-) 2. Paracetamol 1 gr/ 8
• Sudah BAB tadi malam jam/drips
• BAK lancar 3. Omeprazole 2x1/iv
O/ 4. Ondansetron 2x1/iv
• KU : lemas 5. Biocombin 1x1/drip
• TD : 100/70 mmHg 6. Betahistin 2x1
• HR : 80 kali/menit 7. Ibuprofen 400 mg 3x1
• RR : 20 kali/menit - Konsul pada dr.SP.S
• T : 37,2 C
• Sp02 : 99 %
• Nyeri tekan epigastrium (-)

A/
Demam typhoid
Cephalgia
FOLLOW UP
Hari,Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
Jum’at , S/
01/06/2022 • Demam naik turun (+), Menggigil (-) P/
• Sakit kepala (+), pusing berputar (-) IVFD RL 24 tpm
• Mual (+) Muntah (-) 1. Ciprofloxacin 2x1/drip
• Nyeri ulu hati (+) 2. Paracetamol 1 gr/ 8
• BAB dan BAK lancar jam/drips
O/ 3. Omeprazole 2x1/iv
• KU : lemas 4. Ondansetron 2x1/iv
• TD : 110/80 mmHg 5. Biocombin 1x1/drip
• HR : 78 kali/menit 6. Betahistin 2x1
• RR : 20 kali/menit 7. Ibuprofen 400 mg 3x1
• T : 36,9 C
• Sp02 : 97 %
• Nyeri tekan epigastrium (+)
• CT scan : kesan (tidak tampak hematoma, infark atau sol
intracranial)

A/
Demam typhoid
Cephalgia
FOLLOW UP
Hari,Tanggal Perjalanan Penyakit Instruksi Dokter
Sabtu, S/
02/06/2022 • Demam naik turun (-), Menggigil (-) P/
• Sakit kepala (+) sudah berkurang, pusing berputar (-) IVFD RL 24 tpm
• Mual (-) Muntah (-) 1. Ciprofloxacin 2x1/oral
• Nyeri ulu hati (-) 2. Paracetamol 3x1/ oral
• BAB dan BAK lancar 3. Lansoprazole 2x1/oral
O/ 4. Domperidon 3x1/oral
• TD : 92/59 mmHg 5. Ibuprofen 3x1/oral
• HR : 63 kali/menit
• RR : 20 kali/menit
• T : 37,0 C
• Sp02 : 97 %
• Nyeri tekan epigastrium (-)

A/
Demam typhoid
PROGNOSIS
Ad Vitam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
Ad Fungsionam : dubia ad bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
• Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Salmonella enterica serovar typhi (S.typhi) yang dapat ditularkan
melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi

Aster VK, Abbas AK, C. J. Robbins' Pathology Teaching Book. Singepore: Elsevier; 2015,592 p
1. WHO. Typhoid. 2018. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/typhoid.
2. Widoyono. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya, Ed. 2. Jakarta: Erlangga. 2011.
EPIDEMIOLOGI
 11-20 juta kasus/tahun
 128.000-161.000 mortalitas/tahun
 > Negara-negara berkembang
Indonesia
Tinggi Sedang Rendah

peningkatan jumlah
(Insiden >100 kasus (10-100 kasus per kasus tifoid dari
per 100.000 populasi 100.000 populasi per
per tahun) wilayah tahun) berada di (<10 kasus per tahun ke tahun
Asia Tengah, Asia wilayah Afrika, 100.000 populasi per
tahun) di bagian dunia dengan rata-rata
Selatan, Asia Amerika Latin, dan
Tenggara, dan Oceania (kecuali lainnya kesakitan
kemungkinan Afrika Australia dan Selandia 500/100.000
Selatan Baru
penduduk
WHO. Typhoid. 2018. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/typhoid
Purba IE, dkk. Program Pengendalian Demam Tifoid di Indonesia: Tantangan dan Peluang. Media Litbangkes. 2016;26(2).
ETIOLOGI
Penyebab demam tifoid adalah bakteri S.Typhi.
Basil gram negatif, mempunyai flagella, dan tidak
membentuk spora

Widoyono. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya, Ed. 2. Jakarta: Erlangga. 2011.
Ashurst JV, et al. Salmonella Typhi. StatPearls. 2019.
PENULARAN

Widoyono. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya, Ed. 2. Jakarta: Erlangga. 2011
PATOFISIOLOGI

Setiati,S., Alwi, I., Sudoyono,A., Simadibtara,M., Setiyohadi,B . 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI. Jakarta:
Interna Publishing Jakarta.
MANIFESTASI KLINIS

Setiati,S., Alwi, I., Sudoyono,A., Simadibtara,M., Setiyohadi,B . 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing
DIAGNOSIS
ANAMNESIS PEMFIS

KU : DEMAM  Didapatkan suhu badan meningkat


● Nyeri kepala [38.8°—40.5°C)
● Nyeri otot dan sendi  bradikardia relative
● Anoreksia  lidah yang berselaput (lidah tifoid)
● Diare/obstipasi  Gangguan mental berupa somnolen,
● Kebiasaan makan makanan yang stupor, koma, delirium.
dibeli di luar  Hepatomegali atau splenomegali

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Panduan Praktik Klinis. 2017.
DIAGNOSIS
Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan darah tepi
• Pemeriksaan serologis
• Kultur dengan cara isolasi kuman
• Pemeriksaan molekuler, seperti Polimerase Chain Reaction (PCR).

Murzalina C. Pemeriksaan Laboratorium untuk Penunjang Diagnostik Demam Tifoid. Jurnal Kesehatan Cehadum. 2019;1(3).
DIAGNOSIS
Penunjang

Pemeriksaan dara rutin

 Leukopenia/normal/leukositosis
 Anemia ringan
 Trombositopenia
 SGOT dan SGPT dapat meningkat

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Panduan Praktik Klinis. 2017.
Murzalina C. Pemeriksaan Laboratorium untuk Penunjang Diagnostik Demam Tifoid. Jurnal Kesehatan Cehadum. 2019;1(3).
PEMERIKSAAN
SEROLOGI
Uji widal Uji Typhidot
Deteksi titer antibody terhadap S. Typhi Deteksi IgM dan IgG pada protein
yakni agglutinin O dan aglutinin H. membrane luar S.Typhi. Hasil positif
 O =1/80
 H = 1/80 diperoleh 2-3 hari setelah terinfeksi dan
Kenaikan titer 4x lipat >> positif spesifik mengidentifikasi IgM dan IgG
terhadap S.Thypi

Uji TUBEX Uji IgM Dipstick

Uji Tubex merupakan uji semikuantitatif


Deteksi khusus IgM spesifik S.Typhi pada
kolometrik yang cepat (beberapa menit) dan
spesimen serum atau darah dengan
mudah untuk dikerjakan. Uji ini digunakan
menggunakan strip yang mengandung
untuk mendeteksi antibodi IgM terhadap
antigen lipopolisakarida S.Typhi
antigen O9 lipopolisakarida yang sangat
spesifik terhadap bakteri S.Typhi 3
0
Tubex color scale

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Panduan Praktik Klinis. 2017.
DIAGNOSIS
Penunjang

Kultur bakteri

Kultur dengan cara isolasi kuman


Bahan pemeriksaan untuk isolasi Salmonella
typhi dapat dilakukan dengan sampel:
 Darah
 Urin
 Fases
 Sumsum tulang

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Panduan Praktik Klinis. 2017.
PENATALAKSANAAN

Farmakologi
01
Antimikroba

Non Farmakologi
02
 Istirahat

 Diet
FARMAKOLOGI

Nofloksasin 2 x 400 mg/hari Selama 14 hari


Kloramfenikol 4 x 500 mg/hari Diberikan sampai
dengan 7 hari bebas
demam Siprofloksasin 2 x 500 mg/hari Selama 6 hari

Tiamfenikol 4 x 500 mg/hari Sama dengan


kloramfenikol Ofloksasin 2 x 400 mg/hari Selama 7 hari

Kotrimoksazol 2 x 960 mg Selama 2 minggu


Pefloksasin 400 mg/hari Selama 7 hari
Ampisilin/Amoxicilin 50-150 mg/kgBB Selama 2 minggu
Seftriaxon 3-4 gram dalam selama 3-5 hari
dekstrosa 100 cc Fleroksasin 400 mg/hari Selama 7 hari
selama ½ jam
perinfus sekali sehari
Levofloksasin 1 x 500 mg/hari Selama 5 hari
Azitromisin 1 x 500 mg Selama 7 hari

Setiati,S., Alwi, I., Sudoyono,A., Simadibtara,M., Setiyohadi,B . 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing Jakarta.
IPD. 2014
NON FARMAKOLOGI

Rahmasari V. 2016
KOMPLIKASI
Perdarahan
intestinal:
INTESTINAL :
perforasi

1) Komplikasi kardiovaskular : miokarditis


2) Komplikasi hematologi : anemia hemolitik,
trombositopenia, koagulasi intravaskuler
diseminata (KID), trombosis.
EKSTRAINTESTINAL : 4) Komplikasi hepatobilier : hepatitis, kolesistitis.
6) Komplikasi pankreas : pankreatitis tifosa
7) Komplikasi neuropsikiatrik/tifoid toksik.

Setiati,S., Alwi, I., Sudoyono,A., Simadibtara,M., Setiyohadi,B . 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing Jakarta.
Ashurst JV, et al. Salmonella Typhi. StatPearls. 2019.
PENCEGAHAN

Strategi pencegahan demam tifoid mencakup hal-hal berikut:


 Penyediaan sumber air minum yang baik
 Sosialisasi budaya merebus air sampai mendidih sebelum diminum
 Penyediaan jamban yang sehat
 Sosialisasi budaya cuci tangan
 Pemberantasan lalat
 Pengawasan kepada para penjual makanan dan minuman
 Imunisasi/Vaksin

Setiati,S., Alwi, I., Sudoyono,A., Simadibtara,M., Setiyohadi,B . 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing Jakarta.
Widoyono. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya, Ed. 2. Jakarta: Erlangga. 2011.
KESIMPULAN
Demam tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan
oleh Salmonella enterica serovar typhi (S.typhi) yang dapat
ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Demam tifoid masih menjadi masalah Kesehatan yang penting di
negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Berdasarkan gambaran klinis yaitu adanya demam yang
bersifat remitten dan pemeriksaan penunjang dari laboratorium
dimana didapatkan uji widal positif, maka pasien didiagnosis
dengan demam typhoid.Terapi yang diberikan adalah terapi non
farmakologis berupa tirah baring dan diet, serta pemberian terapi
farmakologis berupa antimikroba.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai