Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Review

Menentukan Depresi dan Faktor Terkait Dalam Masyarakat yang


Terkena Dampak Pandemi COVID-19

Disusun Oleh: Yushak Elzhadai SM


Nim: 45

Pembimbing: dr. Mayamariska Sanusi, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN


JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2022
SIMPLE
PORTFOLIO
PRESENTATION

You can simply impress your audience and add a


unique zing and appeal to your Presentations. Easy to
change colors, photos and Text. Get a modern
PowerPoint Presentation that is beautifully designed.
BAB 1
ABSTRAK
Abstrak

Latar Belakang: Tujuan:

Turki memiliki salah satu tingkat Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kematian tertinggi di dunia akibat
tingkat depresi dan faktor terkait dalam
pandemi COVID-19. Pandemi
menyebabkan kecemasan dan depresi masyarakat yang terkena dampak COVID-19.
pada individu. Namun, tidak ada
informasi yang cukup tentang efek
COV-19 pada individu dan metode
koping mereka. Oleh karena itu,
masalah mental yang terkait dengan
pandemi perlu dievaluasi secara cepat.
Abstrak
Hasil: Kesimpulan:
Skor depresi peserta perempuan yang berusia antara 18
dan 29 tahun, lajang, pelajar, dan memiliki pendapatan Pandemi COVID-19 menyebabkan depresi
lebih sedikit daripada pengeluaran mereka ditemukan tingkat ringan di masyarakat Turki.
lebih tinggi daripada yang lain. Orang yang mengalami
ketakutan terinfeksi dan menulari orang lain, memiliki
obsesi pembersihan, kecemasan akan masa depan,
kesedihan, dan kecemasan mengalami depresi pada
tingkat yang lebih rendah jika dibandingkan dengan Keyword:
partisipan lainnya. Partisipan yang harus berpindah
tempat tinggal selama karantina, mengalami kesepian,
ketakutan akan kematian, keputusasaan, masalah tidur, COVID-19, coronavirus, pandemi, karantina,
merasa tidak berguna dan tidak berharga, mulai depresi
merokok dan minum alkohol, serta mengalami depresi
pada tingkat sedang. Skor depresi mereka yang
menghabiskan waktu bersama keluarga, meluangkan
waktu untuk diri sendiri, sibuk dengan pendidikan di
rumah atau bekerja lebih rendah dibandingkan dengan
orang lain.
BAB II
ULASAN JURNAL
LATAR BELAKANG
Virus corona menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas yang ditandai dengan gejala demam tinggi dan
kesulitan bernapas. Pandemi COVID-19 tidak hanya mengancam keselamatan manusia dan kesehatan fisik
tetapi juga menyebabkan masalah mental pada masyarakat yang terkena dampak situasi ini dengan
menyebabkan ribuan kematian di seluruh dunia.

Depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ditandai dengan gejala utama berupa afek depresi,
kehilangan minat (anhedonia), dan kehilangan energi (anenergi) beserta gejala tambahan lainnya. Untuk
mendiagnosis depresi diperlukan waktu sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi periode lebih pendek
dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.

Tujuan:
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat depresi dan faktor terkait dalam
masyarakat yang terkena dampak COVID-19.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini direncanakan dengan menggunakan desain deskriptif cross-sectional.
HASIL
Skor depresi peserta perempuan yang berusia antara 18
dan 29 tahun, lajang, pelajar, dan memiliki pendapatan
lebih sedikit daripada pengeluaran mereka ditemukan
lebih tinggi daripada yang lain. Orang yang mengalami
ketakutan terinfeksi dan menulari orang lain, memiliki
obsesi pembersihan, kecemasan akan masa depan,
kesedihan, dan kecemasan mengalami depresi pada
tingkat yang lebih rendah jika dibandingkan dengan
partisipan lainnya. Partisipan yang harus berpindah
tempat tinggal selama karantina, mengalami kesepian,
ketakutan akan kematian, keputusasaan, masalah tidur,
merasa tidak berguna dan tidak berharga, mulai
merokok dan minum alkohol, serta mengalami depresi
pada tingkat sedang. Skor depresi mereka yang
menghabiskan waktu bersama keluarga, meluangkan
waktu untuk diri sendiri, sibuk dengan pendidikan di
rumah atau bekerja lebih rendah dibandingkan dengan
orang lain.
ANALISA RINGKAS

Dalam berbagai penelitian yang dilakukan selama pandemi, karakteristik sosiodemografi


tertentu memengaruhi tingkat depresi. Demikian pula dengan penelitian saat ini, penelitian
ini juga menentukan bahwa menjadi perempuan, pelajar, muda dan lajang merupakan faktor
risiko depresi. Wanita lebih cenderung mengalami depresi, yang mungkin membuat mereka
lebih terpengaruh oleh pandemi.
Dalam penelitian ini, orang yang mengalami ketakutan terinfeksi dan menulari orang lain,
memiliki obsesi pembersihan, kecemasan tentang masa depan, kesedihan, dan kecemasan
ditemukan memiliki gejala depresi tingkat ringan. Tingkat depresi partisipan yang
mengalami ketakutan akan kematian, merasa tidak berguna dan tidak berharga, putus asa,
masalah tidur, dan mulai merokok dan mengonsumsi alkohol ditemukan berada pada level
sedang.
BAB III
TELAAH KRITIS
TELAAH KRITIS
KELEBIHAN: KEKURANGAN:

o Menjelaskan dengan detail o Tidak dijelaskan secara spesifik tentang


tiap hasil penelitian definisi depresi
o Memiliki referensi
o Mencantumkan hasil
diskusi
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa orang


yang mengalami ketakutan terinfeksi dan menulari
orang lain, memiliki obsesi pembersihan, kecemasan
tentang masa depan, kesedihan, dan kecemasan
ditemukan memiliki gejala depresi tingkat ringan.
Tingkat depresi partisipan yang mengalami ketakutan
akan kematian, merasa tidak berguna dan tidak
berharga, putus asa, masalah tidur, dan mulai merokok
dan mengonsumsi alkohol ditemukan berada pada level
sedang.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai