Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I
PENDAHULUAN

Lesi meniscus merupakan kelainan pada lutut yang paling sering menyebabkan
 pasien datang ke dokter spesialis ortopedi. Pengetahuan mengenai lesi meniskus telah
meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir.1, 2

Secara anatomis, meniskus merupakan struktur fibrocartilago yang terletak di


antara condylus femoralis dan tibia. Meniscus terdiri atas dua bagian yaitu bagian
meniskus medialis dan meniskus lateralis. 3 Meniscus medialis memiliki bentuk seperti
huruf ‘! sedangkan bagian lateral memiliki bentuk lingkaran tidak sempurna yang
lebih pendek dengan jarak lebih dekat menyerupai ‘Tanduk!. Meniscus medialis lebih
sering mengalami robekan, sebagian disebabkan oleh bentuknya yang berbeda, tetapi
 juga disebabkan oleh hubungannya terhadap ligamen kolateral medial, sedangkan
2
 bagian lateral tertarik keluar dari kompresi antara femur dan tibia oleh popliteus.

Meniscus lutut memiliki fungsi $ %1& Menyerap getaran dan menyalurkan beban
yang ada pada sendi' %2& meningkatkan stabilitas sendi' %3& memberikan nutrisi untuk 
kartilago sendi' %(& membatasi fleksi dan ekstensi yang berlebihan' dan %)& mengontrol
gerakan sendi lutut.2, (

1
2

BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA

1. Anatomi dan Fisiologi

Secara embriologis, meniskus terbentuk dari jaringan mesenkim dan tampak 


sebagai struktur yang jelas pada minggu ke delapan hingga ke sembilan masa
kehamilan. Pada tahap a*al struktur ini terdiri dari jaringan yang memiliki selularitas
yang tinggi. perubahan progresif dan bertahap terjadi dari saat lahir hingga masa remaja,
terjadi penurunan selularitas, penurunan +askularisasi, dan peningkatan kandungan
kolagen. Semakin bertambahnya usia, serat kolagen menjadi berorientasi disebabkan
oleh adanya adaptasi terhadap berat badan dan stres.1 

Meniscus merupakan struktur fibrocartilago yang terletak diantara condylus


femoralis dan tibia.) Meniscus terdiri atas dua bagian yaitu bagian meniskus medialis
3
dan meniskus lateralis.  Meniscus medialis memiliki bentuk seperti huruf ‘! %ambar 
1&, sedangkan bagian lateral memiliki bentuk lingkaran tidak sempurna yang lebih
 pendek dengan jarak lebih dekat menyerupai ‘U!%ambar 1&. 2, 3

ambar 1. Tampakan Superior 

2
3

Meniscus lutut mendapatkan suplai perdarahan dari cabang superior dan inferior 
arteri genikulata medial dan lateral menyuplai bagian perifer meniskus melalui pleksus
kapilaris perimeniscus.2

Mensiscus memiliki fungsi diantaranya $ /

• 0erkontribusi menjaga stabilitas sendi lutut


• Menyerap (  / beban berat pada sendi lutut
• 0eraksi sebagai penyerap kejutan
• Menyediakan nutrisi bagi tulang ra*an sendi melalui distribusi cairan sino+ial
• Membantu lutut dalam mekanisme penguncian pada sendi lutut
• Membantu pengontrolan gerakan sendi lutut.

2. Epidemiologi

Lesi meniskus merupakan kelainan pada lutut yang paling sering menyebabkan

 pasien datang memeriksakan diri ke dokter spesialis bedah tulang3. 4iantara kedua
meniskus, yaitu meniskus medialis dan lateralis, meniskus medialis merupakan bagian
yang paling sering mengalami cedera, dengan angka kejadian cedera meniskus medialis
sebesar /1 persen dari kasus./ 

5obekan meniskus terjadi karena suatu gaya geser antara femur dan tibia. Pada
 pasien yang lebih muda, hal ini biasanya terjadi karena adanya gaya memutar pada lutut
yang fleksi dengan beban berat. 6al ini sering kali menimbulkan robekan 7bucket
handle”%ambar 2&, dimana terdapat robekan +ertikal atau oblik di bagian posterior 
tanduk menuju tanduk anterior, membentuk bagian yang bebas yang masih tetap
melekat pada bagian anterior dan posteriornya. Pada pasien yang lebih tua, robekan
umumnya disebabkan oleh degenerasi yang berkaitan dengan usia dan menimbulkan
robekan hori9ontal. Perbedaan tipe robekan antara populasipopulasi tersebut dapat
dijelaskan dengan struktur jaringan fibrosa tiga dimensi meniskus $ delaminasi
hori9ontal terjadi pada cedera degeneratif, sementara struktur fibrosa ruptur dalam
 bentuk +ertikal pada pasien yang lebih muda. :ejadian robekan meniskus
dapat mencapai  per 1 populasi dengan 2,)( diantaranya didominasi oleh lakilaki.
Usia
 puncak cedera terjadi pada usia 22; tahun. Meniscusektomi parsial %pengangkatan
(

 bagian robekan& merupakan salah satu prosedur bedah ortopedi yang paling sering
dilakukan.2

. Klasifikasi
Lesi meniskus medialis %ambar 2& merupakan lesi pada meniskus yang paling sering
terjadi dengan insiden lebih dari /1 persen kasus. Lima persen diantaranya merupakan
lesi meniskus medialis bilateral. Meniscus lateralis lebih jarang mengalami cedera
dibandingkan dengan meniskus medialis karena strukturnya memiliki diameter yang
lebih kecil, lebih tebal disisi perifer, lebih lebar, lebih mobile, melekat pada kedua
ligamentum cruciatum dan stabil secara posterior terhadap condylus femoralis melalui
 popliteus.

ambar 2. Tipetipe cedera meniskus %<& 5obekan Longitudinal, %0& 5obekan 5adial, %& 5obekan
6ori9ontal, %4& 0ucket 6andle tear, %=& 5obekan 7parot beak”, dan %>& 5obekan segmental/

. Diagnosis
4iagnosis klinis terhadap lesi meniskus sangat bergantung pada kemampuan dan
 pengalaman dari dokter yang menangani, baik dalam melakukan anamnesis,
 pemeriksaan fisik dan pemeriksaan radiografi.
)

.1 Anamnesis
4alam melakukan anamnesis penting kiranya ditanyakan mengenai keluhan dan
gejala yang dialami oleh pasien, dan mekanisme terjadinya cedera %Bagan 1&. Pasien
dengan kelainan meniskus biasanya datang dengan gejalagejala yang timbul pada garis
sendi, baik medial atau lateral. Pada kasuskasus trauma, cedera terjadi ketika lutut
dalam posisi fleksi, menahan beban disertai dengan gerakan rotasi. Suatu letupan dapat
dirasakan ataupun tidak dirasakan. ejala biasanya memburuk ketika pasien melakukan
gerakan fleksi pada lutut dan mendapatakan beban pada sendi lutut, dan pada saat
akti+itas seperti jongkok dan berlutut yang tidak dapat ditoleransi dengan baik. Pasien
sering kali akan mengeluhkan sensasi 7meletup” dan 7lengket” yang terjadi pada saat
menggerakkan lutut yang menyebabkan keterbatasan dalam 5OM.1

Untuk cedera pada meniskus medialis, pasien biasanya mengalami keluhan pada
sendi lutut yang terkena berupa pembengkakan ringan dan rasa nyeri. Pada keadaan
akut, penting untuk diketahui apakah gangguan ekstensi penuh yang dialami terjadi
 pada saat cedera terjadi
@locking  knee %(& akibat
fragmen yang mengalami
displasiA atau hari
 berikutnya setelah cedera terjadi
%pseudolocking akibat
harmstring spasm&.
4alam kondisi kronis, rekuren
locking
 biasanya terjadi. 0ila tidak,
gejala yang timbul dapat berupa
slipping atau catching pada garis
sendi.1, 2, )
 Mekanisme terjadinya
cedera pada usia muda terjadi
akibat adanya gerakan memutar 
atau jongkok,2, )  sedangkan pada
usia tua, fibrosis menyebabkan
menurunnya mobilitas meniskus
dan oleh karena itu robekan
dapat terjadi meskipun dengan
gaya yang kecil. Selain itu, faktor predisposisi yang berperan dalam terjadinya cedera
 pada meniskus yaitu bentuk meniskus yang abnormal, stres abnormal yang disebabkan
oleh kelemahan ligamen kronik. /

Sedangkan cedera pada meniskus lateralis, keluhan yang dialami pasien hampir 
sama dengan cedera yang terjadi meniskus medialis. Bamun, terkadang rasa nyeri yang
dirasakan lebih hebat, dan menimbulkan gejala mekanik yang lebih sedikit
dibandingkan dengan robekan pada meniskus medialis. Pasien mungkin
memberitahukan adanya ri*ayat lesi kistik secara langsung pada garis sendi lateral.
4an untuk mekanisme terjadinya cedera sama dengan mekanisme cedera pada meniskus
medialis. )
/

.2 Pemeriksaan
.2.1 Pemeriksaan Um$m
Pemeriksaan fisik selalu mulai dengan pengukuran tinggi badan dan berat badan.
Cndeks masa tubuh pasien sebaiknya dihitung untuk adanya kemungkinan beban yang
didapat oleh lutut dipengaruhi oleh berat badan dan kemungkinan karakteristik robekan
yang terjadi pada masingmasing indi+idu yang berbeda. Sebagai contoh,
robekan meniskus degeneratif terjadi dalam keadaan obesitas. Selanjutnya, *anita
dengan indeks masa tubuh yang tinggi memiliki kecenderungan untuk terjadinya a+ulsi
akar meniskus. Pasien sebaiknya diminta untuk menggunakan celana pendek
sehingga pemeriksaan
 pada kedua lutut dapat dilakukan. Pakaian yang digunakan sebaiknya nyaman dan
 berada di atas lutut untuk memudahkan pemeriksa selama pemeriksaan berlangsung.D

.2.2 Inspeksi
Cnspeksi pada lutut dimulai dengan menge+aluasi cara berjalan pasien. Lutut

harus digerakkan secara halus sesuai dengan siklus berjalan normal %Gam&ar
&. Selama fase  saing,  Euadricep berkontraksi untuk mengekstensikan lutut dan
memulai
akselerasi ekstremitas ba*ah dari posisi fleksi. Pada titik tengah fase  swing,  paha
 belakang mulai berkontraksi untuk mendeselerasi tungkai ba*ah mempersiapkan
tapakan tumit. Lutut mencapai ekstensi penuh pada saat tapakan tumit dan kemudian
kembali fleksi pada saat telapak kaki dalam posisi datar dan porsi tengah fase  stance.
4orongan kemudian menandai akhir dari fase  stance  dan mulainya fase  swing 
 berikutnya. Pasien dengan robekan meniskus atau perubahan degeneratif pada lutut
sering kali merasakan nyeri selama fase stance %sikap& siklus berjalan.  Push off dapat
D
menjadi suatu masalah bagi pasien dengan kondrosis berat.  

Pemeriksa selanjutnya harus menge+aluasi alignment  sendi lutut. Lutut yang


normal sedikit +algus dengan sudut tibiofemoral sekitar o. :elainan +arus
dapat meningkatkan stres pada meniskus medialis sedangkan kelainan +algus dapat
meningkatkan tekanan kontak pada meniskus lateralis. Secara respektif, cedera
meniskus medialis dan lateralis berkaitan dengan malalignment +algus dan +arus
%ambar (&.
D

ambar 3. Siklus 0erjalan Bormal


%sumber $ http$FFepomedicine.comF*pcontentFuploadsF21(F)Fgaitcycle1111.png&

ambar (. Lutut Bormal, Garus dan Galgus


Sumber $ http$FF***.*siat.on.caFimagesFmloFkneeHfig3abc.gif 

Cnspeksi pada lutut juga harus menilai kulit dan tonus otot. :elainan kulit seperti
abrasi, laserasi, ekimosis, dan eritema dapat memberikan informasi penting tentang
etiologi nyeri lutut. :ontur otot di atas lutut, terutama atrofi Euadricep,
dapat mengindikasikan tidak pernah digunakan dan dapat membantu klinisi untuk 
menjelaskan suatu kronisitas.D
;

.. Palpasi Sendi L$t$t


4okter harus melalukan palpasi pada tulang, struktur jaringan lunak lutut yang
cedera dan yang normal, dan memberikan perhatian pada area yang mengalami
 pembengkakan dan tenderness. Palpasi pada sendi lutut paling baik dilakukan dengan
 pasien berbaring dalam posisi supinasi pada meja pemeriksaan untuk memberikan
range of motion penuh. Pemeriksa dapat melakukan pemeriksaan dari bagian anterior 
lutut meliputi tendon Euadricep, patella, dan tendon infrapatellar. <danya nyeri lokal
atau palpable defek selama pemeriksaan dapat menjadi indikasi adanya cedera terhadap
mekanisme ekstensor. :etika menge+aluasi bagian anterior pemeriksaa harus mencatat
adanya tandatanda inflamasi yang dapat menjadi inflamasi sekunder terhadap infeksi
atau penggunaan berlebihan. D

Setelah melakukan pemeriksaan pada struktur anterior, pemeriksa dapat


melanjutkan pemeriksaan pada bagian medial sendi lutut. 5asa nyeri pada palpasi

%ambar )& dapat mengindikasikan adanya cedera pada meniskus medialis, ligamen
kolateral medial, atau medial compartment ostheoartritis. Pada bagian posteromedial
lutut, tendon sartorius, gracilis, dan semitendineus dapat dipalpasi yang dapat
mengalami inflamasi dan menyebabkan nyeri pada saat lutut digerakkan. Palpasi
anteromedial garis sendi juga dapat mengindikasikan adanya subluksasi posterior tibia.
 Bormalnya, stepoff tibio femoral sekitar 1 mm dengan tibia menjadi anterior terhadap
femur dengan lutut fleksi sebesar ; o. penurunan stepoff dapat mengindikasikan cedera
 pada ligamen cruciatum posterior dan struktur kapsul posterior.D

Lateral lutut juga harus die+aluasi secara hatihati dengan palpasi.


<nalogi dengan aspek medial lutut, meniskus lateral dapat dipalpasi pada bagian pinggir
atas lateral tibia %ambar )&. 5asa nyeri pada saat palpasi dapat mengindikasikan
adanya cedera pada meniskus lateral.
1

ambar ). Palpasi meniskus %a& Palpasi meniskus medial %b& Palpasi meniskus lateral D

Tahap akhir dari palpasi sendi lutut adalah menilai efusi intraartikuler. :etika
hilangnya lekukan yang berdekatan dengan tendon infrapatellar mengimplikasikan
adanya efusi intraartikuler yang besar, manu+er pemeriksaan fisik spesifik
dapat membantu deteksi efusi yang lebih kecil. Manu+er pertama yaitu terbentuknya
gelombang cairan untuk mendeteksi suatu efusi. 4engan ekstensi lutut, cairan intra
artikuler dapat dikeluarkan kedalam kantung suprapatellar dengan menggeser tangan
secara proksimal pada patela bagian medial. 0engkakan cairan dapat terlihat pada
medial patela dengan kompresi lateral ini pada lutut yang mengalami efusi
intraartikuler. Manu+er lainnya adalah dengan pemeriksaan balotemen pada patela.D

.4 (ange of )otion


4okter harus memeriksakan baik range of motion %5OM& sendi lutut baik secara
 pasif maupun aktif. 5entang normal ekstensi sendi lutut normal adalah  o  I 1o,
dan rentang normal fleksi sendi lutut adalah sebesar 13o  I 1)o. Patela
sebaiknya diobser+asi secara aktif dan pasif. :repitasi patellofemoral dapat
diobser+asi dengan 5OM ketika terdapat adanya osteoartritis patellofemoral. :repitasi
danFatau nyeri pada a*al fleksi mengindikasi kelainan pada bagian lebih distal patela.
Byeri sendi terjadi selama pemeriksaan 5OM aktif dan pasif seringkali berhubungan
dengan patologi intra artikuler sedangkan nyeri yang hanya timbul pada pemeriksaan
5OM aktif memiliki hubungan yang lebih erat terhadap kelainan jaringan lunak
ekstraartikuler .D

.* Sta&ilitas Sendi


edera akut dan kronik pada lutut dapat mengakibatkan ketidakstabilan sendi.

4isarankan bah*a lutut yang cedera diperiksa stabilitasnya secepat mungkin setelah
1

cedera. Testes seperti ini sebaiknya dilakukan hanya oleh tenaga yang sudah terlatih
dan profesional secara baik. Lutut cedera dan lutut yang tidak cedera dites dan
dibandingkan atau dibedakan untuk menentukan suatu perbedaan dalam tingkat
stabilitasnya.;

Tes tekanan +algus dan +arus merupakan pemeriksaan yang sering dilakukan
untuk memeriksa tingkat kestabilan dari sendi lutut. erakan +algus adalah gerakan ke
sisi luarFsamping %lateral&, sedangkan gerakan +arus adalah gerakan ke
sisi dalamFtengah %medial& dari sendi yang terjadi secara mendadak. Tes tekanan +algus
dan
+arus dimaksudkan untuk menampakkan kelemahan kompleks kestabilan lateral dan
medial, khususnya serabut ligamen colateral.
9

Selain itu, untuk mengetahui stabilitas sendi lutut juga dilakukan pemeriksaan terhadap
ligamen cruciatum anterior dengan pemeriksaan test lachman, anterior dra*er, dan pi+ot shift
%Tabel 1&, dan pemeriksaan terhadap ligamen criciatum posterior berupa pemeriksaan  posterior 

 sag sign, posterior drawer, quadriceps active test, dan dial test %Tabel 2&.D

Tabel 1. Pemeriksaan fisik ligamen cruciatum anterior D

Tabel 2. Pemeriksaan fisik ligamentum cruciatum posterior 


1

.+ Eval$asi )enisc$s


Setelah selesai melakukan pemeriksaan stabilitas sendi, dokter dapat
menge+aluasi sendi untuk membuktikan adanya cedera pada meniskus. Seperti telah
dijelaskan sebelumnya, dokter dapat melakukan pemeriksaan dia*ali dengan e+aluasi
meniskus medialis dan meniskus lateralis. Teknik I teknik pemeriksaan meniskus yang
dapat digunakan terangkum pada Tabel 3 dan ambar .D

Tabel 3. Teknik pemeriksaan fisik untuk mendeteksi cedera meniskusD


1
1
1

. Pemeriksaan (adiografi


Pada pencitraan dengan foto polos biasanya akan menunjukkan hasil yang
tampak normal, kecuali robekan meniskus telah terjadi untuk *aktu yang signifikan.
Setelah hal *aktu tersebut, gambaran foto polos mungkin akan menunjukkan adanya
 spurrin danFatau narrowing garis sendi. M5C merupakan modul pencitraan yang saat ini
digunakan menggantikan artrogram untuk mendiagnosis cedera meniskus. Untuk 
meniskus medialis, M5C memiliki sensiti+itas yang tinggi hingga ;( %ambar /&.
Sedangkan untuk cedera pada meniskus lateralis, M5C memiliki sensiti+itas yang lebih
rendah yaitu sekitar /D untuk mendeteksi adanya robekan pada meniskus.)

ambar /. :iri $ M5C normal lutut ditunjukkan oleh panah


:anan $ posterior horn meniskus medial %panah& yang terpisah dari permukaan
%diagnosis robekan meniskus&.1
1

4. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan non operatif merupakan bagian penting penatalaksanaan


terhadap semua pasien, *alaupun tindakan bedah merupakan penatalaksanaan yang
 perlu dipertimbangkan. Penatalaksanaan konser+atif yang dapat dilakukan adalah
dengan regimen 5C= $2

• (e  st %dengan penyanggah beban&


• Ice
• /ompression bandaging
• Ele+ation ekstremitas yang terkena untuk meminalisasi pembengkakan akut dan

inflamasi.

Penatalaksanaan konser+atif jangka panjang meliputi modifikasi, penggunaan


anti inflamasi non steroid %BS<C4& dan fisioterapi. BS<C4 sering direkomendasikan
untuk digunakan selama D I 12 minggu, meskipun paracetamol dapat dipertimbangkan

apabila BS<C4 di kontra indikasikan atau tidak dapat diteleransi dengan baik oleh
 pasien. Jang saat ini juga tersedia, fisioterapi intensif sangat berguna dan sebaiknya
mencakup 5OM, akti+itas proprioseptif dan latihan peregangan otot. >isioterapi 2 kali
 per minggu selama sekurangnya D minggu sangat dianjurkan.2

Penatalaksanaan non operatif sering kali berhasil pada pasien dengan tipe
robekan tertentu I pasien yang tidak kehilangan fungsi sendi, mengalami nyeri atau
 pembengkakan minimal dan mampu menurunkan akti+itasnya I bersifat sementara atau
 jangka panjang.2

Penatalaksanaan bedah biasanya diberikan pada pasien lebih muda dengan


robekan +ertikal longitudinal yang di dalam sepertiga luar +askularisasi meniskus. 6al
ini diistilahkan dengan ‘redred 9one! %menunjukkan area +askular&. Perbaikan
red
*hite 9one %area perbatasan antara +ascular dan a+ascular meniskus&
bersifat kontro+ersial dengan teknik bedah yang berbeda. 5obekan pada
‘*hite*hite 9one!
%9ona a+askuler& sangat jarang diperbaiki I oleh karena itu segemen yang
rusak  diangkat %meniscectomy&. Meniscus a+askuler yang rusak harus diangkat.
Bamun, meniscectomy menyebabkan osteoartritis jangka panjang, sehingga hanya
dilakukan ketika pasien mengalami locking atau nyeri meniskus yang refrakter terhadap
 penatalaksanaan konser+atif. Untuk pasien yang memerlukan meniscectomy, autograf 
1

meniscal diketahui memberikan hasil yang baik, tetapi tindakan ini hanya dilakukan di
 pusat spesialistik.2

Saat ini, salah satu strategi penggantian meniskus berfokus pada regenerasi
 jaringan meniskus. Teori regenerasi didasarkan pada skenario yang sama untuk 

regenerasi kulit pada pasien luka bakar, seperti regenerasi saraf. 1

*. Indikasi ($0$k ke Spesialis rtopedi


Cndikasi absolut untuk merujuk pasien ke spesialis adalah adanya locking pada
lutut I hilangnya fungsi sendi yang membutuhkan inter+ensi bedah. Perujukan juga
diindikasikan apabila diagnosis yang belum pasti sehingga memerlukan pemeriksaan
lebih lanjut oleh spesialis dan penilaian dengan M5C. Pada pasien usia tua, perujukan
cocok dilakukan apabila penatalaksanaan konser+atif gagal untuk memperbaiki gejala.

5isiko osteoartritis meningkat apabila struktur meniskus tidak secara berfungsi dengan
optimal, hal ini juga cocok untuk dijadikan pertimbangan untuk dilakukannya perujukan
ke dokter spesialis. Pada pasien yang usia muda, perujukan juga perlu dilakukan apabila
gejala yang dialami pasien tidak membaik dengan cepat.2
1

BAB III
KESI)PULA
N

Lesi meniskus merupakan kelainan pada lutut yang paling sering terjadi. Lesi ini
dapat terjadi pada usia muda yang sering disebabkan oleh adanya trauma dan juga dapat
terjadi pada usia tua akibat adanya proses degenerasi.

4iagnosis yang optimal perlu dilakukan untuk mencegah sekuele jangka panjang
 pada lutut baik dari segi anatomis dan fungsional lutut. Pemeriksaan yang hatihati
harus dilakukan baik pada saat melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
 pemeriksaan radiografi. 4ibutuhkan pemeriksa yang memiliki pengetahuan, keahlian
dan pengalaman yang baik untuk dapat menjamin tegaknya diagnosis yang tepat.

Pencitraan menggunakan M5C saat ini merupakan modul pencitraan yang paling
 potensial untuk dapat digunakan mendeteksi adanya lesi pada meniskus, namun tidak 

 bisa menggantikan pemeriksaan klinis berupa anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Penatalaksanaan terhadap lesi meniskus dapat dilakukan secara konser+atif dan


operatif. Penatalaksanaan konser+atif dengan regimen 5C= menunjukkan hasil yang
 baik pada lesi meniskus tipe tertentu. Pemberian BS<C4 untuk menangani proses
inflamasi dan nyeri dapat diberikan pada pasien dari D I 1 minggu, dan dapat diganti
dengan penggunaan paracetamol bagi pasienpasien yang kontraindikasi
dengan
 BS<C4.
1

1/
DAFTA( PUSTAKA

1. >an 5SP, 5yu 5:B. Meniscal Lesions $ 4iagnosis and Treatment. 21.

2. Shirae+ T, anderson S=, 6ope B. Meniscal Tear $ Presentation, diagnosis, and


management. <ustralian >amily Physician. 212'(1%(&$1D2/.
3. Mordecai S, <l6adithy B, Kare 6=, upte M. Treatment of meniscal
tears$
<n e+idence based approach. Korld journal of orthopedics. 21(')%3&$233.
(. Miller 56, <9ar >M. :nee Cnjuries. Cn$ anale ST, 0eaty 6, editors.
ampbells operati+e orthopaedics Se+enth ed$ =lse+ier 6ealth Sciences' 212.

). Thompson . Betters concise orthopaedic anatomy$ =lse+ier 6ealth


Sciences' 2;.
. 4rake 5, Gogl <K, Mitchell <K. rays anatomy for students$ =lse+ier
6ealth Sciences' 21(.
/. =bne9ar . TeNtbook of Orthopedics$ Kith linical =Namination
Methods in Orthopedics$ 0oydell O 0re*er Ltd' 21.
D. Mc6ale :, Park M, Tjoumakaris >P. Physical =Namination fo Meniscus
Tears. Springer Science 0usiness Media Be* Jork. 21(.
;. Priyonoadi 0. 0erbagai macam tes untuk menentukan tingkat kestabilan sendi
lutut.

1D
2

Anda mungkin juga menyukai