Anda di halaman 1dari 22

lOMoARcPSD|31014394

Makalah Meniscus Tear - Lecture notes 1

meniscus (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by indah rizky (indahrizkyg198@gmail.com)
lOMoARcPSD|31014394

MENISCUS TEAR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik


di Bagian Bedah RSUP Panembahan Senopati Bantul

Diajukan Kepada :
dr. Leonardus Hartoko Budiriantoro, SpOT

Disusun oleh :
1. Muhammad Rafif 20204010157
2. Alvianita Rachmawati 20204010263

KSM ILMU BEDAH


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER UMY
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
2021

Downloaded by indah rizky (indahrizkyg198@gmail.com)


lOMoARcPSD|31014394

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan disahkan dengan judul


MENISCUS TEAR

Disusun oleh :
1. Muhammad Rafif 20204010157
2. Alvianita Rachmawati 20204010263

Telah dipresentasikan
__________________________

Disahkan oleh:
Dokter Pembimbing,

dr. Leonardus Hartoko Budiriantoro, SpOT

Downloaded by indah rizky (indahrizkyg198@gmail.com)


lOMoARcPSD|31014394

I. DEFINISI
Meniskus merupakan struktur fibrokartilago berbentuk setengah melingkar pada sendi
lutut, dimana terdapat dua buah meniskus, yaitu meniskus medial serta meniskus lateral.
Kedua meniskus ini berfungsi untuk memperlebar dan memperdalam permukaan kontak
antara femur dan tibia, hal ini menyebabkan berkurangnya stress atau tekanan pada kartilago
artikuler. [1], [2]. Meniskus merupakan struktur yang sangat penting dalam menjaga
homeostasis dari sendi lutut yaitu dengan cara mentransmisi beban yang diterima oleh sendi
lutut, menstabilisasi sendi, melubrikasi dengan cairan sendi, meberikan nutrisi dan memiliki
fungsi propriosepsi[2].

Anatomi Meniskus (Miller's Review of Orthopaedics, 2020)

Meniscus injury (cedera meniskus) adalah salah satu cedera lutut yang paling umum
ditemukan pada bidang ortopedi. Cedera ini yang sering terjadi pada olahraga yang
melibatkan gerakan berputar, squat/fleksi sendi lutut yang berlebihan seperti pada bola
basket, sepakbola atau bulu tangkis. Meniscus medialis lebih sering mengalami cedera
daripada meniscus lateralis, dan hal ini disebabkan oleh perlengketan yang erat meniscus
pada ligamentum collaterale medial sendi lutut, yang membatasi geraknya. Cedera terjadi bila
femur berputar terhadap tibia, atau tibia terhadap femur, dengan sendi lutut dalam keadaan
sedikit fleksi dan menyanggah berat badan. Tibia biasanya dalam keadaan abduksi terhadap
femur dan meniskus medialis ditarik kedalam posisi abnormal antara condylus femoralis dan
tibialis [2].

II. Epidemiologi

Downloaded by indah rizky (indahrizkyg198@gmail.com)


lOMoARcPSD|31014394

Cedera meniscus merupakan kejadian yang sering ditemukan pada kerusakan sendi
lutut dimana insidensi pertahun nya mencapai 66% per 100.000 orang [2]. Rasio
perbandingan kejadian cedera meniskus pada dewasa untuk laki-laki yaitu 9/1000 dan wanita
yaitu 4,2/1000.3 Diantara kedua meniskus, yaitu meniskus medialis dan lateralis, meniskus
medial jauh lebih sering mengalami cedera daripada meniskus lateral. Cedera pada meniskus
lateral biasanya bersamaan dengan cedera ACL [2], [3].
Epidemiologi cedera meniskus merupakan kejadian yang sering ditemukan pada
kerusakan sendi lutut. Prevalensi robekan meniskus pada populasi umum cukup susah untuk
diidentifikasi karena tingginya frekuensi asimtomatik atau lesi yang tidak terdiagnosis. Di
beberapa negara Eropa Utara, perkiraan kejadian robekan meniscal adalah 2 per 1000 orang-
tahun [2]. Rasio perbandingan kejadian cedera meniskus pada dewasa untuk laki-laki yaitu
9/1000 dan wanita yaitu 4,2/1000.3 Diantara kedua meniskus, yaitu meniskus medialis dan
lateralis, meniskus medial jauh lebih sering mengalami cedera daripada meniskus lateral.
Cedera pada meniskus lateral biasanya bersamaan dengan cedera ACL [2], [3]
Terdapat dua jenis robekan meniskus yaitu robekan traumatik dan degeneratif [2].
Robekan traumatik terjadi pada pasien yang berusia lebih muda, dimana hal ini biasanya
terjadi pada atlet karena adanya gaya memutar pada lutut yang fleksi dengan beban berat. Hal
ini sering kali menimbulkan robekan “bucket handle” dimana terdapat robekan vertikal atau
oblik di bagian posterior horn menuju anterior horn, membentuk bagian yang bebas yang
masih tetap melekat pada bagian anterior dan posteriornya. Robekan degeneratif terjadi ada
pasien yang berusia lebih tua, robekan umumnya disebabkan oleh degenerasi yang berkaitan
dengan usia dan menimbulkan robekan horizontal [4].

III. Etiologi dan Faktor Risiko


Cedera meniscus merupakan cedera yang sering terjadi pada olahraga yang
melibatkan gerakan berputar. Traumatologi olahraga dengan traumatis langsung atau berulang
dapat menyebabkan kerusakan pada meniskus. Aktivitas sehari-hari, seperti berjalan dan
memanjat tangga melibatkan gerakan berputar yang, berhenti tiba-tiba dan bergantian, tiba-
tiba berlutut, jongkok dalam atau mengangkat suatu beban yang berat. Pada orang dewasa
yang lebih tua, dapat disebabkan oleh penuaan atau degeneratif, risiko cedera mulai
meningkat seiring usia karena tulang rawan mulai berdegenerasi, kekurangan suplai darah
dan ketahanan serta peningkatan berat badan [4].

IV. Tipe Robekan Meniscus Injury

Downloaded by indah rizky (indahrizkyg198@gmail.com)


lOMoARcPSD|31014394

Tipe robekan pada cedera meniskus sering dikelompokkan berdasarkan orientasinya


[2]. Robekan meniskus dapat berbentuk vertikal longitudinal, vertikal radial, horizontal, oblik
maupun kompleks. Robekan vertikal dan longitudinal pada bidang sagital, merupakan tipe
robekan yang paling umum ditemukan dan dapat diperbaiki ketika robekan tersebut terletak
di bagian 1/3 perifer dari meniskus.[3], [4]. Robekan radial merupakan robekan yang dimulai
pada bagian tengah dari meniskus dan meluas hingga ke bagian perifer; dimana robekan ini
biasanya tidak dapat diperbaiki karna disebabkan oleh sedikitnya vaskularisasi pada daerah
meniskus ini. Ketika robekan ini bersifat simptomatis, merupakan indikasi untuk dilakukan
partial menistektomi. Robekan bucket-handle merupakan robekan vertikal dengan
perpindahan sehingga dapat menyebabkan blokade mekanik pada gerakan fleksi/ekstensi.
Robekan flap dan parrot-beak letaknya dimulai dari bagian tengah meniskus dan berlanjut
merobek bagian sekelilingnya [3], [4].

Bucket handle tear Flap tear

Radial tear Degenerative tear

Tipe Robekan Meniskus (AAOS, 2021)

V. Gejala

Downloaded by indah rizky (indahrizkyg198@gmail.com)


lOMoARcPSD|31014394

Cedera meniskus biasanya dialami oleh atlit yang sering menggerakan sendi lututnya.
Setelah mengalami cedera, pasien merasa nyeri yang parah dan kadang lutut terkunci dalam
fleksi parsial. Pasien merasakan "letusan" saat terjadi robekan meniskus. Kebanyakan orang
masih bisa berjalan dengan lutut yang cedera dan banyak atlet yang bisa terus bermain.
Bengkak dan kemerahan akan muncul beberapa jam atau keesokan harinya. Gejala akan
mereda dengan istirahat. Namun akan kambuh secara berkala setelah trivial twists or strains
[4].
Pada pasien berusia di atas 40 tahun, cedera awal mungkin biasa-biasa saja dan
keluhan utama sensasi lutut seperti “giving way” atau “a catch in the knee” yang berulang.
Selain itu terjadi 'Locking' – yaitu ketidakmampuan tiba-tiba untuk meregangkan lutut
sepenuhnya menunjukkan robekan bucket - handle. Pasien terkadang harus belajar untuk
menggerakan kembali lutut dengan menekuknya sepenuhnya atau dengan memutarnya dari
sisi ke sisi [4].
Gejala robekan meniskus yang paling umum adalah [5], [6] :
 Mekanisme cedera (memutar, jongkok, perubahan posisi)
 Keluhan mekanis (clicking, catching, locking, pinching, or a sensation of giving way)
 Nyeri terlokalisir ke sisi medial atau lateral
 Kekakuan dan pembengkakan (tertunda atau intermiten, air mata degeneratif sering
bermanifestasi dengan efusi berulang)
 Ketidakmampuan untuk menggerakkan lutut dalam berbagai gerakannya

VI. Pemeriksaan fisik


Kebanyakan cedera meniscal dapat didiagnosis dengan memperoleh riwayat rinci.
Poin-poin penting yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut [5]–[7]:
1. Joint line tenderness adalah temuan pemeriksaan fisik yang paling sensitif.
Tenderness di sepanjang garis sendi tempat meniskus sering menandakan robekan.

Downloaded by indah rizky (indahrizkyg198@gmail.com)


lOMoARcPSD|31014394

Mencari tanda-tanda nyeri tekan di sepanjang garis sendi (Apley and Solomon, 2017)

2. Efusi (Efusi lutut, terdapat cairan di lutut, terjadi ketika kelebihan cairan sinovial
menumpuk di dalam atau di sekitar sendi lutut. Hal ini disebabkan radang sendi,
cedera pada ligamen atau meniskus, atau pengumpulan cairan di bursa, atau bursitis
prepatellar)
3. Range of Movement terganggu – Blok mekanis untuk bergerak atau penguncian dapat
terjadi akibat robekan meniskus; gerakan terbatas biasanya disebabkan oleh rasa sakit
atau bengkak
4. Tes provokatif
a. Tes McMurray.
Tes McMurray dilakukan untuk menentukan adanya robekan meniskus. Ini
adalah tes yang paling umum dilakukan untuk robekan meniskus.
Pasien berbaring
dalam posisi terlentang,
pemeriksa berdiri pada sisi
yang sama dengan lutut yang
terlibat. Tekuk lutut dan
letakkan tangan di sisi medial
lutut, putar kaki ke luar dan
tarik lutut ke ekstensi.
Gerakan pada lutut akan
Mcmurray Test (OrthoFixar, 2021) menyebabkan ketegangan
pada meniskus yang robek.
Jika terdapat robekan meniskus, gerakan ini dapat menyebabkan rasa sakit, klik,
atau sensasi berdenting di dalam sendi [8].
Nyeri saat meluruskan lutut dengan tungkai bawah diputar ke luar dan abduksi
menunjukkan lesi meniskus medial; sementara nyeri pada rotasi internal menunjukkan
cedera pada meniskus lateral. Bunyi gertakan pada fleksi ekstrim terjadi ketika lipatan
meniscal yang menonjol mengenai kornu posterior. Gerakan fleksi 90° menunjukkan
cedera pada bagian tengah meniskus [8].

Downloaded by indah rizky (indahrizkyg198@gmail.com)


lOMoARcPSD|31014394

Mcmurray Test (OrthoFixar, 2021)

b. Apley’s grinding test


Tes penggilingan Apley (tes kompresi Apley) digunakan untuk mengevaluasi
cedera Meniscal medial atau lateral pada sendi lutut. Tes ini berupa kompresi dan
fleksi, yaitu mengendurkan ligamen tetapi menekan meniskus. Hal ini menyebabkan
rasa sakit pada cedera meniskus [4].

Apley Griding Test (Apley and Solomon, 2017)

Tempatkan pasien dalam posisi tengkurap, kemudian fleksikan lutut yang


terkena hingga 90 derajat. Salah satu tangan pemeriksa memegang tumit dan
pergelangan kaki pasien sementara tangan lainnya menstabilkan kaki. Pemeriksa
menekan sendi lutut yang tertekuk dan meniskus dengan mendorong kaki pasien dan
tibia ke bawah ke meja, diikuti dengan rotasi internal dan eksternal tibia. Tes
kompresi Apley positif jika nyeri pada aspek sisi medial atau lateral menunjukkan
cedera sesuai dengan meniskus medial/lateral [9].

Downloaded by indah rizky (indahrizkyg198@gmail.com)


lOMoARcPSD|31014394

Apley Griding Test (OrthoFixar, 2021)

c. The Thessaly Test


Tes Thessaly digunakan untuk mendeteksi
robekan meniscal lateral atau medial dari sendi lutut.
Ini didasarkan pada hasil gerakan dinamis transmisi
beban di sendi lutut dalam kondisi normal atau
trauma [6].
Pasien pertama-tama berdiri tanpa alas kaki
di atas kaki yang sehat, pemeriksa memegang tangan
pasien untuk mengamankan jika jatuh. Dengan lutut
tertekuk 50, pasien diminta untuk secara aktif memutar lutut dan seluruh tubuh secara
eksternal dan internal tiga kali di sekitar kaki yang tertekuk, Prosedur ini diulangi lagi
dengan sudut fleksi 200. Tes ini kemudian dilakukan dengan berdiri di atas kaki yang
sakit. Tes ini dianggap positif terdapat robekan meniskus jika pasien mengalami
ketidaknyamanan garis sendi medial atau lateral atau rasa terkunci/terjepit di lutut
[10].

Downloaded by indah rizky (indahrizkyg198@gmail.com)


lOMoARcPSD|31014394

Thessaly Test (OrthoFixar, 2021)

d. The Stainman Test


Tes Steinmann dapat digunakan untuk mendiagnosis lesi meniscal pada sendi
lutut. Tes Steinman dibagi menjadi dua bagian, Tes Steinman I dan Tes Steinman ll
[11].
 Tes Steinman I:
Pasien diposisikan terlentang. Pemeriksa menyangga lutut pasien yang
tertekuk dengan satu tangan dan memegang kaki bagian bawah dengan tangan
lainnya. Pemeriksa kemudian dengan paksa memutar tungkai bawah dalam berbagai
derajat fleksi lutut.
Nyeri di rongga sendi medial pada rotasi eksternal menunjukkan kerusakan
pada meniskus medial; nyeri di rongga sendi lateral pada rotasi internal menunjukkan
kerusakan meniskus lateral. Karena lokalisasi robekan dapat bervariasi, tes untuk
tanda Steinman I harus dilakukan dengan lutut dalam berbagai tingkat fleksi.

Steinman Test I (OrthoFixar, 2021)

 Tes Steinman II:


Pasien diposisikan terlentang. Pemeriksa memegang lutut dengan satu tangan
dan meraba rongga sendi. Dengan tangan yang lain, pemeriksa memegang tungkai
bawah tepat di sebelah proksimal dari pergelangan kaki. Dengan paha pasien yang

Downloaded by indah rizky (indahrizkyg198@gmail.com)


lOMoARcPSD|31014394

diimobilisasi, pemeriksa menempatkan tungkai bawah terlebih dahulu pada rotasi


eksternal, kemudian pada rotasi internal, dalam setiap kasus secara bergantian fleksi
dan ekstensi tungkai bawah sambil menerapkan sedikit kompresi aksial.
Nyeri di rongga sendi medial atau lateral menunjukkan cedera meniskus.
Nyeri tekan pada palpasi dalam rongga sendi berpindah ke medial dan posterior
selama fleksi dan sedikit rotasi eksternal lutut; kemudian bermigrasi secara
proporsional dengan tekanan dan gaya geser yang ditempatkan pada meniskus, ke
posterior selama fleksi lutut, dan kembali ke anterior saat lutut diekstensikan.
Meskipun tes ini juga dapat digunakan untuk cedera meniskus lateral, tujuan
utamanya adalah untuk membantu mengevaluasi lesi meniskus medial. Diagnosis
banding harus mempertimbangkan osteoartritis dan lesi kolateral medial dan ligamen
kapsular.

Steinman Test II (OrthoFixar, 2021)

e. Ege test
Tes Ege (juga disebut tes
McMurray menahan beban)
digunakan untuk mendeteksi robekan
meniskus lateral atau medial lutut.
Tes Ege dilakukan dalam posisi
berdiri, lutut dalam ekstensi dan
pasien berdiri dengan kaki terpisah

Downloaded by indah rizky (indahrizkyg198@gmail.com)


lOMoARcPSD|31014394

30-40 cm. Tes Ege positif bila pasien merasakan nyeri dan/atau bunyi klik pada
tempat yang berhubungan dengan garis sendi.

Ege Test (OrthoFixar, 2021)

VII. Pemeriksaan Penunjang


Cedera lutut lainnya dapat menyebabkan gejala yang sama, maka diperlukan
pemeriksaan pencitraan untuk membantu memastikan diagnosis.
1. X Ray.
X ray memberikan gambaran struktur padat, seperti tulang. Meskipun x-ray tidak
akan menunjukkan robekan meniskus, namun dapat digunakan untuk mencari penyebab
nyeri lutut lainnya seperti osteoartritis [4]. Pada cedera meniskus pemeriksaan X-ray
seharusnya normal pada pasien muda dengan cedera meniscal akut. Gambaran lain berupa
kalsifikasi meniscal dapat terlihat pada crystalline arthropathy [2].
2. Pemindaian Magnetic Resonance Imaging (MRI).
MRI akan menilai jaringan lunak di sendi lutut, termasuk meniskus, tulang rawan,
tendon, dan ligamen. MRI adalah tes diagnostik yang paling sensitif, tetapi juga memiliki
tingkat positif palsu yang tinggi. Tampilan yang direkomendasikan termasuk
Anteroposterior, lateral, dan intercondylar dengan tampilan tangensial dari permukaan
inferior patela [4], [7].

Pemindaian MRI menunjukkan (kiri) meniskus normal dan (kanan) meniskus robek.
Robekan dapat dilihat sebagai garis putih melalui tubuh meniskus yang gelap.
(AAOS, 2021)

Temuan pada pemeriksaan MRI [5]:


 Sinyal MRI grade III menunjukkan adanya robekan
Klasifikasi sinyal meniscal abnormal pada MRI :

Downloaded by indah rizky (indahrizkyg198@gmail.com)


lOMoARcPSD|31014394

 Grade I – Area kecil dengan peningkatan sinyal di dalam meniskus


 Grade II – Area linier dari peningkatan sinyal yang tidak meluas ke
permukaan artikulasi
 Grade III – peningkatan sinyal abnormal yang mencapai permukaan
atau tepi meniskus (indikasi robekan meniskus)
 Robekan akar – ekstrusi meniscal minimal 3 mm pada bidang
midcoronal

MRI Meniscus Tear (Orthobullets, 2021)

 Kista parameniscal menunjukkan adanya robekan meniscal

Kista Parameniscal Miller's Review of Orthopaedics, 2020


 Bucket handle meniscal tears ditunjukkan oleh

Downloaded by indah rizky (indahrizkyg198@gmail.com)


lOMoARcPSD|31014394

Tanda "doubke PCL" Tanda "double anterior horn"


(Orthobullets, 2021) (Orthobullets, 2021)

3. Artrografi
Pernah menjadi studi pencitraan standar untuk robekan meniscal tetapi sekarang
sebagian besar digantikan oleh magnetic resonance imaging (MRI).
4. Atroskopi diagnosis
Pada prosedur ini menggunakan alat
bernama artroskop, yaitu tabung kecil yang
dilengkapi dengan kamera video dan lampu, yang
dimasukan ke dalam sendi untuk melihat ke dalam
sendi tanpa perlu membuat sayatan besar, minim
rasa sakit dan risiko infeksi. Dalam kebanyakan
kasus, pemindaian MRI dilakukan untuk
menentukan pola robekan dan untuk merencanakan perawatan dengan pasien. Akibatnya
artroskopi diagnostik sekarang jarang dilakukan.

VIII. Terapi
Terapi yang direkomendasikan akan tergantung pada sejumlah faktor, termasuk usia,
gejala, dan tingkat aktivitas pasien. Dokter juga harus mempertimbangkan jenis, ukuran, dan
lokasi cedera [12]. Sepertiga bagian luar meniskus kaya akan suplai darah. Robekan di zona
"merah" ini dapat sembuh dengan sendirinya, atau seringkali dapat diperbaiki dengan
pembedahan. Robekan longitudinal adalah contoh dari jenis robekan ini. Sebaliknya, dua
pertiga bagian dalam meniskus kekurangan suplai darah. Tanpa nutrisi dari darah, robekan di
zona "putih" dengan aliran darah terbatas ini tidak dapat sembuh sendiri. Oleh karena itu
robekan di zona ini yang tidak merespons pengobatan konservatif biasanya dipangkas dengan
pembedahan [4].

Downloaded by indah rizky (indahrizkyg198@gmail.com)


lOMoARcPSD|31014394

A. Menghadapi Lutut Terkunci


Biasanya lutut dapat digerakan kembali secara spontan. Jika tidak, fleksi dan rotasi
pasif yang lembut dapat membantu menggerakan sendi. Manipulasi paksa tidak sebaiknya
dilakukan karena dapat merusak sendi. Setelah istirahat beberapa hari, lutut mungkin terbuka
sendiri. Namun, jika lutut tidak terbuka, atau jika upaya untuk membukanya menyebabkan
rasa sakit yang parah maka indikasi untuk dilakukan artroskopi. Jika gejala tidak terlihat,
mungkin lebih baik menunggu satu atau dua minggu dan membiarkan sinovitis mereda,
sehingga membuat operasi lebih mudah. Jika robekan dikonfirmasi, fragmen yang
menyinggung akan dihilangkan atau diperbaiki jika memungkinkan [4].

B. Perawatan Konservatif
Jika sendi tidak terkunci, pemindaian MRI segera penting dalam merencanakan
perawatan lebih lanjut. Jika robekan perifer telah diidentifikasi dan lesi dapat diperbaiki,
maka artroskopi dan perbaikan jahitan meniskus dapat dilakukan, terutama pada pasien usia
muda. Namun, robekan lain yang tidak stabil atau berpotensi tidak stabil, yang diidentifikasi
pada MRI, sering tidak muncul gejala dan tidak mengganggu. Perawatan non-operatif harus
dilakukan karena banyak pasien akan menetap, dengan resolusi nyeri akut dan
pembengkakan, meskipun masih ada robekan meniscal. Manajemen non operatif merupakan
pilihan yang cocok digunakan untuk cedera meniskus asimptomatik, pasien usia lanjut yang
berkeinginan untuk mengganti gaya hidupnya, dan serta pasien dengan risiko tinggi operasi
[4].
Indikasi terapi non bedah [7]:
1. Robekan meniscal yang tidak lengkap atau robekan perifer kecil (5 mm) yang stabil
tanpa kondisi patologis lainnya, seperti robekan ligamen anterior cruciatum.
2. Robekan yang terkait dengan ketidakstabilan ligamen dapat diobati secara nonoperatif
jika pasien menunda rekonstruksi ligamen atau jika rekonstruksi merupakan
kontraindikasi.
3. Removal meniskus, terutama meniskus medial dapat membuat ketidakstabilan
menjadi lebih parah.
4. Robekan meniskus tanpa adanya pembengkakan intermiten, swelling, catching,
locking, or giving way.
5. Pengobatan lini pertama untuk robekan degeneratif

Downloaded by indah rizky (indahrizkyg198@gmail.com)


lOMoARcPSD|31014394

Perawatan Non-bedah yang dapat dilakukan [12], [13]:


 PRICE. Protokol RICE efektif untuk sebagian besar cedera terkait olahraga.
o Protection. Membatasi penggunaan bagian yang cedera
o Rest. Beristirahatlah dari aktivitas yang menyebabkan cedera.
o Ice. Gunakan kompres dingin selama 20 menit setiap kali, beberapa kali
sehari. Hindari mengompres es langsung ke kulit.
o Compression. Untuk mencegah pembengkakan tambahan dan kehilangan
darah, kenakan perban kompresi elastis.
o Elevation. Untuk mengurangi pembengkakan, berbaringlah saat Anda
beristirahat, dan angkat kaki Anda lebih tinggi dari jantung Anda.
 Obat anti inflamasi nonsteroid.
Obat-obatan seperti aspirin dan ibuprofen dapat membantu mengurangi rasa sakit dan
pembengkakan.
 Injeksi steroid.
Obat kortikosteroid injeksi ke dalam sendi lutut akan membantu menghilangkan rasa
sakit dan pembengkakan.
 Fisioterapi
Fisioterapi intensif sangat berguna dan sebaiknya mencakup ROM, aktivitas
proprioseptif dan latihan peregangan otot. Fisioterapi untuk cedera ini berfokus untuk
penguatan otot-otot dari ekstremitas yang cedera, khususnya pada area yang
mengelilingi lutut, dan juga untuk mempertahankan range of motion dari sendi lutut
dan sendi panggul. Pada sesi fisioterapi yang dilakukan adalah latihan penekanan
yaitu quadricep sets, hamstring curls, straight-leg raises, dan heel raises
menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam pengurangan rasa nyeri serta
fungsional dari sendi lutut. Pasien harus diberi tahu untuk menghindari aktivitas
dengan gerakan fleksi sendi lutut yang dalam dikarenakan dapat mengeksaserbasi
nyeri contohnya yaitu gerakan jongkok (squatting) dan berlutut (kneeling) [2].

C. Perawatan Operatif
Indikasi bedah [4]:
1. Jika sendi tidak dapat dibuka
2. jika gejala mekanis (terkunci atau terjepit) berulang
3. Pengobatan non-operatif gagal.

Downloaded by indah rizky (indahrizkyg198@gmail.com)


lOMoARcPSD|31014394

Artroskopi merupakan prosedur invasif minimal dengan morbiditas yang lebih


rendah, visualisasi yang lebih baik, rehabilitasi yang lebih cepat, dan hasil yang lebih baik
daripada operasi meniscal terbuka, sekarang menjadi standar perawatan. Dalam prosedur ini,
ahli bedah memasukkan kamera mini melalui sayatan kecil (portal) di lutut untuk
memberikan pandangan yang jelas tentang bagian dalam lutut. Setelah itu memasukkan
instrumen bedah melalui dua atau tiga portal kecil lainnya untuk memangkas atau
memperbaiki robekan.

Pilihan pembedahan termasuk menisektomi parsial atau perbaikan meniskus. Robekan


yang dekat dengan perifer dan memiliki kemampuan untuk penyembuhan dapat dijahit;
setidaknya satu tepi robekan harus berwarna merah menandakan vaskularisasi yang baik.
Robekan yang ada di sepertiga periferal ditangani dengan memotong bagian yang sobek (the
bucket handle). Menisektomi total diperkirakan menyebabkan lebih banyak ketidakstabilan
dengan demikian menjadi predisposisi osteoartritis sekunder lanjut; tentu dalam jangka
pendek menyebabkan morbiditas yang lebih besar daripada menisektomi parsial [2].
Menisektomi artroskopi memiliki keunggulan yang berbeda dibandingkan
menisektomi terbuka, yaitu masa rawat inap yang lebih pendek, biaya yang lebih rendah, dan
pengembalian fungsi yang lebih cepat. Namun, itu tidak berarti bebas dari komplikasi [4].
Menisektomi parsial adalah pengobatan pilihan untuk robekan pada bagian avaskular
meniskus atau robekan kompleks yang tidak dapat diperbaiki. Jaringan yang robek diangkat,
dan jaringan meniscal yang sehat yang tersisa dikontur ke tepi perifer yang stabil dan
seimbang. Prosedur ini biasanya memungkinkan untuk menahan beban segera, dan berbagai
gerakan segera setelah operasi [2], [4].

Downloaded by indah rizky (indahrizkyg198@gmail.com)


lOMoARcPSD|31014394

Menisektomi Parsial (AAOS, 2021)

Perbaikan meniskus direkomendasikan untuk robekan yang terjadi di daerah vaskular


(zona merah atau zona merah-putih), lebih panjang dari 1 cm, robekan akar, melibatkan lebih
dari 50% ketebalan meniscal, dan tidak stabil terhadap probing arthroscopic. Lutut yang
stabil penting untuk perbaikan dan penyembuhan meniskus. Dengan demikian, cedera
ligamen terkait harus ditangani. Beberapa robekan meniskus dapat diperbaiki dengan
menjahit bagian yang robek menjadi satu. Apakah robekan dapat berhasil diperbaiki
tergantung pada jenis robekan, serta kondisi keseluruhan meniskus yang cedera. Waktu
pemulihan untuk perbaikan lebih lama daripada menisektomi [2], [4].
Teknik fiksasi perbaikan meniskus banyak dan bervariasi. Fiksasi dapat dilakukan
dengan prosedur arthroscopic luar-dalam, luar-dalam, atau semua-dalam. Metode luar-dalam
dan luar-dalam biasanya dilakukan dengan jahitan dan membutuhkan sayatan tambahan.
Perbaikan jahitan dapat dilakukan dengan jahitan vertikal atau horizontal [2].

Meniscus Repair (AAOS, 2021)

Transplantasi meniscal allograft manusia adalah prosedur yang relatif baru tetapi
semakin sering dilakukan. Indikasi spesifik adalah pasien muda dengan menisektomi hampir
total, terutama lateral namun indikasi lain dan hasil jangka panjang belum ditetapkan dengan

Downloaded by indah rizky (indahrizkyg198@gmail.com)


lOMoARcPSD|31014394

jelas. Transplantasi meniskus memerlukan penyelidikan lebih lanjut untuk menilai


kemanjurannya dalam memulihkan fungsi meniskus normal dan mencegah arthrosis [1].
Tekniknya menggunakan penyembuhan tulang ke tulang dengan sumbat di setiap tanduk atau
jembatan di antara tanduk, kemudian jahitan matras vertikal perifer. Ukuran yang benar dari
allograft sangat penting (umumnya berdasarkan radiografi, dalam toleransi kesalahan 5-
10%). Ukuran terlalu besar menyebabkan ekstrusi meniscal. Ukuran yang terlalu kecil
menghasilkan kesesuaian yang buruk dan peningkatan transmisi beban [5].
Nyeri dan kekakuan pascaoperasi dapat dikurangi dengan obat antiinflamasi
nonsteroid profilaksis. Pada beberapa pasien, nyeri dapat terjadi dan dapat bertahan selama
beberapa bulan. Dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kerusakan tulang rawan dari
artikular yang cepat dan artritis [4].

IX. Rehabilitasi
Setelah penyembuhan awal selesai, dilanjutkan dengan latihan rehabilitasi. Olahraga
teratur untuk mengembalikan mobilitas dan kekuatan lutut juga diperlukan. Pasien disarankan
untuk mulai latihan dengan meningkatkan jangkauan gerak. Selain itu latihan penguatan
secara bertahap akan ditambahkan ke rencana rehabilitasi [2].
Dalam banyak kasus, rehabilitasi dapat dilakukan di rumah, meskipun lebih
disarankan dengan ahli terapi fisik. Waktu rehabilitasi untuk perbaikan meniskus adalah
sekitar 3 sampai 6 bulan. Sedangkan rehabilitasi pada Menisektomi membutuhkan lebih
sedikit sekitar 3 hingga 6 minggu [7].

Meniscus Tear Rehabilitation Exercises (Orthofixar, 2021)

Downloaded by indah rizky (indahrizkyg198@gmail.com)


lOMoARcPSD|31014394

X. Prognosis
Robekan meniskus adalah cedera lutut yang sangat umum. Dengan diagnosis,
pengobatan, dan rehabilitasi yang tepat, pasien dapat kembali ke kemampuan sebelum cedera.
Penyembuhan robekan meniskus dengan sendirinya maupun dengan pengangkatan meniskus
tidak selalu mengarah pada osteoartritis sekunder. Namun, kemungkinannya meningkat jika
pasien memiliki (1) deformitas varus lutut yang sudah ada sebelumnya, (2) tanda-tanda
insufisiensi ligamen cruciatum, atau (3) fitur di tempat lain dari osteoartritis umum [4].

I. Komplikasi
Komplikasi dari cedera meniskus [5] :
 Saphenous neuropathy (7%)
 Arthrofibrosis (6%)
 Sterile effusion (2%)
 Peroneal neuropathy (1%)
 Superficial infection (1%)
 Deep infection (1%)

Downloaded by indah rizky (indahrizkyg198@gmail.com)


lOMoARcPSD|31014394

DAFTAR PUSTAKA

[1] Robert S. P. Fan, MD, Richard K. N. Ryu, MD, “Meniscal Lesions: Diagnosis and
Treatment,” Medscape, 2016. http://www.medscape.com/viewarticle/408520 (accessed
Dec. 28, 2021).
[2] J. Babu, R. M. Shalvoy, and S. B. Behrens, “Diagnosis and Management of Meniscal
Injury,” R. I. Med. J. 2013, vol. 99, no. 10, pp. 27–30, Oct. 2016.
[3] S. C. Mordecai, N. Al-Hadithy, H. E. Ware, and C. M. Gupte, “Treatment of meniscal
tears: An evidence based approach,” World J. Orthop., vol. 5, no. 3, pp. 233–241, Jul.
2014, doi: 10.5312/wjo.v5.i3.233.
[4] A. Blom, D. Warwick, and M. Whitehouse, Apley & solomon’s system of orthopaedics
and trauma. CRC Press, 2017.
[5] D. Johnson, “Meniscal Injury - Orthobullets,” 2021. https://www.orthobullets.com/knee-
and-sports/3005/meniscal-injury (accessed Dec. 28, 2021).
[6] Bradley S Baker, MD; Chief Editor: Craig C Young, MD, “Meniscus Injuries Clinical
Presentation: History, Physical,” 2018. https://emedicine.medscape.com/article/90661-
clinical (accessed Dec. 28, 2021).
[7] “Knee Meniscus Tear,” OrthoFixar, 2021. https://www.orthofixar.com/sports-
medicine/knee-meniscus-tear/ (accessed Dec. 28, 2021).
[8] “McMurray Test - OrthoFixar,” OrthoFixar, 2021. https://www.orthofixar.com/special-
test/mcmurray-test-for-meniscus-tear/ (accessed Dec. 28, 2021).
[9] “Apley Grinding Test - OrthoFixar,” OrthoFixar, 2021.
https://www.orthofixar.com/special-test/apley-grinding-test/ (accessed Dec. 28, 2021).
[10] “Thessaly Test - OrthoFixar,” OrthoFixar, 2021. https://www.orthofixar.com/special-
test/thessaly-test/ (accessed Dec. 28, 2021).
[11] “Steinman Test - OrthoFixar,” OrthoFixar, 2021. https://www.orthofixar.com/special-
test/steinman-test/ (accessed Dec. 28, 2021).
[12] “Meniscus Tears - OrthoInfo - AAOS.” https://www.orthoinfo.org/en/diseases--
conditions/meniscus-tears/ (accessed Dec. 28, 2021).
[13] “Meniscus Injuries Treatment & Management: Acute Phase, Recovery Phase,” Dec.
2021, Accessed: Dec. 28, 2021. [Online]. Available:
https://emedicine.medscape.com/article/90661-treatment#d11

Downloaded by indah rizky (indahrizkyg198@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai