Makalah Meniscus Tear Lecture Notes 1
Makalah Meniscus Tear Lecture Notes 1
MENISCUS TEAR
Diajukan Kepada :
dr. Leonardus Hartoko Budiriantoro, SpOT
Disusun oleh :
1. Muhammad Rafif 20204010157
2. Alvianita Rachmawati 20204010263
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh :
1. Muhammad Rafif 20204010157
2. Alvianita Rachmawati 20204010263
Telah dipresentasikan
__________________________
Disahkan oleh:
Dokter Pembimbing,
I. DEFINISI
Meniskus merupakan struktur fibrokartilago berbentuk setengah melingkar pada sendi
lutut, dimana terdapat dua buah meniskus, yaitu meniskus medial serta meniskus lateral.
Kedua meniskus ini berfungsi untuk memperlebar dan memperdalam permukaan kontak
antara femur dan tibia, hal ini menyebabkan berkurangnya stress atau tekanan pada kartilago
artikuler. [1], [2]. Meniskus merupakan struktur yang sangat penting dalam menjaga
homeostasis dari sendi lutut yaitu dengan cara mentransmisi beban yang diterima oleh sendi
lutut, menstabilisasi sendi, melubrikasi dengan cairan sendi, meberikan nutrisi dan memiliki
fungsi propriosepsi[2].
Meniscus injury (cedera meniskus) adalah salah satu cedera lutut yang paling umum
ditemukan pada bidang ortopedi. Cedera ini yang sering terjadi pada olahraga yang
melibatkan gerakan berputar, squat/fleksi sendi lutut yang berlebihan seperti pada bola
basket, sepakbola atau bulu tangkis. Meniscus medialis lebih sering mengalami cedera
daripada meniscus lateralis, dan hal ini disebabkan oleh perlengketan yang erat meniscus
pada ligamentum collaterale medial sendi lutut, yang membatasi geraknya. Cedera terjadi bila
femur berputar terhadap tibia, atau tibia terhadap femur, dengan sendi lutut dalam keadaan
sedikit fleksi dan menyanggah berat badan. Tibia biasanya dalam keadaan abduksi terhadap
femur dan meniskus medialis ditarik kedalam posisi abnormal antara condylus femoralis dan
tibialis [2].
II. Epidemiologi
Cedera meniscus merupakan kejadian yang sering ditemukan pada kerusakan sendi
lutut dimana insidensi pertahun nya mencapai 66% per 100.000 orang [2]. Rasio
perbandingan kejadian cedera meniskus pada dewasa untuk laki-laki yaitu 9/1000 dan wanita
yaitu 4,2/1000.3 Diantara kedua meniskus, yaitu meniskus medialis dan lateralis, meniskus
medial jauh lebih sering mengalami cedera daripada meniskus lateral. Cedera pada meniskus
lateral biasanya bersamaan dengan cedera ACL [2], [3].
Epidemiologi cedera meniskus merupakan kejadian yang sering ditemukan pada
kerusakan sendi lutut. Prevalensi robekan meniskus pada populasi umum cukup susah untuk
diidentifikasi karena tingginya frekuensi asimtomatik atau lesi yang tidak terdiagnosis. Di
beberapa negara Eropa Utara, perkiraan kejadian robekan meniscal adalah 2 per 1000 orang-
tahun [2]. Rasio perbandingan kejadian cedera meniskus pada dewasa untuk laki-laki yaitu
9/1000 dan wanita yaitu 4,2/1000.3 Diantara kedua meniskus, yaitu meniskus medialis dan
lateralis, meniskus medial jauh lebih sering mengalami cedera daripada meniskus lateral.
Cedera pada meniskus lateral biasanya bersamaan dengan cedera ACL [2], [3]
Terdapat dua jenis robekan meniskus yaitu robekan traumatik dan degeneratif [2].
Robekan traumatik terjadi pada pasien yang berusia lebih muda, dimana hal ini biasanya
terjadi pada atlet karena adanya gaya memutar pada lutut yang fleksi dengan beban berat. Hal
ini sering kali menimbulkan robekan “bucket handle” dimana terdapat robekan vertikal atau
oblik di bagian posterior horn menuju anterior horn, membentuk bagian yang bebas yang
masih tetap melekat pada bagian anterior dan posteriornya. Robekan degeneratif terjadi ada
pasien yang berusia lebih tua, robekan umumnya disebabkan oleh degenerasi yang berkaitan
dengan usia dan menimbulkan robekan horizontal [4].
V. Gejala
Cedera meniskus biasanya dialami oleh atlit yang sering menggerakan sendi lututnya.
Setelah mengalami cedera, pasien merasa nyeri yang parah dan kadang lutut terkunci dalam
fleksi parsial. Pasien merasakan "letusan" saat terjadi robekan meniskus. Kebanyakan orang
masih bisa berjalan dengan lutut yang cedera dan banyak atlet yang bisa terus bermain.
Bengkak dan kemerahan akan muncul beberapa jam atau keesokan harinya. Gejala akan
mereda dengan istirahat. Namun akan kambuh secara berkala setelah trivial twists or strains
[4].
Pada pasien berusia di atas 40 tahun, cedera awal mungkin biasa-biasa saja dan
keluhan utama sensasi lutut seperti “giving way” atau “a catch in the knee” yang berulang.
Selain itu terjadi 'Locking' – yaitu ketidakmampuan tiba-tiba untuk meregangkan lutut
sepenuhnya menunjukkan robekan bucket - handle. Pasien terkadang harus belajar untuk
menggerakan kembali lutut dengan menekuknya sepenuhnya atau dengan memutarnya dari
sisi ke sisi [4].
Gejala robekan meniskus yang paling umum adalah [5], [6] :
Mekanisme cedera (memutar, jongkok, perubahan posisi)
Keluhan mekanis (clicking, catching, locking, pinching, or a sensation of giving way)
Nyeri terlokalisir ke sisi medial atau lateral
Kekakuan dan pembengkakan (tertunda atau intermiten, air mata degeneratif sering
bermanifestasi dengan efusi berulang)
Ketidakmampuan untuk menggerakkan lutut dalam berbagai gerakannya
Mencari tanda-tanda nyeri tekan di sepanjang garis sendi (Apley and Solomon, 2017)
2. Efusi (Efusi lutut, terdapat cairan di lutut, terjadi ketika kelebihan cairan sinovial
menumpuk di dalam atau di sekitar sendi lutut. Hal ini disebabkan radang sendi,
cedera pada ligamen atau meniskus, atau pengumpulan cairan di bursa, atau bursitis
prepatellar)
3. Range of Movement terganggu – Blok mekanis untuk bergerak atau penguncian dapat
terjadi akibat robekan meniskus; gerakan terbatas biasanya disebabkan oleh rasa sakit
atau bengkak
4. Tes provokatif
a. Tes McMurray.
Tes McMurray dilakukan untuk menentukan adanya robekan meniskus. Ini
adalah tes yang paling umum dilakukan untuk robekan meniskus.
Pasien berbaring
dalam posisi terlentang,
pemeriksa berdiri pada sisi
yang sama dengan lutut yang
terlibat. Tekuk lutut dan
letakkan tangan di sisi medial
lutut, putar kaki ke luar dan
tarik lutut ke ekstensi.
Gerakan pada lutut akan
Mcmurray Test (OrthoFixar, 2021) menyebabkan ketegangan
pada meniskus yang robek.
Jika terdapat robekan meniskus, gerakan ini dapat menyebabkan rasa sakit, klik,
atau sensasi berdenting di dalam sendi [8].
Nyeri saat meluruskan lutut dengan tungkai bawah diputar ke luar dan abduksi
menunjukkan lesi meniskus medial; sementara nyeri pada rotasi internal menunjukkan
cedera pada meniskus lateral. Bunyi gertakan pada fleksi ekstrim terjadi ketika lipatan
meniscal yang menonjol mengenai kornu posterior. Gerakan fleksi 90° menunjukkan
cedera pada bagian tengah meniskus [8].
e. Ege test
Tes Ege (juga disebut tes
McMurray menahan beban)
digunakan untuk mendeteksi robekan
meniskus lateral atau medial lutut.
Tes Ege dilakukan dalam posisi
berdiri, lutut dalam ekstensi dan
pasien berdiri dengan kaki terpisah
30-40 cm. Tes Ege positif bila pasien merasakan nyeri dan/atau bunyi klik pada
tempat yang berhubungan dengan garis sendi.
Pemindaian MRI menunjukkan (kiri) meniskus normal dan (kanan) meniskus robek.
Robekan dapat dilihat sebagai garis putih melalui tubuh meniskus yang gelap.
(AAOS, 2021)
3. Artrografi
Pernah menjadi studi pencitraan standar untuk robekan meniscal tetapi sekarang
sebagian besar digantikan oleh magnetic resonance imaging (MRI).
4. Atroskopi diagnosis
Pada prosedur ini menggunakan alat
bernama artroskop, yaitu tabung kecil yang
dilengkapi dengan kamera video dan lampu, yang
dimasukan ke dalam sendi untuk melihat ke dalam
sendi tanpa perlu membuat sayatan besar, minim
rasa sakit dan risiko infeksi. Dalam kebanyakan
kasus, pemindaian MRI dilakukan untuk
menentukan pola robekan dan untuk merencanakan perawatan dengan pasien. Akibatnya
artroskopi diagnostik sekarang jarang dilakukan.
VIII. Terapi
Terapi yang direkomendasikan akan tergantung pada sejumlah faktor, termasuk usia,
gejala, dan tingkat aktivitas pasien. Dokter juga harus mempertimbangkan jenis, ukuran, dan
lokasi cedera [12]. Sepertiga bagian luar meniskus kaya akan suplai darah. Robekan di zona
"merah" ini dapat sembuh dengan sendirinya, atau seringkali dapat diperbaiki dengan
pembedahan. Robekan longitudinal adalah contoh dari jenis robekan ini. Sebaliknya, dua
pertiga bagian dalam meniskus kekurangan suplai darah. Tanpa nutrisi dari darah, robekan di
zona "putih" dengan aliran darah terbatas ini tidak dapat sembuh sendiri. Oleh karena itu
robekan di zona ini yang tidak merespons pengobatan konservatif biasanya dipangkas dengan
pembedahan [4].
B. Perawatan Konservatif
Jika sendi tidak terkunci, pemindaian MRI segera penting dalam merencanakan
perawatan lebih lanjut. Jika robekan perifer telah diidentifikasi dan lesi dapat diperbaiki,
maka artroskopi dan perbaikan jahitan meniskus dapat dilakukan, terutama pada pasien usia
muda. Namun, robekan lain yang tidak stabil atau berpotensi tidak stabil, yang diidentifikasi
pada MRI, sering tidak muncul gejala dan tidak mengganggu. Perawatan non-operatif harus
dilakukan karena banyak pasien akan menetap, dengan resolusi nyeri akut dan
pembengkakan, meskipun masih ada robekan meniscal. Manajemen non operatif merupakan
pilihan yang cocok digunakan untuk cedera meniskus asimptomatik, pasien usia lanjut yang
berkeinginan untuk mengganti gaya hidupnya, dan serta pasien dengan risiko tinggi operasi
[4].
Indikasi terapi non bedah [7]:
1. Robekan meniscal yang tidak lengkap atau robekan perifer kecil (5 mm) yang stabil
tanpa kondisi patologis lainnya, seperti robekan ligamen anterior cruciatum.
2. Robekan yang terkait dengan ketidakstabilan ligamen dapat diobati secara nonoperatif
jika pasien menunda rekonstruksi ligamen atau jika rekonstruksi merupakan
kontraindikasi.
3. Removal meniskus, terutama meniskus medial dapat membuat ketidakstabilan
menjadi lebih parah.
4. Robekan meniskus tanpa adanya pembengkakan intermiten, swelling, catching,
locking, or giving way.
5. Pengobatan lini pertama untuk robekan degeneratif
C. Perawatan Operatif
Indikasi bedah [4]:
1. Jika sendi tidak dapat dibuka
2. jika gejala mekanis (terkunci atau terjepit) berulang
3. Pengobatan non-operatif gagal.
Transplantasi meniscal allograft manusia adalah prosedur yang relatif baru tetapi
semakin sering dilakukan. Indikasi spesifik adalah pasien muda dengan menisektomi hampir
total, terutama lateral namun indikasi lain dan hasil jangka panjang belum ditetapkan dengan
IX. Rehabilitasi
Setelah penyembuhan awal selesai, dilanjutkan dengan latihan rehabilitasi. Olahraga
teratur untuk mengembalikan mobilitas dan kekuatan lutut juga diperlukan. Pasien disarankan
untuk mulai latihan dengan meningkatkan jangkauan gerak. Selain itu latihan penguatan
secara bertahap akan ditambahkan ke rencana rehabilitasi [2].
Dalam banyak kasus, rehabilitasi dapat dilakukan di rumah, meskipun lebih
disarankan dengan ahli terapi fisik. Waktu rehabilitasi untuk perbaikan meniskus adalah
sekitar 3 sampai 6 bulan. Sedangkan rehabilitasi pada Menisektomi membutuhkan lebih
sedikit sekitar 3 hingga 6 minggu [7].
X. Prognosis
Robekan meniskus adalah cedera lutut yang sangat umum. Dengan diagnosis,
pengobatan, dan rehabilitasi yang tepat, pasien dapat kembali ke kemampuan sebelum cedera.
Penyembuhan robekan meniskus dengan sendirinya maupun dengan pengangkatan meniskus
tidak selalu mengarah pada osteoartritis sekunder. Namun, kemungkinannya meningkat jika
pasien memiliki (1) deformitas varus lutut yang sudah ada sebelumnya, (2) tanda-tanda
insufisiensi ligamen cruciatum, atau (3) fitur di tempat lain dari osteoartritis umum [4].
I. Komplikasi
Komplikasi dari cedera meniskus [5] :
Saphenous neuropathy (7%)
Arthrofibrosis (6%)
Sterile effusion (2%)
Peroneal neuropathy (1%)
Superficial infection (1%)
Deep infection (1%)
DAFTAR PUSTAKA
[1] Robert S. P. Fan, MD, Richard K. N. Ryu, MD, “Meniscal Lesions: Diagnosis and
Treatment,” Medscape, 2016. http://www.medscape.com/viewarticle/408520 (accessed
Dec. 28, 2021).
[2] J. Babu, R. M. Shalvoy, and S. B. Behrens, “Diagnosis and Management of Meniscal
Injury,” R. I. Med. J. 2013, vol. 99, no. 10, pp. 27–30, Oct. 2016.
[3] S. C. Mordecai, N. Al-Hadithy, H. E. Ware, and C. M. Gupte, “Treatment of meniscal
tears: An evidence based approach,” World J. Orthop., vol. 5, no. 3, pp. 233–241, Jul.
2014, doi: 10.5312/wjo.v5.i3.233.
[4] A. Blom, D. Warwick, and M. Whitehouse, Apley & solomon’s system of orthopaedics
and trauma. CRC Press, 2017.
[5] D. Johnson, “Meniscal Injury - Orthobullets,” 2021. https://www.orthobullets.com/knee-
and-sports/3005/meniscal-injury (accessed Dec. 28, 2021).
[6] Bradley S Baker, MD; Chief Editor: Craig C Young, MD, “Meniscus Injuries Clinical
Presentation: History, Physical,” 2018. https://emedicine.medscape.com/article/90661-
clinical (accessed Dec. 28, 2021).
[7] “Knee Meniscus Tear,” OrthoFixar, 2021. https://www.orthofixar.com/sports-
medicine/knee-meniscus-tear/ (accessed Dec. 28, 2021).
[8] “McMurray Test - OrthoFixar,” OrthoFixar, 2021. https://www.orthofixar.com/special-
test/mcmurray-test-for-meniscus-tear/ (accessed Dec. 28, 2021).
[9] “Apley Grinding Test - OrthoFixar,” OrthoFixar, 2021.
https://www.orthofixar.com/special-test/apley-grinding-test/ (accessed Dec. 28, 2021).
[10] “Thessaly Test - OrthoFixar,” OrthoFixar, 2021. https://www.orthofixar.com/special-
test/thessaly-test/ (accessed Dec. 28, 2021).
[11] “Steinman Test - OrthoFixar,” OrthoFixar, 2021. https://www.orthofixar.com/special-
test/steinman-test/ (accessed Dec. 28, 2021).
[12] “Meniscus Tears - OrthoInfo - AAOS.” https://www.orthoinfo.org/en/diseases--
conditions/meniscus-tears/ (accessed Dec. 28, 2021).
[13] “Meniscus Injuries Treatment & Management: Acute Phase, Recovery Phase,” Dec.
2021, Accessed: Dec. 28, 2021. [Online]. Available:
https://emedicine.medscape.com/article/90661-treatment#d11