Anda di halaman 1dari 5

Cedera Meniskus

A. ANATOMI MENISCUS

Ada satu meniscus pada setiap sisi sendi lutut.Meniscus berbentuk C - medial
berada di bagian yang lebih dekat ke tengah / medial tubuh.Meniscus berbentuk U -
lateral berada di bagian lebih jauh keluar dari pusat tubuh / lateral tubuh. Meniscus
melindungi tulang rawan artikular pada permukaan tulang femur dan tulang
tibia.Artikular tulang rawan adalah materi halus, licin yang menutupi ujung tulang yang
membentuk sendi lutut. Artikular tulang rawan sendi memungkinkan permukaan untuk
saling bergesekkan terhadap satu sama lain tanpa merusak permukaan.

Gambar 1. Anatomi meniscus


Sumber: google Image

Sebagian besar, meniscus adalah avascular, yang artinya tidak ada aliran
pembuluh darah.Hanya permukaan luar dari meniscus saja yang mendapat sedikit
pasokan darah, dan daerah ini disebut zona merah.Bagian meniscus, paling dekat dengan
pusat lutut, disebut juga zona putih, yang tidak memiliki aliran pembuluh darah sama
sekali. Meskipun tepi luar meniscus ( zona merah ) memiliki peluang bagus
penyembuhan, namun kerusakan lebih lanjut sehingga menuju ke bagian pusat meniscus,
tidak akan sembuh dengan sendirinya. Kerusakan zona putih meniscus sering
membutuhkan pembedahan.

Klasifikasi cedera menikus bergantung pada lokasi, ketebalan, stabilitasnya, dan bentuk

robekannya. Berdasarkan lokasinya, robekan meniskus dapat terjadi pada bagian perifer (red –
red

zone), bagian transisi (red – white zone), dan bagian dalam (white – white zone). Sedangkan

berdasarkan bentuk robekannya, dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu : vertikal –

longitudinal (bucket handle), flat/oblique, vertikal radial/transverse, dan horisontal/kompleks


(degeneratif). Semua kategori tersebut diatas disertai dengan adanya pemeriksaan pasien melalui
anamnesis yang akurat, pemeriksaan fisik yang baik, dan ditunjang dengan pemeriksaan
penunjang

yang memadai (MRI), sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan dan efektifitas

terapi (Makris et al., 2011).

Cedera meniskus dapat terjadi baik karena trauma maupun non trauma.

Cedera meniskus oleh karena non trauma, biasanya terjadi pada orang usia dewasa pertengahan
dan usia tua. Hal ini disebabkan oleh suatu proses degeneratif seperti osteoarthritis.

Cedera meniskus karena trauma, umumnya terjadi pada orang muda dan berhubungan dengan
kegiatan olahraga (sepakbola, basket, ski, dan baseball).
Gambar 2.4 Bentuk Robekan Meniskus

Cedera meniskus berdasarkan lokasinya, dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu

1. Cedera meniskus bagian perifer (daerah vaskular)


Berbagai macam teknik operasi telah digambarkan dan dilaksanakan dalam memperbaiki
cedera meniskus di daerah perifer (vaskular). Meskipun berbagai macam teknik operasi
terus berkembang, namun tetap secara prinsip teknik operasi meniskus menggunakan
empat kategori teknik (inside out, outside in, dan all inside arthroscopic techniques, dan
open repair). Keberhasilan penyembuhan meniskus pada zona ini adalah sangat baik
sekitar 69-91%.

2. Cedera meniskus bagian dalam (daerah avaskular)


Cedera meniskus pada daerah avaskular ini merupakan suatu bagian yang paling luas,
kompleks, dan sering berhubungan dengan prognosis yang buruk jika dilakukan tindakan
perbaikan meniskus. Untuk peningkatan proses penyembuhan meniskus pada daerah ini,
menjadi suatu tantangan bagi para klinis dan peneliti. Banyak teknik operasi termasuk
banyak penelitian – penelitian dilakukan untuk meningkatkan proses penyembuhan di
daerah avaskular meniskus ini, namun hasilnya tetap saja tidak memuaskan. Oleh karena
itu, para dokter sering melakukan tindakan menisektomi pada daerah avaskular meniskus
ini, namun memberikan efek buruk bagi permukaan tulang rawan.
A. MEKANISME INJURY

Cedera terjadi bila femur berputar terhadap tibia, atau tibia terhadap femur,
dengan sendi lutut dalam keadaan sedikit fleksi & menyanggah berat badan. Tibia
biasanya dalam keadaan abduksi terhadap femur, & meniscus medialis ditarik kedalam
posisi abnormal antara condylus femoralis & tibialis. Gerakan mendadak di antara
condylus mengakibatkan terdapatnya gaya menjepit yang hebat pada meniscus, &
keadaan ini membelah meniscus dalam arah panjangnya.
Bila bagian meniscus yang robek menjapit terjepit di antara permukaan sendi,
tidak mungkin dilakukan gerakan lagi, dan dikatakan sendi tersebut dalam keadaan
terkunci. Cedera meniscus lateralis lebih jarang terjadi, karena meniscus lateralis tidak
melekat pada ligementum collaterale laterale sendi lutut & karena itu lebih bebas
bergerak. M.popliteus memberikan sebagian dari serabutnya kemeniscus lateralis, &
serabut ini dapat menarik meniscus kedalam posisi yang lebih menguntungkan pada
gerakan mendadak sendi lutut.

Manajemen Cedera Meniskus


1. Non Operatif

Penanganan non operatif untuk cedera meniskus biasanya untuk cedera meniskus yang bersifat
asimtomatis dan pasien usia tua yang tidak mampu mengubah gaya hidupnya. Semua pasien
seharusnya ditangani dengan RICE (rest, ice compression, elevation, and NSAID). Rehabilitasi
dilakukan pada cedera meniskus untuk mengurangi nyeri, latihan ROM secara penuh, dan latihan
penguatan otot – otot lutut.

Pada tindakan artroskopi lutut, jika didapatkan adanya robekan meniskus, kemudian tidak
dilakukan tindakan abrasi parameniskus untuk mempercepat proses penyembuhan. Oleh karena
itu ada beberapa hal yang tidak memerlukan tindakan operasi pada cedera meniskus, seperti :

 -  partial thickness splits

 -  full thickness vertical atau robekan oblik yang panjangnya kurang dari 5 mm (kondisi

stabil)

 -  short radial atau robekan minor pada bagian sentral meniskus

 -  robekan karena proses degeneratif khususnya pada kasus osteoartritis yang disertai
tanpa gejala mekanikal

 -  robekan yang bersifat stabil dengan tidak adanya pergeseran ke arah sentral yang lebih
besar dari 3 mm
2. Operatif

Penanganan cedera meniskus dengan tindakan operasi direkomendasikan untuk pasien yang
memiliki keluhan nyeri secara menetap, usia muda dengan aktivitas yang aktif (atlet), ada
keluhan locking knee, dan pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya tanda – tanda dari robekan
meniskus. Tindakan operatif tersebut, meliputi :

 Menisektomi total

Prosedur ini dilakukan dengan membuang semua meniskus dan diindikasikan pada kasus –
kasus meniskus yang mengalami proses degeneratif. Hal tersebut tentu saja akan
menyebabkan terjadinya peningkatan kerusakan tulang rawan, penyempitan celah sendi,
perubahan geometri tulang, dan pembentukan osteofit.

 Menisektomi parsial (sebagian)

Prosedur ini dilakukan dengan membuang sebagian meniskus yang cedera, khususnya yang
mengalami puntiran atau bagian yang tidak stabil (flaps, complex tear, degenerative dan
central/radial tear) dengan menyisakan kontur atau bentuk dari sebagian meniskus sehat
yang tersisa.

 Repair (penjahitan) meniskus

Prosedur ini dilakukan dengan mempertahankan meniskus dan dilakukan perbaikan, seperti
penjahitan (dengan menggunakan benang polydioxanone dan nonabsorbable) terhadap
meniskus yang mengalami robekan. Prosedur ini merupakan perkembangan termuktahir
dalam penanganan cedera meniskus.

Dengan cara ini mampu mencegah terjadinya perubahan proses degeneratif pada pasien –
pasien paska dilakukan tindakan menisektomi total atau parsial.

Anda mungkin juga menyukai