Anda di halaman 1dari 9

Kaidah Dasar Bioetik

Julio Lorenzo penna


102013376
B

Pendahuluan
Latar Belakang
Pada Zaman sekarang akses informasi mengenai segala hal dapat
diperoleh dengan mudah seturut berkembangnya teknologi yang makin canggih.
Karena hal itulah masyarakat dapat mengetahui berbagai hal dalam bidang
kesehatan. Masyarakat menjadi tahu apa yang harus mereka peroleh ketika
sedang berhadapan dengan seorang dokter. Oleh sebab itu para dokter harus
berhati hati dalam mengambil tindakan menangani pasien agar tidak terjadi
kesalahan.
Pembelajaran dan penerapan tentang kaidah bioetik merupakan sebuah
keharusan bagi seorang dokter, karena bioetik merupakan landasan seorang
dokter dalam mengambil sebuah keputusan sehingga tindakan yang kita ambil
sesua dengan konteks yang dialami pasien.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang digunakan dalam makalah ini adalah Totalitas
seorang dokter dalam pelayanannya.
Penulis memilih rumusan masalah ini karena rumusan ini sudah mencakup
banyak aspek yang menjadi masalah atau kendala dalam pelayanan sang dokter
di tempat tugasnya, sehingga mudah untuk dijabarkan atau dijelaskan.

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa Fakultas
Kedokteran UKRIDA dapat memahami dengan sungguh dan mampu
menerapkan kaidah bioetik seperti Beneficence, Non - Malficence, Autonomy
dan Justice apabila sudah terjun kedunia kerja yang sesungguhnya.

Isi
Definisi
Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti
norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetik merupakan suatu cabang etika yang
multidispliner. Bioetik mengangkat masalah-masalah yang timbul dalam bidang
kedokteran. Bioetik termasuk dalam etika normatik yang etika yang dilakukan
dengan memberikan penilain dan gambaran. Bioetik harus sesuai dengan aspek
hukum, aspek medis, dan aspek etik.
Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalahmasalah yang ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak
hanya memperhatikan masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi
juga memperhitungkan timbulnya masalah pada masa yang akan datang.

Pembahasan
Kaidah Dasar Bioetik merupakan pegangan moral seorang dokter dalam
menajalankan tugasnya. Seorang dokter harus menerapkan prinsip prinsip yang
ada di dalam bioetik, tetapi setia[ kondisi tidaklah sama dokter harus memilih
prinsip Bioetik yang sesuai dengan konteks pasiennya, kondisi ini disebut juga
prima facie. Berikut ini adalah prinsip dasar Kaidah Dasar Bioetik :
- Beneficience
- Non-Maleficience
- Justice
- Autonomy
Ke empat prinsip itu merupakan maxim (kaidah dasar) yang berlaku
normative ketika dokter menghadapi kasus kongkrit di klinik.
1. Beneficience
Prinsip ini digunakan ketika pasien mengalami hal hal yang wajar/umum.
Dokter harus memberikan yang terbaik untuk pasiennya. Berikut ini
kaidah yang terdapat dalam beneficience :
Mengutamakan alturisme
Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
2

Memandang pasien/keluarga/sesuatu
menguntungkan dokter

tidak

hanya

sejauh

Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak

dibandingkan dengan suatu keburukannya


Paternalisme bertanggung jawab/kasih sayang
Menjamin kehidupan baik-minimal manusia
Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan
Tidak menarik honorarium diluar kepantasan
Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik

seperti yang orang lain inginkan


Memberi suatu resep berkhasiat namun murah
Mengembangkan profesi secara terus menerus
Minimalisasi akibat buruk
Contoh beneficience menurut scenario dokter bagus:
1. Dokter Bagus telah lama bertugas di suatu desa terpencil yang
sangat jauh dari kota. Sehari-harinya ia bertugas di sebuah
puskesmas yang hanya ditemani oleh seorang mantri, hal ini
merupakan pekerjaan yang cukup melelahkan karena setiap
harinya banyak warga desa yang datang berobat karena
puskesmas tersebut merupakan satu-satunya sarana kesehatan
yang ada. Dokter Bagus bertugas dari pagi hari sampai sore hari
tetapi tidak menutup kemungkinan ia harus mengobati pasien
dimalam hari bila ada warga desa yang membutuhkan
pertolongannya.
Disini dokter bagus menunjukan bahwa ia melayani
pasien tanpa mengenal batas waktu, walaupun sebenarnya ia
merasakan kelelahan, tetapi hal tersebut tidak meruntuhkan
niatnnya untuk menolong pasien dokter bagus juga rela
berkorban
demi
orang
lain.
Dalam kasus ini, dokter bagus telah menjalankan prinsip
altruisme dalam kaidah Beneficence

2. Setelah memeriksa pasien tersebut dr. Bagus memberikan


beberapa macam obat dan vitamin serta nasehat agar istirahat
yang cukup.
Dalam hal ini dokter Bagus sudah menjalankan prinsip
Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak
dibandingkan dengan suatu keburukannya
3. Setelah memeriksakan anak tersebut, dokter Bagus
menyarankan agar anak tersebut dirawat dirumah sakit yang
berada dikota.
Dalam hal ini dokter bagus juga telah melakukan suatu tindakan
yang berhubungan dengan Kaidah Beneficence yaitu
mengusahakan agar kebaikan atau manfaat lebih banyak
dibandingkan dengan keburukannya, dan meminimalisasi akibat
buruk.
4. Pak mantri tolong bikinkan puyer untuk anak ibu ini dan
setelah itu tolong jelaskan cara membuat air oralit pada ibu ini
kata dokter Bagus kepada pak mantri.
Dapat dilihat jika dokter Bagus juga menjalankan prinsip
Benefinceyaitu, memberikan obat berkhasiat namun murah
kepada pasiennya.
5. Pak, yang hanya dapat saya lakukan adalah memberi obat
obatan penunjang agar anak bapak tidak terlalu menderita kata
dokter Bagus sambil menyerahkan obat kepada orang tua
pasien.
Dokter
bagus
memberikan
obat
penunjang
untuk
meminimalisasi akibat buruk agar pasien tidek terlalu
menderita.
6. Sambil bersimbah peluh, dokter Bagus akhirnya menyelesaikan
tindakan amputasi telapak tangan pemuda yang mengalami
kecelakaan tersebut.
4

Disini dokter Bagus menunjukkan sisi paternalisme penuh kasih


sayang dan bertanggung jawab sebagai seorang dokter dalam
menangani pasiennya.
7. Demikianlah kegiatan sehari-hari dokter Bagus dan tanpa terasa
sudah 25 tahun dokter Bagus mengabdi di desa tersebut.
Disini dokter Bagus menunjukkan sis i altruisme, ia menolong
dan rela berkorban demi kepentingan orang lain, dan tidak
mementingkan dirinya sendiri.
2. Non-Maleficience
Prinsip ini digunakan ketika pasien mengalami hal yang gawat dan
darurat dimana deperlukannya suatu intevensi medic dalam rangka
penyelmatan nyawa. Berikut ini kaidah yang terdapat dalam NonMaleficience :
Menolong pasien emergensi :

Dengan gambaran sbb :


- pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) / berisiko
kehilangan sesuatu yang penting (gawat)
- dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut
- tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- manfaat bagi pasien > kerugian dokter
Mengobati pasien yang luka
Tidak membunuh pasien ( euthanasia )
Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien
Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
Mengobati secara proporsional
Mencegah pasien dari bahaya
Menghindari misrepresentasi dari pasien
Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
Memberikan semangat hidup
Melindungi pasien dari serangan
Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan

Contoh Non-Maleficience menurut scenario dokter bagus:


1. Dokter Bagus memeberi pertolongan terlebih dahulu kepada
pemuda yang digotong yang tidak sadarkan diri.
Disini dokter bagus memenuhi kaidah non-maleficeince yaitu
menolong pasien emergensi
2. Dokter Bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan
suaminya dan tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi.
Dalam hal ini dokter bagus meminimalisasi akibat buruk
yang akan merugikan pasien, seperti kehilangan nyawa akibat
pendarahan.
3. Justice
Prinsip ini digunakan pada saat adanya pertimbangan pihak lain yang
ingin suatu keadilan. Kaidah yang terdapat dalam Justice :
Memberlakukan sesuatu secara universal
Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia
lakukan
Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi

yang sama
Menghargai hak sehat pasien
Menghargai hak hukum pasien
Menghargai hak orang lain
Menjaga kelompok yang rentan
Tidak melakukan penyalahgunaan
Bijak dalam makro alokasi
Tidak membedakan pasien atas dasar sara, status social, dll
Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan

pasien
Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya,
beban, sanksi) secara adil
Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan
kompeten

Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan


tepat/sah
Menghormati

hak

populasi

yang

sama-sama

rentan

penyakit/gangguan kesehatan
Contoh Justice menurut scenario dokter bagus:
1. Dokter Bagus memeriksa pasien sesuai nomor urut pendaftaran,
hal ini dilakukannya agar pemeriksaan pasien berjalan tertib dan
teratur.
Dalam hal ini Dokter Bagus tidak membedakan pelayanan pasien
atas dasar sara, status social, dll
2. Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk
menunggu
diluar
karena
ia
akan
terlebih
dahulu
memberi pertolongan pada pemuda tersebut.
Di sini dokter bagus menjalankan prinsip Justice, yaitu memberi
kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama.
4. Autonomy
Prinsip ini berkaitan dengan hak-hak pasien. Autonomy hanya berlaku pada
pasien
yang
kompeten
atau
dewasa
pemikirannya.
Kaidah Autonomi mempunyai prinsip prinsip sebagai berikut:

Menghargai hak menentukan nasib sendiri


Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan
Berterus terang
menghargai privasi
Menjaga rahasia pasien
Menghargai rasionalitas pasien
Melaksanakan Informed Consent
Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien
Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan,

termasuk keluarga pasien sendiri

Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non
emergensi
7

Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikann pasien


Mejaga hubungan atau kontrak
Contoh Autonomy menurut scenario dokter bagus:
1. Namun ibu tersebut menolak karena tidak mempunyai uang untuk
berobat. Baiklah kalau begitu saya akan memberi ibu obat dan
oralit untuk anak ibu, nanti ibu berikan obat tersebut sesuai dengan
aturan dan usahakan anak ibu minum oralit sesering mungkin,
nanti sore setelah selesai tugas saya akan mampir kerumah ibu
untuk melihat kondisi keadaan anak ibu, kata dokter Bagus.
Disini dokter Bagus menunjukkan bahwa setiap keputusan itu
berada di tangan pasien, dan dokter bagus tidak mengintervensi
keputusan dari ibu tersebut. Dia juga tetap menjaga hubungan atau
kontrak dengan pasien, dengan berjanji akan mengunjungi anak
dari ibu tersebut
2. Dokter Bagus menjelaskan kepada orang tuanya bahwa kondisi
anaknya tidak dapat ditingkatkan dan sangat sulit bagi mereka
untuk membeli obat obatan mahal tersebut
Dalam hal ini dokter bagus sudah berterus terang.
3. Dokter Bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan suaminya
dan tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi.
Dalam hal ini dokter Bagus telah berterus terang dan melakukan
informed consent
Dokter Bagus juga melakukan beberapa pelanggaran KDB yaitu :
Waktu telah memasuki siang hari, pasien kelima adalah seorang ibu muda
yang snagat cerewet, karena begitu masuk si Ibu tadi sudah mengeluh
berbagai macam keluhan. Dokter Bagus tidak menanggapi keluhan si ibu
muda tadi dan segera membuat surat rjukan untuk ibu tersebut ke lav
klinik cepat tepat langganannya yang berada dikota, jauh dar
puskesmas. Dari Lab klinik ini Dr Bagus mendapt sejumlah uang ternyata
sejajar jumlahnya dengan pasien yang ia kirim ke situ.
Dari paragraf ini Dokter bagus telah melanggar beneficience yaitu tidak
menghargai hak hak pasien secara keseluruhan dan dokter Bagus tidak
8

mengusahakan kebaikannya lebih besar daripada kerugian yang dialami


pasien. Dokter Bagus juga sengaja mengirim ibu muda itu ke lab
langgannnya yang jauh dari puskesmas agar memperoleh imbalan.

Kesimpulan
Dari hasil pembahasan mengenai kasus dokter Bagus, dapat ditarik kesimpulan
bahwa dokter Bagus melaksanakan sebagian Kaidah Dasar Bioetik dengan baik
berdasarkan prinsip prinsip Kaidah Dasar bioetik yaitu Beneficience,
Autonomy, Justice dan Non-Maleficience

Daftar Pustaka
1. Hartono, Budiman., Salim Darminto. 2011. Modul Blok 1 Who Am

I? Bioetika, Humaiora dan Profesoinalisme dalam Profesi Dokter.


Jakarta: UKRIDA
2. http://worldmeister.wordpress.com/2011/05/27/euthanasia-dan-bioetikakedokteran/

Anda mungkin juga menyukai