Anda di halaman 1dari 18

Problem Based Learning (PBL)

Mengenai Bioetika
Nama : Sultan Yosua Siriwa, Angelia, Filbert Nicklaus Gunawan, Sesilia
Bella Tanny, Atika Minnie Fantasi, Maria Novia Oxa
Solfani Dayuk, Tristi Ajrin, Sefnat Phanea Nerokou,
Exaudia Y. Makatita
NIM : 102019069, 102019014, 102019018, 102019045, 102019063, 102019087,

102019110, 102019152, 102019163


Pendahuluan
• Etika adalah apakah sesuatu boleh dilakukan atau tidak, bersifat absolut (dimanapun sama), dan berlaku meskipun tidak
ada orang yang melihatnya.
• Etis adalah perbuatan kita yang dilihat orang lain dan dinilai baik atau buruknya oleh orang lain. Jadi ini hanya berlaku jika
ada saksinya. Etis dengan etiket hampir sama.
• Moral adalah dorongan seseorang untuk tidak melakukan yang tidak sesuai etika, kebiasaan baik yang terus diajarkan akan
menjadi norma.
• Norma-norma adalah aturan tingkah laku yang harus dan tidak boleh dilakukan dan bersifat mengikat, contohnya: rajin
beribadah dalam norma agama, tidak boleh membunuh jika dilakukan akan dihukum dalam norma hukum.
• Ajaran moral Asas-asas etika Kaida-kaidah Kode etik profesi.
• Etika kedokteran adalah prinsip moral yang harus di pegang dan digunakan tergantung situasinya, guna menentukan
pilihan terbaik mana yang harus diambil, dibagi menjadi etika praktis dan etika normatif. Etika praktis adalah alasan
tertentu mengapa orang melakukan hal tersebut, sedangkan etika normatif adalah sikap idealnya seorang dokter, seperti
harus ramah, baik, murah senyum, dan lain-lain.
Latar Belakang
• Bioetika (Biomedical Ethics) Kedokteran termasuk dalam etika normatif.
• Berguna sebagai pedoman dokter dalam mengambil keputusan terbaik sesuai situasinya dan dalam hubungan
dokter terhadap pasiennya. Bioetika terdiri dari Kaidah Dasar Bioetika.
• Bioetika membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi
buatan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup
kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya.
• Masalah bioetika mulai diteliti pertama kali oleh Institude for the Study of Society, Ethics and Life Sciences,
Hasting Center, New York pada tahun 1969.
• Di Indonesia, bioetika baru berkembang sekitar satu dekade terakhir yang dipelopori oleh Pusat Pengembangan
Etika Universitas Atma Jaya Jakarta. Perkembangan ini sangat menonjol setelah universitas Gajah Mada Yogyakarta
yang melaksanakan pertemuan Bioethics 2000.
• Setiap profesi di dunia ini pasti memiliki etika profesi, begitu pula
dalam kedokteran ada namanya Kaidah Dasar Bioetik.
• Kaidah Dasar Bioetik (KDB) adalah prinsip-prinsip yang
didasarkan oleh pertimbangan etis dan yang digunakan dalam
pengambilan keputusan dokter di dalam kesehariannya terhadap
apa yang akan dilakukan terhadap pasien. Bisa juga diartikan dasar
tindakan dokter agar tidak menimbulkan bahaya.
• Kaidah Dasar Bioetik (KDB) di bagi menjadi 4, yaitu :
Beneficence, Non-Maleficence, Autonomy, dan Justice.
Rumusan Masalah

Dokter B harus mengambil tindakan sesuai dengan Kaidah Dasar Bioetik


Kedokteran, dan Dokter B harus memberitahu hal sebenarnya serta risiko serta
berusaha memberikan mana yang lebih menguntungkan kepada si pasien, dan tanpa
niat jahat sama sekali.
Mind Map
Hipotesis

Menurut saya berdasarkan rumusan masalah, saya berpendapat Kaidah Dasar


Bioetik (KDB) yang harus diambil adalah Non-Maleficence dan Autonomy, tapi
lebih dominan yang Autonomy.
Skenario

Seorang pemuda 21 tahun, telapak tangan sebelah kanannya masuk kedalam mesin
penggilingan padi dan setelah 15 menit kemudian telapak tangan pemuda tersebut baru
dapat dikeluarkan dari mesin penggilingan padi. Pada pemeriksaan, dokter B
mendapatkan telapak tangan pemuda tersebut hancur. Dokter B bertanya kepada
orang-orang yang mengantar pemuda tadi apakah diantara mereka ada keluarga dari
pemuda tersebut. Dari serombongan orang tadi keluar seorang perempuan, ia
mengatakan bahwa ia adalah istri dari pemuda tersebut. Dokter B menjelaskan keadaan
telapak tangan kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi.
4 Kaidah Dasar Bioetik (KDB)
1. Beneficence
Tindakan dokter demi kepentingan pasien, pasien harus dalam keadaan sadar dan bisa
berpikir jernih, dokter menghormati martabat manusia, menggunakan prinsip Golden
Rule Principle, dan mengutamakan altruisme.
2. Non-Maleficence
Pada dasarnya sama dengan beneficence, tapi pasien sedang dalam keadaan tidak
sadarkan diri/dalam keadaan gawat darurat, sehingga dokter harus mengambil
keputusan demi keselamatan, dan memberikan yang terbaik untuk pasien.
3. Autonomy
Prinsip moral ini berlaku untuk orang yang sudah dewasa dan kompeten untuk
menentukan nasibnya sendiri. Prinsip ini juga berkaitan dengan informed consent.

4. Justice
Memberlakukan segala sesuatu secara universal, keadilan buat pasien dan orang lain.
Mengambil porsi terakhir yang artinya membiarkan pasien atau keluarga pasien
mengambil keputusan, jika sudah tidak ada jalan baru dokter yang menentukan.
BENEFICENCE
Prinsip Kaidah Dasar Bioetika (KDB) Beneficence : tindakan dokter yang benar demi kepentingan pasien (berbuat kebaikan).
Berlaku pada pasien dalam keadaan sadar dan bisa berpikir jernih.
Contoh Beneficence : memberi nasehat kepada pasien, dokter harus tetap mengutamakan pasien walaupun dokter mengalami kerugian.

Ciri-ciri Beneficence adalah:


• Mengutamakan alturisme .
• Menjamin harkat dan martabat manusia .
• Dokter harus berusaha maksimal agar pasien tetap dalam kondisi sehat,
• Tidak ada pembatasan “goal based” .
• Dokter mengusahakan kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan keburukannya.
• Paternalisme (bertanggung jawab/kasih sayang.
• Memaksimalkan hak-hak pasien secara keseluruhan.
• Menerapkan Golden Rule Principle.
• Memberi suatu resep berkhasiat namun murah, dan minimalisasi akibat buruk.
Non-Maleficence
• Berdasarkan kasus di rumusan masalah, saya memilih KDB Non-Maleficence sebagai kaidah yang cocok
untuk di lakukan dalam situasi tersebut. Alasannya :
1. Pasien sedang dalam keadaan gawat darurat (emergensi). Sehingga dokter perlu melakukan intervensi
medik dalam rangka menyelamatkan nyawa pasien.
2. Dokter tidak boleh membunuh pasien. Dokter harus melindungi pasien dari serangan. Tidak
memanfaatkan pasien. Tidak menghina/mencaci maki pasien.
3. Dokter tidak boleh memandang pasien sebagai objek. Menghindari misrepresentasi.
4. Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter.
5. Tidak membahayakan nyawa pasien karena kelalaian. Memberikan semangat hidup.
6. Tidak melakukan white collar crime.
7. Selengkapnya dapat dilihat dari table seberapa cocoknya keadaan tersebut dalam KDB Non-Maleficence pada
halaman berikutnya.
Autonomy
• Prinsip utamanya adalah menghargai hak pasien untuk menentukan nasibnya sendiri. Kaidah Dasar Bioetika
(KDB) ini memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:
• Prinsip moral ini berlaku untuk orang yang sudah dewasa dan kompeten untuk menentukan nasibnya sendiri.
Prinsip ini tidak berlaku pada pasien yang memiliki gangguan jiwa, pasien yang sedang depresi, pasien yang
mengalami penurunan kesadaran, dan pasien yang keterbelakangan.
• Prinsip ini berkaitan dengan informed consent (keadaan di mana pasien harus lebih dulu memahami dan
menerima informasi tentang kondisi mereka sehingga risikonya pun sudah mereka terima).
• Dokter tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan.
• Dokter berterus terang dan menghargai/menjaga privasi pasien.
• Mencegah pihak lain termasuk keluarga pasien sendiri untuk mengintervensi (menghalangi) autonomi pasien,
sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus tidak gawat darurat, dan menghargai
rasionalitas pasien.
• Dokter tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien, dan mejaga hubungan atau kontrak.
Tabel 1. Deskripsi kaidah Autonomy
Pembahasan Skenario 4
• Saya berfokus pada kaidah Autonomy untuk lebih dominan, karena di skenario
terdapat kalimat: dokter B bertanya kepada orang-orang yang mengantar pemuda
tadi apakah diantara mereka ada keluarga dari pemuda tersebut.
• Kita dapat melihat bahwa dokter B melakukan informed consent kepada perempuan
yang mengaku sebagai istri pasien. Namun, dokter harus membutuhkan keputusan
pasien apakah dia setuju untuk di amputasi atau tidak.
• Sisanya tinggal tergantung kepada keputusan pasien, apapun keDokter harus
menjelaskan risiko jika di amputasi, yaitu pasien mengalami kecacatan.
• Putusannya dokter hargai dan jangan memaksakkan kehendak dokter, yang penting
dokter B telah telah memberikan yang terbaik.
Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, saya berpendapat KDB yang harus diambil
adalah Non-Maleficence dan Autonomy, tapi saya lebih berfokus pada Autonomy
untulk lebih dominan, karena di skenario di jelaskan dokter B bertanya kepada
orang-orang yang mengantar pemuda tadi apakah diantara mereka ada keluarga
dari pemuda tersebut. Lalu, keluar perempuan yang mengaku sebagai istri
pasien, kemudian dokter B menjelaskan bahwa tangan kanan suaminya harus
diamputasi. Dari sini kita dapat melihat bahwa dokter B melakukan informed
consent kepada perempuan yang mengaku sebagai istri pasien. Dokter harus
berterus terang dan memberitahukan risikonya, kemudian sisanya tergantung
dari pihak keluarga dan pasiennya itu sendiri (jika pasien sadar), yang pentin
dokter telah memberikan yang terbaik kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
• Hanafiah MJ, Amri A. Etika kedokteran dan hukum kesehatan. 4th rev. ed. Rusmi,
editor. Jakarta: Kedokteran EGC, 2009. 1 p.
• Chang W. Bioetika sebuah pengantar. 1 st rev. ed. Prapdi PR, imprimatur. Yogyakarta:
Kanisius, 2009. 1 p.
• Saltike DA. Makalah bioetika kedokteran [Internet]. 2011 [cited 2019Sep24]. Avalaible from:
https://www.academia.edu/7245584/BIOETIKA_KEDOKTERAN
• Alim Bryan. Makalah kaidah dasar bioetik [Internet]. 2016 [cited 2019Sep24]. Avalaible
from: https://dokumen.tips/documents/makalah-kaidah-dasar-bioetik-bryan.html
• Hadi N. Makalah amputasi [Internet]. 2011 [cited 2019Sep24]. Avalaible from:
https://www.academia.edu/11383669/AMPUTASI
Sekian & Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai