Anda di halaman 1dari 9

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat

langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati atau diukur

melalui kontruksi atu lebih dikenal dengan nama variabel. Jadi variabel

adalah simbol atu lambang yang menunjukan nilai atau bilangan dari konsep.

Kerangka konsep atau penelitian pada dasarnya adalah merupakan kerangka

penelitian yang akan dilakukan. (Notoatmojo, 2010).

Berdasarkan penulisan tinjauan teoritis dilakukan survei maka disusun

kerangka konsep sebagai berikut :

2012

Prevalensi angka
2013 kejadian serotinus

2014

B. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif yaitu suatu metode

penelitian yang dilakukan dengan tujuan membuat gambaran atau deskripsi

tentang suatu keadaan secara obyektif jenis penelitian ini adalah untuk

mendapatkan informasi tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang


23

Serotinus di Polik KIA/KB Rumah Sakit Umum Poso tahun 2015. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dihasilkan dari

pengambilan data melalui pengisian kuisioner dan data sekunder yaitu data

yang diperoleh dari catatan rekam medic RSUD Poso untuk melengkapi latar

belakang proposal ini.

C. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Polik KIA/KB RSUD Poso.

2. Waktu

Penelitian ini akan dilakukan pada Bulan Mei sampai dengan Juli 2015

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek peneliti atau objek yang diteliti (

Notoatmojo, 2010). Adapun yang dijadikan populasi dalam penelitian ini

adalah semua ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya di

Polik KIA/KB RSUD Poso pada saat penelitian.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau

sebagian jumlah dari karateristik yang dimiliki oleh populasi (Aziz,2010).

Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel yang penulis

gunakan adalah accidental sampling yaitu pengambilan dengan cara

mengambil anggota populasi menjadi sampel selama penelitian

dilaksanakan. Yaitu semua ibu hamil yang kebetulan bertemu yang datang
24

memeriksakan kehamilannya di Polik KIA/KB RSUD Poso pada saat

penelitian dilakukan.

Tehnik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu melalui

pengisian kusioner yang dibagikan kepada semua ibu hamil yang dataing

memeriksakan kehamilannya di Polik KIA/KB RSUD Poso pada saat

penelitian.

E. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara

operasional berdasarkan karateristik yang diamati, memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat untuk suatu objek

atau fenomena. Defenisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang

dijadikan ukuran dalam penelitian (Aziz, 2010)

1. Pengetahuan

Kemampuan responden memahami hal-hal yang berhubungan dengan


Serotinus
Alat ukur : Kuesioner
Cara ukur : Pengisian Kuesioner
Skala Ukur : Ordinal

Hasil ukur : Rendah jika jumlah persalinan ≤ 2 kali

Tinggi jika jumlah persalinan ≥ 2 kali


25

F. Teknik pengambilan sampel

1. Data Sekunder

Data skunder adalah data yang sudah tersedia dari Dinas kesehatan

Kab. Poso maupun data dari rekam medic RSUD Poso untuk menunjang

latar belakang penelitian ini.

G. Pengolahan Dan Penyajian Data

Data yang diperoleh dikumpulkan dan diolah secara manual dan

elektronik dengan menggunakan serta disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dan penjelasan-penjelasan berdasarkan tujuan penelitian.

Data yang telah diperoleh dikumpulkan dalam satu tabel induk, kemudian

diolah secara manual sebagai berikut:

1. Editing

Memeriksa kembali data-data yang telah dikumpulkan apakah ada

kesalahan atau tidak

2. Coding

Pemberian nomor kode atau bobot pada jawaban yang telah diteliti

3. Cleaning

Melihat variabel –variabel yang digunakan apakah data-data nya sudah

benar atau belum.

4. Tabulation

Penyusunan data atau perhitungan data berdasarkan variabel yang diteliti.

5. Describing
26

Menggambarkan atau menjelaskan data yang telah dikumpulkan.

(Notoatmojo 2010).

Distribusi frekuensi atau presentase :

f
Rumus : P = x 100 %
N

Keterangan : P : Persentase yang dicari

f : Jumlah frekuensi distribusi

N : Jumlah sampel

Setelah dimasukkan dalam rumus distribusi frekuensi kemudian

dianalisa berdasarkan kreteria objektif

1. Rendah jika jumlah persalinan ≤ 2 kali

2. Tinggi jika jumlah persalinan ≥ 2 kali

H. Penyajian Data

Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

dan narasi
27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan mei sampai dengan juli

2015 dengan mengukur tingkat prevalensi angka kejadian serotinus pada

tahun 2012 sampai dengan 2014 dengan menggunakan metode total

sampling.

Dari penelitian ini didapat hasil analisa data sebagai berikut

Tabel 4.1
Prevalensi kejadian serotinus Tahun 2012
Di Rumah Sakit Umum Daerah Poso
Prevalensi Frekuensi Presentase %
Januari 6 31,57
Februari 9 47,37
Maret 4 21,06
N 19 100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas maka angka kejadian serotinus pada tahun

2012 yang tertinggi pada bulan februari sejumlah 9 kasus (47,37%) dan

paling rendah pada bulan maret sejumlah 4 kasus (21,06%).

Tabel 4.2
Prevalensi kejadian serotinus Tahun 2013
Di Rumah Sakit Umum Daerah Poso
Prevalensi Frekuensi Presentase %
April 1 20
Oktober 2 40
November 1 20
Desember 1 40
N 5 100
28

Berdasarkan tabel 4.2 diatas maka angka kejadian serotinus pada tahun

2013 yang tertinggi pada bulan oktober sejumlah 2 kasus (40%) dan terendah

pada bulan april, november, dan desember masing –masing 1 kasus (20%).

Tabel 4.3
Prevalensi kejadian serotinus Tahun 2014
Di Rumah Sakit Umum Daerah Poso
Prevalensi Frekuensi Presentase %
April 2 50
Mei 2 50
N 4 100

Berdasarkan tabel 4.3 diatas maka angka kejadian serotinus pada tahun

2014 hanya berjumlah 4 kasus masing – masing pada bulan april sebanyak 2

kasus (50%) dan pada bulan mei sejumlah 2 kasus (50%).

B. Pembahasan

1. Tahun 2012

Dari data tahun 2012, yang mempunyai angka kejadian serotinus yang

paling tinggi adalah pada bulan februari yaitu 9 kasus (31,57%).

Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukan angka kejadian

serotinus pada tahun 2012 masih cukup tinggi dengan jumlah angka

kejadian 15 kasus (62,5%). Ini menunjukan bahwa tingkat kewaspadaan

ibu hamil akan serotinus masih sangat kurang.

2. Tahun 2013

Dari data tahun 3013, yang mempunyai angka kejadian serotinus yang

paling tinggi adalah pada bulan oktober yaitu 2 kasus (40%).


29

Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa angka kejadian

serotinus pada tahun 2013 menurun menjadi 5 kasus (17,86%). Ini

menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil akan kejadian

serotinus sudah sangat baik. Menurut Notoaatmojo (2010), semakin

tinggi pendidikan seseorang, makadiharapkan stok modal manusia

(pengetahuan dan keterampilan) akan semakin baik. Sehingga ada tiga

bulan pada tahun 2013 yaitu bulan april, november, desember hanya ada

1 kasus serotinus (20%).

3. Tahun 2014

Dari data tahun 2014, di dapat hasil angka kejadian serotinus hanya 4

kasus.ini terjadi pada bulan april dan mei masing – masing 2 kasus

(50%).

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pada tahun 2014 angka kejadian

serotinus semakin menurun, hanya 4 kasus (14,29%). Ini menunjukan

bahwa kesadaran dari ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan

kehamilan semakin tinggi. Ini ditunjang dari tingkat pengetahuan para

ibu hamil sudah semakin baik. Karena pendidikan merupakan suatu

proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan

bentuk tingkah laku lainnya dalam masyarakat dan kebudayaan (Hardoyo

2009).
30

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang diakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Poso

maka dapat disimpulkan : angka kejadian serotinus tertinggi terdapat pada

tahun 2012 dengan 15 kasus (62,5 %), tahun 2013 sebanyak 5 kasus (17,86)

dan kasus serotinus paling rendah pada tahun 2014 sebanyak 4 kasus

(14,29%).

B. Saran

1. Bagi RSUD Poso agar selalu melakukan penyuluhan tentang kasus

serotinus dan cara penanganannya agar angka kejadian serotinus di RSUD

Poso semakin berkurang.

2. Bagi Institusi agar lebih menambah wawasan dari mahasiswa khususnya

mahasiswi D3 Kebidanan mengenai serotinus

3. Bagi peneliti lain perlu adanya penelitian lanjutan mengenai serotinus.

Anda mungkin juga menyukai