Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tingkat kesadaran masyarakat di indonesia masi sangat rendah mengenai

pentingnya menjaga kesehatan lambung karena gastritis atau sakit maag akan

sangat menggangu akativitas sehari-hari, baik bagi remaja maupun orang

dewasa. Gastritis atau dikenal sakit maag merupakan peradangan

(pembengkakan) dari mukosa lambung yang di sebabkan oleh faktor iritasi

dan infeksi. Banyak penyakit gastritis jika di biarkan terus menerus akan

meningkatkan resiko terkena kerusakan pada lambung hingga menyebabkan

kematian (Rahma, dkk, 2013). Salah satu masalah kesehatan yang sedang kita

hadapi sekarang ini ialah penyakit saluran pencernaan seperti peningkatan

asam lambung, masyarakat sering mengalami penyakit ini ketika mereka

melakukan akativitas atau pola makan yang kurang teratur, di mana

masyarakat menganggap penyakit tersebut dengan hal sepele, karena mereka

tidak mengetahui penyakit gastritis adalah penyakit yang bisa menyebabkan

labung menjadi rusak atau infeksi. Gastritis adalah proses inflamasi pada

mukosa dan submukosa lambung atau gangguan yang disebabkan oleh faktor-

faktor iritasi dan infeksi. Gastritis juga merupakan suatu peradangan pada

mukosa lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa

dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. Secara hispatologi dapat

dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel (Atmaja, 2011).


Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan yang mengganggu

saluran pencernaan yang paling sering terjadi. Kebanyakan gastritis di

sebakan pola makan yang salah, menu makanan yang tidak berfariasi, tidak

seimbang, stres, kurang menjaga kebersihan dan minum obat yang

sembrangan. Kebanyakan kasus gastritis tidak secara permanen merusak

lambung tetapi seseorang yang menderita gastritis sering mengalami serangan

kekambuhan yang mengakibatkan nyeri ulu hati dan gastritis juga bisa

menyebabkan kematian apabila terjadinya komplikasi pada alat pencernaan

yang lain. Beberapa gejala yang dirasakan oleh penderita penyakit gastritis

belum tentu dapat dilakukan penangan pengobatan dengan cara yang sama.

Pengobatan yang tidak tuntas dan tidak benar akan mengakibatkan penyakit

ini menjadi kambuh sehinga penderita tidak kunjung sembuh. Akibatnya

aktivitas terganggu dan kualitas hidup terganggu (Angkow, J., dkk, 2014).

Gastritis sendiri di artikan sebagai peradangan pada dinding lambung

terutama pada selaput lender lambung yang merupakan gangguan paling

sering di temui di klinik karena diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis.

Kondisi ini dapat terjadi pada orang dari setiap kelompok usia, sebelumnya

diyakini bahwa hanya orang dewasa menderita kondisi ini. Tetapi, ditemukan

juga bahkan anak-anak bisa menderita gastritis. Gastritis terjadi karena

berbagai penyebab paling umum akibat peningkatan produksi asam lambung

atau menurunnya daya tahan dinding lambung terhadap pengaruh luar,

gastritis akut yang tidak diobati akan berkembang menjadi kronis. Penyakit

ini sering di jumpai timbul secara mendadak yang biasanya di tandai dengan
rasa mual dan muntah, nyeri, pusing, rasa lemah, napsu makan menurun, atau

sakit kepala. Pembagian klinis gastritis secara garis besar di bagi menjadi dua

jenis yaitu gastritis akut dan kronis. Gastritis akut merupakan proses inflamasi

yang bersifat akut dan biasanya terjadi sepintas pada mukosa lambung.

sedangkan gastritis kronis merupakan keluhan yang sering dirasakan oleh

penderita (Marwa, W, 2008). Terdapat beberapa faktor penyebab peningkatan

asam lambung yaitu merokok dan minum kopi.

Rokok merupakan salah satu penyebab produksi asam dan gas menjadi

berlebihan dalam lambung. Akiabatnya mungkin Anda akan merasa mual,

perut kembung dan nyeri, meski anda tidak pernah terlambat makan. Pada

penderit gasatautritis atau maag, segera tinggalkan kebiasaan merokok karena

rokok akan membuat perut bertambah kembung dan juga terjadinya merusak

lambung. Rokok dapat meningkatkan asam lambung karena rokok

mengandung nikotin, kandungan nikotin di dalam rokok bisa menimbulkan

berbagai zat-zat kimia yang berperan sebagai racun yang akan masuk

kedalam lambung sehingga menyebabkan sekresi asam lambung meningkat

(Aritonang, 1997).

Kopi ialah minuman yang mengandung kafein yang dapat menimbulkan

perangsangan terhadap susunan saraf pusat (otak), sistem pernapasan, serta

sitem pembuluh darah dan jantung. Oleh sebab itu tidak heran setip minum

kopi dalam jumlah wajar (1-3 gelas), tubuh kita terasa segar, bergairah, daya

pikir lebih cepat, tidak mudah lelah atau mengantuk. Seseorang yang

memiliki lambung sehat dan tidak mempunyai penyakit maag bukan berarti
dapat mengkonsumsi kopi secara berlebihan. Kafein pada kopi bersifat asam

dan tajam yang mampu merusak jaringan dan dinding lambung sedikit demi

sedikit. Konsumsilah kopi dengan takaran yang moderat (wajar) yaitu jangan

lebih dari 3 gelas perharinya dan bisa menambahkan susu, air jahe atau gula

jagung sebagai pendukung kesehatan lambung yang lebih maksimal. Kafein

pada kopi trelatif lebih berkurang dan lebih sehat jika ditambahakan susu, air

jahe daan gula jagung. Hal itu bisa menjaga kesehatan lambung anda. Kopi

juga merupakan salah satu sumber kafein yang tersebar luas dan dapat

diperoleh secara bebas, Pengaruh gaya hidup serta kedai kopi memberikan

kontribusi dalam peningkatan jumlah konsumen. Tetapi kandung kafein pada

kopi bisa merangsang lambung sehingga asam lambung menjadi naik dan

dapat mengiritasi lambung (Anonimous, 2011).

Badan penelitian kesehatan WHO mengadakan tinjawan terhadap

beberapa negara dunia dan mendapatkan hasil presentase dari angka kejadian

gastritis di dunia, di antaranya ingris 22%, China 31%, Jepang 14,5%,

Kanada 35% dan Prancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1

juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadi gastritis di Asia

tenggara sekitar 583,635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya, prevalensi

gastritis dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar

17,5% yang secara substansial lebih tinggi dari pada populasi di barat yang

berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik (Anonim, 2012).

Di Indonesia penyakit gastritis telah terjadi sekitar 40,8%. Angka

kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan


prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk. Berdasarkan profil

kesehatan di Indonesia tahun 2011, gastritis merupakan salah satu penyakit

dalam 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di

Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%) (WHO,2012).

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 45 (67,2%) responden yang

mengalami peningkatan asam lambung atau gastritis mkenurut

(MawaddahRahma, 2012). dan ada pula faktor-faktor yang mempengaruhi

peningkatan asamlambung yaitu rokok Hasil uji statistic tentang merokok

dengan kejadian gastritis diperoleh nilai ρ = 0,013 < a = 0,05. Hasil uji

statistic tentang kopi dengan kejadian gastritis diperoleh nilai ρ = 0,035 < a =

0,05 menurut (Maulidiyah U, 2014). Bahwa ada pengaruh rokok dan kopi

dengan kejadian gastritis.

Berdasarkan hasil observasi dan pengambilan data awal pada tangal 16

April 2018 di RSUD umum poso, kabupaten poso di dapatkan data dari

bagian bidang keperawatan di ruangan Rekam Medik di dapatkan data

jumlah pasien gastritis dari tahun 2015-2017 pasien gastritis yang masuk

RSUD poso berjumlah 128 orang, dan pada tahun 2018 untuk periode dari

januari sampai maret pasien rawat inap dengan kasus gastritis sebanyak 96

orang. Hasil wawancara dengan 5 pasien rawat inap dengan keluhan sakit

pada perut bagian atas, dan dari pasien tersebut dilakukan wawancara bahwa

pasien sering mengabaikan atau melupakan makan mendahului merokok dan

minum kopi.
Berdasarkan data-data di atas tersebut maka peneliti tertarik untuk

mengangkat penelitian tentang “faktor-faktor yang mempengaruhi

peningkatan asam lambung pada pasien gastritis di rumah sakit umum daerah

poso. kab Poso.

B. Rumusan Masalah

Banyak faktor yang menyebabkan peningkatan asam lambung yaitu :

umur, jenis kelamin, pekerjaan, jenis makanan, merokok, dan kopi.

Faktor;faktor tersebut tidak lepas dari kehidupan sehari-hari terlebih merokok

dan minumkopi.

Berdasarkan data-data tersebut maka dapat di rumuskan masalah

penelitian sebagai berikut : Adakah “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Peningkatan Asam Lambung Pada Pasien Gastritis Di Rumah Sakit Umum

Poso?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan asam

lambung pada pasien gastritis Di rumah sakit poso pada pasien gastritis

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui pengaruh rokok dapat meningkatkan asam lambung.

b. Mengetahui pengaruh kopi dapat meningkatkan asam lambung.


D. Manfaat Penelitian

1. Bagi stikes husada mandiri poso

Dapat menamba bahan baca yang valid terkait dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi peningkatan asam lambung di stikes husada mandiri poso.

2. Bagi rumah sakit kota poso

Sebagai bahan masukan betapa pentingnya mencegah kesehatan bagi

pasien yang menderita penyakit gastritis agar tidak mengomsumsi rokok

dan kopi.

3. Bagi peneliti

Sebagai bahan untuk menambah pengalaman peneliti, mengetahui tentang

kesehatan dan untuk mencegah penyakit gastritis.

4. Peneliti selanjutnya

Dapat digunakan reverensi peneliti selanjutnya dan di kembangkan dalam

penilitian dalam mengambil faktor lain yang meningkatkan asamlambung

selain mengomsumsi.

Anda mungkin juga menyukai