Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

NEFROPATI DM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Keperawatan III DM

Disusun Oleh :
Puja Amanda Wahyudi
PO.62.20.1.19.426

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN REGULER V
TAHUN 2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TOPIK : Komplikasi nefronpati pada pasien DM

SUB TOPIK : Penanganan komplikasi nefronpati pada pasien DM

SASARAN : Pasien DM dan keluarga

TEMPAT : Rumah pasien

HARI/TANGGAL : Kamis ,13 oktober 2022

WAKTU : Pukul 08:00-selesai wib

PENYAJI MATERI : Puja Amanda Wahyudi

A. Latar belakang
Nefropati diabetik merupakan kerusakan nefron akibat komplikasi mikrosirkulasi
penyakit diabetes melitus. Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik ke-6
penyebab kematian di dunia dan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.Nefropati
diabetik merupakan penyebab gagal ginjal terminal yang membutuhkan terapi dialisis
dengan biaya terapi yang tinggi. Perbedaan laki-laki dan perempuan tidak hanya
menunjukkan perbedaan pada fungsi proses produksi tetapi juga dalam proses endokrin
dan respon terhadap berbagai masalah internal dalam proses homeostatic
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, klien dapat mengetahui apa itu nefropati diabetic
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan klien yang menderita DM akan
mampu :
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan nefropati diabetik.
b. Mengetahui menyebutkan bagaimana tanda dan gejala nefropati diabetik.
c. Mengetahui menyebutkan hal hal yang perlu dihindari untuk menurunkan faktor
resiko penyebab nefropati diabetik.
d. Memahami apa yang disampaikan
C. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
D. Media
Leaflet
E. Kegiatan penyuluhan
N Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu
o
1. Pembukaa 1. Memberi salam 1. Menjawab salam 2 menit
2. Menjelaskan 2. Mendengarkan
n
tujuan dan
memperhatikan
2. Kegiatan 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan dan 10 menit
memperhatikan
inti tentang
2. Mendengarkan dan
pengertian memperhatikan
3. Mendengarkan dan
nefropati
memperhatikan
diabetes
2. Menjelaskan
tentang gejala
gejala nefropati
diabetik
3. Menjelaskan
faktor risiko
nefropati
diabetik
4. Menjelaskan
proses
diagnosis
nefropati
diabetik
5. Pengobatan
dan komplikasi
nefropati
diabetik
6. Langkah
pencegahan
nefropati
diabetik
3. Penutup 1. Menutup 1. Bertanya dan 3 menit
penyuluhan
menjawab
dan
menyimpulkan pertanyaaan
2. Memberi salam
2. Mendengarkan dan
penutup
memperhatikan
3. Menjawab salam
F. setting tempat
1 keterangan :
1. Penyaji
2. Pasien dan keluarga
2 2 2

G. Evaluasi
Evaluasi dilakukan  dengan mengajukan pertanyaan dan melihat proses selama
penyuluhan dan evaluasi hasil berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
1. Evaluasi proses
a. Klien dan keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
b. Klien dan keluarga mengajukan pertanyaan
2. Evaluasi hasil
a. Klien dan keluarga mampu memahami tentang pengertian nefropati diabetik
b. Klien dan keluarga mampu memahami tentang gejala nefropati diabetik
c. Klien dan keluarga mampu memahami faktor risiko nefropati diabetik
d. Klien dan keluarga mampu memahami tentang proses diagnosis nefropati
diabetik
e. Klien dan keluarga mampu memhami tentang pengobatan dan komplikasi
nefropati diabetik
f. Klien dan keluarga mampu memahami tentang pencegahan nefropati diabetic
Referensi :

Joyce dan Jane. (2014). Keperawatan Medikal Bedah edisi 8Buku 2.Elsevier

Brunner dan Suddarth. (2002). Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8.Jakarta: EGC
Alodokter.(2016, 17 juni).

Pengertian Nefropati Diabetik. Diperoleh 23 Februari 2018. http://www.alodokter.com/nefropati-


diabetik
Lampiran

A. Pengertian Nefropati
Nefropati diabetik adalah penyakit ginjal serius yang muncul sebagai komplikasi akibat
diabetes tipe 1 maupun tipe 2. Tidak semua pengidap diabetes otomatis akan mengalami
kerusakan ginjal. Meski demikian, risiko terhadap penyakit ini tetap harus diwaspadai,
karena nefropati diabetik merupakan penyebab paling umum dari gagal ginjal.

Ginjal kita memiliki ratusan ribu nephrons, terdiri dari saringan (glomerulus) dan
pembuluh halus yang meliuk-liuk (tubulus) berfungsi membantu tubuh untuk menyaring
darah, membuang limbah dari tubuh, serta mengendalikan keseimbangan cairan tubuh.
Nephrons tersebut perlahan-lahan akan menebal, menjadi jaringan parut, dan rusak
apabila tubuh kita terus memiliki kadar gula yang terlalu tinggi akibat diabetes. Inilah
yang lama kelamaan akan menyebabkan ginjal kehilangan fungsinya sedikit demi sedikit
dalam beberapa tahun.
B. Gejala nefropati
Pada tahap awal perkembangannya, nefropati diabetik sering tanpa gejala. Bila sudah
melewati tahap awal, di mana sudah ada kerusakan ginjal berlanjut, maka gejala yang
timbul berupa lemas, lelah, dan merasa kurang sehat.
Gejala yang lebih spesifik cenderung dirasakan pengidap seiring bertambahnya tingkat
keparahan penyakit ini (biasanya setelah 5 hingga 10 tahun setelah kerusakan ginjal
mulai terjadi). Beberapa gejala dan tanda klinis meliputi:
1. Tidak nafsu makan.
2. Penurunan berat badan.
3. Sulit berpikir jernih.
4. Pembengkakan di sekitar mata.
5. Kulit yang kering dan gatal.
6. Kram otot.
7. Gangguan tidur.
8. Pembengkakan pada kaki serta pergelangan kaki.\
9. Mual dan muntah.
10. Peningkatan frekuensi buang air kecil.
Karena indikasi awal nefropati diabetik yang kurang jelas, para pengidap diabetes
dianjurkan untuk rutin menjalani pemeriksaan kesehatan agar fungsi ginjalnya dapat
dipantau. Penanganan sedini mungkin sangatlah penting guna mencegah kerusakan ginjal
yang lebih parah serta komplikasi.

C. Faktor Risiko Nefropati Diabetik


1. Tiap pengidap diabetes memiliki risiko mengalami nefropati diabetik, namun tidak
semuanya pasti akan mengidap penyakit ini. Terdapat sejumlah faktor yang bisa
mempertinggi risiko nefropati diabetik pada pengidap diabetes. Di antaranya adalah:
2. Kadar gula darah yang tidak dikendalikan dengan baik. Kadar gula darah yang terus
menerus tinggi akan menambah potensi nefropati diabetik.
3. Hipertensi. Risiko nefropati diabetik akan meningkat seiring tingginya tekanan darah
4. Jenis kelamin. Pria memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami nefropati diabetik.
5. Jangka waktu seseorang mengidap diabetes. Semakin lama seseorang mengidap
diabetes, risikonya untuk terkena nefropati diabetik akan bertambah.
6. Kelebihan berat badan atau obesitas.
7. Merokok. Rokok tidak hanya meningkatkan risiko nefropati diabetik, tapi juga
berbagai penyakit lain.

D. Proses Diagnosis Nefropati Diabetik


1. Nefropati diabetik pada pengidap diabetes umumnya terdeteksi melalui tes urine
(urinalisis) rutin. Ginjal yang mengalami kerusakan akan mengalirkan albumin pada
urine.
2. Pada kondisi normal, urine kita memang mengandung sedikit albumin. Namun
peningkatan kadar albumin dalam urine merupakan indikasi awal adanya gangguan
pada ginjal akibat diabetes. Penilaian akan dilakukan oleh dokter dengan
membandingkan hasil dari dua kali urinalisis yang diadakan dalam jangka waktu 3-6
bulan.
3. Dokter umumnya juga akan meminta pasien untuk menjalani tes darah guna
mengevaluasi fungsi ginjal. Melalui prosedur ini, kadar kreatinin dalam darah pasien
akan diperiksa. Peningkatan kadar kreatinin akan menandakan adanya gangguan pada
kinerja ginjal.
4. Tes-tes tersebut akan dijalani oleh pengidap diabetes secara rutin (umumnya sekali
setahun). Usia dan jenis kelamin pasien juga termasuk faktor pertimbangan dokter
dalam proses evaluasi fungsi ginjal.

E. Pengobatan
Pengobatan sedini mungkin pada nefropati diabetik merupakan poin terpenting.
Pengobatan penyakit ini memiliki dua tujuan utama, yaitu mencegah dan menghambat
perkembangan kerusakan ginjal serta menghindari risiko komplikasi. Contoh komplikasi
yang mungkin terjadi meliputi penyakit jantung, stroke, hipertensi, serta gagal ginjal.
Nefropati diabetik umumnya ditangani melalui sejumlah metode tertentu. Beberapa
langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mengendalikan tekanan darah. Batas tekanan darah yang dianjurkan adalah di bawah
130/80 mm Hg. Pengidap nefropati diabetik yang mengalami hipertensi biasanya
menjalani pengobatan dengan ACE inhibitor atau angiotensin-II receptor antagonist.
Selain untuk menurunkan tekanan darah, kedua obat ini juga berfungsi melindungi
ginjal dan jantung, sehingga bisa mencegah perkembangan penyakit ginjal.
2. Cermat dalam mengendalikan kadar gula darah guna menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular. Periksakanlah kadar gula darah Anda secara rutin agar tetap terjaga.
Angka HbA1c yang dianjurkan adalah di bawah 141 mg/dL.
3. Menghindari konsumsi obat-obatan yang berpotensi memperburuk kondisi ginjal,
contohnya obat antiinflamasi non-steroid (OAINS). Jika harus menggunakannya,
berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter.

F. Langkah pencegahan nefropti diabetik


Gaya hidup yang kita jalani akan memengaruhi kondisi kesehatan kita, termasuk risiko
nefropati diabetik. Penyakit ini dapat dihindari dengan cara memperbaiki gaya hidup
dengan langkah-langkah sederhana seperti:
1. Mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang. Khususnya bagi pengidap
kerusakan ginjal yang harus mengurangi konsumsi protein dan sodium.
2. Menjaga berat badan dan lingkar perut agar tetap ideal.
3. Berolahraga secara teratur.
4. Berhenti merokok.
5. Berhenti mengonsumsi minuman beralkohol.

Anda mungkin juga menyukai