“ SYARAF NEUROPATI ”
NEUROPATI
Neuropati adalah istilah yang digunakan untuk
gejala gangguan atau penyakit pada saraf pada
tubuh. Kondisi ini dapat memengaruhi sendi
tubuh. Neuropati dapat disebabkan oleh
bagian atau seluruh bagian saraf-saraf yang
ada di kondisi medis tertentu karena saraf
terjepit, maupun cedera. Neuropati adalah
kondisi kesehatan yang sangat umum terjadi.
Penderitanya berasal dari segala golongan usia,
namun biasanya orang berusia lanjut lebih
berisiko terkena kondisi ini.
JENIS-JENIS NEUROPATI
01. 02. 03.
Neuropati
Neuropati Perifer Neuropati Kranial
Proksimal
04. 05.
Neuropati
Neuropati Otonom
Fokal
NEUROPATI PERIFER
Jenis ini adalah yang paling sering terjadi pada pasien. Kondisi ini diakibatkan oleh kerusakan pada sistem saraf di otak
dan tulang belakang. Kerusakan saraf pada bagian tersebut dapat memengaruhi kaki, lengan, tangan, dan jari.
Neuropati perifer dapat dibagi lagi menjadi 2 tipe, yaitu mononeuropati dan polineuropati. Mononeuropati menyerang
satu saraf perifer, sedangkan polineuropati mengenai seluruh bagian saraf perifer.
Mononeuropati
Mononeuropati merupakan kerusakan pada saraf perifer tunggal atau hanya pada sebuah saraf tepi. Pemicu terbanyak
adalah trauma akibat kecelakaan atau cedera fisik, sementara penyebab lainnya karena saraf yang tertekan terlalu lama.
Ini misalnya pada pasien yang bedrest atau menggunakan kursi roda dalam waktu lama.
Aktivitas tangan berulang dalam jangka waktu lama juga dapat memicu mononeuropati perifer. Kondisi ini
disebut Carpal Tunnel Syndrome (CTS) yang disebabkan tekanan pada saraf yang tersebar mulai pergelangan hingga
telapak tangan. Kasus yang kerap terjadi adalah pada pekerja kantoran yang menggunakan PC setiap hari, musisi,
pekerja perakitan, atau pekerja salon.
Selain Carpal Tunnel Syndrome (CTS), mononeuropati berikut juga dapat menyebabkan kelemahan
pada tangan dan kaki:
1. Kelumpuhan saraf ulnaris yang berada di siku dengan gejala mati rasa pada jari ke 4 dan 5.
2. Lumpuh pada saraf radial atau saraf yang terdapat di sepanjang bagian bawah lengan atas, serta
disebabkan patah tulang humerus di bagian atas lengan.
3. Kelumpuhan saraf peroneal terjadi ketika saraf di bagian atas betis di bagian luar lutut tertekan.
Akibatnya penderita kesulitan untuk mengangkat kakinya atau sering disebut foot drop.
Bahaya neuropati adalah dapat menimbulkan efek samping berat pada saraf motorik dan saraf
sensorik. Saraf motorik seperti yang kita ketahui bertugas mengendalikan pergerakan otot. Sementara
saraf sensorik berfungsi untuk merespon sensasi misalnya sakit, dingin, panas, dan seterusnya.
Beberapa kondisi mononeuropati juga berdampak pada organ dalam penting seperti jantung, kandung
kemih, usus, dan pembuluh darah. Kasus yang terbilang langka ini disebut sebagai neuropati otonom
yang biasanya ditunjukkan dengan gejala masalah keringat dan tekanan darah rendah.
Polineuropati
Lawan dari mononeuropati adalah polineuropati dan lebih banyak orang yang mengalami hal ini
ketimbang mononeuropati. Polineuropati terjadi saat beberapa saraf perifer pada seluruh tubuh kita
tidak berfungsi secara bersamaan.
Umumnya gangguan kesehatan ini banyak terjadi pada penderita diabetes sehingga sering disebut
neuropati diabetic dengan gejala khas kehilangan sensasi rasa di kaki dan tangan. Jika kadar gula
darah penderita diabetes tidak terkontrol, gejala neuropati umumnya juga semakin parah.
Hilangnya kemampuan untuk merasakan suhu dan rasa sakit bisa membuat penderita terluka tanpa
disadari. Akibatnya luka bisa kian parah dalam waktu singkat bahkan berkembang menjadi gangrene.
Selain karena diabetes beberapa penyebab lain juga dapat memicu polineuropati. Ini antara lain
malnutrisi terutama defisiensi/kekurangan vitamin B, komplikasi penyakit ginjal dan kanker, dan
kecanduan alkohol.
Yang bersangkutan pada awalnya akan mengalami gejala awal kesemutan yang dapat memburuk
dengan cepat hingga mengakibatkan kelemahan dan kelumpuhan. Selain itu pasien biasanya juga akan
mengalami masalah kesehatan lain pada organ-organ pentingnya.
Neuropati Proksimal
Kerusakan saraf jenis proksimal cukup langka dan menyerang saraf di bagian paha, pinggang, dan pantat. Neuropati
proksimal biasanya hanya terjadi pada satu sisi bagian tubuh, jarang dapat menyebar dibagian tubuh yang lain.
Neuropati proksimal lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan wanita. Biasanya pada usia di atas 50 tahun dan
memiliki kadar gula darah dan kolesterol (trigliserida) yang tinggi.
Adapun seseorang yang terkena neuropati proksimal dapat mengembangkan gejala berupa:
1. Rasa sakit yang tiba-tiba dan terkadang parah di pinggul, bokong, atau paha.
2. Kelemahan pada kaki yang membuatnya sulit untuk berdiri dari posisi duduk.
3. ilangnya refleks seperti refleks spontan, gerakan otomatis kaki bagian bawah saat dokter mengetuk area di bawah
tempurung lutut.
4. Terjadinya pengecilan otot, atau hilangnya jaringan otot
5. Penurunan berat badan
Gejala neuropati proksimal bisa memburuk kemudian membaik secara bertahap selama beberapa bulan atau
tahun.Sayangnya dalam kebanyakan kasus, gejala neuropati proksimal tidak hilang sepenuhnya.
Karenanya dalam kasus neuropati proksimal, akan lebih baik jika kita mencegahnya daripada harus mengobati.
Kita dapat mencegah neuropati proksimal dengan mengelola diabetes yang dialami, yang berarti mengelola gula darah,
tekanan darah, dan kolesterol dalam tubuh masing-masing.
Neuropati kranial
Pada neuropati jenis kranial, kerusakan terjadi pada otak atau batang. Kerusakan di area tersebut dapat memengaruhi
pergerakan mata dan wajah.
Penyakit bell’s palsy adalah salah satu dari beberapa penyakit yang termasuk jenis neuropati kranial.
Kondisi di mana terjadi kerusakan pada salah satu dari 12 saraf kranial (saraf tulang belakang bagian atas).
Berikut adalah contoh Neuropati kranial :
Neuropati optik
• Yaitu kerusakan pada saraf kranial yang mengirim sinyal visual dari retina ke otak.
Neuropati auditori
Terjadi gangguan pada saraf kranial yang mengirimkan sinyal dari telinga bagian dalam menuju ke otak dan berfungsi
dalam pendengaran.
Neuropati Otonom
Neuropati otonom ya itu Kondisi yang muncul akibat kerusakan pada sistem saraf involunter. Sistem
saraf ini mengendalikan detak jantung, sirkulasi darah, sistem pencernaan, respons seksual, keringat,
dan fungsi kandung kemih.
Gejala neuropati otonom, antara lain :
Terutama pada malam hari akan mengalami konstipasi atau diare.
Tekanan darah rendah atau hipotensi.
Merasa mual, kembung, dan sering bersendawa.
Gangguan pada respons seksual, misalnya disfungsi ereksi.
Detak jantung cepat.
Kesulitan menelan.
Inkontinensi usus.
Kesulitan buang air kecil.
Berkeringat secara berlebihan.
Neuropati Fokal
Neuropati jenis fokal termasuk kelainan saraf yang paling jarang terjadi. Biasanya, kerusakan
ditemukan pada saraf-saraf yang berada di pergelangan tangan, kepala, atau kaki, walaupun kadang
juga terjadi di saraf bagian punggung, dada, dan mata.
Neuropati fokal juga Kondisi yang hanya memengaruhi satu saraf atau satu kelompok saraf, atau salah
satu bagian tubuh.
Gejala yang terjadi akibat kondisi ini biasanya muncul secara mendadak. Gejala yang muncul akan
tergantung pada saraf mana yang mengalami gangguan :
Bell’s palsy atau kelemahan di salah satu sisi wajah.
Sensasi rasa yang berubah pada jari tangan atau jari tangan yang melemah.
Rasa sakit, perubahan sensasi rasa atau muncul kelemahan pada kaki.
Kemunculan rasa sakit pada mata. Selain itu pandangan kabur atau tidak bisa fokus.
Gejala-gejala Neuropati
Neuropati menunjukkan gejala-gejala yang bervariasi, tergantung pada jenis dan lokasi saraf yang terdampak.
Gejala dapat muncul secara tiba-tiba atau yang biasa disebut neuropati akut. Dalam kasus lain, gejala berkembang
seiring berjalannya waktu, yang juga sering disebut neuropati kronis.
Secara umum, kondisi kerusakan saraf memiliki gejala-gejala sebagai berikut:
1. Kesemutan
2. Mati rasa
3. Sakit pada bagian tubuh tertentu
4. Sensitivitas berlebihan jika disentuh
5. Hilangnya koordinasi dan mudah jatuh
6. Kelemahan otot atau kelumpuhan
7. Intoleransi panas (tidak tahan terhadap suhu panas)
8. Masalah pencernaan
9. Perubahan tekanan darah
10. Pusing
Apabila dibagi berdasarkan jenis saraf yang terdampak, maka neuropati akan
menunjukkan gejala-gejala yang bervariasi seperti di bawah ini:
Saraf otonomik
bertugas untuk mengontrol aktivitas tubuh secara tidak sadar atau setengah sadar. Apabila mengalami kerusakan,
maka gejala yang mungkin terasa adalah:
1. Ketidakmampuan untuk merasakan nyeri dada, seperti angina atau serangan jantung
2. Terlalu banyak berkeringat (atau hiperhidrosis) atau terlalu sedikit berkeringat (atau anhidrosis)
3. Pusing
4. Mata dan mulut kering
5. Sembelit
6. Disfungsi kantong kemih
7. Disfungsi seksual
Saraf motorik
1. Saraf motorik berperan dalam mengontrol pergerakan dan tindakan manusia. Jika mengalami neuropati, maka
gejala-gejalanya adalah sebagai berikut:
2. Lemas
3. Atrofi otot
4. Kejang, atau fasciculation
5. Kelumpuhan
Saraf sensorik
1. Saraf yang berfungsi untuk menghantarkan rasa sakit dan sensasi lainnya pun dapat mengalami
kerusakan, yang ditunjukkan dengan gejala-gejala sebagai berikut:
2. Nyeri
3. Sensitivitas
4. Mati rasa
5. Kesemutan atau merasa tertusuk
6. Merasa terbakar
7. Gangguan kesadaran akan posisi.
Neuropati biasanya menyebabkan gejala, tapi tidak semua orang memiliki gejala yang sama satu sama
lainnya. Bahkan beberapa orang tidak merasakan gejala apa pun akibat kondisi ini. Tingkat keparahan
gejala yang dialami juga bisa berbeda-beda satu sama lain. Jika Anda merasakan gejala neuropati yang
mengganggu dan tidak biasa, segera cari bantuan medis untuk mendapatkan penanganan secepatnya.
Penyebab
Penyebab Munculnya Neuropati pada Seseorang Terdapat banyak hal yang bisa menyebabkan seseorang mengalami
neuropati. Berikut ini adalah beberapa kondisi, cedera, dan infeksi yang bisa berakibat pada munculnya neuropati:
1. Trauma atau cedera Salah satu kondisi yang paling umum dan sering menyebabkan kerusakan pada saraf adalah
terjadinya cedera atau trauma. Kondisi ini bisa terjadi karena aktivitas maupun kecelakaan.
2. Diabetes Ini adalah kondisi yang juga sering dikaitkan dengan neuropati. Jika gejala neuropati perifer muncul pada
orang yang menderita diabetes, maka kondisi ini lebih dikenal dengan istilah neuropati diabetes. Kondisi ini
biasanya lebih parah jika diabetes yang diderita tidak dikendalikan, penderita mengalami obesitas, atau hipertensi.
3. Penyakit autoimun Beberapa penyakit autoimun bisa menjadi penyebab munculnya neuropati, misalnya rheumatoid
arthritis, penyakit lupus sistemik, dan sindrom Sjogren.
4. Penyakit keturunan Neuropati juga bisa terjadi sebagai akibat dari penyakit keturunan, misalnya ataksia Friedreich,
porfiria dan penyakit Charcot-Marie-Tooth.
5. Iskemia Hambatan aliran darah ke saraf juga bisa menyebabkan kerusakan saraf jangka panjang.
6. Defisiensi vitamin Neuropati juga bisa muncul akibat kekurangan beberapa vitamin, terutama defisiensi vitamin
B12 dan folat, serta beberapa vitamin B lainnya.
7. Penyakit saraf motorik, Penyakit yang mempengaruhi sistem saraf motorik, termasuk amyotrophic lateral
sclerosis atau penyakit Lou Gehrig, dapat mengakibatkan kerusakan saraf yang memburuk seiring berjalannya
waktu
Bagaimana Neuropati Didiagnosis ?
Untuk menentukan apakah seseorang menderita neuropati dan penyebabnya, pada awal pemeriksaan,
dokter akan menanyakan tentang gejala yang dirasakan dan juga riwayat kesehatan pasien, serta
melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tahu penyebab dan tingkat keparahannya. Selain itu, tes
medis akan dilakukan untuk memastikan penyebab dasar dari neuropati yang muncul. Salah satu tes
yang dilakukan adalah tes darah. Tes ini berfungsi untuk mengetahui apakah ada kondisi medis lain
yang menyebabkan terjadinya kerusakan saraf.
Untuk mengetahui sumber tekanan atau kerusakan pada saraf, tes pencitraan seperti X-ray, CT scan,
dan MRI mungkin akan dilakukan. Sedangkan tes yang dilakukan khusus untuk melihat fungsi saraf
adalah :
1. Elektromiografi (EMG). Tes ini digunakan untuk mengukur fungsi saraf.
2. Tes velositi konduksi saraf (NVC). Tes yang berfungsi mengukur kecepatan sinyal yang melalui
saraf.
3. Biopsi saraf. Pengambilan sampel jaringan melalui prosedur operasi untuk diperiksa di bawah
mikroskop.
Pengobatan pada Neuropati
Pengobatan neuropati akan ditentukan berdasarkan penyakit atau kondisi yang mendasarinya. Contohnya, neuropati
diabetes ditangani dengan obat-obatan untuk mengontrol diabetes, sedangkan neuropati akibat kekurangan vitamin B12
ditangani dengan suplemen vitamin B12.
Suplemen neuropati yang mengandung vitamin B12, B6, B1 : Daneuron, Neurodex, Dolo Neurobion Neurobion
Putih, Neurobion Forte (Pink), Neurosanbe, Neurosanbe 5000, Neurosanbe Plus, Neurophyron,
Biomega,Betominplek, dll.
Thank you