Anda di halaman 1dari 63

TUTORIAL

PENGELOLAAN OBAT
Nomor Izin Edar (NIE) atau Nomor Registrasi
NIE obat terdiri dari 15 digit, contoh :

DKL1234567891A1
Digit Pertama
D = Nama Dagang G = Generik
Digit Kedua
B = Obat Bebas
T = Obat Bebas Terbatas
K = Obat Keras
P = Psikotropika
N = Narkotika
Digit ketiga
L = Lokal
I = Impor
Digit 4 dan 5 adalah tahun registrasi.
Digit 6, 7 8, dst adalah nomor identitas produk yang diproduksi oleh setiap Industri Farmasi.
Logo Golongan Obat Keterangan
Obat Bebas Dibeli bebas

Obat Bebas Terbatas Dibeli bebas


Tanda Peringatan
Obat Keras Dibeli hanya boleh menggunakan
resep dokter
Obat Narkotika Dibeli hanya boleh menggunakan
resep dokter
Dapat menyebabkan ketergantungan
Obat
Obat Psikotropi Obat
No NIE Narkotika Bebas
Bebas ka Keras
Tebatas
01 DKL
02 GTL
03 DBL
04 GPL
05 GNL
06 GKL
07 DKI
PERENCANAAN PERBEKALAN FARMASI
Consumption based reordering formula

Rumus : A = B + C + D - E

A = Rencana Kebutuhan
B = Stok Kerja (Pemakaian rata-rata x 12 bulan)
C = Buffer stock
D = Lead Time Stock (Lead time x pemakaian rata-rata)
E = Sisa stok
Keterangan :
• Stok Kerja adalah kebutuhan obat untuk pelayanan kefarmasian selama satu
periode.
• Buffer stock adalah stok pengaman (10 – 20 %) atau berdasar ketetapan
atau perhitungan
• Lead time adalah lamanya waktu antara pemesanan obat sampai dengan
obat diterima.
• Lead time stock adalah jumlah obat yang dibutuhkan selama waktu tunggu
(lead time).
Pemakaian per bulan 108 tab.
Waktu kekosongan obat 3 hari
Waktu kerja per bulan 30 hari
Hal ini berarti pemakaian sebesar 108 tab hanya cukup untuk 27
hari.
Maka untuk mencukupi 30 hari = 30/27 x 108 = 120 atau
pemakaian per bulan = 120 tab
Pemesanan Ulang – Reorder Point
• Titik pemesan ulang, ROP (reorder point) adalah titik dimana
pemesanan harus dilakukan lagi untuk mengisi persediaan
Rumus
ROP = (LT x AU) + SS
Dimana :
ROP = Titik pemesanan ulang (reorder point)
LT = Lead Time = Waktu tunggu
AU= Average Usage = Pemakaian rata-rata
SS = Safety Stock
Contoh
• Hitung rencana kebutuhan Amoksisilin 500 mg untuk th 2021
dengan metode konsumsi, bila diketahui:

- Konsumsi Jan-Jun 2020: 119.000 tab


- Kemasan : Kotak/100 tablet
- Stock on order : 10 kotak
- Stock on hand : 8.500 tab
- Hari kekosongan obat : 10 hari
- Lead Time : 10 hari
- Hari Kerja/bulan : 30 hari
- Harga : Rp 50.000,- per kotak
- Peningkatan konsumsi diperkirakan : 5 %
- Kehilangan dan kerusakan diperkirakan : 2.5%

Stock on order = obat sudah dipesan tapi belum datang


Stock on hand = obat yang ada di persediaan
Total stock = Stock on order + Stock on hand
Contoh Kasus
Apotek Tengah Farma selama tahun 2020 (Januari – Desember) pemakaian
Parasetamol tablet sebanyak 3.000.000 tablet untuk pemakaian selama 10
(sepuluh) bulan, karena pernah terjadi kekosongan selama 2 (dua) bulan.
Sisa stok per 31 Desember 2020 adalah 500.000 tablet.
Jika buffer stock 10 % maka berapa :
• Pemakaian rata rata per bulan?
• Pemakaian per tahun?
• Buffer stok?
• ROP ?
• Jika lead time obat 15 hari, berapa obat yang dibutuhkan untuk tahun
2021 ?
Dalam membangun persediaan perlu adanya keseimbangan antara membangun persediaan serta
biaya distribusi dan pemesanan.
Secara matematis perhitungan tersebut dirumuskan sebagai jumlah Pesanan yang ekonomis atau
dikenal dengan Economic Order Quantity (EOQ) yang merupakan teknik pengendalian persediaan
yg paling terkenal dan mudah digunakan

2 Co S
EOQ = Ѵ --------
Cm U

Co = Cost per Order (sekali pesan) = biaya pemesanan


Cm = Cost of Maintenance dari persediaan dalam setahun = Biaya penyimpanan
S = Jumlah permintaan setahun
U = Cost per unit
Ada beberapa asumsi :
1. Tingkat permintaan diketahui dan bersifat konstan
2. Lead time diketahui dan bersifat konstan
3. Persediaan diterima dan tiba dalam bentuk kumpulan produk pada satu waktu
4. Biaya variable yg muncul hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
5. Keadaan kehabisan stok dapat dihindari sama sekali bila pemesanan dilakukan pada waktu yg
tepat
PENGENDALIAN PERSEDIAAN
Melalui penegendalian waktu interval pemesanan. Secara matematis
perhitungan tersebut dikenal dengan Economic Order Interval (EOI).
2 Co
EOI = Ѵ ---------
Cm U S

Co = Cost per Order (sekali pesan) = biaya pemesanan


Cm = Cost of Maintenance dari persediaan dalam setahun = Biaya
penyimpanan
S = Jumlah permintaan setahun
U = Cost per unit
Diketahui :
Persediaan obat di Apotek A pada bulan Mei 2020 adalah sebagai berikut :
No Nama Obat Sisa Titik Pesan Pemakai an Stok Lead
Stok (ROP) per bulan Pengam Time
an
1 Captopril tab 25 tab 10 tab 90 tab 15 % 3 hari

2 Platogrix tab 9 tab 15 tab 80 tab 15 % 3 hari

3 Cardio Aspirin 30 tab 30 tab 100 tab 20 % 3 hari


tab
4 Codipront kapsul 25 kap 10 kap 50 kap 10 % 3 hari

5 Tremenza tab 27 tab 30 tab 90 tab 20 % 3 hari

Pertanyaan :
• Obat apa saja yang harus dipesan untuk bulan Juni 2020 ke PBF ?
• Berapa jumlah obat yang harus dipesan untuk masing-masing obat ?
• Sebutkan jenis surat pesanan yang digunakan dan untuk masing-
masing jenis surat pesanan obat saja yang dipesan ?
Obat yang dipesan :
Platogrix, Cardio Aspirin, Codipront capsul dan Tremenza
Jumlah platogrix yang dipesan = 80 + (80x15/100) + (80x3/30) – 9 =
80 + 12 + 8 – 9 = 91
Jumlah Cardio Aspirin yang dipesan = 100 + (100x20/100) + (100x3/30)
– 30 = 100 + 20 + 10 – 30 = 100
Jumlah Tremenza yang dipesan = 90 + (90x20/100) + (90x3/30) = 90
+ 18 +9 – 27 = 90
Diketahui :
Persediaan obat di Apotek A pada bulan Mei 2020 adalah sebagai berikut :
No Nama Obat Sisa Titik Pesan Pemakai an Stok Pengam Lead Time
Stok (ROP) per bulan an

1 Clobazam 10 tab 15 tab 40 tab 15 % 3 hari

2 Cataflam 25 25 tab 10 tab 90 tab 15 % 3 hari

3 Codikaf 10 mg 10 tab 15 tab 80 tab 20 % 3 hari

4 Kotrimoksazole 20 tab 10 tab 50 tab 15 % 3 hari

5 Mycostatin tab 15 tab 15 tab 90 tab 15 % 3 hari

Pertanyaan :
• Obat apa saja yang harus dipesan untuk bulan Juni 2020 ke PBF ?
• Berapa jumlah obat yang harus dipesan untuk masing-masing obat ?
• Sebutkan jenis surat pesanan yang digunakan dan untuk masing-masing jenis
surat pesanan obat saja yang dipesan ?
Obat yang dipesan :
Clobazam, Codicaf dan Mycostatin
Jumlah Clobazam yang dipesan = 40 + (40x15/100) + (40x3/30) – 10 = 40
+ 6 + 4 – 10 = 40
Jumlah Codicaf yang dipesan = 80 + (80x20/100) + (80x3/30) – 10 = 80 +
16 + 8 – 10 = 94
Jumlah Mycostatin yang dipesan = 90 + (90x15/100) + (90x3/30) = 90 +
13.5 +9 – 15 = 89.5
Selama tahun 2021 (Januari–Desember) pemakaian Natrium Diklofenat 50
mg sebanyak 340.000 tablet. Sisa stok per 31 Desember 2021 adalah
60.000 tablet. Waktu lead time = 1 (satu) bulan. Stok pengaman
ditetapkan = 20 %. Waktu kekosongan obat = 20 hari. Jumlah hari dalam
1 (satu) tahun = 360 hari
Hitung :
• Pemakaian rata-rata per bulan
• Kebutuhan obat tahun 2022

Pemakaian Na Diklofenak/tahun 340.000 maka pemakaian nyata =


340.000 x 360/340 = 360.000
Pemakaian/bulan = 360.000 /12 = 30.000
Selanjutnya dihitung dengan cara yang sama dengan soal sebelumnya,
dengan menggunakan data pemakaian per tahun = 30.000
Pengadaan
SEVEN RIGHTS OF PURCHASING
1 RIGHT PRODUCT
2. RIGHT QUALITY
3. RIGHT QUANTITY
4. RIGHT TIME
5. RIGHT SOURCE/VENDOR
6. RIGHT PRICE
7. RIGHT COST
Apotek Wijayakusuma
Jl. Wijayakusuma 17
Jakarta Barat (021-12349876)
Surat Pesanan
No. 1109/SP/ADS/XII/2017
No. Izin Apotek : 1125/SIA/JB/III/2017
Nama Apoteker : Ronald Hary, S.Farm; Apt
No. SIPA : 09071982/SIPA/2015
Kepada : Jakarta, 10 Nopember 2021
Yth. PBF. Sehat Sentosa
Jl. Srengseng Sawah 136
Jakarta
Harap dikirimkan :
No Jumlah Nama Produk Satuan Keterangan
1 2 3 4 5
1. 1 box Sefadroxil 500 mg Box/50’s  
2. 1 box Ponstan 500 mg Box/100’s  
3. 1 box Cardura 1 mg Box/100’s  
4. 1 box Clarinase tablet Box/100’s  

  Pemesan
Penanggung Jawab
   
 
  Ronald Hary, S.Farm; Apt
No. SIPA. 09071982/SIPA/2015
Pemantauan Status Pesanan
 
(1) Pemantauan status pesanan bertujuan untuk mempercepat pengiriman
sehingga efisiensi suplai dapat ditingkatkan.
(2) Pemantauan dapat didasarkan kepada sistem VEN, dimana obat-obatan
yang sangat sangat esensial (VVE) perlu mendapatkan prioritas yang lebih
besar dalam pemantauan.
(3) Secara berkala petugas menelaah status pesanan. Pesanan yang terlambat
perlu segera ditangani misalnya dengan melaporkan kepada Apoteker atau
menghubungi pemasok.
(4) Pemantauan status pesanan juga dapat dilakukan dengan menggunakan
suatu daftar atau bagan, yang antara lain berisi:
• nama obat dan satuan kemasan
• jumlah obat
• obat-obatan yang sudah diterima
• obat-obatan yang belum diterima
Apoteker di Apotek akan melakukan pemesanan obat berupa :

No Nama Obat Jumlah Nama PBF


1 Clobazam 1 box A
2 Codikaf 1 box B
3 Cataflam 25 mg 1 box A
4 Tremenza tablet 1 box A
5 Codipront capsul 1 box B
6 Valisanbe 2 mg 1 box A
7 Enzyplex 1 box A
8 Ciprofloksasin 500 mg 1 box A

Buat Surat Pesanan menggunakan format yang sesuai


PENYIMPANAN
• PENERIMAAN
• PEMERIKSAAN
• PENYIMPANAN

PENERIMAAN
• TEMPAT PEMERIKSAAN
• TEMPAT PENYIMPANAN
• PENYIMPANAN SESUAI STABILITAS
• DOKUMENTASI
• PENERIMAAN PRODUK PENYIMPANAN DINGIN
 PRIORITAS
 CEK KEMASAN CCP
 CEK SUHU CCP
PEMERIKSAAN
• KEBERSIHAN TEMPAT PEMERIKSAAN
• KESESUAIAN ANTARA SP – SPB/FAKTUR –
BARANG – JENIS JUMLAH – NAMA OBAT
• CEK NIE
• CEK NO. BATCH DAN ED
• CEK KEMASAN
• DAFTAR PERIKSA/CEK LIST
Penerimaan CCP
• Memastikan barang dibawa dengan kemasan
yang memadai (coolbox/styrofoam box yang
diberi ice pack)
• Memastikan suhu penerimaan barang pada rentang
yang dipersyaratkan
• Memastikan barang tidak terpapar sinar matahari
• Segera memasukkan barang ke dalam tempat
penyimpanan yang sesuai dan memadai
1.  Suhu “beku” (-10o – -
20oC), seperti Poliomyelitis
Oral
2.  Suhu dingin (2o – 8oC),
pada almari pendingin
seperti obat sitotoksik,
sediaan suppositoria,
insulin dan serum.
3. Suhu sejuk (8-15°C),
pada obat-obat tertentu:
propiretik suppos
4.  Suhu kamar terkendali
(15o – 25oC), pada ruangan
AC seperti beberapa
sediaan injeksi, tetes 
Ruang penyimpanan mata, tetes telinga, salep
mata.
Diketahui :
Daftar obat yang dipesan oleh Apotek Medika Farma :
No Nama Obat Jumlah
1 Diamicron 2 box
2 Amoksisilin 500 mg 2 box
3 Tanapres 1 box
4 Glurenorm 1 box
5 Cardura 2 mg 2 box

Data obat pada faktur :

No Nama Barang No. Batch ED Satuan Jumlah


1. Diamicron 130456 21/09/2023 Box/100’s 2 box
2. Amoksisilin 500 57865694 03/04/2023 Box/100’s 2 box
3. Tanapres 1976436 12/5/2023 Box/100’s 1 box
4. Glurenorm 767652 10/11/2023 Box/50’s 1 box
5. Cardura 2 mg 13490876 01/03/2024 Box/100’s 2 box
Obat yang datang :

No Nama Barang No. Batch ED Satuan Jumlah


1. Diamicron 130456 21/09/2023 Box/100’s 2 box
2. Amoksisilin 500 57865690 20/02/2022 Box/100’s 1 box
57865694 03/04/2023 Box/100”s 1 box
3. Tanapres 1976436 12/5/2023 Box/100’s 1 box
4. Glurenorm 767652 10/11/2023 Box/50’s 1 box
5. Cardura 2 mg 13490876 01/03/2024 Box/100’s 2 box

Pertanyaan :
1. Masalah apa yang terjadi pada penerimaan obat di
Apotek Medika Farma ?
2. Bagaimana pemecahan masalah yang harus dilakukan
oleh Apoteker Medika Farma ?
PENYIMPANAN
• SISTEM PENYIMPANAN
• HAM – LASA
 HAM SIMPAN SENDIRI - LABEL
 LASA DIPISAHKAN MINIMAL 1 MACAM OBAT –
LABEL – TALLMAN LETTER
OBAT-OBAT LASA

• LASA : Look Alike Sound Alike


Contoh-contoh :
- Cefotaxim – Ceftriaxon
- Amlodipin 5 – Amlodipin 10
- Dopamin - Dobutamin
- Rifampicin 300 – Rifampicin 450
- Ephedrin – Epineprin
- Cendo Lyters – Cendo Timolol dll
• Ditempel stiker khusus dengan tulisan LASA, ditempel
di box luar atau box tempat penyimpanan
• Diletakkan berjauhan antara yang satu dengan yang lain
• Termasuk dosis yang berbeda dan kemasan yang mirip
Look Alike
LASA
LASA
Tallman letter pd Sound Alike

elVACin – elASTin
CERNEvit – CRAvit
curSIL – corSEL
FORtibi – SANtibi
plasmin – plasminEX
glimepiride 1 – glimepiride 2
Look A Like Sound A Like
No Nama Obat Refrige Tidak Narko Psikotro Prekur High Alert La
rator Layak tika pika sor Medicines yak
dengan dan alasan
alasan

01 LASA              
02 Narkotika              
03 Psikotropika              
04 Prekursor              
05 Metothrexate              
06 Obat Gol. B              
07 Obat Gol. T              
08 Obat Gol. K              
09 Suppositoria              
10 Prebiotik              
11 Glibenklamida              
12 Anti koagulan              
No Nama Obat Layak Tidak
Layak
Refri Narko Psiko Pre High Alert K –
dengan
gera tika tropi kur Medicines T -
alasan
tor ka sor dan alasan B

01 Clobazam
02 Cataflam 25
03 Codikaf
04 Cotrimoksazole
05 Cataflam 50
06 Enervon C
07 Escovit C
08 Lantus SoloStar
09 Mycostatin tab
10 Enzyplex
11 Mycostatin
12 Fenofibrate
13 Lacto B
14 Tremenza
Pengelolaan Produk Rusak dan ED
Obat rusak atau ED harus disimpan terpisah dan diberi label yang
jelas. Tidak boleh disimpan di ruang peracikan

Pemusnahan
• Dilaksanakan untuk obat yang tidak memenuhi syarat untuk
didistribusi (rusak, ED)
• Harus diidentifikasi secara tepat, label yang jelas, disimpan terpisah,
terkunci, dan ditangani sesuai prosedur tertulis
• Proses pemusnahan obat harus dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundangan dan dilaporkan
• Dokumentasi beserta laporan harus disimpan sesuai ketentuan
PEMUSNAHAN
Pemusnahan
• Sediaan farmasi kedaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
bentuk sediaan.
• Pemusnahan sediaan farmasi kedaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika atau
psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinkes Kab/Kota.
• Pemusnahan sediaan farmasi selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker
dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin
kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan BA pemusnahan.
• Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak
dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
• Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan per-UUan, dilakukan
oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall ) atau
berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall ) dengan tetap
memberikan laporan kepada Kepala BPOM.
Pemusnahan
• Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang
izin edarnya dicabut oleh Menteri.
• Dilaksanakan untuk obat yang tidak memenuhi syarat untuk didistribusi
• Harus diidentifikasi secara tepat, label yang jelas, disimpan terpisah, terkunci, dan
ditangani sesuai prosedur tertulis
• Pemusnahan obat harus dilaksanakan sesuai dengan per-UUan dan dilaporkan
• Dokumentasi beserta laporan harus disimpan sesuai ketentuan
• Jika pemusnahan menggunakan jasa pihak ketiga harus dipastikan disaksikan dan
dilakukan sesuai ketentuan lingkungan hidup
• Jumlah dan intensitas obat/bahan obat harus disesuaikan dengan waktu penyaksian
pelaksanaan pemusnahan sehingga tidak terjadi kebocoran obat/bahan obat.
• Obat/bahan obat yang akan dimusnahkan dilakukan pre destroy dengan merusak bentuk
dan identitas produk. Hasil pre destroy harus dikemas sehingga tidak dapat diketahui oleh
pihak yang melakukan pemusnahan
PEDOMAN PENGELOLAAN
OBAT RUSAK DAN
KEDALUWARSA DI FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN
PENGELOLAAN LIMBAH FARMASI

Ruang Lingkup Jenis Sediaan Farmasi/Alkes


1. Fasyankes (RS, Klinik, Cairan, Padatan, Benda
Apotek, Puskesmas, TO, tajam, dll
praktik mandiri
dokter/dokter gigi dan
bidan)

2. Rumah tangga
. Limbah

Farmasi

Pemusnahan Limbah Tingkat Risiko


Mandiri / Pihak ketiga Sitotoksik, narkotika,
psikotropika, elektrolit pekat,
jarum suntik
Manajemen Limbah B3
Permasalahan Dampak Upaya Pencegahan
1. Tingginya limbah B3 yang 1. Penyusunan regulasi,
dihasilkan fasyankes dan 1. Risiko kesehatan di kebijakan, pedoman
rumah tangga fasyankes yaitu infeksi dan prosedur
2. Terbatasnya sistem nosokomial seperti 2. Mengalokasi anggaran
Pengelolaan dan Hepatitis B, dan HIV pengelolaan limbah
fasilitas pengelolaan 2. Terhadap kesehatan di
limbah B3 masyarakat antara lain fasyankes seperti
3. Implementasi peraturan antibiotika, peningkatan kapasitas
belum sepenuhnya antineoplastik yang SDM pengelola limbah,
dipatuhi oleh promosi kesehatan
dibuang di parit dapat terkait
fasyankes dan rumah merusak kehidupan
tangga pengelola limbah
akuatik/kontaminasi 3. Penyediaan APD di
4. Belum adanya sanksi yang sumber air minum fasyankes dalam jumlah
tegas pada kebijakan 3. Pencemaran lingkungan yang cukup dan
pengelolaan limbah yang dalam merusak
dikelola oleh pemerintah memenuhi spesifikasi
ekosistem yang sesuai
dan swasta
Limbah di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No P56/Menlhk-Setjen/2015)

Limbah yang dihasilkan dari Fasyankes :


limbah padat, limbah cair dan limbah gas, sbb:
 Limbah infeksius;
 Limbah benda tajam;
 Limbah patologis;
 Bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan atau
sisa kemasan;
 Limbah radioaktif;
 Limbah farmasi;
 Limbah sitotoksik;
 Limbah peralatan medis yang memiliki
kandungan logam berat tinggi; dan
 Limbah berupa tabung gas atau kontainer
bertekanan.
Obat Rusak dan Kedaluwarsa di Fasyankes
1. Dipisahkan sesuai karakteristik: Padat dan cair
2. Padat:
 periksa apakah ada endapan, tambahkan air dan kocok untuk melarutkan
 tuang cairan semi pada ke dalam wadah sehingga bercampur dg. bahan lain
 limbah cair dibuang menuju IPAL
 bekas botol dibuang dengan menghilangkan semua label dari wadah
 gunting, cacah atau pecahkan kemudian disimpan dalam wadah yang
dilapisi kantong plastik
3. Cair:
 periksa apakah ada endapan, tambahkan air dan kocok untuk melarutkan
 tuang cairan semi pada ke dalam wadah sehingga bercampur dengan bahan lain
 limbah cair dibuang menuju IPAL
 bekas botol dibuang dengan menghilangkan semua label dari wadah
 gunting, cacah atau pecahkan kemudian disimpan kantong plastik
4. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) pada pelaksanaannya
Penanganan Khusus Limbah Sitostatika
 Gunakan APD
 Obat sitotoksik atau obat antikanker harus dipisahkan
dengan sediaan farmasi lain dan disimpan serta
dikumpulkan pada wadah khusus
 Wadah atau container harus berdinding keras
dengan dilengkapi plastic berwarna putih atau coklat di
dalamnya
 Diberi simbol sitotoksik dengan penandaan dan informasi
jelas
 Obat antikanker atau sitotoksik pembuangannya harus
dilakukan dengan sangat hati - hati dan pemusnahan harus
melalui metode enkapsulasi, waste inertization, sterilisasi, atau
menggunakan insinerator suhu tinggi
 Metode enkapsulasi bisa dilakukan dengan memasukkan
limbah sitotoksik ke wadah plastik atau logam sampai ¾-nya
lalu sisa ruang pada wadah diisi dengan busa plastic (plastic
foam), semen, pasir, atau tanah liat. Obat antikanker atau
sitotoksik tidak boleh dibuang ke IPAL atau dikubur di tanah
secara langsung (kecuali sudah dienkapsulasi)

Penanganan Vaksin Rusak dan Kedaluwarsa
 Pisahkan vaksin yang tidak dapat digunakan di dalam unit
penyimpanan yang didinginkan, dan beri label dengan tanda
"Jangan Digunakan" untuk menghindari pemberian dosis-dosis ini
secara tidak sengaja.
 Dalam hal terjadi peristiwa yang diduga merugikan, laporkan jenis
paparan dan durasinya.
 Simpan vaksin di unit penyimpanan dingin sampai instruksi lebih
lanjut dari dinas kesehatan kabupaten/kota.
 Laporkan vaksin yang sudah kedaluwarsa ke dinas kesehatan
kabupaten/kota untuk penanganan lebih lanjut.
 Pemusnahan limbah vial dan/atau ampul vaksin diserahkan ke
institusi yang mendistribusikan vaksin.
 Pemusnahan limbah Imunisasi harus dibuktikan dengan berita
acara.
Tahap Pemusnahan
Membuat Menyiapkan
Berita Acara tempat
Pemusnahan pemusnahan

Membuat daftar Mengkordinasikan jadwal, metode Melakukan pemusnahan


obat yang dan tempat pemusnahan kepada sesuai dengan jenis
akan pihak terkait dan bentuk sediaan
dimusnahkan
Memisahkan obat Kategori sangat berbahaya:
berdasarkan kategori narkotika, psikotropika, anti
(bentuk sediaan, tujuan kanker dan sitotoksika,
penggunaan/Indikasi)
antibiotik, antiseptika dan
sesuai dengan metode
penggunaan
desinfektan
1.TPS limbah B3 medis Dalam bentuk
2.TPS limbah farmasi penyediaan lahan,

Pengelolaan A B fasilitas pengelolaan


farmasi secara
eksternal dan
Limbah Penyediaan penyediaan SDM
fasilitas Kerjasama
Farmasi pengelolaan pengelolaan
limbah B3 limbah
medis

Pencatatan
dan
Monitoring Pelaporan
dan Evaluasi Limbah
Menilai ketaatan proses Pencatatan dan pelaporan
pengelolaan limbah B3 medis di Farmasi limbah B3 medis, termasuk
fasyankes, termasuk limbah
farmasi, baik secara internal
maupun eksternal, secara manual
D C
limbah farmasi, meliputi jenis
limbah, manifest limbah,
maupun elektronik, dapat dilakukan sumber limbah, jumlah
melalui inspeksi kesehatan limbah, kegiatan
lingkungan dan pertemuan evaluasi pengelolaan, feedback dari
tingkat pusat, provinsi dan
kabupaten/kota. pihak ketiga ke fasyankes
Apoteker di Apotek melakukan pemeriksan untuk obat yang akan
dimusnahkan
No Nama Obat Kemasan Jumlah Tgl. kadaluara
 1 Antibiotik     12 April 2021
 2 Obat Bebas     1 Mei 2021
 3 Narkotika     20 Januari 2021
 4 Psikotropika     9 Maret 2021
 5 Prekursor     30 April 2021
Instruksi pada kandidat :
• Lakukan pengumpulan data dan informasi tentang obat yang
akan dimusnahkan
• Lakukan penetapan masalah untuk masing-masing obat
• Lakukan penyelesaian masalah
• Lakukan pencatatan dan pelaporan
Apoteker di Apotek melakukan pemeriksan untuk obat yang akan
dimusnahkan
No Nama Obat Jumlah No. Batch Tgl. kadaluarsa

1 Kodein 10 mg 20 A 324879 12 Agustus 2020

2 Diazepam 5 mg 20 97630987 15 Juli 2020

3 Diltiazem 30 mg 50 37894322 18 Januari 2021

4 Salep diklofenak 2 9087623 B 9 Juni 2021

5 Enterostop 10 11198789 8 Juli 2021

6 Caladine bedak 1 11198792 12 Agustus 2022

Instruksi pada kandidat :


• Lakukan pengumpulan data dan informasi tentang obat yang akan
dimusnahkan
• Lakukan penetapan masalah untuk masing-masing obat
• Lakukan penyelesaian masalah
• Lakukan pencatatan dan pelaporan
Diketahui :
Daftar obat yang diperiksa untuk dimusnahkan :
Lakukan pemeriksaan data masing-masing obat
No Nama Obat Jumlah No. Batch Tgl. kedaluwarsa
1 Sirup Proris 1 A 123476 12 Mei 2021
2 Haloperidol tab 12 3797630987 15 Desember 2021
3 Lasix tab 11 37894322 18 Mei 2021
4 Rhinopront SR 13 D 9087623 21 Februari 2021
5 Diasepam 2 mg tab 11 11198792 17 September2021

Pertanyaan :
• Tetapkan obat yang harus dimusnahkan
• Lakukan penetapan cara pemusnahan masing-masing obat
• Kelengkapan administrasi apa yang harus anda kerjakan ?
• Lakukan pencatatan yang harus dilakukan
Terima Kasih

Terima Kasih

Terima Kasih
Terima Kasih

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai