Anda di halaman 1dari 18

Diabetic Neuropathy

Diabetes neuropati adalah kerusakan saraf


sebagai komplikasi serius akibat diabetes.
Kadar gula darah yang tinggi dapat
mencederai serat-serat saraf, umumnya pada
kaki.
Tergantung dari tingkat kerusakan, diabetes
neuropati dapat menimbulkan nyeri, mati rasa
dan gangguan pada saluran pencernaan,
kemih, pembuluh darah dan jantung.

Symptoms
Peripheral neuropathy
Adalah yang paling umum. Tipe ini biasanya mengenai
kaki lebih dulu, lalu ke bagian tangan.
Gejalanya, mati rasa pada kaki dan jari kaki, rasa terbakar,
rasa seperti ditusuk-tusuk terutama saat malam hari, nyeri
saat berjalan, sensitiv terhadap sentuhan, nyeri pada sendisendi dan tulang kaki, infeksi.
Autonomic neuropathy
Adalah saraf yang mengatur jantung, kandung kemih,
paru-paru, perut, paru-paru, organ seksual dan mata. Gejala
yang mungkin ditimbulkan adalah gangguan pada saluran
kemih, sembelit, diare, mual, muntah, kehilangan selera
makan, disfungsi ereksi, vagina terasa kering, keringat
berkurang atau sangat banyak, detak jantung cepat,
gangguan mata saat ditempat terang ke gelap.

Radiculoplexus neuropathy (diabetic


amyotrophy)
Mempengaruhi saraf didekat pinggul atau bahu.
Lebih sering diderita oleh diabetes tipe 2. Gejalanya
adalah nyeri parah yang tiba-tiba pada bagian
pinggul, paha atau bokong, otot-otot menjadi lemah,
sulit berdiri dari posisi duduk dan berat badan turun.
Mononeuropathy
Hanya mengenai satu saraf saja, misalnya lengan,
kaki atau wajah. Gejala yang mungkin ditimbulkan
adalah pandangan kabur atau nyeri di bagian kaki.

EPIDEMIOLOGI
Diteliti pasien dan populasi neuropati diabetik
dengan prevalensi 12-50%. Pada suatu
penelitian dasar, neuropati simptomatis
ditemukan pada 28,5% dari 6500 pasien
diabetes melitus .

PATOGENESIS
Proses kejadian ND berawal dari hiperglikemia
berkepanjangan yang berakibat terjadinya peningkatan
aktivitas jalur poliol,sintesis advance glycosilation end
products (AGEs) , pembentukan radikal bebas dan aktivitas
protein kinase C (PKC).aktivitas berbagi jalur tersebut
berujung pada kurang nya vasodilatasi , sehingga aliran
darah ke saraf menurun dan bersama rendah nya mioinositol
dalam sel terjadilah ND.

1.

Faktor Metabolik Proses terjadinya neuropati


diabetik berawal dari hiperglikemia yang
berkepanjangan.Hiperglikemia persisten
menyebabkan aktivasi jalur poliol meningkat,
yaitu terjadi aktivasienzim aldose-reduktase,
yang merubah glukosa menjadi sorbitol, yang
kemudiandimetabolisme oleh sorbitol
dehidrogenase menjadi fruktosa. Akumulasi
sorbitol dan fruktosadalam sel saraf merusak
sel saraf akibatnya menyebabkan keadaan
hipertonik intraseluler sehingga
mengakibatkan edema saraf.

2. Kelainan VaskulerHiperglikemia juga mempunyai


hubungan dengan kerusakan mikrovaskular.
Mekanismekelainan mikrovaskuler tersebut dapat
melalui penebalan membrana basalis; trombosis
padaarteriol intraneura; peningkatan agregasi trombosit
dan berkurangnya deformitas eritrosit;berkurangnya
aliran darah saraf dan peningkatan resistensi vaskular;
stasis aksonal,pembengkakan dan demielinisasi pada
saraf akibat iskemia akut.
3. Mekanisme ImunMekanisme patogeniknya ditemukan
adanya antineural antibodies pada serum
sebagianpenyandang DM. Autoantibodi yang beredar ini
secara langsung dapat merusak struktur saraf motorik
dan sensorik yang bisa dideteksi dengan
imunoflorensens indirek dan juga adanyapenumpukan
antibodi dan komplemen pada berbagai komponen saraf
suralis.

3. Mekanisme ImunMekanisme patogeniknya ditemukan


adanya antineural antibodies pada serum
sebagianpenyandang DM. Autoantibodi yang beredar ini
secara langsung dapat merusak struktur saraf motorik
dan sensorik yang bisa dideteksi dengan
imunoflorensens indirek dan juga adanyapenumpukan
antibodi dan komplemen pada berbagai komponen saraf
suralis.
4. Peran Nerve Growth Factor (NGF)NGF diperlukan untuk
mempercepat dan mempertahankan pertumbuhan saraf.
Padapenyandang diabetes, kadar NGF serum cenderung
turun dan berhubungan dengan derajatneuropati. NGF
juga berperan dalam regulasi gen Substance P dan
Calcitonin-Gen-Regulatedpeptide (CGRP). Peptide ini
mempunyai efek terhadap vasodilatasi, motilisasi
intestinal dannosiseptif, yang kesemuanya itu mengalami
gangguan pada neuropati diabetik .

MANIFESTASI KLINIS
Klasifikasi neuropati diabetik :
Menurut perjalanan penyakitnya, neuropati diabetik
dibagi menjadi :
Neuropati fungsional/subklinis, yaitu gejala timbul sebagai
akibat perubahan biokimiawi.Pada fase ini belum ada
kelainan patologik sehingga masih reversibel.
Neuropati struktural/klinis, yaitu gejala timbul sebagai
akibat kerusakan struktural serabutsaraf. Pada fase ini
masih ada komponen yang reversibel.
Kematian neuron atau tingkat lanjut, yaitu terjadi
penurunan kepadatan serabut saraf akibatkematian
neuron. Pada fase ini ireversibel. Kerusakan serabut
saraf pada umumnya dimulaidari distal menuju ke
proksimal, sedangkan proses perbaikan mulai dari
proksimal ke distal.Oleh karena itu lesi distal paling
banyak ditemukan, seperti polineuropati simetris distal.

Menurut jenis serabut saraf yang terkena lesi :


- Neuropati Difus- Polineuropati sensori-motor simetris
distal
- Neuropati otonom : Neuropati sudomotor, neuropati
otonom kardiovaskuler, neuropatigastrointestinal,
neuropati genitourinaria
- Neuropati lower limb motor simetris proksimal
(amiotropi)
- Neuropati Fokal- Neuropati kranialRadikulopati/pleksopati
- Entrapment neuropathy
Menurut anatomi serabut saraf perifer dibagi atas 3 sistem
- 1. Sistem Motorik
- 2. Sistem sensorik
- 3. Sistem otonomManifestasi klinis Neuropati Diabetik
bergantung dari jenis serabut saraf yang mengalamilesi.
Mengingat jenis serabut saraf yang terkena lesi bisa
yang kecil atau besar, lokasi

Manifestasi klinis Neuropati Diabetik bergantung dari


jenis serabut saraf yang mengalamilesi.
Mengingat jenis serabut saraf yang terkena lesi bisa
yang kecil atau besar, lokasi
proksimal atau distal, fokal atau difus, motorik atau
sensorik atau autonom, maka manifestasiklinisnya
menjadi bervariasi, diantaranya :
Kesemutan
Kebas
Tebal
Mati rasa
Rasa terbakar
Seperti ditusuk, disobek, ataupun ditikam .

Faktor-faktor yang berperan terhadap timbulnya


neuropati ditentukan oleh :
Respon mekanisme proteksi sensoris terhadap
trauma
Macam, besar dan lamanya traum
Peranan jaringan lunak
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Diagnosis neuropati perifer diabetik dalam
praktek sehari-hari, sangat bergantung
padaketelitian pengambilan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Hanya dengan jawaban tidak
ada keluhan neuropati saja tidak cukup untuk
mengeluarkan kemungkinan adanya neuropati.
evaluasi yang perlu dilakukan, diantaranya :

1. Refleks motorik
2. Fungsi serabut saraf besar dengan tes
kuantifikasi sensasi kulit seperti tes rasa
getar(biotesiometer) dan rasa tekan
(estesiometer dengan filamen mono
Semmes-Weinstein)
3. Fungsi serabut saraf kecil dengan tes
sensasi suhu
4. Untuk mengetahui dengan lebih awal
adanya gangguan hantar saraf dapat
dikerjakan elektromiografi.

Uji untuk diabetic autonomic neuropathy (DAN),


diantaranya :
1. Uji komponen parasimpatis dilakukan dengan :
- Tes respon denyut jantung terhadap maneuver Valsava
- Variasi denyut jantung (interval RR) selama nafas dalam
(denyut jantung maksimum-minimum)
2. Uji komponen simpatis dilakukan dengan :
-Respons tekanan darah terhadap berdiri (penurunan
sistolik)
-Respons tekanan darah terhadap genggaman
(peningkatan diastolik)

TATA LAKSANA
Terapi Nonmedikamentosa
1. EdukasiEdukasi pasien sangat penting dalam
tatalaksana neuropati diabetik.
Target pengobatandibuat serealistik mungkin
sejak awal, dan hindari memberi pengahrapan
yang berebihan.
2. Perawatan Umum (kaki)Jaga kebersihan kaki,
hindari trauma kaki seperti sepatu yang
sempit.
Cegah trauma berulangpada neuropati
kompresi.
3. Pengendalian Glukosa Darah

Terapi medikamentosa
Dengan menggunakan obat-obat :
1. Golongan aldolase reductase inhibitor, yang berfungsi
menghambat penimbunan sorbitoldan fruktosa
2. Penghambat ACE3.
Neutropin- Nerve growth factor- Brain-derived neurotrophic
factor
4. Alpha Lipoic Acid, suatu antioksidan kuat yang dapat
membersihkan radikal hidroksil,superoksida dan peroksil
serta membentuk kembali glutationPedoman tatalaksana
neuropati diabetik dengan nyeri, diantaranya :
1. NSAID (ibuprofen dan sulindac)
2. Antidepresan trisiklik (amitriptilin, imipramin, nortriptilin,
paroxetine)
3. Antikonvulsan (gabapentin, karbamazepin)
4. Antiarimia (mexilletin)
5. Topikal : capsaicin, fluphenazine, transcutaneous electrical
nerve stimulation

PENCEGAHAN
Pencegahan kaki diabetes tidak terlepas dari
pengendalian (pengontrolan) penyakit secara
umum mencakup :
pengendalian kadar gula darah,
status gizi,
tekanan darah,
kadar kolesterol, dan
pola hidup sehat

KESIMPULAN
Neuropati diabetik merupakan salah satu komplikasi kronik
Diabetes Melitus denganprevalensi dan manifestasi klinis
amat bervariasi. Dari 4 faktor (metabolik, vaskular, imun,dan
NGF) yang berperan pada mekanisme patogenik neuropati
diabetik, hiperglikemia yang berkepanjangan sebagai
komponen faktor metabolik merupakan dasar utama
patogenesis neuropati diabetik. Oleh karena itu, dalam
pencegahan dan pengelolaan neuropati diabetik pada
pasien diabetes melitus, yang penting adalah diagnosis
diikuti pengendalian glukosa darah dan perawatan kaki
sebaik-baiknya. Usaha mengatasi keluhan nyeri pada
dasarnya bersifat simtomatis,dilakukan dengan memberikan
obat yang bekerja sesuai mekanisme yang mendasari
keluhannyeri tersebut. Pendekatan nonfarmakologis
termasuk edukasi sangat diperlukan, mengingat perbaikan
total sulit bisa dicapai.

Anda mungkin juga menyukai