PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka bakar (combustio) adalah injury atau cedera jaringan kulit yang terjadi dari
kontak langsung ataupun paparan terhadap sumber panas, kimia, listrik, atau radiasi.
Cedera luka bakar terjadi ketika energy dari sumber panas dipindahkan ke jaringan tubuh,
dan kedalaman cedera berhubungan dengan suhu dan rentang
factor
pendukung
dan
penghambat
dalam
asuhan
BAB II
KONSEP DASAR
A. Definisi
Luka bakar (combustio) adalah injury atau cedera jaringan kulit yang terjadi dari
kontak langsung ataupun paparan terhadap sumber panas, kimia, listrik, atau radiasi.
Cedera luka bakar terjadi ketika energy dari sumber panas dipindahkan ke jaringan tubuh,
dan kedalaman cedera berhubungan dengan suhu dan rentang
B. Etiologi
Menurut Smeltzer (2002), luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari
suatu sumber panas kepada tubuh melalui hantaran atau radiasi elektromagnetik.
Berikut ini adalah beberapa penyebab luka bakar, antara lain :
1. Panas (misal api, air panas, uap panas)
2. Radiasi
3. Listrik
4. Petir
5. Bahan kimia (sifat asam dan basa kuat)
6. Ledakan
7. Sinar matahari
8. Suhu yang sangat rendah (frost bite)
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis menurut ( Suriadi, 2010) :
1. Riwayat terpaparnya
2. Lihat derajat luka bakar
3. Status pernapasan; tachycardia,nafas dengan menggunakan otot asesoris, cuping
hidung dan stridor
4. Bila syok; tachycardia, tachypnea, tekanan nadi lemah, hipotensi, menurunnya
pengeluaran urine atau anuri
5. Perubahan suhu tubuh dari demam ke hipotermi.
D. Patofisiologi
3
Menurut Corwin, Elizabeth J (2009), Berat ringannya luka bakar tergantung pada
faktor, agent, lamanya terpapar, area yang terkena, kedalamannya, bersamaan dengan
trauma, usia dan kondisi penyakit sebelumnya.
Derajat luka bakar terbagi menjadi tiga bagian; derajat satu (superficial) yaitu
hanya mengenai epidermis dengan ditandai eritema, nyeri, fungsi fisiologi masih utuh,
dapat terjadi pelepuhan, serupa dengan terbakar mata hari ringan. Tampak 24 jam setelah
terpapar dan fase penyembuhan 3-5 hari. Derajat dua (partial) adalah mengenai dermis
dan epidermis dengan ditandai lepuh atau terbentuknya vesikula dan bula, nyeri yang
sangat, hilangnya fungsi fisiologis. Fase penyembuhan tanpa infeksi 7-21 hari. Derajat
tiga atau ketebalan penuh yaitu mengenai seluruh lapisan epidermis dan dermis, tanpa
meninggalkan sisa-sisa sel epidermis untuk mengisi kembali daerah yang rusak,
hilangnya rasa nyeri, warnanya dapat hitam, coklat dan putih, mengenai jaringan
termasuk (fascia, otot, tendon dan tulang).
Fisiologi syok pada luka bakar akibat dari lolosnya cairan dalam sirkulasi kapiler
secaramassive dan berpengaruh pada sistem kardiovaskular karena hilangnya atau
rusaknya
kapiler,
yang
menyebabkan
cairan
akan
lolos
atau
hilang
dari compartment intravaskuler kedalam jaringan interstisial. Eritrosit dan leukosit tetap
dalam sirkulasi dan menyebabkan peningkatan hematokrit dan leukosit. Darah dan cairan
akan hilang melalui evaporasi sehingga terjadi kekurangan cairan.
Kompensasi terhadap syok dengan kehilangan cairan maka tubuh mengadakan
respon dengan menurunkan sirkulasi sistem gastrointestinal yang mana dapat terjadi ilius
paralitik,tachycardia dan tachypnea merupakan kompensasi untuk menurunkan volume
vaskuler dengan meningkatkan kebutuhan oksigen terhadap injury jaringan dan
perubahan sistem. Kemudian menurunkan perfusi pada ginjal, dan terjadi vasokontriksi
yang akan berakibat pada depresi filtrasi glomerulus dan oliguri.
Repon luka bakar akan meningkatkan aliran darah ke organ vital dan menurunkan
aliran darah ke perifer dan organ yang tidak vital.
Respon metabolik pada luka bakar adalah hipermetabolisme yang merupakan
hasil dari peningkatan sejumlah energi, peningkatan katekolamin; dimana terjadi
peningkatan
temperatur
dan
metabolisme,
hiperglikemi
karena
meningkatnya
Kerusakan pada sel darah merah dan hemolisis menimbulkan anemia, yang
kemudian akan meningkatkan curah jantung untuk mempertahankan perfusi.
Pertumbuhan dapat terhambat oleh depresi hormon pertumbuhan karena terfokus
pada penyembuhan jaringan yang rusak.
Pembentukan edema karena adanya peningkatan permeabilitas kapiler dan pada
saat yang sama terjadi vasodilatasi yang menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik
dalam kapiler. Terjadi pertukaran elektrolit yang abnormal antara sel dan cairan
interstisial dimana secara khusus natrium masuk kedalam sel dan kalium keluar dari
dalam sel. Dengan demikian mengakibatkan kekurangan sodium dalam intravaskuler.
Skema berikut menyajikan mekanisme respon luka bakar terhadap injury pada
anak/orang dewasa dan perpindahan cairan setelah injury thermal.
E. Klasifikasi
Kedalaman Luka Bakar
Menurut Brunner & Suddarth (2002), luka bakar dapat diklasifikasikan menurut
dalamnya jaringan yang rusak dan disebut sebagai luka bakar superficial partialthickness, deep partial-thickness, dan full-thickness.
a. Pada luka bakar derajat-satu, epidermis mengalami kerusakan atau cedera dan
sebagian dermis turut cedera. Luka tersebut bias terasa nyeri, tampak merah dan
kering seperti luka bakar matahari, atau mengalami lepuh/bullae.
b. Luka bakar derajat-dua meliputi destruksi epidermis serta lapisan atas dermis dan
cedera pada bagian dermis yang lebih dalam. Luka tersebut terasa nyeri, tampak
merah dan mengalami eksudasi cairan. Pemutihan jaringan yang terbakar diikuti
oleh pengisian kembali kapiler; folikel rambut masih utuh.
c. Luka bakar derajat-tiga meliputi destruksi total epidermis serta dermis, dan pada
sebagian kasus, jaringan yang berada di bawahnya. Warna luka bakar sangat
bervariasi mulai dari warna putih hingga merah, cokelat atau hitam. Daerah yang
terbakar tidak terasa nyeri karena serabut-serabut sarafnya hancur. Luka bakar
tersebut tampak seperti bahan kulit. Folikel rambut dan kelenjar keringat turut
hancur.
Berat ringannya luka bakar
American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Luka bakar mayor
a. Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari
20% pada anak-anak.
b. Luka bakar fullthickness lebih dari 20%.
c. Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki dan perineum
d. Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan
e.
2.
3.
anak-anak.
Luka bakar fullthickness kurang dari 10%.
Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki dan
perineum.
Luka bakar minor
a. Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang
b.
c.
d.
e.
F.
keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera termis bersifat sistemik.
Fase sub akut
Fase ini berlangsung setelah shock berakhir. Luka terbuka akibat kerusakan
jaringan (kulit dan jaringan di bawahnya) menimbulkan masalah inflamasi, sepsis,
Fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi.
Masalah pada fase ini adalah timbulnya penyulit dari luka bakar berupa
hipertrofik, kontraktur, dan deformitas lainnya.
G.
Penatalaksanaan
Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, karenanya harus dicek
Airway, breathing dan circulation-nya terlebih dahulu.
1. Airway
Apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka segera pasang
Endotracheal Tube (ET). Tanda-tanda adanya trauma inhalasi antara lain adalah:
terkurung dalam api, luka bakar pada wajah, bulu hidung yang terbakar, dan
sputum yang hitam.
2. Breathing
Eschar yang melingkari dada dapat menghambat pergerakan dada untuk bernapas,
segera lakukan escharotomi. Periksa juga apakah ada trauma-trauma lain yang
dapat menghambat pernapasan, misalnya pneumothorax, hematothorax, dan
fraktur costae.
3. Circulation
Luka bakar menimbulkan kerusakan jaringan sehingga menimbulkan edema, pada
luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovolumik karena kebocoran plasma
yang luas. Manajemen cairan pada pasien luka bakar, dapat diberikan dengan
Formula Baxter.
Formula Baxter
a. Total cairan: 4cc x berat badan x luas luka bakar
b. Berikan 50% dari total cairan dalam 8 jam pertama, sisanya dalam 16 jam
berikutnya.
4. Obat obatan:
a. Antibiotika
kejadian.
b. Analgetik
BAB III
FORMAT PEMERIKSAAN FISIK/PENGKAJIAN
(PSYSICAL ASSASSMENT)
BIODATA PASIEN
1. Nama
2. Umur
3. Jenis Kelamin
4. No. Register
5. Alamat
6. Status
7. Keluarga Terdekat
8. Diagnosa Medis
1.
: Tn. N
: 27 tahun
: Laki-laki
: 00070159
: Kp. Nagrak
: Menikah
: Istri
: Combustio Pedis Dextra
ANAMNESA
A. Keluhan Utama (Alasan MRS)
Saat Masuk Rumah Sakit
:
- Klien datang mengatakan terkena sengatan listrik pada saat bekerja
Saat Pengkajian
:
- Klien mengatakan nyeri pada kaki yang terbakar, klien mengatakan jadi sulit berjalan
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Kronologis dari penyakit yang diderita saat ini mulai awal hingga dibawa ke rumah sakit
secara lengkap meliputi (PQRST)
a. P = Nyeri pada saat perawatan luka
b. Q = Nyeri seperti ditusuk-tusuk
c. R = Pada pedis dextra
d. S = Nyeri sedang 4
e. T= Nyeri hilang timbul, biasanya timbul pada saat dipegang dang anti perban
No
Pemenuhan
Di Rumah
Di Rumah Sakit
Makan/Minum
1
Jumlah / Waktu
Jenis
Nasi: Nasi
Lauk: telur,
ayam,
tempe .
Sayur: Sop, bayam
Minum: Air mineral,teh,kopi
Pantangan
Kesulitan
makan/ minum
Tidak ada
Tidak ada
Usaha-usaha
mengatasi
masalah
b. Pola Eliminasi
No
Pemenuhan eliminasi
Di Rumah
Di Rumah Sakit
BAB/BAK
1
Jumlah/Waktu
Warna
Bau
Normal
Normal
Konsistensi
BAB padat
BAB padat
Masalah Eliminasi
Tidak
ada
Tidak ada
No
Pemenuhan Istirahat
Di Rumah
Di Rumah Sakit
Tidur
1
Jumlah/Waktu
Gangguan Tidur
Tidak
Upaya Mengatasi
ada
dalam tidur
Tidak ada
Tidak ada
Lemas,lemah, mengantuk
Gangguan Tidur
4
No
Pemenuhan Personal
Di Rumah
Di Rumah Sakit
10
Hygiene
1
2 Hari sekali
Frekuensi Mandi
2 Kali/hari
2 Kali/hari
Keadaan Kuku
Bersih
Bersih
e. Aktifitas lain
No
1.
Di Rumah Sakit
Hanya berbaring tidur
- Bermain bola.
Konflik social yang dialami klien :
- Klien tidak memiliki konflik social.
Ketaatan klien dalam menjalankan agamanya :
- Klien taat menjalankan ibadah sholat 5 waktu.
Teman dekat yang senantiasa siap membantu :
- Sanak Saudara
b. Ekonomi
Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat
:
- Klien mengatakan menggunakan jaminan kesehatan BPJS untuk membiayai
4. PEMERIKSAAN FISIK
A. PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
a. Tekanan darah : 120/70 mmHg
b. Frekuansi nadi : 80x/menit
c. Frekuensi nafas : 20 x/menit
d. Suhu : 36 0C
e. Berat badan : 55 kg
f. Tinggi badan: 167 cm
B. KEADAAN UMUM
Keadaan umum sakit sedang, kesadaran composmentis
C. PEMERIKSAAN INTEGUMENT, RAMBUT DAN KUKU
a. Integument
Inspeksi : Terdapat luka bakar pada pedis dextra, Luas 5% , grade 2, Makula
(+), papula (+), bula pada kaki kiri (+), Lapisan kulit rusak (dermis)
Palpasi : Tekstur kasar , elatisitas kulit baik, Lemak Subcutan tipis, dan
terdapat nyeri tekan pada kaki sekitar luka bakar.
b. Pemeriksaan Rambut
Inspeksi dan palpasi
: Penyebaran rambut merata, Warna hitam/putih,
Tidak ada bau dan tidak ada Alopesia dan Hirsutisme.
c. Pemeriksaan Kuku
Inspeksi dan palpasi
: Warna kuku putih, kuku tampak bersih
Keluhan yang dirasakan oleh klien yang berhubungan dengan kulit : Klien
mengatakan tidak ada keluhan.
12
c. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi dan palpasi
:
Bentuk telinga simetris, warna coklat, tidak ada lesi, nyeri tekan,
peradangan penumpukan serumen, dan perdarahan.
d. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi dan Palpasi
:
Bentuk tulang hidung dan posisi septum nasi
tidak
ada
pembengkokan.
Pada meatus tidak ada perdarahan, kotoran, pembengkakan, dan
pembesaran polip.
e. Pemeriksaan Mulut dan Faring
Inspeksi dan Palpasi
:
Warna bibir coklat, tidak ada lesi, dan tidak pecah-pecah, terdapat
caries (gigi sudah mulai bolong), tidak memakai gigi palsu, tidak ada
gingivitis.
Warna lidah merah muda, tidak ada perdarahan dan abses, uvula
simetris, tidak ada benda asing dan pembesaran tonsil, suara klien
tidak berubah.
f. Pemeriksaan Wajah
Inspeksi dan Palpasi
13
g. Pemeriksaan Leher
Inspeksi dan Palpasi
:
Bentuk leher simetris, tidak ada peradangan, jaringan parut, dan masa.
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
E. PEMERIKSAAN THORAK DAN PARU
a. Inspeksi
Bentuk thorak normal, bentuk dada simetris
b. Palpasi
Pemeriksaan vocal fremitus teraba sama
c. Perkusi
Area paru terdengar sonor
d. Auskultasi
Suara nafas vesikuler, tidak ada suara tambahan
F. PEMERIKSAAN JANTUNG
a. Inspeksi : Ictus cordis
b. Palpasi
Palpasi dinding torak teraba Kuat
c. Perkusi
Batas atas ICS II, Batas bawah ICS V, Batas Kiri ICS Mid Clavikila Sinistra,
Batas Kanan ICS IV Mid Sternalis Dextra
d. Auskultasi
BJ I terdengar Reguler
BJ II terdengar Reguler
Tidak ada bunyi jantung tambahan.
G. PEMERIKSAAN ABDOMEN
a. Inspeksi
Bentuk abdomen datar, tidak ada benjolan dan bayangan pembuluh darah
vena, simetris +
b. Palpasi
Palpasi hepar tidak teraba, tidak ada nyeri tekan
c. Perkusi
Hasil perkusi Tympani
d. Auskultasi
Frekuensi peristaltik usus 20 x/menit, Borborygmi Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Abdomen : Tidak ada keluhan
H. PEMERIKSAAN GENITALIA
a. Inspeksi
Rambut pubis bersih, tidak ada lesi, keputihan dan peradangan.
I. PEMERIKSAAN ANUS
a. Inspeksi dan Palpasi
14
Tidak ada kelainan anus (atresia ani), tidak ada hemorrhoid dan perdarahan. Tidak
ada nyeri tekan pada daerah anus.
J. PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL
a. Inspeksi
Otot kiri dan kanan simetris, tidak ada deformitar dan fraktur.
b. Palpasi
Tidak ada Oedem
c. Kekuatan otot
5
4
5
5
K. PEMERIKSAAN MEUROLOGIS
a. Menguji tingkat kesadaran dengan GCS
1. Menilai respon membuka mata : 4
2. Menilai respon verbal : 5
3. Menilai respon motoric : 6
Kesadaran Composmentis
GCS :15
5. RIWAYAT PSIKOLOGIS
a. Status Nyeri
Menurut skala Intensitas Numerik : Skala nyeri sedang 4
Menurut Agency for Health Care policy and Research :
Nyeri sedang (Pasien mengatakan nyeri masih bisa ditahan, pasien tampak gelisah,
pasien mampu sedikit berpartisipasi dalam perawatan).
b. Status Emosi
1.Bagaimana ekspresi hati dan perasaan klien : Klien tampak sedih
2.Tingkah laku yang menonjol : Tidak ada
3.Suasana yang membahagiakan klien : Saat dijenguk keluarga
4.Stressing yang membuat perasaan klien tidak nyaman : Saat nyerinya timbul
c. Gaya Komunikasi
Apakah klien tampak hati-hati dalam berbicara (Tidak), apakah pola komunikasinya
(cepat), apakah klien menolak untuk diajak komuikasi (Tidak), apakah komunikasi
klien jelas (Jelas), apakah klien menggunakan bahasa isyarat (Tidak)
d. Pola Interaksi
1.Kepada siapa klien berspon : Kepada siapa pun
2.Siapa orang yang dekat dan dipercaya klien : Suami dan Anak
3.Bagaimanakah klien dalam berinteraksi : Aktif
4.Apakah tipe kepribadian klien : Terbuka
7. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
A. Darah Lengkap
a. Leukosit
: 12/L
b. Eritrosit
: 1,3 juta/ L
c. Trombosit
: 234.000/ L
d. Haemoglobin : 13,0 gr/dl
e. Haematokrit : 40 gr/dl
B. Kimia Darah
a. Ureum
: 25 mg/dl
b. Creatinin
: 0,9 mg/dl
c. SGOT
: 10
d. SGPT
: 9
e. BUN
: 30 mg/dl
f. Bilirubin
: 1,0 mg/dl
C. Analisa Elektrolit
a. Natrium
: 144 mmol/l
b. Kalium
: 5,2 mmol/l
c. Clorida
: 102 mmol/l
d. Calsium
: 10,0 mg/dl
e. Phospor
: 5,5 mg/dl
8. TERAPI YANG TELAH DIBERIKAN :
1. Inj. Ceftiaxone 2x1 gr
2. Paracetamol tab 3x500 g
3. Cairan infus RL
17
ANALISA DATA
Inisial Klien
: Tn.N
Ruangan
: Pav.Dahlia
Umur
: 27 Tahun
DATA FOKUS
MASALAH KEPERAWATAN
18
DS:
-Klien mengatakan nyeri pada kaki yang
terbakar
P: Nyeri dirasakan pada saat luka dipegang
dan di tekan
Q: Nyeri seperti di tusuk-tusuk
R: Nyeri pada pedis dextra
S: Skala nyeri sedang (skala 4)
Nyeri Akut
19
DS:DO:
-Terdapat luka bakar pada pedis dextra
-Kerusakan lapisan kulit dermis
Resiko Infeksi
20
Dx.Keperawatan
DS & DO
: Tn.N
: Combustio Pedis Dextra
: Pav.Dahlia
: 22 Desember 2015
21
Domain 12 Kenyamanan
Kelas 1 Kenyamanan
Fisik
00132 Nyeri Akut
promotion
Hasil :
Domain 4 Health Knowledge &
behavior
Class Q : Health Behavior
1605 Pain Control
1. Menjelaskan factor
nonverbal
3. Ajarkan teknik non
farmakologi : Nafas dalam
4. Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
5. Tingkatkan Istirahat
6. Kolaborasi dalam pemberian
obat Analgetik
Domain
11
Safety
/ Setelah
dilakukan
tindakan Domain
Protection
keperawatan Presure Management
Kelas 2 Kenyamanan
selama 16-30menit diharapkan
Fisik
kerusakan integritas kulit teratasi
00046
Kerusakan
dengan kriteria hasil :
Integritas Kulit
Domain 2 Physiologic Health
Class L Tissue Integrity
1101 Tissue Integrity: Skin &
mitcous integrity
-Perfusi jaringan baik 3.5
-Menunjukkan terjadinya
Physiological
Complex
Class 1 Skin/Wound Managemen
3500 Presure Managemen
1.Jaga kebersihan kulit agar tetap
bersih dan kering
2.Monitor pasien
3.Monitor kondisi luka bakar
4.Observasi luka: lokasi, keadaan
luka, tanda-tanda infeksi
5.Lakukan teknik perawatan luka
proses
dengan steril
22
23
Domain 11
Keamanan/Perlindungan
Kelas 1 Infeksi
00004 Resiko Infeksi
Domain 4 Safety
Class V : Risk Management
6540 Infection Control
24
NO.DX
IMPLEMENTASI
1. Melakukan pengekajian nyeri secara
komprehensif
Hasil : Lokasi nyeri pada pedis
dextra,karakteristik nyeri seperti ditusuk-
EVALUASI
S:
-Klien masih mengatakan nyeri
pada kaki yang terbakar
sedang (6)
2. Mengobservasi reaksi verbal dan
nonverbal
Hasil: Klien tampak gelisah, menahan rasa
sakit.
3. Mengajarkan teknik non farmakologi :
Nafas dalam
Hasil : Klien tampak rileks
4. Mengkontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri
Hasil : saat ini lingkungan aman dan
nyaman
5. Menganjurkan untuk meningkatkan
istirahat
hasil : Klien tampak berbaring istirahat.
O:
-Klien tampak menahan rasa sakit
-Klien tampak gelisah
-Tampak balutan pada pedis
dextra
-Udema +,
A : Masalah nyeri akut belum
teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
-
farmakologi
Kaji skala nyeri
Kolaborasi pemberian
25
analgetik
dan kering.
Hasil : Kulit bersih namun lembab karena
tanda-tanda infeksi.
kaki kiri
A : Masalah Kerusakan Integritas
bekerja.
keringat
O : -Terdapat luka bakar pada
2.Memobilisasi klien
pedis dextra.
Hasil: Klien mampu mobilisasi secara aktif
-Kulit bersih
3.Mengobservasi luka: Lokasi, kedalaman luka,
-Keadaan luka grade
tanda-tanda infeksi
-Luas 5%
Hasil: Lokasi pada pedis dextra, 5%, tidak ada
-Makula +, papula +, bula pada
26
27
NO.
DX
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Nafas dalam
O : Klien tampak sedikit rileks
Hasil : Klien mulai rileks dan tenang, nyeri
- Tampak balutan pada kaki kanan
sedikit berkurang
- Kulit pada kaki menjadi hitam
4. Mengkontrol lingkungan yang dapat
- Udema +
mempengaruhi nyeri
Hasil : saat ini lingkungan aman dan
nyaman
5. Menganjurkan untuk meningkatkan
istirahat
Hasil : Klien tampak berbaring istirahat
farmakologi
Kaji skala nyeri
-Luas 5%
-Makula +, papula +, bula pada
cukup.
Hasil : Nutrisi cukup baik, makan dihabiskan,
kaki kiri
A : Masalah kerusakan kulit teratasi
sebagian
P : Lanjutkan Intervesi
-Obs.luka
-Monitor kondisi luka bakar
-Melakukan teknik perawatn luka
steril
S: -
Suhu 36,6 0C
Leukosit 12 L
29
NO.
DX
IMPLEMENTASI
EVALUASI
30
31
32
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Luka bakar (combustio) adalah injury atau cedera jaringan kulit yang terjadi dari
kontak langsung ataupun paparan terhadap sumber panas, kimia, listrik, atau radiasi.
Cedera luka bakar terjadi ketika energy dari sumber panas dipindahkan ke jaringan tubuh,
dan kedalaman cedera berhubungan dengan suhu dan rentang
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu melakukan Asuhan
Keperawatan pada klien dengan kasus Combustio Pedis Dextra, yang meliputi :
pengkajian, menegakakan diagnosa keperawatan, menyusun intervensi, melakukan
implementasi, serta evaluasi keperawatan.
33