DI PAVILIUN KEMUNING
Disusun Oleh :
NIM : P27901121056
Pada wajah
Kerusakan mukosa
Kerusakan pada
Area yang terkena
kulit
Edema laring
Edema, pucat
Syok hipovolemik Mengeluh rasa nyeri
Nyeri akut
1. Penatalaksanaan Konservatif
a. Pre Hospital
Seorang yang sedang terbakar akan merasa panik, dan akan berlari untuk
mencari air. Hal ini akan sebaliknya akan memperbesar kobaran api karena
tertiup oleh angin. Oleh karena itu, segeralah hentikan (stop), jatuhkan (drop),
dan gulingkan (roll) orang itu agar api segera padam. Bila memiliki karung
basah, segera gunakan air atau bahan kain basah untuk memadamkan apinya.
Sedang Untuk kasus luka bakar karena bahan kimia atau benda dingin, segera
basuh dan jauhkan bahan kimia atau benda dingin. Matikan sumber listrik dan
bawa orang yang mengalami luka bakar dengan menggunakan selimut basah
pada daerah luka bakar. Jangan membawa orang dengan luka bakar dalam
keadaan terbuka karena dapat menyebabkan evaporasi cairan tubuh yang
terekspos udara luar dan menyebabkan dehidrasi. Orang dengan luka bakar
biasanya diberikan obat-obatan penahan rasa sakit jenis analgetik : Antalgin,
aspirin, asam mefenamat sampai penggunaan morfin oleh tenaga medis
b. Hospital
● Resusitasi A, B, C.
- Airway, apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka
segera pasang Endotracheal Tube (ET). Tanda-tanda adanya trauma
inhalasi antara lain adalah: riwayat terkurung dalam api, luka bakar pada
wajah, bulu hidung yang terbakar, dan sputum yang hitam.
- Breathing, eschar yang melingkari dada dapat menghambat gerakan
dada untuk bernapas, segera lakukan escharotomy. Periksa juga apakah
ada trauma-trauma lain yang dapat menghambat gerakan pernapasan,
misalnya pneumothorax, hematothorax, dan fraktur costae
- Circulation, luka bakar menimbulkan kerusakan jaringan sehingga
menimbulkan edema. pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok
hipovolemik karena kebocoran plasma yang luas. Manajemen cairan
pada pasien luka bakar, ada 2 cara yang lazim dapat diberikan yaitu
dengan Formula Baxter dan Evans
● Resusitasi Cairan
- Cara Evans
Untuk menghitung kebutuhan pada hari pertama hitunglah :
a) Berat badan (kg) X % luka bakar X 1cc Nacl
b) Berat badan (kg) X % luka bakar X 1 cc larutan koloid
c) 3.2000cc glukosa 5%
Separuh dari jumlah (a). (b), (c) diberikan dalam 8 jam pertama.
Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua
diberikan setengah jumlah cairn hari pertama. Pada hari ketiga
diberikan setengah jumlah cairan yang diberikan hari kedua.
Sebagai monitoring pemberian lakukan penghitungan diuresis.
- Cara Baxter
Merupakan cara lain yang lebih sederhana dan banyak dipakai. Jumlah
kebutuhan cairan pada hari pertama dihitung dengan rumus :
Baxter = % luka bakar X BB (kg) X 4cc
Separuh dari jumlah cairan yang diberikan dalam 8 jam pertama,
sisanya diberikan dalam 16 jam. Hari pertama terutama
diberikan elektrolit yaitu larutan ringer laktat karena terjadi
hiponatremia. Untuk hari kedua diberikan setengah dari jumlah
pemberian hari pertama.
- Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.
- Monitor urine dan CVP.
- Topikal dan tutup luka
● Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan
nekrotik.
● Tulle
● Silver sulfadiazine tebal.
● Tutup kassa tebal.
● Evaluasi 5 – 7 hari, kecuali balutan kotor.
- Obat – obatan
● Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak
kejadian.
● Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai
kultur.
● Analgetik : kuat (morfin, pethidine)
● Antasida : kalau perlu
2. Penatalaksanaan Pembedahan
Eskarotomi dilakukan juga pada luka bakar derajat III yang melingkar pada
ekstremitas atau tubuh. Hal ini dilakukan untuk sirkulasi bagian distal akibat
pengerutan dan penjepitan dari eskar. Tanda dini penjepitan berupa nyeri, kemudian
kehilangan daya rasa menjadi kebal pada ujung-ujung distal. Tindakan yang
dilakukan yaitu membuat irisan memanjang yang membuka eskar sampai penjepitan
bebas.Debridement diusahakan sedini mungkin untuk membuang jaringan mati
dengan jalan eksisi tangensial. (Arif, 2000)
B. KONSEP TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
a. Wawancara
1. Identitas Diri Pasien
Melakukan pengkajian yang meliputi nama pasien, jenis kelamin,
umur, status perkawinan, pekerjaan, alamat, pendidikan terakhir, tanggal
masuk, nomer register, diagnosa medis, dan lain-lain
2. Keluhan Utama Keluhan
Hal yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan
kesehatan tergantung seberapa jauh dampak dari Combustio pada peningkatan
tekanan intrakranial, meliputi muntah, nyeri, letargi, lelah, sesak, batuk,
merasa haus dll
3. Riwayat Kesehatan
● Riwayat Kesehatan sekarang :
Penting untuk menentukan apakah pasien, mempunyai penyakit yang
merubah kemampuan untuk memenuhi keseimbangan cairan dan daya
pertahanan terhadap infeksi (seperti Diabetes mellitus , gagal jantung,
sirosis hepatis, gangguan pernafasan).
● Riwayat Kesehatan dahulu
✔ Sumber kecelakaan
✔ Sumber panas atau penyebab yang berbahaya
✔ Gambaran yang mendalam bagaimana luka bakar terjadi
✔ Factor yang mungkin berpengaruh seperti alcohol, obat-obatan
✔ Keadaan fisik disekitar luka bakar
✔ Peristiwa yang terjadi saat luka sampai masuk rumah sakit
b. Pengkajian
2. Pemeriksaan Fisik
ii. Rambut
iii. Kuku
iv. Kepala/wajah
v. Mata
vi. Hidung
vii. Telinga
ix. Leher
x. Dada
xi. Abdomen
Tujuan : untuk mengetahui bentuk dan gerakan perut ,
mendengarkan bunyi peristaltic usus, dan mengetahui
respon nyeri tekan pada organ dalam abdomen.
xii. Ektremitas
Rencana Keperawatan
No Diagnosa PERENCANAAN
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
Edukasi
- Jelaskan tujuan
dan prosedur
mobilisasi
- Anjurkan
melakukan
mobilisasi dini
- Ajarkan
mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan
(mis, duduk di
tempat tidur,
duduk di sisi
tempat tidur.
pindah dari tempat
tindakan keperawatan
- Analgesik narkotik
selama 3x24 jam
diperlukan untuk
2 (D. 0077) diharapkan tingkat
Manajemen Nyeri memblok jaras
nyeri dapat menurun
Nyeri akut (I.08238) nyeri dengan nyeri
dengan kriteria hasil :
berhubungan dengan berat.
agen pencedera fisik (L.08066) Observasi
- Menurunkan nyeri
(terbakar) dibuktikan - Identifikasi lokasi, dengan
● Keluhan nyeri
dengan karakteristik, mempertahankan
menurun (5)
durasi, frekuensi , berat badan jauh
DS: ● Meringis
kualitas, intensitas dari linen tempat
● Mengeluh nyeri menurun (5)
nyeri tidur terhadap luka
● Kesulitan tidur
- Identifikasi skala dan menurunkan
menurun (5)
DO: nyeri pemajanan ujung
● Sikap protektif
- Identifikasi respon saraf pada aliran
● Tampak meringis menurun (5)
nyeri non verbal udara
● Sulit tidur ● Kesulitan tidur
- Identifikasi faktor - Menghilangkan
● Frekuensi nadi menurun (5)
yang memperberat tekanan pada
meningkat ● Tekanan darah
dan memperingan tonjolan tulang
● Tekanan darah membaik (5)
dependen.
meningkat ● Pola napas nyeri Dukungan adekuat
● Pola napas membaik (5) - Identifikasi pada luka bakar
berubah ● Nafsu makan pengaruh budaya selama gerakan
● Nafsu makan membaik (5) terhadap respon membantu
berubah ● Proses berpikir nyeri meminimalkan
● Proses berpikir membaik (5) - Identifikasi ketidaknyamanan.
terganggu pengaruh nyeri - Panas dan air
● Menarik diri terhadap kualitas hilang melalui
● Berfokus pada hidup jaringan luka
diri sendiri - Monitor bakar,
● Diaforesis keberhasilan menyebabkan
terapi hipotermia
komplementer - Ajarkan teknik
yang sudah distraksi pada saat
diberikan nyeri. Distraksi
- Monitor efek (pengalihan
samping perhatian) dapat
penggunaan menurunkan
analgetik stimulus internal
dengan mekanisme
peningkatan
Terapeutik
produksi endorfin
- Berikan teknik dan enkefalin yang
non farmakologi dapat memblok
untuk mengurangi reseptor nyeri
rasa nyeri untuk tidak
- Kontrol dikirimkan ke
lingkungan yang korteks selebih
memperberat rasa sehingga
nyeri menurunkan
- Fasilitas istirahat persepsi nyeri
dan tidur - Kaji nyeri dengan
- Pertimbangkan pendekatan post
jenis dan sumber secara periodik
nyeri dalam atau apabila
pemilihan strategi keluhan dari pasien
meredakan nyeri secara subjektif.
- Menjadi parameter
dasar untuk
Edukasi
mengetahui sejauh
- Jelaskan mana intervensi
penyebab, yang diperlukan
periode,dan dan sebagai
pemicu nyeri evaluasi
- Jelaskan strategi keberhasilan dari
meredakan nyeri intervensi
- Anjurkan monitor manajemen nyeri
nyeri secara keperawatan
mandiri
- Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
- Ajarkan teknik
non farmakologis
untuk mengurangi
nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgetik jika
perlu
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
- Kaji kerusakan
diharapkan integritas
jaringan kulit yang
(D.0129) kulit dan jaringan
terjadi pada klien
dapat meningkat
3 Gangguan integritas Perawatan integritas - Menjadi data dasar
dengan kriteria hasil :
kulit berhubungan kulit (I.11353) untuk memberikan
dengan kerusakan (L.14125) informasi
jaringan kulit intervensi
● Kerusakan
Observasi perawatan yang
lapisan kulit
akan digunakan.
menurun (5) - Identifikasi
DS: - Lakukan tindakan
● Nyeri menurun penyebab
- peningkatan
(5) gangguan
integritas jaringan
● Perdarahan integritas kulit
- Perawat luka
menurun (5) (mis. perubahan
DO: biasanya menjadi
● Kemerahan sirkulasi,
komponen satu-
● Kerusakan menurun (5) perubahan sa
satunya yang
lapisan kulit ● Hematoma nutrisi, penurunan
paling
3 ● Nyeri menurun (5) kelembaban, suhu
menghabiskan
● Perdarahan lingkungan
waktu dalam
● Kemerahan ekstrem,
perawatan luka
● Hematoma penurunan
bakar pada fase
mobilitas)
akut.
- Evaluasi kondisi
Terapeutik luka bakar dan
tutup luka
- Lakukan
- Selama
pemijatan pada
pelaksanaan
area penonjolan
prosedur ini, luka
tulang, jika perlu
dan kulit
- Bersihkan perineal
disekitarnya
dengan air hangat,
diinspeksi dengan
terutama selama
teliti.
periode diare
- Gunakan produk - Kolaborasi untuk
berbahan intervensi
petroleum atau debridement
minyak pada kulit
kering
- Gunakan produk
berbahan
ringan/alami dan
hipoalergenik
pada kulit sensitif
- Hindari produk
berbahan dasar
alkohol pada kulit
kering
- kulit untuk
menjaga keutuhan,
kelembaban dan
menc
- Ubah posisi tiap 2
jam jika tirah
baring
Edukasi -
- Anjurkan
menggunakan
pelembab (mis.
lotion, serum)
- Anjurkan minum
air yang cukup
- Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
- Anjurkan
meningkatkan
asupan buah dan
sayur
- Anjurkan
menghindari
terpapar suhu
ekstrem
- Anjurkan
menggunakan
tabir surya SPF
minimal 30 saat
berada di luar
rumah
- Anjurkan mandi
dan menggunakan
sabun secukupnya
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
GAMBARAN KASUS
An. O datang ke RS dengan kondisi luka bakar dibagian kulit genital sampai paha akibat terkena
tumpahan air panas. Kejadian tersebut sudah terjadi 3 minggu yang lalu, awalnya setelah kejadian
tersebut pasien langsung di bawa ke RS Sari Asih dan dirawat sekitar 1 minggu. Setelah itu An. O
dibawa pulang kerumah. Tetapi kondisi luka bakarnya semakin memburuk dan tidak ada perubahan.
Pada 19 Oktober 2022, pasien dibawa ke RSU Kabupaten Tangerang. Saat dilakukan pengkajian
pasien mengeluh nyeri didaerah luka, dan juga pada tanggal 2 November 2022 pasien mengatakan
baru menjalani operasi skin grift, sulit bergerak, skala nyeri 5, pasien tampak meringis dan nyeri
dirasakan saat melakukan perubahan posisi dan pergerakan.
A. ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian Keperawatan
a) Identitas pasien
Nama : An. O
Jenis kelamin : Perempuan
Umur/ Tanggal lahir : 4 tahun/ 24 Oktober 2019
Pendidikan : Belum Sekolah
Pekerjaan :-
Status perkawinan : Belum Mneikah
Agama : Islam
Alamat tinggal : Kec. Gebang Raya / Periuk
Diagnosis medis : Combustio
No. RM : 00-30-83-88
Tanggal masuk RS : 19 Oktober 2022
Tanggal pengkajian : 6 November 2022
b) Identitas penanggung jawab
Nama : Tn Mulyadi.
Alamat : Kec. Gebang Raya / Periuk , RT 005/RW 015
No. Telp : 081908654798
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Hubungan : Bapak
c) Riwayat penyakit
1. Keluhan utama
Ketika dilakukan pengkajian pada 6 November 2021, Ibu pasien
mengatakan nyeri disekitar luka daerah luka bakar dan post op (skin
graft) dengan skala 5. Dan sulit untuk menggerakan tubuhnya.
2. Riwayat penyakit sekarang
Mulai timbulnya keluhan : saat dikaji ibu pasien mengatakan bagian genital dan
paha kiri terasa nyeri pada bekas luka post op (skin graft).
Sifat keluhan : Ibu pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti tertekan-
tekan.
Lokasi : pada daerah luka bakar sekitar genital dan kaki serta ekstremitas paha
kaki kiri (post op skin graft)
Keluhan lain yang menyertai : Ibu pasien mengatakan lemas dan lemah bahwa
keterbatasan mobilisasi.
Faktor pencetus yang menimbulan nyeri : luka nyeri post op (skin graft).
Ibu pasien mengatakan keluhannya berkurang saat berbaring dan keluhan
bertambah saat melakukan pergerakan dan perubahan posisi.
Upaya yang dilakukan untu mengatasi masalah kesehatan pasien adalah dengan
melakukan teknik nafas dalam setelah dibantu oleh perawat/ petugas.
Pengkajian nyeri pada An. O
↓
khususnya daerah
post op (skin graft).
2. Ibu pasien Pengalihan energi dari
mengatakan kesulitan sumber panas
tidur akibat nyeri
yang dirasakannya ↓
DO :
Tubuh
1. Pasien tampak lemah,
gelisah, meringis, ↓
dan memegang area
Trauma kulit
nyeri, skala nyeri 5
(1-10) ↓
2. Terdapat luka bakar
pada daerah luka post Combustio
of (skin graft)
3. TD : -
↓
4. N : 81 x/menit Fase sub akut
5. S : 36,1 ºC
6. RR : 20 x/menit
↓
Kerusakan kulit
↓
Pengeluaran histamin
bradikinin
↓
Perangsangan
nosiseptor
↓
Saraf afferent
↓
Kornu dorsalis
↓
Medula spinalis
↓
Hipotalamus
↓
Perangsang nyeri
↓
Nyeri akut
DS : Thermal burn (gas, Gangguan integritas
1. Ibu pasien mengeluh cairan, padat), kulit (D.0129)
An. O kulitnya kaku. chemical, electrical,
2. Ibu pasien mengeluh radiasi
↓
An. O nyeri didaerah
sekitar luka bakar
dan post op (skin Pengalihan energi dari
graft) sumber panas
DO :
1. Pasien terlihat ↓
meringis dan
Tubuh
kesakitan saat
melakukan ↓
pergerakan atau
Trauma kulit
perubahan posisi.
2. Terdapat luka ↓
diderah sekitar luka
bakar Combustio
↓
Fase lanjut
↓
Kerusakan jaringan
kulit
↓
Jaringan kulit
hipertropi
↓
Elastisitas kulit
menurun
↓
Kerusakan integritas
kulit
↓
1. Ibu pasien fisik (D.0054)
mengatakan An. O
sulit untuk Kerusakan jaringan
menggerakan
tubuhnya karena ↓
nyeri
Nyeri
2. Ibu pasien
Mengatakan An. O ↓
mengeluh nyeri
Imobilitas fisik
ketika melakukan
pergerakan atau
perubahan posisi
DO :
1. Pasien terlihat
kesakitan saat
menggerakan
badannya, skala 5
dari 10.
2. Pasien tampak
berbaring ditempat
tidur
1. Sabtu – Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri
Selasa, agen tindakan asuhan (I.08238) (I.08238)
5-8 pencedera fisik keperawatan selama 1. Identifikasi 1. Untuk
Novemb (terbakar) 3x24 jam diharapkan lokasi, mengetahui
er 2022 tingkat nyeri karakteristik perkembangan
berkurang, dengan nyeri, durasi, nyeri yang
kriteria hasil sebagai frekuensi, dialami pasien
berikut: kualitas, 2. Untuk
intensitas nyeri mengetahui
1. Pasien
2. Identifikasi seberapakah rasa
mengungkap
skala nyeri nyeri yang pasien
kan nyeri
3. Monitor tanda- rasakan
berkurang
tanda vital 3. Mengetahui
2. Skala nyeri,
4. Identifikasi perkembangan
durasi nyeri
respon nyeri umum pasien
dan kualitas
verbal dan non (tekanna darah,
nyeri
verbal nadi, suhu dan
berkurang
5. Identifikasi pernapasan)
3. Kegelisahan
faktor yang 4. Respon verbal
yang
memperberat dan non verbal
dirasakan
dan dapat
pasien
memperingan mengindikasikan
berkurang
nyeri sejauh mana nyeri
4. Ekspresi
6. Berikan teknik yang dirasakan
wajah pasien
nonfarmakologi mengganggu
tenang
s untuk pasien
5. Tidak
mengurangi rasa 5. Untuk
tergangguny
nyeri menghindari
a waktu tidur
7. Fasilitasi faktor yang
pasien akibat
istirahat dan memperberat
nyeri yang
tidur nyeri
dirasakan
8. Kolaborasi 6. Untuk
pemberian mengurangi rasa
analgetik jika nyeri (salah satu
perlu tindakakan non
farmakologis
yaitu relaksasi
nafas dalam yang
dapat
meningkatkan
ventilasi dan
oksigenasi darah)
7. Untuk
mengurangi rasa
nyeri yang
dirasakan pasien
8. Kolaborasi
dengan dokter
dalam pemberian
analgetik untuk
mengendalikan
nyeri
Asri , Nurainah Fajriati Sagita. 2018. “makalah askep luka bakar”. Diakses pada 8 November
2021 dari https://www.academia.edu/38352423/makalah_askep_luka_bakar
Maudina , Ranny . 2020. “ASKEP LUKA BAKAR JADIII” di akses pada 8 November 2022
dari https://www.academia.edu/38228620/ASKEP_LUKA_BAKAR_JADIII
Syargawi , Intan. 2015. “ASKEP COMBUSTIO”. Di akses pada 8 November 2022 dari
https://www.academia.edu/22173213/ASKEP_COMBUSTIO