Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA TENTANG PASIEN

LUKA BAKAR

DISUSUN OLEH :

NAMA : NURLINDA

NIM : PO5303201211313

POLITEKNIS KEMENKES KUPANG JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI DIII


KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2023
A. Definisi
Luka bakar adalah kerusakan jaringan tubuh terutama kulit akibat langsung atau
ekpose dengan sumber panas ( THERMAL ), kimia , elektrik, dan radiasi ( joyke,
mb,2015). Luka bakar adalah luka yang disebabakan oleh trauma panas yang
memberikan gejala, tergantung luasdalam dan lokasi lukanaya. Luka bakar adalah
luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api, air panas, listrik,
bahan kimia, dan radiasi, juga oleh sebab kontak dengan suhu rendah ( masjoer,
2013). Luka bakar adalah unjury pada jaringan yang disebabkan oleh suhu panas
( thermal ), bahan kimia, elektrik dan radiasi ( suryadi,2016dalam wijaya dan putri,
2013).
Luka bakar adalah sentuhan anggota tubuh dengan benda yang menjadi sumber
panas seperti api, air, zat kimia dll. aturan perhitungan persentase dalam dunia
medis bisa menggunakan rule of nine untuk menghitung persentase luka bakar dan
digunakan untuk membantu mengambil keputusan pengobatan, saat ini perhitungan
persentase luka bakar dan menentukan penanganan yang tepat masih secara
manual , maka dari itu dibuatlah sistem pakar penanganan luka bakar ( mubarak
2020)
Luka bakar adalah luka yang disebabkan kontak dengan suhu tinggi seperti api, air
panas, bahkan kimia, dan radiasi,juga sebabkontak dengan suhu rendah yang
menyebabkan kerusakan jaringan kulit.

B. Etiologi
a. Luka bakar termal
Agen pencedera dapat berupa api, air panas, atau kontak dengan objek panas,
luka bakar ap berhubungan dengan asap/ciderainhalasi ( cedera terbakar, kontak
dan koboran api ).
b. Luka bakar listrik
Cedera listrika disebabkan oleh aliran listrik dirumah merupakan insiden tertinggi
pada anak-anak yang masih kecil, yang sering memasukkan benda konduktif ke
dalam colokan listrik yang menggigit atau menghisap kabel listrik yang
tersambung ( herndon dkk,2016).

Terjadi dari tufe /foltase yang menghasilkan proporsi panas untuk tahanan dan mengirimkan jalan
sedikit tahanan ( contoh saraf memberikan tahanan kecil dan tulang merupakan tahanan terbesar)
dasar cedera menjadi lebih berat dari cedera yang terlihat.

c. Luka bakar kimia


Terjadi dari tife/kandungan agen penceera, serta konsentrasi dan suhu agen.
d. Luka bakar radiasi
Luka bakar bila terpapar pada bahan radioaktifdosis tinggi ( doenges,E.M 2017)
dan ( long,2016 dalam wijaya dan putri, 2013).
C. Patofisiologi luka bakar

Luka bakar (Combustio) disebabkan oleh pengalihan energy dari suatusumber panas kepada tubuh.


Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasielektromagnetik. Destruksi jaringan terjadi
akibat koagulasi, denaturasi protein atauionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran nafas atas
merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam termasuk organ
visceral dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan
burning agent. Nekrosis dan keganasan organ dapat terjadiKedalaman luka bakar
bergantung pada suhu agen penyebab luka bakar danlamanya kontak dengan agen
tersebut. Pajanan selama 15 menit dengan air panasdengan suhu sebesar 56.1 derajat
celcius. mengakibatkan cidera full thickness yang serupa.Perubahan patofisiologik yang
disebabkan oleh luka bakar yang berat selama awal periode syok luka bakar mencakup
hipoperfusi jaringan dan hipofungsi organ yangterjadi sekunder akibat penurunan curah
jantung dengan diikuti oleh fasehiperdinamik serta hipermetabolik. Kejadian sistemik awal
sesudah luka bakar yang berat adalah ketidakstabilan hemodinamika akibat hilangnya
integritas kapiler dankemudian terjadi perpindahan cairan, natrium serta protein dari ruang
intravaskulerke dalam ruangan interstisial.Curah jantung akan menurun sebelum perubahan
yang signifikan pada volumedarah terlihat dengan jelas. Karena berlanjutnya kehilangan
cairan dan berkurangnya volume vaskuler, maka curah jantung akan terus turun dan terjadi
penurunan tekanan darah. Sebagai respon, sistem saraf simpatik akan
melepaskanketokelamin yang meningkatkan vasokontriksi dan frekuensi denyut
nadi.Selanjutnya vasokonstriksi pembuluh darah perifer menurunkan curah
jantung.Umumnya jumlah kebocoran cairan yang tersebar terjadi dalam 24 hingga 36 jam
pertama sesudah luka bakar dan mencapai puncaknya dalam tempo 6-8 jam.Dengan
terjadinya pemulihan integritas kapiler, syok luka bakar akan menghilangdan cairan mengalir
kembali kedalam kompartemen vaskuler, volume darah akanmeningkat. Karena edema
akan bertambah berat pada luka bakar yang melingkar.Tekanan terhadap pembuluh darah
kecil dan saraf pada ekstremitas distalmenyebabkan obstruksi aliran darah sehingga terjadi

iskemia. Komplikasi inidinamakan sindrom kompartemen.Volume darah yang beredar akan


menurun secara drastis pada saat terjadi syokluka bakar. Kehilangan cairan dapat mencapai
3-5 liter per 24 jam sebelum luka bakar ditutup. Selama syok luka bakar, respon luka bakar
respon kadar natriumserum terhadap resusitasi cairan bervariasi. Biasanya hipnatremia
terjadi segerasetelah terjadinya luka bakar, hiperkalemia akan dijumpai sebagai akibat
destruksisel massif. Hipokalemia dapat terjadi kemudian dengan berpindahnya cairan
dantidak memadainya asupan cairan. Selain itu juga terjadi anemia akibat kerusakan
seldarah merah mengakibatkan nilai hematokrit meninggi karena kehilangan plasma.
Abnormalitas koagulasi yang mencakup trombositopenia dan masa pembekuan sertawaktu
protrombin memanjang juga ditemui pada kasus luka bakar.Kasus luka bakar dapat dijumpai
hipoksia. Pada luka bakar berat, konsumsioksigen oleh jaringan meningkat 2 kali lipat
sebagai akibat hipermetabolisme danrespon lokal. Fungsi renal dapat berubah sebagai
akibat dari berkurangnya volumedarah. Destruksi sel-sel darah merah pada lokasi cidera
akan menghasilkanhemoglobin bebas dalam urin. Bila aliran darah lewat tubulus renal tidak
memadai,hemoglobin dan mioglobin menyumbat tubulus renal sehingga timbul nekrosis
akuttubuler dan gagal ginjal.
Kehilangan integritas kulit diperparah lagi dengan pelepasan faktor-faktorinflamasi yang
abnormal, perubahan immunoglobulin serta komplemen serum,gangguan fungsi neutrofil,
limfositopenia. Imunosupresi membuat pasien luka bakar berisiko tinggi untuk mengalami
sepsis. Hilangnya kulit menyebabkanketidakmampuan pengaturan suhunya. Beberapa jam
pertama pasca luka bakarmenyebabkan suhu tubuh rendah, tetapi pada jam-jam berikutnya
menyebabkanhipertermi yang diakibatkan hipermetabolisme. (Crowin.2013)

D. Komplikasi
Sejumlah komplikasi bisa muncul, dan infeksimerupakan komplikasi yang paling
umum terjadi. Berdasarkan urutan frekuensi terjadinya, mulai dari yang paling sering
sampai yang paling jarang, komplikasi untuk luka bakar dapatmeliputi: pneumonia,
selulit, infeksi saluran kencingdan kegagalan pernafasan.Faktor risiko untuk infeksi
termasuk: luka bakar dengan lebih dari 30% LPB, luka bakar ketebalan lengkap, usia
ekstrim (muda atau tua), atau luka bakar yang terjadi pada kaki atau perineum.
Pneumonia umumnya terjadi pada mereka dengan cederainhalasi.Anemia sekunder
pada luka bakar ketebalan lengkap dengan LPB lebih dari10% sering ditemukan.
Luka bakar karena listrik bisa menyebabkan sindromkompartemenatau
rabdomiolisiskarena kerusakan otot.Penggumpalan darah dalamvena
kakidiperkirakan terjadi pada 6% hingga 25% orang. Keadaan hipermetabolikyang
mungkin tidak sembuh selama bertahun-tahun setelah luka bakar
beratmenyebabkan penurunan kepadatan tulang dan hilangnya massa otot.Keloid
bisaterjadi sebagai akibat dari luka bakar, terutama pada orang yang berusia muda
dan berkulit gelap.Setelah mengalami luka bakar, anak-anak mungkin mengalami
traumadan mengalami gangguan stress paska trauma.Bekas luka juga bisa
mengakibatkangangguan citra tubuh.Di Negara-negara berkembang, luka bakar
parah bisamengakibatkan isolasi sosial, kemiskinan ekstrimdan di kalangan anak-
anak pengucilan.
E. Pemeriksaan penunjang luka bakar
1. Hitung darah lengkap : Hb (Hemoglobin) turun menunjukkan adanya pengeluaran
darah yang banyak sedangkan peningkatan lebih dari 15%mengindikasikan
adanya cedera, pada Ht (Hematokrit) yang meningkatmenunjukkan adanya
kehilangan cairan sedangkan Ht turun dapat terjadisehubungan dengan
kerusakan yang diakibatkan oleh panas terhadap pembuluhdarah.
2. Leukosit : Leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan adanya infeksi
atauinflamasi.
3. GDA (Gas Darah Arteri): Untuk mengetahui adanya kecurigaaan cedera
inhalasi.penurunan tekanan oksigen ( PaO2) atau peningkatan tekanan karbon
dioksida (PaCO2) mungkin terlihat pada retensi karbon monoksida.
4. Elektrolit Serum : Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan
cedera jaringan dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin
menurunkarena kehilangan cairan, hipertermi dapat terjadi saat konservasi ginjal
danhipokalemi dapat terjadi bila mulai diuresis.
5. Natrium Urin : Lebih besar dari 20 mEq/L mengindikasikan kelebihan cair kurang
dari 10 mEqAL menduga ke tidak adekuatan cairan
6. Alkali Fosfat : Peningkatan Alkali Fosfat sehubungan dengan perpindahan
cairaninterstisial atau gangguan pompa, natrium
7. Glukosa Serum : Peninggian Glukosa Serum menunjukkan respon stress.
8. Albumin Serum : Untuk mengetahui adanya kehilangan protein pada edema
cairan.
9. BUN atau Kreatinin : Peninggian menunjukkan penurunan perfusi atau fungsi
ginjal, tetapi kreatinin dapat meningkat karena cedera jaringan.
10. Loop aliran volume : Memberikan pengkajian non-invasif terhadap efek atau
luasnya cedera.
11. EKG : Untuk mengetahui adanya tanda iskemia miokardial atau distritmia.
12. Fotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar.
13. Foto rontgen dada : untuk memastikan cedera inhalasI
14. Scan paru : untuk menentukan luasnya cedera inhalasi
15. Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi.
16. Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap

F. Penatalaksanaan
Tujuan dasar penatalaksanaan adalah untuk membantu proses regenerasi kulitakibat
luka bakar, mengidentifikasi infeksi, serta mengidentifikasi status cairan.Cara yang
biasanya digunakan untuk mengatasi luka bakar adalah :
1.Hidroterapi
Membersikan luka dapat dilakukan dengan cara hidroterapi. Hidroterapi initerdiri dari
merendam dan dengan shower. Tindakan ini dilakukan selama 30menit atau kurang
untuk klien dengan luka bakar akut, dibersihkan secara perlahan atau hati-hati
dengan menggunakan berbagai macam larutan sepertisodium hipokloride, profidon
iodine dan chlorohexidine. Jika hidroterapi tidakdilakukan, maka luka dapat
dibersihkan dan dibilas diatas tempat tidur kliendan ditambahkan dengan
penggunaan zat antimikroba.

2.DebridemenDebridemen luka meliputi pengangkatan eschar. Tindakan ini


dilakukan untukmeningkatkan penyembuhan luka melalui pencegahan proliferasi
bakteri di bagian bawah eschar. Debridemen luka pada luka bakar meliputi
debridementsecara mekanik, debridement enzimatik dan dengan tindakan
pembedahan
3.Obat-obatana.
Antibiotika : Tidak diberikan bila klien datang <6 jam sejak kejadianBila perlu berikan
antibiotika sesuai dengan pola kuman dansesuai hasil kultur.
Analgetik : Kuat (Morfin, petidin)
Antasida : Kalau perlu
DAFTAR PUSTAKA
Abadi, Nur. ( 2012), Jakarta medical service 119 training Division. Jakarta: Royal
palace
Nugroho dan Rahayu. ( 2015). Pengaruh pemberian aloe vera paad pasien luka
bakar.
moenadjatY. 2007. Lukabakar edisi2 Jakarta:BalaipenerbitKUI
sutami,linda.2014. laporan pendahuluan luka bakar

Anda mungkin juga menyukai