hanya
akan
antri,
kalau
sudah
dipaksa
dalam
sistem.
menghargai
keadilan.
Dengan
menyerobot
berarti
kita
bentuk
korupsi.
Hal ini mungkin sudah jadi ciri bangsa ini yang tidak mau tertib & teratur
dan juga tidak tahu malu. Budaya Antri sudah tidak dikenal lagi di
Indonesia , hanya orang - orang yang tahu etika dan beradab yang masih
memakanya. Kenyataan yang jelek bahwa orang Indonesia masih sering
mau menang sendiri dan tidak peduli dengan orang lain apalagi di kotakota besar yang sangat padat dan sudah semakin individualis. Apakah
sebab orang kita dikenal tidak dapat berdisiplin untuk antri? Pertama
tentu karena kesadaran bermasyarakatnya kurang. Kedua, karena rasa
ego yang berlebihan dan ingin cepat dan enak sendiri. Ketiga, karena
bangsa Indonesia terkenal luwes. Padahal syarat mutlak antrian dapat
tertib adalah rasa lugas itu. Yang dulu dilayani duluan, yang kemudian
menyusul. Istilah kerennya First In First Out (FIFO). Biar atasan harus
dilayani belakangan bila sang bawahan datang lebih awal. Antrian yang
lancar memang tak kenal tua-muda, pria-wanita atau kaya-miskin. Anti
diskriminasi. Yang terakhir, lebih aman kalau kita salahkan penjajah
Belanda yang tidak mendidik untuk membiasakan bangsa Indonesia
berantri.
Jalan keluar satu-satunya adalah pendidikan bangsa. Masyarakat harus
dipameri bahwa dengan tertib berantri, segala urusan akan lebih cepat
beres. Kebiasaan untuk berdisiplin antri harus dicanangkan dan sarana
untuk antri harus disediakan di setiap tempat umum. Lengkap dengan
segala sangsinya. Di sekolah-sekolah sejak Taman Kanak-kanak hingga
Perguruan Tinggi perlu ditanamkan bahwa antri adalah suatu kebiasaan
yang harus keluar secara spontan. Cara berebut dan main sodok dianggap
tabu. Dan yang penting rasa paling-kuasa, paling-penting, paling-kuat
atau paling-layak diprioritaskan mesti sedikit demi sedikit dikikis habis.
Kalau perlu dengan menempel stiker-stiker I Love Antri seperti model
anak gaul mengagungkan grup band favoritnya. Antri bukan untuk
mempersulit atau memperlama pelayanan tetapi justru memperlancar.
Solusinya? Banyak cara, tapi yg paling efektif menurut saya harus
dibuatkan jalur untuk orang antri sehingga dia tahu bahwa dia seharusnya
antri dikala sudah semakin banyak orang menunggu. Solusinya: Selama
10 tahun ke depan, setiap hari di setiap kelas, di semua jenis sekolah dan
universitas, juga di semua gereja dan mesjid pada setiap kesempatan
khotbah, harus diajarkan apa itu ngantri. Para kepala kantor pemerintah
dan
swasta,
jenderal,
menteri
dan
kepala
daerah/desa
harus