No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP TanggalTerbit : 2 juni 2016
Halaman :1/2
1. Pengertian Schistosomiasis adalah salah satu penyakit infeksi parasit yang disebabkan
oleh cacing trematoda dari genus schistosoma (blood fluke). Terdapat tiga
spesies cacing trematoda utama yang menjadi penyebab skistosomiasis yaitu
Schistosoma japonicum, schistosoma haematobium dan schistosoma
mansoni. Spesies yang kurang dikenal yaitu Schistosoma mekongi dan
Schistosoma intercalatum. Di Indonesia spesies yang paling sering
ditemukan adalah Schistosoma japanicum khususnya di daerah lembah Napu
dan sekitar danau Lindu di Sulawesi Tengah. Untuk menginfeksi manusia,
Schistosoma memerlukan keong sebagai intermediate host. Penularan
Schistosoma terjadi melalui serkaria yang berkembang dari host dan
menembus kulit pasien dalam air. Skistosomiasis terjadi karena reaksi
imunologis terhadap telur cacing yang terperangkap dalam jaringan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk penatalaksanaan
Skistosomiasis di Puskesmas Tanjung Pati
3. Kebijakan
4. Referensi PERMENKES no 5 tahun 2014
5. Prosedur 1. Anamnesis
Keluhan
a. Pada fase akut, pasien biasanya datang dengan keluhan demam, nyeri
kepala, nyeri tungkai, urtikaria, bronchitis, nyeri abdominal.
Biasanya terdapat riwayat terpapar dengan air misalnya danau atau
sungai 4-8 minggu sebelumnya, yang kemudian berkembang menjadi
ruam kemerahan (pruritic rash).
b. Pada fase kronis, keluhan pasien tergantung pada letak lesi misalnya:
Buang air kecil darah (hematuria), rasa tak nyaman hingga nyeri saat
berkemih, disebabkan oleh urinary schistosomiasis biasanya
disebabkan oleh S. hematobium. Nyeri abdomen dan diare berdarah
biasanya disebabkan oleh intestinal skistosomiasis oleh S. mansoni,
S. Japonicum juga S. Mekongi.
c. Pembesaran perut, kuning pada kulit dan mata disebabkan oleh
hepatosplenic skistosomiasis yang biasanya disebabkan oleh
S.Japonicum.
Faktor Resiko
Orang-orang yang tinggal atau datang berkunjung ke daerah endemik di
sekitar lembah Napu dan Lindu, Sulawesi Tengah dan mempunyai
kebiasaan terpajan dengan air, baik di sawah maupun danau di wilayah
tersebut.
3. Diagnosis
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisis dan juga
penemuan telur cacing pada pemeriksaan tinja dan juga sedimen urine.
Diagnosis Banding:-
4. Penatalaksanaan
a. Pengobatan diberikan dengan dua tujuan yakni untuk
menyembuhkan pasien atau meminimalkan morbiditas dan
mengurangi penyebaran penyakit.
b. Prazikuantel adalah obat pilihan yang diberikan karena dapat
membunuh semua spesies Schistosoma. Walaupun pemberian single
terapi sudah bersifat kuratif, namun pengulangan setelah 2 sampai 4
minggu dapat meningkatkan efektifitas pengobatan.
Rencana Tindak Lanjut
a. Setelah 4 minggu dapat dilakukan pengulangan pengobatan.
b. Pada pasien dengan telur cacing positif dapat dilakukan pemeriksaan
ulang setelah satu bulan untuk memantau keberhasilan pengobatan.
Sarana Prasarana
Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan tinja dan sedimen urine (pada
S.haematobium)