Pengertian
Kortikosteroid adalah suatu kelompok hormon steroid yang dihasilkan di kulit kelenjar
adrenal. Hormon ini berperan pada banyak sistem fisiologis pada tubuh, misalnya tanggapan
terhadap stres, tanggapan sistem kekebalan tubuh, dan pengaturan inflamasi, metabolisme
karbohidrat, pemecahan protein, kadar elektrolit darah, serta tingkah laku.
Kortikosteroid dibagi menjadi 2 kelompok, yakni glukokortikoid (contohnya kortisol) yang
berperan mengendalikan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, juga bersifat anti
inflamasi dengan cara menghambat pelepasan fosfolipid, serta dapat pula menurunkan
kinerja eosinofil. Kelompok lain dari kortikosteroid adalah mineralokortikoid (contohnya
aldosteron), yang berfungsi mengatur kadar elektrolit dan air, dengan cara penahanan garam
di ginjal.
Pemberian kortikosteroid dosis tinggi dapat menyebabkan sindrom Cushing dengan gejala-
gejala moon face, berat badan naik, otot lemah terutama bahu dan pinggul, dll, , striae dan
acne yang dapat pulih (reversibel) bila terapi dihentikan, tetapi cara menghentikan terapi
harus dengan menurunkan dosis secara bertahap (tappering-off) untuk menghindari
terjadinya insufisiensi adrenal akut. Pada anak, penggunaan kortikosteroid dapat
menghambat pertumbuhan dan dapat mempengaruhi perkembangan pubertas. Oleh karena itu
penting untuk menggunakan dosis efektif terrendah, pemberian secara berselang sehari dapat
membatasi efek penurunan perkembangan anak
Kortikosteroid yang dibentuk secara alami, hidrokortison (Cortef) dan kortison, diproduksi
oleh bagian terluar dari kelenjar adrenal yang dikenal sebagai korteks (sehingga disebut
kortikosteroid). Kortikosteroid diklasifikasikan sebagai:
1. Glukokortikoid
Glukokortikoid mempengaruhi metabolism karbohidrat, protein dan lemak serta aktivitas
sel darah dan otot. Kortisol, glukokortikoid utama, memiliki efek antiinflamasi, antialegi
dan anti stress. Glukokortikoid dipakai untuk mengobati banyak penyakit dan masalah
kesehatan. Efek samping glukokortikoid antara lain diabetes dan osteoporosis, yang
berbahaya, terutama pada lanjut usia, dapat terjadi fraktur osteoporotik pada tulang
pinggul dan tulang belakang. Selain itu, pemberian dosis tinggi dapat mengakibatkan
nekrosis avaskular pada kepala femur.
Obat Glukokortikoid
a. Prednisone
Dewasa : oral : 5-60 mg/hari dalam dosis terbagi. Anak : Oral : 0,1-0,15
mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi 2-4
Antiinflamasi atau imunosupresif. Glukokortikoid oral, merupakan obat pilihan.
Perhatian khusus pada kondisi : Tukak lambung, hipertensi aktif,, gangguan
neurologic, gangguan hati & ginjal, DM.
b. Dexamethasone
Dewasa : oral : 0, 25-4 mg, 2-4 kali sehari . IV : 1-6 mg/kg BB Aerosol : 3 puff,
2-4 kali sehari
antiinflamasi yang kuat. Untuk gangguan alergi akut, serangan asma, udema
serebral, shock dan chusing syndrome. Efek samping : Retensi cairan & elektrolit,
meningkatkan kemungkinan infeksi
c. Metilprednisolon
Dewasa : Oral : 4-48 mg/ hari dalam dosis terbagi 4, IM/IV : 10-250 mg setiap 4-
6 jam
Pertimbangan pemakaian pada Antiinflamasi atau imunosupresif
d. Triamsinolon
Dewasa : sehari 4-48 mg sehari dalam dosis terbagi 2-4 . Inhalasi: 2 puff
Antiinflamasi atau imunosupresif. Preparat dapat disuntikkan pada sendi dan
jaringan lunak.
2. Minerallokortikoid
Mineralokortikoid merupakan type kedua kortikosteroid, mensekresi aldosteron.
Hormon ini mempertahankan keseimbangan cairan dengan meningkatkan penyerapan
natrium dari tubulus ginjal. Natrium menarik air , menyebabkan retensi air. Jika
terjadi hipovolemia, sekresi aldosteron akan ditingkatkan. Dengan reabsorbsi natrium,
kalium akan dikeluarkan dan mengakibatkan terjadinya hipokalemia. Defisiensi
minerallo kortikoid biasanya terjadi dengan defisiensi glukokortikoid, seringkali
disebut defisiensi kortikosteroid. Fludokortison merupakan suatu minerallokortikoid
oral yang dapat diberikan bersamaan dengan glukokortikoid. Obat ini dapat
menyebabkan suatu keseimbangan negative nitrogen, sehingga biasanya diperlukan
diet tinggi protein. Karena pemakaian minerallo dan glukokortikoid terjadi ekskresi
kalium, maka kadar kalium harus dipantau
Kortikosteroid sintetis meniru fungsi kortikosteroid yang terjadi secara alami dan dapat
digunakan untuk menggantikan kortikosteroid pada orang dengan kelenjar adrenal yang tidak
dapat menghasilkan jumlah kortikosteroid yang cukup. Namun, mereka lebih sering
digunakan dalam dosis yang tinggi untuk mengobati penyakit kekebalan tubuh yang bekerja
terlalu berlebihan, dan peradangan atau gangguan keseimbangan garam dan air.
Beberapa glukokortikoid juga di samping digunakan sebagai anti radang, memiliki sifat
penahan garam tetapi kebanyakan digunakan untuk efek anti-inflamasi. Fludrocortisone
(Florinef), mineralokortikoid sintetis memiliki efek penahan garam yang kuat dengan efek
anti-radang yang signifikan, dan digunakan sebagian besar untuk menjaga keseimbangan
garam dan air di dalam tubuh.
C. Manfaat kortikosteroid
a. lupus sistemik
b. Psoriasis berat
c. Leukemia
d. Limfoma
e. Purpura thrombocytopenic idiopatik
f. Anemia hemolitik autoimun
Kortikosteroid ini juga digunakan untuk menekan sistem kekebalan dan mencegah
penolakan pada orang yang menjalani transplantasi organ serta kondisi lainnya.
3. Prednisolone
Tablet untuk orang dewasa: dosis awal 5-7,5 mg per hari disesuaikan dengan
kebutuhan.
Salep untuk orang dewasa: ambil secukupnya dengan ujung jari, lalu oleskan secara
merata ke daerah yang ingin diobati.
4. Dexamethasone
a. Untuk peradangan
Oral untuk orang dewasa: 0,75-9 mg per hari dibagi menjadi 2-4 kali pemberian.
b. Untuk peradangan sendi
Cairan suntik untuk orang dewasa: 0,8-4 mg tergantung dari ukuran daerah sendi
yang meradang. Kemudian, untuk suntik jaringan lunak sebanyak 2-6 mg dan bisa
diulang tiap 3 hari - 3 minggu.