TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rancangan Penelitian Deskriptif
a. Pengertian Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif tidak memerlukan administrasi dan pengontrolan
terhadap perlakuan. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji
hipotesis tertentu, karena penelitian deskriptif biasanya hanya dilibatkan satu
variabel saja sehingga cenderung tidak dimaksudkan untuk mengungkapkan
hubungan antar variabel. Oleh karena itu, dalam penelitian deskriptif peneliti
peneliti tidak bermaksud untuk menguji hipotesis tertentu. tetapi hanya
menggambarkan apa adanya tentang sesuatu variabel, gejala atau
keadaan. Memang ada kalanya dalam penelitian ini juga membuktikan
dugaan tetapi tidak terlalu lazim. Yang umumnya adalah bahwa penelitian
deskriptif tidak tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis (Arikunto,
2010:234).
Menurut (Hidayat, 2007: 53), rancangan penelitian deskriptif
bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkanmasalah penelitian yang
terjadi berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial,
ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup), dan lainlain. Atau dengan kata lain, rancangan ini mendeskripsikan seperangkat
peristiwa atau kondisi populasi saat itu. Deskripsi tersebut dapat terjadi pada
lingkungan individu disuatu daerah tertentu, atau lingkup kelompok pada
masyarakat di daerah tertentu. Penelitia ini dapat bersifat kuantitati dan
dapat juga kualitatif.
Contoh :
Seorang peneliti ingin meneliti terhadap masalah perilaku pemberian
ASI pada ibu menyusui yang tinggal didaerah A
Apabila rancangan deskripsi ingin dibuat caranya adalah sebagai berikut:
a. Deskripsikan atau gambarkan perilaku pemberian ASI, ke dalam kategori
perilaku baik, cukup, atau kurang.
b. Deskripsikan perilaku pemberian ASI berdasarkan kategori umur, sosial
ekonomi, pekerjaan, pengetahuan, dan lain-lain.
Peneliti mulai
dari sini
Mendeskripsikan
perilaku, misalnya:
- Baik
- Cukup
- kurang
Menentukan
variabel
penelitian
(perilaku
pemberian
ASI
Menentukan
subjek penelitian
(ibu menyusui)
Melakukan
pengukuran/
pengamatan
pada variabel
Mendeskripsikan
perilaku pemberian
ASI berdasarkan:
Ekonomi
Pekerjaan
Umur
Sosial
pengetahuan
dan
lebih
menekankan
pada
data
faktual
dari
pada
penyimpulannya.
Contoh:
Penelitian tentang pelaksanaan CBSA dalam bidang studi IPA di SD
Berdasarkan contoh diatas, penelitian tersebut hanya dimaksudkan
untuk mendeskripsikan variabel pelaksanaan CBSA. Aspek dari pelaksanaan
CBSA sendiri dapat berupa kegiatan guru, kegiatan siswa, media yang
digunakan, dan lainnya, tanpa menghubungkannya dengan variabel lain
hanya menaruh perhatian pada pendeskripsian suatu variabel saja.
Menurut (Sugiono, 2013:199), statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud
membuat
kesimpulan
yang
berlaku
untuk
umum
atau
b)
Setiap
informasi
dikaji
lebih
lanjut
untuk
menunjukan
perubahan,
perlakuan
guru
harus
lebih
pengembangan
mempelajari
karakteristik
individu
dan
tersebut dalam studi ini sampenya adalah semua subjek dikelas tersebut,
dan oleh karna itu memungkinkan dapat dilaksanakan oleh guru sebagai
peneliti.
Kelemahan studi ini adalah menuntut biaya, tenaga, dan sumbersumber yang cukup besar, sebab dilaksanakan dalam waktu yang cukup
lama. Demikian pula mempelajari perkembangan individu cukup sulit,
sebab dalam pertumbuhan dan perkembangannya individu berinteraksi
dengan lingkungannya sehingga banya faktor yang berpengaruh terhadap
kemampuan yang sedang dipelajari oleh peneliti .
contoh
dari
studi
longitudinal
keterampilan
sebab
terjadi
sample
dalam
studi
sangat
bervariasi
pendidikan
termasuk
kepentingan
perumusan
kebijaksaan
sample
survei.
Survei
biasannnya
mengungkapkan
survei
dalam
pendidikan
banyak
manfaatnya
baik
untuk
6) Studi korelasi
Seperti halnya survei metode deskriptif lainnya yang sering
digunakan adalah studi korelasi. Studi ini mempelajari hubungan dua
variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi variabel berhubungan dengan
variasi dalam variabel lain. Korelasi dapat menghasilkan dan menguji
hipotesi mengenai hubungan antara variabel atau untuk menyatakan besar
kecilnya hubungan kedua variabel. Misalnya penelitian dengan kemampuan
belajar. Semua variabel yang ada kaitannya dengan kemampuan mengajar,
diukur lalu dihitung koefisiennya korelasinya yang bertujuan untuk melihat
besar kecilnya derajat hubungan tidak dikaitkan dengan hipotesis misalnya
peneliti ingin mengetahui ada tidak korelasi antara prestasi belajar
matematika dengan prestasi belajar IPA.
Peneliti mengukur subjek yang sama pada waktu yang sama hasilnya
dihitung dikorelasikan. Jika ternyata menunjukan korelasi, maka dapat
disimpulkan bahwa
prestasi
belajar
matematika
mempunyai
derajat
hubungan dengan prestasi IPA pada saat penelitian dilakukan. Namun belum
tentu pada saat lain akan berkolerasi yang sama.
Indeks korelasi bergerak dari 1 + 1 jika koefisien menghasilkan
angka atau bilangan negatif, artinya terdapat korelasi negatif atau
berbanding terbalik. Misalnya prestasi belajar matematika tinggi diikuti oleh
prestasi belajar IPA yang rendah. Namun indeks bilangan positif, berarti ada
korelasi fositif atau bentuk banding lurus. Artinya, bila prestasi Matematika
tinggi diikuti dan prestasi IPA yang tinggi pula. Indeks korelasi bilangan satu.
Studi korelasi merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antar dua variabel atau beberapa
variabel. Dengan teknik korelasi seorang peneliti dapat mengetahui
hubungan variasi dalam sebuah variabel dengan variabel lain.
Contoh:
-
10
yakni
pengajuan
pertanyan-pertanyaan
penelitian
yang
11
untuk
menjawab
pertanyaan
penelitian.
Dalam
penelitian
12
13
korfisien korelasi. Variasi yang kecil pada sekor akan menghasilkan koefisien
korelasi yang lebih kecil dibandingkan dengan variasi sekor yang besar.
Menurut Dirjen dikti 1981 dalam (suryana, 2010:19),penelitian
korelasional bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi-variasi pada suatu
faktor berkaitan dengan variasi-variasi faktor lain berdasarkan koefisien
korelasi.
Contoh: studi tentang hubungan antara pola belajar dengan prestasi belajar.
Ada beberapa Langkah-langkah dalam penelitian korelasional
diantaranya sebagai berikut::
1. mengidentifikasi dan merumuskan masalah
2. melakukan studi pustaka dalam rangka pendalaman teori
3. Merancang pendekatan yang akan digunakan termasuk mengidentifikasi
variabel yang relevan dan menenukan subjek penelitian.
4. Menyusun instrumen penelitian dan memilih metode korelasional yang
relevan.
5. Mengumpulkan data
6. Menganalisis data dan interpretasi
7. Dan menarik kesimpulan dan saran, serta implikasinya.
2.3 Rancangan Penelitian Historis
a. Pengertian Penelitian Historis
Secara umum penelitian historis merupakan penelaahan dokumen
serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan
dilaksanakan secara sistematis. Dengan mempelajari sesuatu yang telah
lampau para sejarawan pendidik berharap dapat memahami praktik
pendidikan dengan lebih baik
14
saja ditambah atau dikurangi berdasarkan atas latar belakang pribadinya itu
(Arikunto, 2010:252-253).
Menurut Dirjen dikti 1981 dalam (suryana, 2010:18-20), metode
historis (merekonstruksi), yaitu suatu metode penelitian yang meneliti
sesuatu yang terjadi dimasa lampau. Dalam penerapannya, metode ini dapat
dilakukan dengan suatu bentuk studi yang bersifat komparatif-historis,
yuridis, dan bibliografik. Penelitian historis bertujuan untuk membuat
rekonstruksi masa lampau, secara sistematis dan objektif dengan cara
mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi dan mensintesiskan buktibukti untuk menegakkan fakta-fakta dan bukti-bukti guna memperoleh
kesimpulan yang akurat.
Contoh: studi tentang praktek Bawon dipulau jawa.
Menurut (Sudjana & Ibrahim, 1989: 81), penelitian historis adalah
usaha mempelajari dan menggali peristiwa-peristiwa masa lampau. Dalam
penelitian ini peneliti dituntut menemukan fakta, menilai dan menafsirkan
fakta yang diperolehnya secara sistematik objektif untuk memahami masa
lampau, temuan masa lampau tersebut dapat dijadikan bahan untuk masa
sekarang dan meramalkan peristiwa yang akan datang. Dalam
bidang
15
keempat
berhubungan
dengan
minat
peneliti
untuk
16
17
peneliti perlu
bagi
orang
awam.
Dokumen,
data
kuantitatif
dan
18
menyadari
19