Anda di halaman 1dari 5

Berbicara tentang evaluasi, maka beberapa dari kita akan terbersit

tentang penilaian diakhir. Mengartikan evaluasi sebagai penilaian diakhir


bukanlah suatu hal yang salah. Hanya saja evaluasi jauh lebih luas dari
penilaian diakhir. Biasanya di dalam evaluasi terdapat istilah-istilah yang
mengiringinya, diantaranya tes, pengukuran (measurement), penilaian
(assessment) dan evaluasi itu sendiri. Kesemua istilah-istilah tersebut
memiliki definisi yang hampir sama dan saling terkait satu dengan yang
lainnya. Untuk lebih mengetahui istilah evaluasi, asesmen, dan tes,
berikut ini akan ada beberapa definisi dari para ahli mengenai istilahistilah tersebut.
A. Definisi Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat
alternatif-alternatif keputusan (Mehrens & Lehmann, 1978:5).
Komite Studi Nasional tentang evaluasi (National Study Committee
on Evaluation) dari UCLA (Stark & Thomas, 1994: 12). Evaluasi
merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan,
analisis, dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program
selanjutnya.

Evaluasi adalah proses membuat judgment untuk memutuskan


tentang manfaat pendekatan tertentu atau hasil pekerjaan siswa
(Richard I. Arends, 2008: 217).

Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk


mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan
menyajikan informasi tentang suatu program untuk dapat
digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan
maupun menyusun program selanjutnya (S. Eko Putro Widoyoko,
2012: 6).

Dari beberapa definisi diatas maka untuk lebih mudahnya disimpulkan


bahwa, evaluasi adalah keseluruhan proses yang sistematis dan
berkelanjutan untuk membuat keputusan program berdasarkan sajian
informasi yang telah terkumpul. Dengan demikian evaluasi tersebut
merupakan proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh
informasi atau data yang kemudian dicoba membuat keputusan. Dalam

melakukan evaluasi, evaluator pada tahap awal harus menentukan fokus


yang akan dievaluasi dan desain yang akan digunakan.
B. Definisi Asesmen
Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi tentang siswa dan
kelas untuk maksud-maksud pengambilan keputusan instruksional
(Richard I. Arends, 2008: 217).
Asesmen berarti proses pengumpulan informasi. Untuk guru,
asesmen dilakukan sebagai tujuan memutuskan keterampilan
mengajar (James A. Poteet, 1987, 6).

Asesmen adalah proses pengumpulan informasi dengan


mempergunakan alat dan teknik yang sesuai, untuk membuat
keputusan pendidikan berkenaan dengan penempatan dan program
pendidikan bagi siswa tertentu (Djadja Rahardja).

Asesmen atau penilaian diartikan sebagai kegiatan menafsirkan


data hasil pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan
tertentu (S. Eko Putro Widoyoko, 2012: 3).

Maka disimpulkan bahwa asesmen adalah proses mengumpulkan


informasi tentang objek (murid) dengan menggunakan alat dan teknik
yang sesuai untuk membuat penilaian atau keputusan mengenai objek
tersebut. Berdasarkan kesimpulan definisi asesmen tersebut, maka untuk
melakukan asesmen diperlukan suatu alat atau instrumen dan teknik
sebagai pengumpul informasi dan pertimbangan penilaian mengenai
objek.
C. Definisi Tes
Alat atau instrumen untuk asesmen tersebut yang dinamakan sebagai tes.
Tes yang digunakan adalah untuk alat ukur dan informasi mengenai objek.
Berikut ini adalah beberapa definisi ahli mengenai istilah tes tersebut.
Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya
kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons
seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan (Djemari Mardapi,
2008: 67).
Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara
dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Suharsimi Arikunto,
2011, 53).

Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu


alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek (S.
Eko Putro Widoyoko, 2012: 2).

Dari beberapa definisi tentang tes, maka disimpulkan bahwa tes adalah
suatu cara atau alat (instrumen) dan teknik yang digunakan untuk
mendapatkan informasi objek (murid) yang berbentuk suatu tugas dengan
aturan tertentu. Maka dari definisi tes tersebut fungsi dari tes adalah
sebagai alat ukur dan pengumpul informasi untuk asesmen dan evaluasi.

Hasil dari tes tersebut berupa pengukuran dan umumnya mendapatkan


informasi secara kuantitatif. Informasi kuantitatif diolah kembali untuk
penilaian atau asesmen. Umumnya informasi hasil dari asesmen bersifat
kualitatif atau deskripsi mengenai objek yang di asesmen. Dan dari hasil
asesmen akan ada suatu keputusan untuk evaluasi objek berdasarkan
tujuan yang telah difokuskan.
Antara asesmen dan evaluasi memiliki persamaan dan perbedaan.
Disebutkan bahwa keduanya mempunyai pengertian untuk membuat
keputusan dan menilai suatu objek. Dan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi pada keduannya dapat berupa tes. Sedangkan
perbedaannya terletak pada ruang lingkup pelaksanaannya. Ruang
lingkup asesmen lebih sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah
satu komponen atau aspek, seperti prestasi belajar murid. Sedangkan
ruang lingkup evaluasi lebih luas, mencakup semua komponen dalam
suatu sistem, seperti sistem pendidikan, sistem kurikulum dan sistem
pembelajaran (Zainal Arifin, 2012: 7).
Selain perbedaan pada ruang lingkup antara asesmen dan evaluasi. Ada
pula perbedaan antara keduanya dalam pelaksanaan penilaiannya. Pada
asesmen pelaksanaan penilaian biasanya dilakukan dalam konteks
internal, dan untuk evaluasi pelaksanaannya tidak hanya pihak internal
tetapi juga pihak eksternal (Zainal Arifin, 2012: 7, 8). Contoh pelaksanaan
asesmen seperti seorang guru menilai prestasi belajar pada pelajaran
tertentu, guru tersebut adalah orang atau pihak internal yang menjadi
bagian dalam proses pembelajaran yang bersangkutan. Dan contoh untuk
pelaksanaan evaluasi, seperti konsultan mengevaluasi program atau
kurikulum.
Berikut ini adalah sebuah ilustrasi yang mungkin akan mempermudah
dalam pemaknaan evaluasi, asesmen, dan tes.
Bu Elin ingin mengetahui apakah murid-muridnya sudah menguasai
kompetensi dasar dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Untuk itu, Bu Elin memberikan tes tertulis dalam bentuk
objektif pilihan ganda sebanyak 50 soal kepada murid-muridnya (artinya
Bu Elin sudah menggunakan tes). Selanjutnya, Bu Elin memeriksa lembar
jawaban murid-muridnya sesuai dengan kunci jawaban, kemudian sesuai
dengan rumus tertentu dihitung skor mentahnya. Hasil skor mentah yang
diperoleh murid-muridnya sangat bervariasi, ada yang memperoleh skor
25, 36, 44, 47, dan seterusnya (sudah terjadi pengukuran). Angka atau
skor-skor tersebut tentu belum mempunyai nilai/makna dan arti apa-apa
maka perlu disintesiskan atau ditafsirkan. Untuk memperoleh nilai dan arti
dari setiap skor tersebut, Bu Elin melakukan pengolahan skor dengan
pendekatan tertentu. Hasil pengolahan dan penafsiran dalam skala nilai 0
sampai 10 menunjukan bahwa skor 25 memperoleh nilai 5 (artinya tidak
menguasai), skor 36 memperoleh nilai 6 (artinya cukup menguasai), skor
44 memperoleh nilai 8 (artinya menguasai), skor 47 memperoleh nilai 9

(artinya sangat menguasai). Sampai sini sudah terjadi proses asesmen


atau penilaian
Ilustrasi tersebut adalah contoh dalam ruang lingkup penilaian hasil
belajar pada pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jika Bu Elin
menilai seluruh komponen pembelajaran (media, materi, sampai
kurikulum), maka terjadi evaluasi.
Dari paparan penjelasan dan ilustrasi di atas maka cukup jelas bahwa
asesmen adalah bagian dari evaluasi. Untuk dapat melakukan asesmen
dan evaluasi diperlukan informasi-informasi mengenai objek yang akan di
asesmen dan di evaluasi. Informasi-informasi tersebut didapat dari tes
yang diberikan kepada objek. Tes itulah yang digunakan sebagai alat
pengukuran untuk memperoleh informasi.
Asesmen bagian dari evaluasi dikarenakan asesmen adalah proses
mengumpulkan informasi tentang objek untuk membuat penilaian atau
keputusan mengenai objek tersebut. Dan evaluasi adalah keseluruhan
proses sistematis yang di dalamnya ada proses merencanakan,
memperoleh, dan menyediakan informasi untuk membuat keputusan
berdasarkan sajian informasi yang telah terkumpul. Peran dari asesmen
tersebut adalah untuk mengumpulkan informasi pada perbagian
karakteristik objek yang di nilai. Maka ruang lingkup dan pelaksanaan
asesmen itu terbatas karena asesmen menilai pada perbagian
karakteristik objek. Sedangkan evaluasi, menilai keseluruhan dari
informasi-informasi yang didapat pada tahapan asesmen.
Contoh ingin melakukan evaluasi hasil belajar, maka informasi yang
dibutuhkan adalah hasil belajar pada tiap-tiap mata pelajaran yang telah
dipelajari (misalkan: Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS). Lakukan
asesmen pada Bahasa Indonesia, asesmen pada Matematika, asesmen
pada IPA, asesmen pada IPS. Ke-empat informasi asesmen mata pelajaran
tersebut digunakan untuk menilai atau mengevaluasi hasil belajar.
Sehingga mendapatkan sebuah keputusan mengenai evaluasi hasil
belajar.

DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard I (2008). Learning To Teach Belajar untuk Mengajar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arifin, Zainal (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda


Karya.
Purwanto, M. Ngalim (2009). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Suwandi, Sarwiji (2010). Model Asesmen dalam Pembelajaran. Surakarta:
Yuma Pustaka.
Widoyoko, S. Eko Putro (2012). Evaluasi Program Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

Anda mungkin juga menyukai