Anda di halaman 1dari 19

ILMU BEDAH UMUM VETERINER

BENANG DAN JARUM OPERASI

OLEH:
JESSY FILOMENA F. B. 1809511046
BRAVANASTA GLORY R. U. 1809511047
KOMANG AYU TRIANA S. 1809511049
FERDY OLGA SAPUTRA 1809511050
M. FARHAN AL MA’ARIF 1809511051
NUR BAITI 1809511052
NABILAH RIZKY AMALIA 1809511055
MAHARANI LISNA W. 1809611056

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan kasih karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan paper yang berjudul
“Benang dan Jarum Operasi” ini dengan baik. Tulisan ini dibuat bertujuan untuk
menyelesaikan tugas dari mata kuliah Ilmu Bedah Umum Veteriner dan menambah
ilmu pengetahuan dan wawasan bagi para pembacanya.

Tak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam pembuatan tulisan ini, sehingga tulisan ini dapat selesai
dengan baik dan tepat pada waktunya. Kami sadar, bahwa tulisan ini masih jauh
dari kata sempurna, untuk itu kami sebagai penulis menerima dengan lapang dada
segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun. Nantinya semua kritik dan
saran yang diberikan tersebut akan kami gunakan sebagai pedoman dan acuan
dalam pembuatan tulisan kedepannya.

Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dan dapat
menambah wawasan bagi para pembacanya. Sekali lagi, kami ucapkan banyak
terima kasih.

Denpasar, 5 Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... v
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... v
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... v
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 1
2.1 Pengertian Jarum Bedah ................................................................................. 1
2.2 Pangkal Jarum Bedah ..................................................................................... 1
2.3 Jarum Operasi ................................................................................................. 2
2.4 Pengertian benang operasi .............................................................................. 5
2.5 Ukuran benang operasi ................................................................................... 5
2.6 Jenis Benang Operasi ..................................................................................... 6
2.6.1 Benang Absorbable .................................................................................. 6
2.6.2 Benang Non-Absorbable.......................................................................... 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 12
3.2 Saran ............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tipe pangkal jarum, eyed end (kiri) dan swaged end (kanan) ............... 2
Gambar 2. Komponen dasar jarum operasi .............................................................. 2
Gambar 3. pangkal jarum operasi ............................................................................ 3
Gambar 4. Bentuk badan jarum lurus atau melingkar (1/4, 5/8, ½, 3/8). ................ 3
Gambar 5. ujung jarum operasi ................................................................................ 4
Gambar 6. Chromic Catgut. .................................................................................... 7
Gambar 7. Polyglactin 910....................................................................................... 7
Gambar 8. Polyglycolic Acid. .................................................................................. 8
Gambar 9. Linen....................................................................................................... 9
Gambar 10. Sutera. ................................................................................................... 9
Gambar 11. Polypropylene..................................................................................... 10
Gambar 12. Nylon .................................................................................................. 10
Gambar 13. Polyester ............................................................................................. 11
Gambar 14. Steel Wire. .......................................................................................... 11

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengenalan alat-alat merupakan hal penting dilakukan untuk menjamin
keselamatan kerja saat melaksanakan tindakan operasi dalam dunia kedokteran.
Pengenalan alat merupakan hal yang dilakukan sebelum melakukan operasi
secara langsung. Pentingnya dilakukan pengenalan bertujuan agar operasi dapat
berjalan dengan lancar, karena dengan mengenal alat, kita dapat mengetahui
fungsi masing-masing bagian dari alat tersebut, serta cara pengeoperasian atau
penggunaan alat-alat secara benar sehingga kesalahan prosedur dalam tindak
operasi dapat diminimalisir sedikit mungkin. Alat bedah merupakan alat yang
dirancang untuk digunakan dalam kegiatan pembedahan, seperti membedah
hewan, manusia, dan sebagainya. Jarum bedah dan benang operasi merupakan
alat bedah yang paling mendasar diperlukan dalam ilmu bedah minor.
Pemakaiannya untuk teknik penjahitan atau penggabungan jaringan bekas
operasi telah banyak diketahui sejak berabad-abad silam. Dengan ditemukannya
teknik penjahitan ini luka operasi dapat ditutup kembali dan dapat
menghentikan pendarahan.

Dengan demikian sangatlah penting bagi seorang dokter untuk


mengetahui macam-macam jenis benang dan jarum bedah tersebut serta
penggunaannya secara klinis sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
menggunakan jenis-jenis jarum dan benang bedah tersebut dalam kegiatan
klinis sehari-hari.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka melalui makalah


ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai alat-alat bedah yaitu jarum dan benang
bedah dalam dunia kedokteran, mencakup defisini, tujuan, dan jenis-jenisnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dan kegunaan jarum bedah?
2. Apa saja macam-macam mata jarum bedah?
3. Bagaimana bentuk ujung dan badan jarum bedah?
4. Apa pengertian dan kegunaan benang operasi?

v
5. Bagaimana ukuran benang operasi?
6. Apa saja jenis-jenis benang operasi?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dan kegunaan jarum bedah


2. Mengetahui macam-macam mata jarum bedah
3. Mengetahui bentuk ujung dan badan jarum bedah
4. Mengetahui pengertian dan kegunaan benang operasi
5. Mengetahui ukuran benang operasi
6. Mengetahui jenis-jenis benang operasi

vi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Jarum Bedah
Jarum bedah (surgical needle) adalah jarum yang digunakan untuk
menjahit luka, umumnya luka operasi. Jarum bedah banyak jenisnya dan dapat
dibedakan berdasarkan ujung jarung atau ukurannya. Pemilihan jarum bedah
dilakukan berdasarkan jenis jaringan yang akan dijahit (ketebalan, elastisitas,
kekuatan), topografi luka (dalam atau dangkal), dan tipe jarum bedah (ujung,
badan, diameter).

Jarum jahit tersedia dalam berbagai bentuk, diameter, dan ukuran. Secara
umum, jarum jahit terdiri atas tiga bagian, yaitu needle point, needle body, dan
attachment end. Needle point berbentuk tajam dan berfungsi untuk penetrasi ke
dalam jaringan. Body merupakan bagian tengah dari jarum jahit. Sedangkan
attachment end merupakan bagian tempat menempelnya benang. Jarum jahit
digunakan untuk menutup luka insisi pada mukosa dan biasanya berbentuk
round atau triangular. Jarum jahit biasanya terbuat dari bahan besi tahan karat
(stainless steel) yang kuat dan fleksibel.

Jarum jahit memiliki bentuk dan jenis yang beragam seperti straight
needle, curved needle, eyed needle, dan eyeless needle. Selain itu jarum jahit
juga tersedia dalam berbagai ukuran, yaitu 1/4, 3/8, 1/2, dan 5/8. Jenis jarum
jahit yang paling sering digunakan dalam bidang kedokteran adalah curved
(circle) needle dengan ukuran 3/8 dan 1/2.

Tiga komponen dasar dari jarum bedah yang digunakan untuk


membedakan jarum bedah adalah pangkal jarum (pangkal yang menyatu dengan
benang, pangkal berlubang), badan, dan ujung jarum.

2.2 Pangkal Jarum Bedah


Pangkal jarum terdiri dari dua jenis, yaitu eyed end dan swaged end. Tipe
eyed end memiliki bentuk yang mirip dengan mata jarum jahit rumah tangga.
Bentuknya bervariasi yaitu bulat, persegi, atau lonjong. Jarum bermata (eyed
needle) murah dan dapat digunakan kembali tetapi kurang efisien, memerlukan
threading (penguntaian benang) dan menyebabkan lebih banyak trauma

1
jaringan (Kladakis, 2014). Selain itu, penggunaan eyed needle yang berulang-
ulang menyebabkannya menjadi tumpul, sehingga semakin sulit untuk
digunakan. Jarum swaged (swaged needle) menawarkan banyak keuntungan.
Benang dipasang atau dikerutkan ke ujung jarum, menjadikannya satu unit
kontinu. Jarum yang tertekuk membentuk unit yang berkesinambungan dengan
benang jahitan, menyebabkan lebih sedikit trauma jaringan, tajam dan lebih
mudah digunakan tetapi lebih mahal dan hanya dapat digunakan sekali
(Kladakis, 2014). Bentuk pangkal jarum seperti ini dimaksudkan untuk sekali
penggunaan, sehingga menghilangkan masalah seperti tumpulya jarum (jarum
potong), kerusakan, atau kontaminasi

Gambar 1. Tipe pangkal jarum, eyed end (kiri) dan swaged end (kanan)
2.3 Jarum Operasi
Tiga komponen dasar dari jarum operasi yang digunakan untuk
membedakan jarum operasi adalah pangkal jarum (pangkal yang menyatu
dengan benang, pangkal berlubang), badan, dan ujung jarum (Gambar 2).

Gambar 2. Komponen dasar jarum operasi


Bagian pangkal jarum (Eye needle) adalah bagian penghubung antar jarum dan
benang operasi.

2
1. Closed eye needle: benang diikat dengan jarum melalui mata selama
operasi. Metode ini ekonomis karena jarum dapat digunakan kembali,
namun ketajamannya akan berkurang dalam kasus ini dan lubang besar dan
lebih banyak kerusakan jaringan dapat disebabkan karena lewatnya jahitan
untai ganda dan menariknya melalui jaringan menyebabkan lebih banyak
trauma jaringan, itulah mengapa jarum ini disebut “traumatic”.
2. Eyeless needle (Swage): benang langsung dipasang ke jarum oleh pabrikan.
Jarum memiliki lubang atau saluran yang terbentuk di ujungnya, lubang
tersebut dibor dengan laser untuk memberikan transisi yang lebih mulus
dengan jahitan. Dengan demikian, benang operaso mengikuti jarum melalui
jaringan tanpa menyebabkan cedera jaringan, dan ketebalan jarum dan
jahitan kurang dari satu mata, itulah mengapa jarum ini disebut
"atraumatic".

Gambar 3. pangkal jarum operasi

Gambar 4. Bentuk badan jarum lurus atau melingkar (1/4, 5/8, ½, 3/8).

3
Ujung jarum operasi ada yang tajam berbentuk segitiga atau berbentuk
bulat, seperti pada Gambar 5.

Gambar 5. ujung jarum operasi


1. Taper-point needle: Jarum ini dirancang untuk memberikan penetrasi yang
baik ke jaringan lunak, setelah jarum melewati jaringan jaringan menutup
rapat di sekitar bahan jahitan yang membentuk garis jahitan anti bocor. Posisi
penahan jarum berada di antara titik jarum dan area pemasangan. Posisi ini
memberikan stabilitas yang lebih baik pada penahan jarum. Tersedia dengan
diameter yang lebar, diameter yang lebih halus baik untuk jaringan yang
lebih lunak seperti gastrointestinal dan vaskular, Diameter tinggi baik untuk
jaringan yang lebih keras seperti otot.
2. Taper-cut needle: Jarum ini seperti dua jarum dalam satu dengan tubuh bulat
untuk mengurangi trauma pada luka dan dengan ujung pemotongan untuk
meningkatkan penetrasi dan ujung pemotongan terbatas pada ujung jarum,
mereka tidak disarankan untuk menjahit kulit.
3. Regular: Jarum ini Memiliki bentuk segitiga seperti pemotongan terbalik
tetapi puncak segitiga di sisi dalam kurva cekung, cocok untuk sebagian
besar tujuan yang biasanya diterapkan pada kulit, ligamen, rongga hidung,
tendon dan oral.
4. Reverse cutting needle: Jarum ini berbentuk segitiga, apeks segitiga di sisi
luar lengkung cekung, dengan ujung lancip di bagian luar kelengkungan
membantu memotong luka dengan tiga sisi di sisinya, digunakan khusus

4
untuk jaringan yang keras dan standar penetrasi seperti kulit, tendon.
selubung, atau mukosa mulut dan ligamen.
5. Spatula needle: Jarum halus ini dirancang dengan ujung tajam, persegi, tubuh
datar dari atas ke bawah untuk mengurangi cedera jaringan sedangkan
memiliki penetrasi yang mudah dan jalur kontrol yang tinggi melalui dan di
antara lapisan jaringan lunak dan dirancang khusus untuk ophthalmitis dan
prosedur bedah okuloplastik.
6. Blunt taper point: Jenis ini tidak setajam jarum standar, sedangkan jarum
tumpul telah dirancang untuk mengurangi risiko cedera akibat jarum suntik,
digunakan dalam semua operasi yang mengandung berbagai jaringan rapuh
seperti hati dan segala spesialisasi yang mencakup operasi otot atau fasia.

2.4 Pengertian benang operasi


Benang Operasi atau Benang bedah (suture) Benang bedah (suture)
adalah materi berbentuk benang yang berfungsi untuk ligasi (Mengikat)
pembuluh darah atau aproksimasi (mengikat/menyatukan jaringan) dan
menahannya sampai jaringan mengalami penyembuhan. Pemilihan jenis benang
yang digunakan dalam penjahitan luka ditentukan oleh tiga hal, yaitu jenis
bahannya, kemampuan tubuh untuk menyerapnya, dan susunan filamennya.

2.5 Ukuran benang operasi


Ukuran benang merupakan salah satu factor yang menentukan kekuatan
jahitan. Oleh karena itu pemilihan ukuran benang untuk menjahit luka bedah
bergantung pada jaringan apa yang dijahit, sedangkan kekuatan jahitan
ditentukan oleh jumlah jahitan, jarak jahitan, dan jenis benangnya.

Benang bedah tersedia dalam berbagai ukuran tergantung tensile


strength. Standar untuk mengidentifikasi tensile strength yang bervariasi
ditentukan dari jumlah angka nol (0). Makin kecil diameter benang, maka makin
banyak angka nol yang dimiliki benang. Ukuran dimulai dari 0 dan berlanjut
dengan 00, 000, 40, dan 10-0. Contohnya, benang jahit operasi jenis nylon
ukuran 4-0 memiliki diameter yang lebih besar dari benang jahit nilon kuran 6-
0 dan memiliki tensile strength yang lebih besar pula. Benang jahit operasi yang
lebih tebal biasanya dapat digunakan untuk penjahitan pada lapisan mukosa
yang lebih dalam dan untuk mengikat pembuluh darah. Sedangkan benang yang

5
lebih tipis biasa digunakan untuk menutup jaringan yang tipis seperti
konjungtiva dan insisi yang dilakukan pada wajah. Ukuran benang jahit yang
biasa digunakan dalam bidang kedokteran adalah 3-0, 4-0, dan 5-0. Ukuran
benang bedah yang disepakati adalah : Ukuran terbesar adalah 1 dan ukuran
terkecil adalah 11-0 atau 12-0; Ukuran dimulai dari nomor 1 dan ukuran
bertambah besar dengan bertambah 1, sedangkan apabila ukuran bertambah
kecil maka ditambah 0; Ukuran benang sistem Eropa ( metric gauge ) adalah
metric 0,1 (0,010 – 0,019 mm) sampai metric 10 (1,00 – 1,09); Ukuran benang
sistem Amerika (imperial gauge) ukuran 11-0 (0,010 – 0,019) sampai ukuran 7
(1,00 – 1,09); Dalam kemasan selain dicantumkan diameter juga panjang
benang dalam cm.

2.6 Jenis Benang Operasi


Dewasa ini, sangat banyak ditemukan berbagai macam jenis benang
untuk operasi. Jenis benang operasi juga merupakan salah satu faktor dalam
menentukan penggunaan benang operasi, tergantung dari kebutuhan dan
jaringan apa yang akat dijahit atau ditautkan. Menurut jenis materialnya, benang
operasi dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu benang yang dapat diabsorbsi
atau diserap oleh tubuh (absorbable) dan benang yang tidak dapat diabsorbsi
oleh tubuh (non-absorbable). Pemilihan penggunaan benang yang kurang tepat
misalnya benang absorbable yang memilki serat monofilament dan benang
nonabsorbable yang memilki serat multifilament berpengaruh terhadap lama
proses kesembuhan luka serta tingkat kemungkinan infeksi yang terjadi (Sudira,
et al. 2019).

2.6.1 Benang Absorbable


Jenis benang yang dapat diabsorbsi oleh tubuh ini terbuat dari jaringan
kolagen mamalia sehat atau dari sintetik polimer. Material yang digunakan ini,
saat didalam tubuh akan diseram dengan jangka waktu yang bervariasi,
sehingga nantinya tidak ada benang atau benda asing yang tertinggal di dalam
tubuh. Benang absorbable antara lain, adalah:

6
1.Collagen (Chromic Catgut)

Gambar 6. Chromic Catgut. Sumber https://www.omnia-


health.com/product/chromic-catgut-sutures-1
Chromic catgut merupakan sebuah jenis benang yang sering digunakan pada
prosedur operasi. Benang catgut chromic merupakan jenis benang yang dapat
terserap dengan sempurna oleh jaringan sehingga tidak perlu dibuka/dibuang
jika lukanya telah sembuh. Benang catgut chromic dilapisi dengan garam
chromium dengan maksud agar waktu absorbsinya lebih lama sampai 90 hari.
Benang catgut chromic ini terbuat dari bahan kolagen sapi atau domba. Chromic
catgut digunakan untuk menjahit organ dengan masa penyembuhan singkat (I
Ketut Anom Dada, et al. 2017).

2. Polyglactin 910

Gambar 7. Polyglactin 910. Sumber: https://www.jnjmedicaldevices.com/en-


EMEA/product/coated-vicryl-polyglactin-910-suture
Poligaktin 910 adalah jenis benang absorbable multifilamen bengkok
dengan lapisan sintetis, yang membuat benang lebih lembut saat melewati
jaringan dan cenderung mengurangi iritasi yang sama. Memiliki kekuatan tarik
yang baik dan masa penyerapan yang lama. Benang poliglaktin 910 terdegradasi
dengan hidrolisis kimiawi dan kemudian diserap dan dimetabolisme oleh tubuh
manusia maupun hewan. Proses absorpsi diikuti oleh kehilangan massa dan
jahitan diserap kembali sepenuhnya terjadI dalam 90 hari. Benang Polyglactin

7
910 dibuat dengan elemen yang mudah dimetabolisme dan dihilangkan oleh
tubuh, yang menjadikannya jahitan yang lembut dengan kapasitas penyerapan
dan kepatuhan yang tinggi. Itu diindikasikan untuk digunakan dalam Bedah
Umum, Bedah Plastik, Bedah Mata, Ginekologi - Kebidanan, Episiotomi,
Urologi, Traumatologi, Gastroenterologi, Penutupan Umum, Pengikat, Pediatri
dan Kutikula.

3. Polyglycolic Acid

Gambar 8. Polyglycolic Acid. Sumber:


https://www.universalsutures.com/products/polyglycolic-suture/.
PGA adalah benang bedah bedah steril, mudah diserap, sintetis,
multifilamen yang tersusun dari asam poliglikolat (C2H2O2)n. Bahan pelapis
jahitan adalah polycaprolactone dan kalsium stearate. Jahit PGA memenuhi
semua persyaratan Farmakope Amerika Serikat (USP) dan European
Pharmacopoeia (EP) untuk jahitan bedah yang mudah diserap. Jahitan PGE
telah terbukti non-antigenik dan non-pirogenik dan hanya menghasilkan sedikit
reaksi jaringan selama penyerapan. Jahitan diindikasikan untuk digunakan
dalam perkiraan jaringan lunak dan / atau ligasi namun tidak untuk penggunaan
pada jaringan kardiovaskular dan jaringan saraf. Selain itu, Penggunaannya
pada bedah mata, orthopedi, urologi dan bedah plastik.

2.6.2 Benang Non-Absorbable


Benang non-absorbable merupakan benang yang dibuat dari material
yang tahan terhadap enzim penyerapan dan tetap berada dalam tubuh atau
jaringan tanpa reaksi penolakan selama bertahun – tahun. Kelebihan dari benang
ini adalah dapat memegang jaringan secara permanen. Kekurangan dari benang
ini adalah benang ini menjadi benda asing yang tertinggal didalam tubuh dan
kemungkinan akan menjadi fistel. Benang non-absorbable antara lain, adalah:

8
1. Linen

Gambar 9. Linen. Sumber: https://www.alatkesehatan.id/toko/benang-bedah-


benang-operasi/
Dibuat dengan serat kapas alam dengan jalan pemintalan. Bersifat
lembut, cukup kuat dan mudah disimpul, tidak diserap, reaksi tubuh minimum,
berwarna putih.Tersedia dalam ukuran 4 nol hingga 1 nol. Digunakan untuk
menjahit usus dan kulit, terutama kulit wajah.

2. Sutera

Gambar 10. Sutera. Sumber: https://www.teleflexmedicaloem.com/suture-and-


fiber-technologies-2/silk/
Terbuat dari serabut-serabut sutera yang terdiri dari 70% protein dan 30%
bahan tambahan berupa perekat. Warnanya hitam dan putih, bersifat tidak licin
seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan perekat. Tidak diserap tubuh
maka untuk penggunaan di bagian luar, benang harus dibuka kembali. Benang ini
tersedia dalam berbagai ukuran mulai dari nomor 5 nol hinga nomor 3. Selain untuk
menjahit kulit, benang ini juga dapt digunakan untuk mengikat pembuluh arteri
(arteri besar) dan sebagai teugel (kendali).

9
3. Polypropylene

Gambar 11. Polypropylene. Sumber:


https://www.danleemedical.com/Polypropylene-Surgical-Suture-Non-Absorbable
Blue-4-0-C6-item-9117-item-SU9117-P3315.aspx
Prolene adalah jahitan polipropilen sintetis , monofilamen, dan tidak dapat
diserap. Jaring polipropilen juga dipasarkan dengan nama Prolene oleh Ethicon. Ini
digunakan untuk memperbaiki hernia dan cedera lain pada fasia. Prolene biasanya
digunakan dalam pengobatan manusia dan hewan untuk penutupan kulit. Dalam
pengobatan manusia itu digunakan dalam prosedur kardiovaskular, oftalmik dan
neurologis. Sangat kuat dan lembut, benang ini juga digunakan pada bedah mikro,
terutama untuk pembuluh darah dan jantung, bedah mata, bedah plastik, serta cocok
pula untuk menjahit kulit.

4. Nylon

Gambar 12. Nylon. Sumber: https://www.teleflexmedicaloem.com/suture-and-


fiber-technologies-2/nylon/
Merupakan benang sintetis dalam kemasan atraumatis (benang langsung
bersatu dengan jarum jahit) dan terbuat dari nilon, lebih kuat dari seide atau catgut.
Tidak diserap tubuh, dan tidak menimbilkan iritasi pada kulit atau jaringan tubuh
lainnya. Warnanya biru hitam. Tersedia dalam ukuran 10 nol hingga 1 nol.

10
Penggunannya pada bedah plastik. Untuk ukuran yang lebih besar sering digunakan
kulit sedangakan nomor yang kecil sering dipakai pada bedah mata.

5. Polyester

Gambar 13. Polyester. Sumber: https://lavadent.com/product/novahdentbraided-


polyester-sutures
Benang poliester adalah benang yang dikepang dan dilapisi (silikon) dan
merupakan benang non-absorbable yang terdiri dari serat Polyethylene
terephthalate. Jahitan poliester memiliki kekuatan tarik yang sangat baik, lembut
dan lentur dengan jalinan yang sangat baik dan merupakan pilihan yang sangat baik
untuk operasi kardiovaskular dan mata. Jahitan poliester tidak mengalami degradasi
dan mempertahankan kekuatan tarik tanpa batas secara in vivo.

6. Steel Wire

Gambar 14. Steel Wire. Sumber: https://www.bbraun-


vetcare.com/en/products/b11/steelex.html

Merupakan benang logam yang terbuat dari polifilamen baja tahan karat.
Sangat kuat, tidak korosif, dan reaksi terhadap tubuh minimum, mudah disimpul
dengan warna putih metalik. Terdapat dalam kemasan atraumatis dan kemasan
biasa. Ukurannya dari 6 nol hingga nomor 2, dan biasanya digunakan untuk
menjahit tendon.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jarum bedah dan benang operasi merupakan alat bedah yang paling
mendasar diperlukan dalam ilmu bedah minor. Pemakaiannya untuk teknik
penjahitan atau penggabungan jaringan bekas operasi telah banyak diketahui
sejak berabad-abad silam. Dengan ditemukannya teknik penjahitan ini luka
operasi dapat ditutup kembali dan dapat menghentikan pendarahan.
Jarum bedah (surgical needle) adalah jarum yang digunakan untuk
menjahit luka, umumnya luka operasi. Jarum bedah banyak jenisnya dan dapat
dibedakan berdasarkan ujung jarum atau ukurannya. Pemilihan jarum bedah
dilakukan berdasarkan jenis jaringan yang akan dijahit (ketebalan, elastisitas,
kekuatan), topografi luka (dalam atau dangkal), dan tipe jarum bedah (ujung,
badan, diameter).
Benang Operasi atau Benang bedah (suture) adalah materi berbentuk
benang yang berfungsi untuk ligasi (mengikat) pembuluh darah atau
aproksimasi (mengikat/menyatukan jaringan) dan menahannya sampai
jaringan mengalami penyembuhan. Pemilihan jenis benang yang digunakan
dalam penjahitan luka ditentukan oleh tiga hal, yaitu jenis bahannya,
kemampuan tubuh untuk menyerapnya, dan susunan filamennya.
3.2 Saran
Semoga paper ini dapat menjadi bahan acuan dan referensi bagi para
pembaca, khususnya mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
Semoga kedepannya dapat dibuat lebih banyak informasi mengenai Benang dan
Jarum Operasi yang diperlukan oleh mahasiswa kedokteran hewan dan seorang
dokter hewan ataupun masyarakat secara umum.

12
DAFTAR PUSTAKA
Bogdanske, J. J., Stelle, S. H. V., Riley, M. R., Schiffman, B. M. 2013. Suturing
Principles and Techniques in Laboratory Animal Surgery. Florida: CRC
Press.

Dada, I. K. A., & Gufron, M. A. 2017. Studi kasus: penanganan hernia umbilikalis
pada babi ducroc. Indonesia Medicus Veterinus, 6(2), 169-120.

General Medical Disposable. 2019. Surgical Needles

Kladakis, S. 2014. Choosing sutures in small animal surgery. J Dairy Vet Anim
Res., 1(3): 68‒71.

Mohan H K., Sathish B P H., Sripathi, Smitha P. 2009. Sutures and suturing
techniques in skin closure. Indian J Dermatol Venereol Leprol | July-August
2009 | Vol 75 | Issue 4.

Sudira, I. W., Dada, I. K. A., & Gustara, I. W. M. A. 2019. Perbandingan Tingkat


Kesembuhan Luka pada Kulit Kelinci yang Dijahit Benang Bedah
Absorbable (Catgut) dan Nonabsorbable (Silk) (COMPARISON OF
WOUND HEALING LEVELS ON RABBIT SKIN SUTURED WITH
ABSORBABLE (CATGUT) AND NONABSORBABLE (SILK)
SURGICAL THREAD). Jurnal Veteriner, 20(3), 378-383.

Sudisma I G N, Putra Pemayun IGAG, Jaya Wardita AAG, Gorda IW. 2006. Ilmu
Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Pelawa sari. isbn:979-25-5196-6.

13

Anda mungkin juga menyukai