OLEH:
JESSY FILOMENA F. B. 1809511046
BRAVANASTA GLORY R. U. 1809511047
KOMANG AYU TRIANA S. 1809511049
FERDY OLGA SAPUTRA 1809511050
M. FARHAN AL MA’ARIF 1809511051
NUR BAITI 1809511052
NABILAH RIZKY AMALIA 1809511055
MAHARANI LISNA W. 1809611056
Tak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam pembuatan tulisan ini, sehingga tulisan ini dapat selesai
dengan baik dan tepat pada waktunya. Kami sadar, bahwa tulisan ini masih jauh
dari kata sempurna, untuk itu kami sebagai penulis menerima dengan lapang dada
segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun. Nantinya semua kritik dan
saran yang diberikan tersebut akan kami gunakan sebagai pedoman dan acuan
dalam pembuatan tulisan kedepannya.
Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dan dapat
menambah wawasan bagi para pembacanya. Sekali lagi, kami ucapkan banyak
terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tipe pangkal jarum, eyed end (kiri) dan swaged end (kanan) ............... 2
Gambar 2. Komponen dasar jarum operasi .............................................................. 2
Gambar 3. pangkal jarum operasi ............................................................................ 3
Gambar 4. Bentuk badan jarum lurus atau melingkar (1/4, 5/8, ½, 3/8). ................ 3
Gambar 5. ujung jarum operasi ................................................................................ 4
Gambar 6. Chromic Catgut. .................................................................................... 7
Gambar 7. Polyglactin 910....................................................................................... 7
Gambar 8. Polyglycolic Acid. .................................................................................. 8
Gambar 9. Linen....................................................................................................... 9
Gambar 10. Sutera. ................................................................................................... 9
Gambar 11. Polypropylene..................................................................................... 10
Gambar 12. Nylon .................................................................................................. 10
Gambar 13. Polyester ............................................................................................. 11
Gambar 14. Steel Wire. .......................................................................................... 11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengenalan alat-alat merupakan hal penting dilakukan untuk menjamin
keselamatan kerja saat melaksanakan tindakan operasi dalam dunia kedokteran.
Pengenalan alat merupakan hal yang dilakukan sebelum melakukan operasi
secara langsung. Pentingnya dilakukan pengenalan bertujuan agar operasi dapat
berjalan dengan lancar, karena dengan mengenal alat, kita dapat mengetahui
fungsi masing-masing bagian dari alat tersebut, serta cara pengeoperasian atau
penggunaan alat-alat secara benar sehingga kesalahan prosedur dalam tindak
operasi dapat diminimalisir sedikit mungkin. Alat bedah merupakan alat yang
dirancang untuk digunakan dalam kegiatan pembedahan, seperti membedah
hewan, manusia, dan sebagainya. Jarum bedah dan benang operasi merupakan
alat bedah yang paling mendasar diperlukan dalam ilmu bedah minor.
Pemakaiannya untuk teknik penjahitan atau penggabungan jaringan bekas
operasi telah banyak diketahui sejak berabad-abad silam. Dengan ditemukannya
teknik penjahitan ini luka operasi dapat ditutup kembali dan dapat
menghentikan pendarahan.
v
5. Bagaimana ukuran benang operasi?
6. Apa saja jenis-jenis benang operasi?
1.3 Tujuan
vi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Jarum Bedah
Jarum bedah (surgical needle) adalah jarum yang digunakan untuk
menjahit luka, umumnya luka operasi. Jarum bedah banyak jenisnya dan dapat
dibedakan berdasarkan ujung jarung atau ukurannya. Pemilihan jarum bedah
dilakukan berdasarkan jenis jaringan yang akan dijahit (ketebalan, elastisitas,
kekuatan), topografi luka (dalam atau dangkal), dan tipe jarum bedah (ujung,
badan, diameter).
Jarum jahit tersedia dalam berbagai bentuk, diameter, dan ukuran. Secara
umum, jarum jahit terdiri atas tiga bagian, yaitu needle point, needle body, dan
attachment end. Needle point berbentuk tajam dan berfungsi untuk penetrasi ke
dalam jaringan. Body merupakan bagian tengah dari jarum jahit. Sedangkan
attachment end merupakan bagian tempat menempelnya benang. Jarum jahit
digunakan untuk menutup luka insisi pada mukosa dan biasanya berbentuk
round atau triangular. Jarum jahit biasanya terbuat dari bahan besi tahan karat
(stainless steel) yang kuat dan fleksibel.
Jarum jahit memiliki bentuk dan jenis yang beragam seperti straight
needle, curved needle, eyed needle, dan eyeless needle. Selain itu jarum jahit
juga tersedia dalam berbagai ukuran, yaitu 1/4, 3/8, 1/2, dan 5/8. Jenis jarum
jahit yang paling sering digunakan dalam bidang kedokteran adalah curved
(circle) needle dengan ukuran 3/8 dan 1/2.
1
jaringan (Kladakis, 2014). Selain itu, penggunaan eyed needle yang berulang-
ulang menyebabkannya menjadi tumpul, sehingga semakin sulit untuk
digunakan. Jarum swaged (swaged needle) menawarkan banyak keuntungan.
Benang dipasang atau dikerutkan ke ujung jarum, menjadikannya satu unit
kontinu. Jarum yang tertekuk membentuk unit yang berkesinambungan dengan
benang jahitan, menyebabkan lebih sedikit trauma jaringan, tajam dan lebih
mudah digunakan tetapi lebih mahal dan hanya dapat digunakan sekali
(Kladakis, 2014). Bentuk pangkal jarum seperti ini dimaksudkan untuk sekali
penggunaan, sehingga menghilangkan masalah seperti tumpulya jarum (jarum
potong), kerusakan, atau kontaminasi
Gambar 1. Tipe pangkal jarum, eyed end (kiri) dan swaged end (kanan)
2.3 Jarum Operasi
Tiga komponen dasar dari jarum operasi yang digunakan untuk
membedakan jarum operasi adalah pangkal jarum (pangkal yang menyatu
dengan benang, pangkal berlubang), badan, dan ujung jarum (Gambar 2).
2
1. Closed eye needle: benang diikat dengan jarum melalui mata selama
operasi. Metode ini ekonomis karena jarum dapat digunakan kembali,
namun ketajamannya akan berkurang dalam kasus ini dan lubang besar dan
lebih banyak kerusakan jaringan dapat disebabkan karena lewatnya jahitan
untai ganda dan menariknya melalui jaringan menyebabkan lebih banyak
trauma jaringan, itulah mengapa jarum ini disebut “traumatic”.
2. Eyeless needle (Swage): benang langsung dipasang ke jarum oleh pabrikan.
Jarum memiliki lubang atau saluran yang terbentuk di ujungnya, lubang
tersebut dibor dengan laser untuk memberikan transisi yang lebih mulus
dengan jahitan. Dengan demikian, benang operaso mengikuti jarum melalui
jaringan tanpa menyebabkan cedera jaringan, dan ketebalan jarum dan
jahitan kurang dari satu mata, itulah mengapa jarum ini disebut
"atraumatic".
Gambar 4. Bentuk badan jarum lurus atau melingkar (1/4, 5/8, ½, 3/8).
3
Ujung jarum operasi ada yang tajam berbentuk segitiga atau berbentuk
bulat, seperti pada Gambar 5.
4
untuk jaringan yang keras dan standar penetrasi seperti kulit, tendon.
selubung, atau mukosa mulut dan ligamen.
5. Spatula needle: Jarum halus ini dirancang dengan ujung tajam, persegi, tubuh
datar dari atas ke bawah untuk mengurangi cedera jaringan sedangkan
memiliki penetrasi yang mudah dan jalur kontrol yang tinggi melalui dan di
antara lapisan jaringan lunak dan dirancang khusus untuk ophthalmitis dan
prosedur bedah okuloplastik.
6. Blunt taper point: Jenis ini tidak setajam jarum standar, sedangkan jarum
tumpul telah dirancang untuk mengurangi risiko cedera akibat jarum suntik,
digunakan dalam semua operasi yang mengandung berbagai jaringan rapuh
seperti hati dan segala spesialisasi yang mencakup operasi otot atau fasia.
5
lebih tipis biasa digunakan untuk menutup jaringan yang tipis seperti
konjungtiva dan insisi yang dilakukan pada wajah. Ukuran benang jahit yang
biasa digunakan dalam bidang kedokteran adalah 3-0, 4-0, dan 5-0. Ukuran
benang bedah yang disepakati adalah : Ukuran terbesar adalah 1 dan ukuran
terkecil adalah 11-0 atau 12-0; Ukuran dimulai dari nomor 1 dan ukuran
bertambah besar dengan bertambah 1, sedangkan apabila ukuran bertambah
kecil maka ditambah 0; Ukuran benang sistem Eropa ( metric gauge ) adalah
metric 0,1 (0,010 – 0,019 mm) sampai metric 10 (1,00 – 1,09); Ukuran benang
sistem Amerika (imperial gauge) ukuran 11-0 (0,010 – 0,019) sampai ukuran 7
(1,00 – 1,09); Dalam kemasan selain dicantumkan diameter juga panjang
benang dalam cm.
6
1.Collagen (Chromic Catgut)
2. Polyglactin 910
7
910 dibuat dengan elemen yang mudah dimetabolisme dan dihilangkan oleh
tubuh, yang menjadikannya jahitan yang lembut dengan kapasitas penyerapan
dan kepatuhan yang tinggi. Itu diindikasikan untuk digunakan dalam Bedah
Umum, Bedah Plastik, Bedah Mata, Ginekologi - Kebidanan, Episiotomi,
Urologi, Traumatologi, Gastroenterologi, Penutupan Umum, Pengikat, Pediatri
dan Kutikula.
3. Polyglycolic Acid
8
1. Linen
2. Sutera
9
3. Polypropylene
4. Nylon
10
Penggunannya pada bedah plastik. Untuk ukuran yang lebih besar sering digunakan
kulit sedangakan nomor yang kecil sering dipakai pada bedah mata.
5. Polyester
6. Steel Wire
Merupakan benang logam yang terbuat dari polifilamen baja tahan karat.
Sangat kuat, tidak korosif, dan reaksi terhadap tubuh minimum, mudah disimpul
dengan warna putih metalik. Terdapat dalam kemasan atraumatis dan kemasan
biasa. Ukurannya dari 6 nol hingga nomor 2, dan biasanya digunakan untuk
menjahit tendon.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jarum bedah dan benang operasi merupakan alat bedah yang paling
mendasar diperlukan dalam ilmu bedah minor. Pemakaiannya untuk teknik
penjahitan atau penggabungan jaringan bekas operasi telah banyak diketahui
sejak berabad-abad silam. Dengan ditemukannya teknik penjahitan ini luka
operasi dapat ditutup kembali dan dapat menghentikan pendarahan.
Jarum bedah (surgical needle) adalah jarum yang digunakan untuk
menjahit luka, umumnya luka operasi. Jarum bedah banyak jenisnya dan dapat
dibedakan berdasarkan ujung jarum atau ukurannya. Pemilihan jarum bedah
dilakukan berdasarkan jenis jaringan yang akan dijahit (ketebalan, elastisitas,
kekuatan), topografi luka (dalam atau dangkal), dan tipe jarum bedah (ujung,
badan, diameter).
Benang Operasi atau Benang bedah (suture) adalah materi berbentuk
benang yang berfungsi untuk ligasi (mengikat) pembuluh darah atau
aproksimasi (mengikat/menyatukan jaringan) dan menahannya sampai
jaringan mengalami penyembuhan. Pemilihan jenis benang yang digunakan
dalam penjahitan luka ditentukan oleh tiga hal, yaitu jenis bahannya,
kemampuan tubuh untuk menyerapnya, dan susunan filamennya.
3.2 Saran
Semoga paper ini dapat menjadi bahan acuan dan referensi bagi para
pembaca, khususnya mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
Semoga kedepannya dapat dibuat lebih banyak informasi mengenai Benang dan
Jarum Operasi yang diperlukan oleh mahasiswa kedokteran hewan dan seorang
dokter hewan ataupun masyarakat secara umum.
12
DAFTAR PUSTAKA
Bogdanske, J. J., Stelle, S. H. V., Riley, M. R., Schiffman, B. M. 2013. Suturing
Principles and Techniques in Laboratory Animal Surgery. Florida: CRC
Press.
Dada, I. K. A., & Gufron, M. A. 2017. Studi kasus: penanganan hernia umbilikalis
pada babi ducroc. Indonesia Medicus Veterinus, 6(2), 169-120.
Kladakis, S. 2014. Choosing sutures in small animal surgery. J Dairy Vet Anim
Res., 1(3): 68‒71.
Mohan H K., Sathish B P H., Sripathi, Smitha P. 2009. Sutures and suturing
techniques in skin closure. Indian J Dermatol Venereol Leprol | July-August
2009 | Vol 75 | Issue 4.
Sudisma I G N, Putra Pemayun IGAG, Jaya Wardita AAG, Gorda IW. 2006. Ilmu
Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Pelawa sari. isbn:979-25-5196-6.
13