“ENUKLEASI BULBI”
Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
Salah satu operasi mata adalah Enukleasi bulbi yang merupakan tindakan
pembedahan mengeluarkan bola mata dengan melepas dan memotong jaringan
yang mengikatnya didalam rongga orbita. Jaringan yang dipotong adalah seluruh
otot penggerak mata, sebagian nervus optikus anterior dan melepaskan
conjungtiva dari bola mata dengan usaha untuk mempertahankan conjungtiva
tersebut, capsula tenon, serta otot ekstra ocular. Enukleasi bulbi biasanya
dilakukan pada keganasan intraocular, mata yang dapat menimbulkan oftalmia
simpatika, mata yang tidak berfungsi dan memberikan keluhan rasa sakit,
endophthalmitis sukuratif dan pethisis. Biasanya pasien setelah enukleasi bulbi
diberi mata palsu atau protesis.
1.2 Tujuan
Tujuan dari operasi enukleasi ini untuk mencegah penularan penyakit pada
mata yang sehat, mencegah infeksi sekunder serta melatih mahasiswa PPDH FKH
UWKS dalam mendiagnosa kelainan dan penyakit pada mata serta melatih
keterampilan dalam melakukan enukleasi dan perawatan pasca operasi.
1.3 Manfaat
Manfaat dari operasi enukleasi menjaga kesehatan mata pada hewan,
mencegah terjadi penyakit lanjutan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan
keterampilan mahasiswa dalam mendiagnosa dan operasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Sclera
Sclera adalah bagian putih mata dan keras pada bola mata. Sclera
terbentuk dari jaringan ikat, berfungsi untuk mempertahankan bentuk bola
mata dan melindungi bagian penting didalam mata, seperti retina dan lensa
mata. Sclera ditutupi oleh konjungtiva
c. Konjungtiva
Konjungtiva yaitu selaput lendir berwarna bening yang berfungsi
untuk melumasi mata. Konjungtiva menjalar ke tepi kornea dan menutupi
bagian dalam kelopak mata
d. Kornea
Kornea adalah kubah bening di permukaan depan mata yang
memungkinkan cahaya masuk. Kornea tidak hanya melindungi bagian
depan mata, tetapi juga membantu memfokuskan cahaya pada retina di
bagian belakang mata. Kornea tidak memiliki pembuluh darah.
e. Iris dan Pupil
Iris adalah area mata yang melingkar dan berwarna. Ini mengontrol
jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan membuat pupil lebih besar
atau lebih kecil. Pupil adalah area hitam di tengah mata. Pupil
dikendalikan oleh otot sfingter melingkar. Saat lingkungan gelap, pupil
membesar untuk membiarkan lebih banyak cahaya masuk; ketika
lingkungan cerah, pupil menjadi lebih kecil untuk membiarkan cahaya
masuk lebih sedikit.
f. Lensa
g. Retina
Retina mengandung sel-sel yang merasakan cahaya (fotoreseptor). 2 jenis
utama fotoreseptor adalah kerucut dan batang. Sel kerucut memberi kucing
ketajaman visual dan penglihatan binokular yang sangat baik, memungkinkan
mereka menilai kecepatan dan jarak dengan sangat baik, kemampuan yang
membantu mereka bertahan hidup sebagai pemburu. Namun, meskipun sel
kerucut juga bertanggung jawab untuk penglihatan warna, tidak pasti apakah
kucing dapat melihat warna. Kucing juga memiliki banyak sel batang, yang
pandai mengumpulkan cahaya redup. Faktanya, kucing dapat melihat 6 kali lebih
baik dalam cahaya redup daripada manusia, sehingga memunculkan mitos bahwa
kucing dapat melihat dalam kegelapan. Kucing juga memiliki lapisan reflektif
yang disebut tapetum lucidum, yang memperbesar cahaya yang masuk dan
memberikan kilau biru atau kehijauan yang khas pada mata mereka di malam hari.
Pada kucing, area retina yang paling sensitif disebut area centralis. Area ini berisi
ribuan fotoreseptor yang sangat padat yang membuat gambar visual menjadi
tajam. Setiap fotoreseptor melekat pada serabut saraf. Semua serabut saraf
disatukan untuk membentuk saraf optik. Fotoreseptor di retina mengubah gambar
menjadi impuls listrik, yang dibawa ke otak oleh saraf optik.
h. Kelopak Mata
Kelopak mata atas dan bawah adalah lipatan tipis kulit yang dapat menutupi
mata dan berkedip secara refleks untuk melindungi mata. Berkedip juga
membantu menyebarkan air mata ke permukaan mata, menjaganya tetap lembab
dan membersihkan partikel kecil. Mata kucing dilindungi tidak hanya oleh jenis
kelopak mata yang sama dengan yang dimiliki manusia, tetapi juga oleh selaput
pengelup, yang terkadang disebut kelopak mata ketiga. Kelopak mata tambahan
ini berwarna merah muda keputihan, dan ditemukan di bawah kelopak mata
lainnya di sudut dalam mata (dekat hidung). Kelopak mata ketiga memanjang saat
diperlukan untuk melindungi bola mata dari goresan (misalnya, saat bepergian
melalui sikat) atau sebagai respons terhadap peradangan.
Pemeriksaan Fisik
Temperature : 38,5oC
Frek. Pulsus : 112 kali/menit
Frek Nafas : 32 kali/menit
Berat Badan : 1 kg
Kondisi Umum : Normal
Kulit Bulu : Normal
Membran Mukosa : Normal
Muskuloskeletal : Normal
Sistem Sirkulasi : Normal
Sistem Respirasi : Normal
Sistem Digesti : Normal
Diagnosis : Chlamydiosis
Prognosis : Fausta
Terapi : Operasi enukleasi bulbi
Gambar 3.1 Kucing BSH yang mengalami kerusakan pada mata
2. Sambil menunggu 10
menit, maka dilakukan
proses pencukuran bulu
sekitar mata kucing
Kemudian lakukan
pemotongan diatas
ligasi, nervus optikus,
buluh darah dan mata
diangkat.
pastikan tidak ada
kebocoran pada ligasi
kemudian bersihkan sisa
darah dengan tampon
Preparasi tumpul
disekitar kelenjar
lakrimalis
Pemotongan palpebra
agar kelopak mata bisa
ditutup permanen
Sebelum ditutup,
diberikan antibiotik
vicillin
Injeksi cefratoxine
sebagai antibiotik
drh. Geofanny
Jl. Dukuh Kupang Barat XI No. 4 Surabaya
Telp : 082123456766
SIP : 19830015
R/ Amoxycillin 300 mg
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil Pemeriksaan Darah Pada Kucing BSH
Hematocrit 26.8 % 24-55 Normal
Hemoglobin 9.3 g/dl 9-15 Normal
MCHC 34.7 g/dl 30-36.9 Normal
WBC 13.7 k/ uL 5-18.9 Normal
GRANS 7.8 10^9 /L 2.50-12.50 Normal
GRANS 57 % Normal
L/M 5.9 10^9 /L 1.50-7.80 Normal
L/M 43 % Normal
PLT 655 10^9 /L 175-500 Meningkat
4.2 Pembahasan
Enukleasi bulbi merupakan sebuah prosedur pembedahan dengan cara
mengeluarkan bola mata dengan melepas dan memotong jaringan yang
mengikatnya didalam rongga orbita. Jaringan yang dipotong adalah seluruh otot
pergerakan mata, sebagian nervus optikus dan juga melepaskan conjungtiva dari
bola mata. Enukleasi dilakukan ketika mata mengalami keganasan intra okuler
hingga mengalami kebutaan, misalnya trauma berat akibat kecelakaan,
chlamydiosis, maupun neoplasia intraokuler dimana rasa nyeri tersebut tidak
dapat lagi disembuhkan melalui terapi obat. (Sutjipto, 2008)
Pada kasus kucing BSH didiagnosis mengalami penyakit Chlamydiosis
yang ditandai dengan konjungtivitis pada mata yang menyebabkan kerusakan
mata dan kebutaan pada mata kucing, selain itu kucing BSH mengalami pilek dan
bersin. Kejadian penyakit tersebut sangat cepat dan menular ke kucing lain yang
hidup dan main bersama. Chlamydiosis adalah penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Chlamydophila felis. Bakteri ini dapat menginfeksi sel-sel epitel okular
dan saluran respirasi. Tanda-tanda utama penyakit Chlamydiosis biasanya
radang/sakit pada mata, disertai cairan kotoran mata berlebihan. Infeksi ini
menyebabkan juga pilek, bersin dan kesulitan bernafas yang disebabkan radang
paru-paru. Bila tidak diobati, infeksi bisa menjadi kronis, berlangsung selama
beberapa minggu hingga beberapa bulan (Sykes 2013).
Kucing BSH sudah mengalami kebutaan pada matanya, sehingga tindakan
yang dapat dilakukan adalah enukleasi bulbi. Sebelum dilakukan tindakan operasi
kucing BSH menjalani pemeriksaan darah untuk menunjang kesehatannya. Pada
hasil pemeriksaan darah didapat hasil yang normal kecuali trombosit. Trombosit
kucing BSH mengalami peningkatan. Peran utama trombosit adalah sebagai sel
hemostatis atau pembekuan darah, selain itu juga memiliki peran sebagai sel
sistem kekebalan tubuh. Trombosit memiliki reseptor yang memungkinkan untuk
merasakan patogen ketika menyerang dan peradangan yang disebabkan oleh
infeksi (Speth, et al., 2013). Hal tersebut mengkonfirmasi temuan patogen yang
menyerang kucing BSH karena diagnosa kucing BSH adalah Chlamydiosis yang
disebabkan oleh bakteri Chlamydophila felis yang menyerang kucing dan
menyebabkan keradangan konjungtivitis pada mata dan menyerang saluran
pernafasan bagian atas.
Tindakan enukleasi bulbi yang dilakukan pada kucing BSH adalah dengan
metode transpalpebral. Operasi enukleasi dengan metode transpalpebral pada
umumnya digunakan untuk mengurangi terjadinya kontak infeksi dari permukaan
kornea dan metode pendekatan transpalpebral ini lebih sederhana untuk digunakan.
Kerugian dari pendekatan transpalpebral adalah terdapat banyak perdarahan dan post
operasi mata dengan metode pendekatan transpalpebral menghasilkan mata cekung
(Pollock et al., 2008)
Terapi yang diberikan berupa antibiotik, antiinflamasi dan vitamin.
Ceftriaxone sodium digunakan untuk mengobati infeksi serius dan berperan
sebagai antibiotik yang bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding sel
bakteri. Ceftriaxone dalam terapi ini pemberiannya secara intamuskular diberikan
satu kali pasca operasi berlangsung dengan dosis 0,12 ml . Penggunaan tolfedin
yang merupakan antiinflamasi juga diberikan satu kali pasca operasi
menggunakan injeksi intramuskular dengan dosis 0,12 ml (Plumb, 2008).
Antibiotik lainnya yang digunakan adalah amoxicillin yang diberikan per
oral 2x sehari dengan dosis 50 mg/kg BB. Antiinflamasi yang digunakan adalah
asam mefenamat yang dapat diberikan secara per oral 2x sehari dengan dosis 50
mg/kg BB dan pemberian vitamin A dan C secara per oral 2x sehari dengan dosis
1/5 tab. Vitamin berfungsi sebagai stimulan awitan proses penyembuhan luka dan
epitelisasi serta deposisi fibroblas dari kolagen (Larry, et al., 2020).
Prognosa analisa Kesembuhan Prognosa pada kasus yang dialami kucing
BSH adalah fausta. Menurut Mitchell (2008), Proses penyembuhan pada kasus ini
dapat berlangsung selama 14 hari dan pasien perlu menggunakan chollar sampai
luka operasi pada kelopak mata membaik. Penggunaan chollar bertujuan untuk
mencegah selftrauma. Beberapa pembengkakan orbital mungkin terjadi, biasanya
karena pembentukan hematoma di bawah kelopak mata tertutup. Namun, dapat
pulih dalam tiga hingga lima hari dengan memberikan kompres hangat secara
rutin yang diterapkan.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi waktu kesembuhan seperti
tata laksana operasi yang lage artis, pemberian obat post operasi secara teratur,
kebersihan kucing, serta penting memantau pertumbuhan rambut di area sekitar
luka.
Beberapa komplikasi post operatif pada tindakan enucleasi bulbi yang
mungkin terjadi antara lain: infeksi, perdarahan post operasi, terbukanya luka
bedah, dan emphysema orbitalis. Pencegahan Sanitasi yang buruk dapat menjadi
predisposisi lalat sehingga probabilitas untuk menginfestasi semakin besat.
Beberapa pencegahan yang perlu dilakukan adalah manajemen pemeliharaan yang
baik, rutin membersihkan kandang dan lingkungan area kandang, kebersihan
kucing, serta kepekaan pemilik terhadap adanya perubahan keadaan hewan
peliharaan juga penting sehingga tidak terjadi keterlambatan penanganan kasus.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Enukleasi bulbi merupakan sebuah prosedur pembedahan dengan cara
mengeluarkan bola mata dengan melepas dan memotong jaringan yang
mengikatnya didalam rongga orbita misalnya trauma berat akibat kecelakaan,
chlamydiosis, maupun neoplasia intraokuler. Enukleasi dilakukan ketika mata
mengalami keganasan intra okuler hingga mengalami kebutaan. Keberhasilan
operasi enukleasi bulbi tergantung pada tata laksana operasi yang lage artis,
pemberian obat post operasi secara teratur, kebersihan kucing, serta kepekaan
terhadap adanya perubahan keadaan hewan juga penting sehingga tidak terjadi
keterlambatan penanganan kasus. Prosedur operasi ini mampu mencegah
penularan penyakit ke mata lainnya, mencegah dari infeksi sekunder, dan menjaga
nilai estetikadari pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Elredge, D.M., Carlson, D.G., Carlson, L.D., and Giffin, J.M. 2008. Cat Owner’s
Home Veterinary Handbook. 3rd Edition. Willey Publishing Inc, New
Jersey.
Gelatt, N.K. 2018. Eye Structure and Function in cats. MSD Manual Veterenary
Manual.
Khan AA. 2005. Effects of monocular enucleation on the lateral geniculate
nucleus (LGN) of rabbit : a qualitative light and electron microscopic
study. Biomedical Research 16(1):1-5
Larry, P., Tilley, Francis, W.K., and Smith, J. 2020. Panduan Praktik Veteriner
Anjing dan Kucing. EGC. Jakarta.
Mitchell, N. 2008. Enucleation In Companion Animals. Irish Vet. J., 61(2), 108-
114.
Plumb, D.C. 2008. Veterinary Drug Handbook. 6th Edition. Pharma Vet Inc.
p143-144; p166-168; p240-241; p265-269; p51-522; p600-603
Pollock, P. J., Russell, T., Hughes, T. K., Archer, M. R., dan Perkins, J.D. 2008.
Transpalpebral Eye Enucleation in 40 Standing Horses. America : qVet
Surgery 37 : 306 – 309.
Sutjipto dan Roena G.H. 2008. Protesa Mata pasca Enukleasi dan Eversi.
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya.
Sykes JE. 2013. Canine and Feline Infectious Diseases. Missouri (US): Elsevier.
Speth C, Loffler J, Krappmann S, Lass-florl C, and Rambach G. 2013.
Platelets as Immune Cells in Infectious Diseases. Future Microbiol. 8
(11): 1431-51
Swinger, R.L., Schmidt, K.A., Carastro, S.M. 2009. A Modified Subconjunctival
Enucleation Technique in Dogs and Cats. USA. J. Vet Med. Anim Eye
S. Clin. Vol 104 (1) : pp 20 – 22 ref 10.
Wyman, M., Boeve, M.H., Neumann, W., Spiess, B. 2007. Opthalmology For
The Veterinary Practicioner. 2nd Edition. Germany. Schliitersche
Verlagsgesellschaft.