Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS TANGGUNGAN

“ENUKLEASI BULBI”

Disusun Oleh :

Linda Fitriyana, S.KH (19830006)


Muhamad Farid Abdul, S.KH (19830007)
Johanie Uliartha Fellita, S.KH (19830009)
Putri Indah Geofanny, S.KH (19820015)
Fitalis Badhi, S.KH (19830027)
Giga Akbar Andika Putra, S.KH (19830029)

PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


DEPARTEMEN BEDAH RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata kucing memiliki beberapa keistimewaan, diantaranya memiliki lebih


banyak sel peka cahaya (rod cell) sehingga dapat melihat dalam kondisi cahaya
minim. Selain itu, kucing juga memiliki tapetum, yaitu lapisan yang dapat
merefleksikan cahaya kembali ke retina. Namun, kucing memiliki cone cell atau
sel penerima cahaya dengan jumlah lebih sedikit. Cone cell berperan dalam
penglihatan di siang hari. Luas pandangan kucing mencapai 200 derajat. Kucing
memiliki kelemahan otot mata yang berfungsi mengubah lensa mata, sehingga
mata kucing memiliki daya akomodasi yang buruk. Kucing mempunyai tambahan
struktur pada kelopak mata, yaitu membran nictitan. Membran nictitan pada
kucing dan hewan karnivora liar secara normal tidak terlihat karena membran
nictitan tersembunyi pada bagian sudut mata. Melalui mata, beberapa gejala
penyakit tertentu kadang dapat terlihat. Saat melakukan pemeriksaan fisik, dokter
hewan tidak melewatkan untuk memeriksa mata.

Salah satu operasi mata adalah Enukleasi bulbi yang merupakan tindakan
pembedahan mengeluarkan bola mata dengan melepas dan memotong jaringan
yang mengikatnya didalam rongga orbita. Jaringan yang dipotong adalah seluruh
otot penggerak mata, sebagian nervus optikus anterior dan melepaskan
conjungtiva dari bola mata dengan usaha untuk mempertahankan conjungtiva
tersebut, capsula tenon, serta otot ekstra ocular. Enukleasi bulbi biasanya
dilakukan pada keganasan intraocular, mata yang dapat menimbulkan oftalmia
simpatika, mata yang tidak berfungsi dan memberikan keluhan rasa sakit,
endophthalmitis sukuratif dan pethisis. Biasanya pasien setelah enukleasi bulbi
diberi mata palsu atau protesis.

Operasi enukleasi pada hewan umumnya dilakukan untuk pengambilan bola


mata yang sudah tidak dapat berfungsi secara normal. Operasi enukleasi pada
hewan biasanya mempunyai kelainan pada mata seperti entropion, konjunctivitis,
keratitis dan dengan diagnosa banding cherry eye (third eyelid
protrusion). Kelainan pada mata tersebut bersifat kronis dimana sekitar orbita
mata terlihat kotor sehingga dilakukan operasi enukleasi dengan alasan
estetika. Beberapa gejala yang menyertai kelainan pada mata adalah discharge
pada mata, kesakitan pada mata, lapisan di atas mata, mata berkabut, mata keras
atau lunak, iritasi pada kelopak mata, mata menonjol atau terbenam, pergerakan
mata abnormal, dan perubahan warna pada mata (Eldredge et al. 2008). Terdapat
empat teknik enukleasi, yaitu trans-konjungtiva, trans-palpebral, exenterasi, dan
prosthesis ocular. Pemilihan teknik enukleasi tergantung pada tujuan yang ingin
dicapai serta pengalaman dan pilihan operator bedah (Mitchell, 2008).

1.2 Tujuan
Tujuan dari operasi enukleasi ini untuk mencegah penularan penyakit pada
mata yang sehat, mencegah infeksi sekunder serta melatih mahasiswa PPDH FKH
UWKS dalam mendiagnosa kelainan dan penyakit pada mata serta melatih
keterampilan dalam melakukan enukleasi dan perawatan pasca operasi.

1.3 Manfaat
Manfaat dari operasi enukleasi menjaga kesehatan mata pada hewan,
mencegah terjadi penyakit lanjutan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan
keterampilan mahasiswa dalam mendiagnosa dan operasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Mata Kucing


Mata adalah organ yang secara konstan menyesuaikan jumlah cahaya yang
masuk dan berfokus pada objek yang dekat dan jauh. Ini menghasilkan gambar
terus menerus yang dengan cepat diteruskan ke otak (lihat gambar di bawah).

Gambar 2.1 Anatomi Mata

Menurut Gelatt (2018) anatomi mata kucing adalah sebagai berikut :


a. Orbit
Rongga atau soket tulang yang berisi bola mata disebut orbit. Orbit
adalah struktur yang dibentuk oleh beberapa tulang. Orbit juga
mengandung otot, saraf, pembuluh darah, dan struktur yang menghasilkan
dan mengalirkan air mata.

b. Sclera
Sclera adalah bagian putih mata dan keras pada bola mata. Sclera
terbentuk dari jaringan ikat, berfungsi untuk mempertahankan bentuk bola
mata dan melindungi bagian penting didalam mata, seperti retina dan lensa
mata. Sclera ditutupi oleh konjungtiva
c. Konjungtiva
Konjungtiva yaitu selaput lendir berwarna bening yang berfungsi
untuk melumasi mata. Konjungtiva menjalar ke tepi kornea dan menutupi
bagian dalam kelopak mata
d. Kornea
Kornea adalah kubah bening di permukaan depan mata yang
memungkinkan cahaya masuk. Kornea tidak hanya melindungi bagian
depan mata, tetapi juga membantu memfokuskan cahaya pada retina di
bagian belakang mata. Kornea tidak memiliki pembuluh darah.
e. Iris dan Pupil
Iris adalah area mata yang melingkar dan berwarna. Ini mengontrol
jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan membuat pupil lebih besar
atau lebih kecil. Pupil adalah area hitam di tengah mata. Pupil
dikendalikan oleh otot sfingter melingkar. Saat lingkungan gelap, pupil
membesar untuk membiarkan lebih banyak cahaya masuk; ketika
lingkungan cerah, pupil menjadi lebih kecil untuk membiarkan cahaya
masuk lebih sedikit.

f. Lensa

Lensa adalah bagian mata berupa jaringan transparan dan lentur,


terletak tepat dibelakang iris dan pupil setelah kornea. Lensa, yang berada
di belakang iris, berubah bentuk untuk memfokuskan cahaya ke retina.
Otot kecil (otot siliaris) berkontraksi menyebabkan lensa menjadi lebih
tebal, yang memungkinkan lensa untuk fokus pada objek di dekatnya.
Pada kucing, perubahan lensa ini tampak terbatas. Otot siliaris mengendur
sehingga lensa menjadi lebih tipis saat fokus pada objek yang jauh.

g. Retina
Retina mengandung sel-sel yang merasakan cahaya (fotoreseptor). 2 jenis
utama fotoreseptor adalah kerucut dan batang. Sel kerucut memberi kucing
ketajaman visual dan penglihatan binokular yang sangat baik, memungkinkan
mereka menilai kecepatan dan jarak dengan sangat baik, kemampuan yang
membantu mereka bertahan hidup sebagai pemburu. Namun, meskipun sel
kerucut juga bertanggung jawab untuk penglihatan warna, tidak pasti apakah
kucing dapat melihat warna. Kucing juga memiliki banyak sel batang, yang
pandai mengumpulkan cahaya redup. Faktanya, kucing dapat melihat 6 kali lebih
baik dalam cahaya redup daripada manusia, sehingga memunculkan mitos bahwa
kucing dapat melihat dalam kegelapan. Kucing juga memiliki lapisan reflektif
yang disebut tapetum lucidum, yang memperbesar cahaya yang masuk dan
memberikan kilau biru atau kehijauan yang khas pada mata mereka di malam hari.
Pada kucing, area retina yang paling sensitif disebut area centralis. Area ini berisi
ribuan fotoreseptor yang sangat padat yang membuat gambar visual menjadi
tajam. Setiap fotoreseptor melekat pada serabut saraf. Semua serabut saraf
disatukan untuk membentuk saraf optik. Fotoreseptor di retina mengubah gambar
menjadi impuls listrik, yang dibawa ke otak oleh saraf optik.

h. Kelopak Mata

Kelopak mata atas dan bawah adalah lipatan tipis kulit yang dapat menutupi
mata dan berkedip secara refleks untuk melindungi mata. Berkedip juga
membantu menyebarkan air mata ke permukaan mata, menjaganya tetap lembab
dan membersihkan partikel kecil. Mata kucing dilindungi tidak hanya oleh jenis
kelopak mata yang sama dengan yang dimiliki manusia, tetapi juga oleh selaput
pengelup, yang terkadang disebut kelopak mata ketiga. Kelopak mata tambahan
ini berwarna merah muda keputihan, dan ditemukan di bawah kelopak mata
lainnya di sudut dalam mata (dekat hidung). Kelopak mata ketiga memanjang saat
diperlukan untuk melindungi bola mata dari goresan (misalnya, saat bepergian
melalui sikat) atau sebagai respons terhadap peradangan.

2.2 Enukleasi Bulbi


Enukleasi bulbi adalah pembedahan pada area mata dengan tujuan untuk
mengangkat bola mata dengan memotong jaringan-jaringan dan syaraf yang ada
di dalamnya (Wyman et al, 2007). Enukleasi dapat dilakukan dengan
pertimbangan jika bola mata sudah mengalami kerusakan total dan tidak
memungkinkan untuk mengembalikan keadaan anatomi seperti semula.
Berdasarkan pernyataan (Mitchell 2008), teknik enukleasi memiliki empat teknik,
diantaranya exenterasi; trans-konjungtiva; trans-palpebrae; dan prosthesis ocular.
Operasi enukleasi pada hewan biasanya mempunyai kelainan pada mata seperti
entropion, konjunctivitis, keratitis dan dengan diagnosa banding cherry eye (third
eyelid protrusion). Enukleasi pada kondisi yang tepat biasanya digunakan sebagai
alternatif untuk menghilangkan rasa sakit pada mata dan untuk menghilangkan
metastasis neoplasia.

2.3 Indikasi Enukleasi

Indikasi dari enukleasi adalah terjadinya peningkatan tekanan intraokular


yang dihasilkan oleh glaukoma yang tidak dapat disembuhkan dengan
pengobatan, neoplasia intraocular yang berpotensi menyebabkan kesakitan
intraokular atau metastasis, trauma yang parah yang dihasilkan oleh luka perforasi
pada mata atau kerusakan pada lensa yang disebabkan karena trauma, infeksi
intraokuler/endophthalmitis, phthisis bulbi, proptosis (kesakitan pada otot
ekstraokuler), retrobulbar disease dan penyakit chlamydiosis yang sering
menyerang kucing (Khan, 2005). Enukleasi mata secara eksperimental dapat
mengisolasi sel-sel ganglion retina dari akson. Kondisi ini dapat mengawali
degenerasi akson yang terkandung dalam nervus opticus dan saluran optic sampai
nucleus geniculate lateral. Nucleus geniculate lateral merupakan posisi yang
sangat penting pada jalur visual diantara retina dan cortex visual. Nucleus
geniculate lateral ini berfungsi dalam penerimaan input dari retina, cortex visual,
dan pusat-pusat subcortical lainnya. Input dari retina ke nucleus geniculate lateral
yang utama berasal dari retina kontralateral (Khan, 2005).
2.3.1 Pengertian Chlamydiosis
Chlamydiosis merupakan penyakit pada kucing yang disebabkan oleh
bakteri Chlamydophila felis. Chlamydophila felis adalah organisme menular yang
paling sering diisolasi dari kucing dengan konjungtivitis, terutama konjungtivitis
kronis. Penyakit ini ditemukan hampir pada 30% kucing (Wills et al, 1988).
Bakteri ini menyerang saluran pernafasan bagian atas pada kucing sehingga
menyebabkan flu. Selain itu bakteri juga menyerang konjunctiva mata sehingga
mata mengalami masalah seperti kemerahan, bengkak, dan berair (Wills et al,
1988).
2.3.2 Gejala Klinis Chlamydiosis
 Nafsu makan berkurang atau hilang
 Pada konjunctiva mata terjadi pembengkakan, kemerahan, dan mata berair
 Flu, yaitu terdapat cairan berlebih yang keluar dari hidung (pilek), batuk-
batuk, dan bersin
 Nafas berat, kesulitan bernafas, bahkan sesak nafas
 Demam
 Pneumonia (peradangan pada paru). Pada kucing muda yang masih berusia
2 - 4 bulan, Pneumonia dapat mengakibatkan kematian.
Kotoran mata awalnya berair tetapi kemudian menjadi mukoid atau
mukopurulen. Mungkin ada ketidaknyamanan mata dan blepharospasm.
Kucing yang terkena biasanya tetap cerah dan demam atau tanda sistemik
lainnya ringan. Tanda-tanda pernapasan umumnya minimal.
2.3.3 Penularan Chlamydiosis
 Langsung : Kontak dengan kucing yang terinfeksi, dapat melalui leleran
yang keluar dari mata dan hidung. Kucing muda (kiiten) dapat terinfeksi
selama proses persalinan atau tertular dari induknya.
 Tidak Langsung : Kontak dengan lingkungan yang terinfeksi bakteri
Chlamydia. Bakteri dapat menempel di kandang, tempat tidur, tempat
makan, tempat minum, dan kotak pasir. Bakteri juga dapat menular
melalui manusia setelah melakukan kontak dengan kucing yang terinfeksi.
Maka dari itu penting untuk menjaga kebersihan lingkungan kandang
kucing dan mencuci tangan. Cuci tangan dilakukan baik sebelum maupun
sesudah melakukan kontak dengan kucing. Bila perlu, gunakan
desinfektan seperti handsanitizer.

2.3.4 Pencegahan Chlamydiosis


 Melakukan vaksinasi. Vaksinasi tidak melindungi kucing sepenuhnya
tetapi vaksinasi dapat mengurangi keparahan penyakit pada kucing.
 Memelihara kucing di dalam rumah untuk menghindari berbagai resiko
keselamatan kucing di luar rumah
 Mencegah kucing berinteraksi dengan kucing liar. Kucing liar beresiko
menularkan berbagai penyakit dari luar.
 Selalu menjaga kebersihan kandang dan lingkungannya

2.4 Tekni Enukleasi Bulbi


a) Enukleasi trans-konjungtiva
Objek utama dalam pendekatan subkonjuctival adalah pembuangan bola
mata, membran niktitan, dan sedikit kelopak mata dengan meminimalkan
pengangkatan jaringan otot supaya kantung mata tidak menjadi kosong sehingga
faktor estetika akan tetap terjaga. Keunggulan dari pendekatan subkonjungtival
adalah pencapaian saraf optikus dan pembuluh darah lebih mudah sehingga akan
menurunkan kerusakan dari optic chiasm. Operasi enukleasi pada pendekatan
subkonjungtival dilakukan pembuangan semua kelenjar air mata karena apabila
tidak dibuang maka kelenjar yang tersisa akan memproduksi air mata sehingga air
mata tersebut akan mencari jalan lain sehingga membentuk suatu fistula yang
menghubungkan antara rongga mata dan hidung (Swinger et al., 2009).
Gambar 2.2 Teknik enukleasi dengan pendekatan subkonjungtiva A) Sebuah
kanhotomi lateral dilakukan. B) Bola mata dihilangkan bebas dari konjungtiva
melalui insisi perilimbal. Penyisipan otot ekstraokular dan periorbita dibedah dari
bola mata kembali ke saraf optik. Tidak ada traksi yang ditempatkan di bola mata
atau saraf optik. C) Saraf 10 optik ditransmisikan di dekat bola mata dan mata
dilepaskan. D) Rongga itu dikemas dengan spons untuk hemostasis sementara,
dan yang ketiga Kelopak mata diangkat sepenuhnya. E) Batas pelupuk mata atau
alis dibuang. F) Konjungtiva dijahit dengan 3/0 atau 4/0 bahan yang mudah
diserap. G) Insisi tutup dijahit sepenuhnya dengan 4/0 atau 5/0 nilon atau
polypropylene (Prolene). (Mitchel, 2008)
b) Enukleasi trans-palpebral

Operasi enukleasi dengan pendekatan transpalpebral pada umumnya


digunakan untuk mengurangi terjadinya kontak infeksi dari permukaan
kornea dan metode pendekatan transpalpebral ini lebih sederhana untuk
digunakan. Kerugian dari pendekatan transpalpebral adalah terdapat banyak
perdarahan dan post operasi mata dengan metode pendekatan transpalpebral
menghasilkan mata cekung (Pollock et al., 2008)

Gambar 2.3 Teknik enukleasi dengan pendekatan transpalpebral. A) Kelopak


mata dijahit dengan jahitan sederhana terus menerus, diikat tiap ujung dan
diangkat dengan hemostat B) Pembuatan sayatan periokular dan dilakukan
pemotongan awal diluar kantong konjungtiva dan otot ekstraokular. Apabila
dilakukan enukleasi, otot ekstraokular dipotong pada berbagai sisipan di
sclera. Apabila dilakukan eksenterasi, pemotongan dilanjut ke apeks orbital.
C) dan D) Nervus optikus dan pembuluh darah terkait mungkin terpotong
dengan gunting atau klem, ligase dan transected E) Sisa periorbital dan
jaringan subkutan dijahit dengan benang absorbable 3/0 atau 4/0 dan kulit
ditutup dengan jahitan simple interrupted benang non absorbable sesuai
ukuran dan lingkungan dari pasien (Mitchel, 2008)
BAB III
MATERI DAN METODE

3.1 Ambulatoir Pasien


Tanggal : 04 April 2021 No : 01
Nama Hewan : BSH Nama Pemilik: Farid
Jenis Hewan : Kucing BSH Alamat : Dukuh Kupang XIX
Jenis Kelamin : Jantan No. Telp : 089238746478
Warna Bulu : Abu-abu
Umur : 3 bulan
Anamnesa : mata berair, konjungtivitis, pilek, nafsu berkurang, minum
normal, urinasi dan defekasi normal

Pemeriksaan Fisik
Temperature : 38,5oC
Frek. Pulsus : 112 kali/menit
Frek Nafas : 32 kali/menit
Berat Badan : 1 kg
Kondisi Umum : Normal
Kulit Bulu : Normal
Membran Mukosa : Normal
Muskuloskeletal : Normal
Sistem Sirkulasi : Normal
Sistem Respirasi : Normal
Sistem Digesti : Normal
Diagnosis : Chlamydiosis
Prognosis : Fausta
Terapi : Operasi enukleasi bulbi
Gambar 3.1 Kucing BSH yang mengalami kerusakan pada mata

3.2 Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan meliputi Benang poliglecaprone 4.0, Benang Silk,
Alkohol 70%, Betadine (Povidone Iodine), Larutan NaCl, Spuit 1 cc dan 3 cc,
Tampon, Ultrafix, Atropin sulfat, Acepromazine Maleate, Ketamine, Vicilline,
Cefotaxime Sodium, Tolfedine, asam mefenamat, amoxicillin, vitamin B dan C.
Alat yang digunakan meliputi Silet, Tali restrain, Handle Scalpel, Blade,
Gunting metzenbaum, Gunting tajam tumpul, Pinset anatomis, Pinset Chirurgis,
Arteri klem, Needle holder, Towel klem, Allis tissue forceps, Drape.
3.3 Persiapan Operasi
3.3.1 Persiapan Alat dan Bahan
Bahan yang akan digunakan harus dipersiapkan dan ditata pada meja
operasi sebelum pelaksanaan operasi dan peralatan operasi yang akan digunakan
harus disterilisasi terlebih dahulu, begitu pula dengan perlengkapan operator dan
asisten. Alat-alat yang akan digunakan saat operasi harus dimasukkan kedalam
auto clave 60 derajat Celsius selama 30 menit atau 121 derajat Celsius selama 15
menit.
3.3.2 Persiapan Operator dan asisten
Perlengkapan yang disiapkan yaitu penutup kepala, masker, handuk
kecil, baju operasi, dan sarung tangan. Pertama-tama, operator menggunakan
tutup kepala, rambut tidak boleh menjuntai karena merupakan sumber
kontaminan. Kemudian masker dipakai. Operator lalu mencuci tangan dengan
cara kedua tangan dibasahi dan dicuci dengan sabun. Pencucian dilakukan dari
ujung jari sampai kebagian siku kurang lebih 5 menit, karena waktu tersebut
merupakan lama waktu kontak yang efektif antara sabun dan kulit untuk
membunuh mikroba yang menempel dipermukaan kulit. Tangan dicuci dengan air
mengalir lalu dikeringkan dengan handuk. Operator memakai baju operasi dan
memakai sarung tangan dengan tidak boleh menyentuh bagian yang berhubungan
langsung dengan pasien agar tidak terjadi kontaminasi ( Fossum et al., 2002).
3.3.3 Perhitungan Dosis Obat

Nama Obat Perhitungan Dosis Dosis Total Waktu


Atropin 0,02 ml/kg x 1,2 0,024 ml/IM premedikasi
Acepromacine 0,05 ml/kg x 1,2 0,06 ml/IM premedikasi
Ketamine 0,2 ml/kg x 1,2 0,24 ml/IM anestesi
Cefotaxime 0,1 ml/kg x 1,2 0,12 ml/IM Post-operatif
Sodium
Tolfedin 0,1 ml/kg x 1,2 0,12 ml/IM Post-operatif

3.3.4 Persiapan Hewan


Kucing sebagai pasien sebelum dioperasi harus dipuasakan minimal 6 jam
dan harus dalam kondisi yang sehat. Hal tersebut dapat diketahui melalui
pemeriksaan fisik berupa inspeksi ada atau tidaknya keabnormalan bagian tubuh,
temperature, frekuensi pulsus, frekuensi nafas, penentuan umur dengan melihat
gigi yang telah tanggal, dan penimbangan berat badan. Penimbangan berat badan
kucing untuk menentukan dosis obat anastesi dan dosis obat yang akan diberikan
untuk post operasi, seperti obat injeksi antiinflamasi, injeksi antibiotic dan obat
oral.
Setelah melakukan pemeriksaan fisik, kucing tersebut dicukur diarea yang
akan dioperasi. Kemudian diberikan obat premedikasi yaitu atropine dan
acepromazin secara intramuckular. Obat premedikasi bertujuan untuk mencegah
terjadinya muntah, dan mempercepat proses anastesi. Selanjutnya, ditunggu 10
menit yang kemudian diberikan anastesi ketamin secara intramuscular.
Setelah pasien teranastesi, hewan di posisikan lateral di atas meja operasi.
Bagian kepala hewan ditutup dengan kain drape yang difiksasi dengan towel
clamp kecuali pada bagian yang akan dioperasi hal ini dimaksud untuk
meminimalisir kontaminasi.

3.3.5 Proses Pelaksanaan Operasi


No Dokumentasi Pelaksanaan Operasi Keterangan
.
Mata Kiri
1. Injeksi premedikasi :
acepromazine dan
atropin

2. Sambil menunggu 10
menit, maka dilakukan
proses pencukuran bulu
sekitar mata kucing

Jika sudah 10 menit


dilanjutkan dengan
injeksi obat anastesi
yaitu ketamin
Area operasi didesinfeksi
dengan povidon iodin

Insisi melingkar pada


kedua tepi palpebra
superior dan inferior

Insisi dan preparasi


diperluas dibawah
kelopak mata dan
dilakukan diseksi tumpul
hingga mencapai
pangkal bola mata
Kantung bola mata
diangkat sampai terlihat
pembuluh darah dan
nervus optikus

Ligasi pembuluh darah


dan nervus opticus

Kemudian lakukan
pemotongan diatas
ligasi, nervus optikus,
buluh darah dan mata
diangkat.
pastikan tidak ada
kebocoran pada ligasi
kemudian bersihkan sisa
darah dengan tampon 

Sebelum ditutup rongga


kelopak mata dilakukan
pemberian antibiotik
vicillin
Melakukan drainase
untuk menyerap cairan
didalam rongga kelopak
mata

Kelopak mata ditutup


dengan jahitan matras
silang menggunakan
benang nonabsorble
Mata Kanan
Pada mata sebelah kanan
dilakukan pengangkatan
kelenjar lakrimalis saja
karena mata sebelah
kanan sudah terjadi
atropi, dan rusak
sehingga mata tidak bisa
dilakukan enukleasi

Preparasi tumpul
disekitar kelenjar
lakrimalis

Ligasi pembuluh darah


pada kelenjar lakrimalis
Kelenjar lakrimalis
dipotong

Pemotongan palpebra
agar kelopak mata bisa
ditutup permanen

Sebelum ditutup,
diberikan antibiotik
vicillin

Kelopak mata ditutup


dengan jahitan matras
silang menggunakan
benang nonabsorble
Hasil penutupan kelopak
mata

Injeksi cefratoxine
sebagai antibiotik

Injeksi tolfedin sebagai


antiinflamasi

3.4 Terapi post operasi


Nama Obat Perhitungan Dosis Dosis Total Waktu
Amoxycillin 25 mg/kg x 1,2 x 10 300 mg/PO Post-operatif
Asam mefenamat 25 mg/kg x 1,2 x 10 300 mg/PO Post-operatif
Vitamin C 1/5 tab x 10 2 tab/PO Post-operatif
Vitamin B 1/5 tab x 10 2 tab/PO Post-operatif

Resep Obat Post Operasi


 Obat Oral

drh. Geofanny
Jl. Dukuh Kupang Barat XI No. 4 Surabaya
Telp : 082123456766
SIP : 19830015

Surabaya, 14 April 2021

R/ Amoxycillin 300 mg

Asam Mefenamat 300 mg

Vitamin C 1/5 tab

Vitamin B 1/5 tab

m.f.l.a. pulv. da in caps td No. X

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
 Hasil Pemeriksaan Darah Pada Kucing BSH
Hematocrit 26.8 % 24-55 Normal
Hemoglobin 9.3 g/dl 9-15 Normal
MCHC 34.7 g/dl 30-36.9 Normal
WBC 13.7 k/ uL 5-18.9 Normal
GRANS 7.8 10^9 /L 2.50-12.50 Normal
GRANS 57 % Normal
L/M 5.9 10^9 /L 1.50-7.80 Normal
L/M 43 % Normal
PLT 655 10^9 /L 175-500 Meningkat

 Hasil Post Operasi

4.2 Pembahasan
Enukleasi bulbi merupakan sebuah prosedur pembedahan dengan cara
mengeluarkan bola mata dengan melepas dan memotong jaringan yang
mengikatnya didalam rongga orbita. Jaringan yang dipotong adalah seluruh otot
pergerakan mata, sebagian nervus optikus dan juga melepaskan conjungtiva dari
bola mata. Enukleasi dilakukan ketika mata mengalami keganasan intra okuler
hingga mengalami kebutaan, misalnya trauma berat akibat kecelakaan,
chlamydiosis, maupun neoplasia intraokuler dimana rasa nyeri tersebut tidak
dapat lagi disembuhkan melalui terapi obat. (Sutjipto, 2008)
Pada kasus kucing BSH didiagnosis mengalami penyakit Chlamydiosis
yang ditandai dengan konjungtivitis pada mata yang menyebabkan kerusakan
mata dan kebutaan pada mata kucing, selain itu kucing BSH mengalami pilek dan
bersin. Kejadian penyakit tersebut sangat cepat dan menular ke kucing lain yang
hidup dan main bersama. Chlamydiosis adalah penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Chlamydophila felis. Bakteri ini dapat menginfeksi sel-sel epitel okular
dan saluran respirasi. Tanda-tanda utama penyakit Chlamydiosis biasanya
radang/sakit pada mata, disertai cairan kotoran mata berlebihan. Infeksi ini
menyebabkan juga pilek, bersin dan kesulitan bernafas yang disebabkan radang
paru-paru. Bila tidak diobati, infeksi bisa menjadi kronis, berlangsung selama
beberapa minggu hingga beberapa bulan (Sykes 2013).
Kucing BSH sudah mengalami kebutaan pada matanya, sehingga tindakan
yang dapat dilakukan adalah enukleasi bulbi. Sebelum dilakukan tindakan operasi
kucing BSH menjalani pemeriksaan darah untuk menunjang kesehatannya. Pada
hasil pemeriksaan darah didapat hasil yang normal kecuali trombosit. Trombosit
kucing BSH mengalami peningkatan. Peran utama trombosit adalah sebagai sel
hemostatis atau pembekuan darah, selain itu juga memiliki peran sebagai sel
sistem kekebalan tubuh. Trombosit memiliki reseptor yang memungkinkan untuk
merasakan patogen ketika menyerang dan peradangan yang disebabkan oleh
infeksi (Speth, et al., 2013). Hal tersebut mengkonfirmasi temuan patogen yang
menyerang kucing BSH karena diagnosa kucing BSH adalah Chlamydiosis yang
disebabkan oleh bakteri Chlamydophila felis yang menyerang kucing dan
menyebabkan keradangan konjungtivitis pada mata dan menyerang saluran
pernafasan bagian atas.
Tindakan enukleasi bulbi yang dilakukan pada kucing BSH adalah dengan
metode transpalpebral. Operasi enukleasi dengan metode transpalpebral pada
umumnya digunakan untuk mengurangi terjadinya kontak infeksi dari permukaan
kornea dan metode pendekatan transpalpebral ini lebih sederhana untuk digunakan.
Kerugian dari pendekatan transpalpebral adalah terdapat banyak perdarahan dan post
operasi mata dengan metode pendekatan transpalpebral menghasilkan mata cekung
(Pollock et al., 2008)
Terapi yang diberikan berupa antibiotik, antiinflamasi dan vitamin.
Ceftriaxone sodium digunakan untuk mengobati infeksi serius dan berperan
sebagai antibiotik yang bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding sel
bakteri. Ceftriaxone dalam terapi ini pemberiannya secara intamuskular diberikan
satu kali pasca operasi berlangsung dengan dosis 0,12 ml . Penggunaan tolfedin
yang merupakan antiinflamasi juga diberikan satu kali pasca operasi
menggunakan injeksi intramuskular dengan dosis 0,12 ml (Plumb, 2008).
Antibiotik lainnya yang digunakan adalah amoxicillin yang diberikan per
oral 2x sehari dengan dosis 50 mg/kg BB. Antiinflamasi yang digunakan adalah
asam mefenamat yang dapat diberikan secara per oral 2x sehari dengan dosis 50
mg/kg BB dan pemberian vitamin A dan C secara per oral 2x sehari dengan dosis
1/5 tab. Vitamin berfungsi sebagai stimulan awitan proses penyembuhan luka dan
epitelisasi serta deposisi fibroblas dari kolagen (Larry, et al., 2020).
Prognosa analisa Kesembuhan Prognosa pada kasus yang dialami kucing
BSH adalah fausta. Menurut Mitchell (2008), Proses penyembuhan pada kasus ini
dapat berlangsung selama 14 hari dan pasien perlu menggunakan chollar sampai
luka operasi pada kelopak mata membaik. Penggunaan chollar bertujuan untuk
mencegah selftrauma. Beberapa pembengkakan orbital mungkin terjadi, biasanya
karena pembentukan hematoma di bawah kelopak mata tertutup. Namun, dapat
pulih dalam tiga hingga lima hari dengan memberikan kompres hangat secara
rutin yang diterapkan.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi waktu kesembuhan seperti
tata laksana operasi yang lage artis, pemberian obat post operasi secara teratur,
kebersihan kucing, serta penting memantau pertumbuhan rambut di area sekitar
luka.
Beberapa komplikasi post operatif pada tindakan enucleasi bulbi yang
mungkin terjadi antara lain: infeksi, perdarahan post operasi, terbukanya luka
bedah, dan emphysema orbitalis. Pencegahan Sanitasi yang buruk dapat menjadi
predisposisi lalat sehingga probabilitas untuk menginfestasi semakin besat.
Beberapa pencegahan yang perlu dilakukan adalah manajemen pemeliharaan yang
baik, rutin membersihkan kandang dan lingkungan area kandang, kebersihan
kucing, serta kepekaan pemilik terhadap adanya perubahan keadaan hewan
peliharaan juga penting sehingga tidak terjadi keterlambatan penanganan kasus.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Enukleasi bulbi merupakan sebuah prosedur pembedahan dengan cara
mengeluarkan bola mata dengan melepas dan memotong jaringan yang
mengikatnya didalam rongga orbita misalnya trauma berat akibat kecelakaan,
chlamydiosis, maupun neoplasia intraokuler. Enukleasi dilakukan ketika mata
mengalami keganasan intra okuler hingga mengalami kebutaan. Keberhasilan
operasi enukleasi bulbi tergantung pada tata laksana operasi yang lage artis,
pemberian obat post operasi secara teratur, kebersihan kucing, serta kepekaan
terhadap adanya perubahan keadaan hewan juga penting sehingga tidak terjadi
keterlambatan penanganan kasus. Prosedur operasi ini mampu mencegah
penularan penyakit ke mata lainnya, mencegah dari infeksi sekunder, dan menjaga
nilai estetikadari pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Elredge, D.M., Carlson, D.G., Carlson, L.D., and Giffin, J.M. 2008. Cat Owner’s
Home Veterinary Handbook. 3rd Edition. Willey Publishing Inc, New
Jersey.
Gelatt, N.K. 2018. Eye Structure and Function in cats. MSD Manual Veterenary
Manual.
Khan AA. 2005. Effects of monocular enucleation on the lateral geniculate
nucleus (LGN) of rabbit : a qualitative light and electron microscopic
study. Biomedical Research 16(1):1-5

Larry, P., Tilley, Francis, W.K., and Smith, J. 2020. Panduan Praktik Veteriner
Anjing dan Kucing. EGC. Jakarta.
Mitchell, N. 2008. Enucleation In Companion Animals. Irish Vet. J., 61(2), 108-
114.
Plumb, D.C. 2008. Veterinary Drug Handbook. 6th Edition. Pharma Vet Inc.
p143-144; p166-168; p240-241; p265-269; p51-522; p600-603
Pollock, P. J., Russell, T., Hughes, T. K., Archer, M. R., dan Perkins, J.D. 2008.
Transpalpebral Eye Enucleation in 40 Standing Horses. America : qVet
Surgery 37 : 306 – 309.

Sutjipto dan Roena G.H. 2008. Protesa Mata pasca Enukleasi dan Eversi.
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya.
Sykes JE. 2013. Canine and Feline Infectious Diseases. Missouri (US): Elsevier.
Speth C, Loffler J, Krappmann S, Lass-florl C, and Rambach G. 2013.
Platelets as Immune Cells in Infectious Diseases. Future Microbiol. 8
(11): 1431-51
Swinger, R.L., Schmidt, K.A., Carastro, S.M. 2009. A Modified Subconjunctival
Enucleation Technique in Dogs and Cats. USA. J. Vet Med. Anim Eye
S. Clin. Vol 104 (1) : pp 20 – 22 ref 10.

Wyman, M., Boeve, M.H., Neumann, W., Spiess, B. 2007. Opthalmology For
The Veterinary Practicioner. 2nd Edition. Germany. Schliitersche
Verlagsgesellschaft.

Wills J M, Howard PE, Gruffydd-Jones TJ. 1988. Prevalence of Chlamydia


psittaci in different cat populations in Britain. J. Small Anim. Pract., 29:
327-339.

Anda mungkin juga menyukai