Anda di halaman 1dari 2

Flek saat Hamil vs Pendarahan

Seperti dilansir dari American Pregnancy, pendarahan ringan atau flek saat hamil merupakan
hal biasa, terutama pada trimester pertama kehamilan. Dianggap tidak berbahaya jika ibu
hamil hanya mengeluarkan beberapa tetes darah di celana dalam atau saat membersihkan
organ intim dengan kertas tisu. Cairan yang keluar itu tidak boleh sampai melumuri celana
dalam.

Bedanya dengan pendarahan, jumlah cairan yang keluar cukup banyak hingga butuh
pembalut untuk menampungnya, atau jika sudah menembus celana dalam. Jika mengalami
kondisi seperti ini, jangan sampai diabaikan. Moms harus segera menghubungi dokter atau
bidan terdekat untuk penanganan yang lebih cepat dan tepat.

Penyebab Flek Saat Hamil


Di awal proses kehamilan, saat sel telur yang telah dibuahi sedang berusaha menempel di
dinding rahim, biasanya terjadi pendarahan ringan atau flek yang terjadi selama beberapa
hari. Hal ini seringnya terjadi sebelum kehamilan diketahui, dan bahkan sering dikira
merupakan darah haid seperti biasa. Proses ini kebanyakan terjadi di tanggal jadwal haid.

Flek saat hamil juga bisa terjadi karena cervical polyp (benjolan kecil di mulut rahim).
Tingginya hormon estrogen di tubuh ibu hamil menyebabkan cervical polyp dan akan
mengeluarkan darah karena meningkatnya aliran darah ke pembuluh di sekitar rahim selama
kehamilan. Jangan panik moms, karena benjolan tersebut bukan sesuatu yang berbahaya.

Jika terjadi sentuhan di area benjolan tersebut, misalnya saat berhubungan seksual, memang
bisa menyebabkan pendarahan. Pemeriksaan dengan alat yang dimasukkan ke mulut rahim
juga bisa menjadi pemicu. Selain itu, olahraga berlebihan atau mengangkat barang berat juga
bisa menyebabkan bercak darah keluar di awal kehamilan sehingga ibu hamil jangan sampai
kelelahan.

Sebagian besar ibu hamil mengalami apa yang dinamakan bercak atau keluar sedikit darah
dari rahim dan ini normal. Meski begitu, ada juga bercak atau pendarahan yang tidak normal.
Berikut adalah cara untuk membedakan antara perdarahan normal dan yang tidak normal.
Bercak atau perdarahan dari vagina yang normal dapat terjadi seperti saat Anda sedang di
tahap awal mencoba metode kontrasepsi baru dan tubuh Anda menyesuaikan diri dengan
hormon yang ada di dalamnya. Tapi ketika bercak terjadi saat Anda sedang hamil, mungkin
itu bisa berarti sesuatu yang lain. Namun, Anda tak perlu panik karena sesuatu yang lain itu
belum tentu mengkhawatirkan. "Anda bisa saja memiliki bercak di sepanjang kehamilan
Anda dan itu dianggap normal oleh dokter," kata Sherry Ross, M.D., dokter kebidanan dan
kandungan di Providence Saint John’s Health Center di Santa Monica, California.
Penyevabnya ada berbagai macam. Pertama dan terpenting yang perlu Anda tahu, kehamilan
membuat aliran darah ke area rahim, vagina dan serviks menjadi lebih deras, kata Jamil
Abdur-Rahman, M.D., dokter dan ketua divisi kebidanan dan kandungan di Medical Center
Vista East di Waukegan, Illinois. Darah juga dapat merembes keluar setelah berhubungan
seks atau aktivitas fisik lainnya, atau bahkan keluar begitu saja seperti tanpa penyebab. Anda
juga mungkin mengalami pendarahan implantasi, yang terjadi setelah embrio tertanam dalam
rahim, kata Abdur-Rahman dan Ross. Atau, bisa juga karena hematoma orsubchorionic atau
perdarahan yang terjadi ketika darah berkumpul di antara korion atau membran terluar sekitar
embrio dan dinding rahim, jelas Jacques Moritz, MD, dokter kebidanan dan kandungan di
New York-Presbyterian dan Weill Cornell Medicine. Itu semua adalah alasan normal
mengapa Anda mengalami bercak selama kehamilan dan hal itu tidak perlu terlalu
dikhawatirkan (meskipun pada kasus yang spesifik, hematoma subkorionik dapat
meningkatkan risiko keguguran). Meski begitu, bercak dapat menjadi tanda keguguran atau
kehamilan ektopik (telur dibuahi di tuba falopi bukan di rahim), kata Abdur-Rahman. Atau,
bisa juga dapat menjadi tanda persalinan prematur atau infeksi. Meski hal-hal ini tidak umum
terjadi, ada baiknya Anda tetap mengetahui mengenai bercak dan pendarahan yang mungkin
perlu perhatian dan penanganan medis seperti di bawah ini.
1. Pendarahan yang cukup berat. "Jika pendarahan tidak seperti menstruasi atau bahkan lebih
berat dari menstruasi, sebaiknya Anda khawatir," kata Abdur-Rahman. Sulit untuk mencari
standar tepat seperti apa yang disebut pendarahan berat, tapi Ross mengatakan jika Anda
harus mengganti pembalut lebih dari sekali tiap tiga jam, itu bisa disebut pendarahan berat.
2. Disertai rasa sakit. Bercak sering datang bersama nyeri dan kram, sehingga Anda merasa
tidak nyaman. Apapun rasa sakit yang mengganggu, sebaiknya Anda catat dan konsultasikan
ke dokter. "Kram ringan bisa dianggap normal, tetapi jika kram menyebabkan Anda harus
terus duduk atau berbaring sambil mengompres perut dengan air panas, sebaiknya Anda
segera hubungi dokter kandungan Anda.
3. Pendarahan terjadi selama beberapa hari (atau seminggu) terus-menerus. Jika Anda hanya
mendapat pendarahan ringan sesekali, mungkin itu bukan apa-apa. "Aturan dasarnya adalah,
jika tidak ada rasa sakit, tidak terjadi terus-menerus dan tidak berat, rasanya tidak ada yang
perlu Anda khawatirkan," kata Abdur-Rahman. Tapi jika Anda masih cemas, tentu akan baik
sekali jika Anda menghubungi dokter untuk memastikan apa yang sesungguhnya terjadi.

Anda mungkin juga menyukai