MENYERANG MANUSIA
?
Aedes aegypti
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Diptera
Famili: Culicidae
Genus: Aedes
Upagenus: Stegomyia
Aedes aegypti
(Linnaeus, 1762)
Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam
berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever)
dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia.
Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes
albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit demam
berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk
membantu mengurangi persebaran penyakit demam berdarah.
Daftar isi
1 Ciri morfologi
3 Pengendalian vektor
4 Referensi
5 Pranala luar
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan
tungkainya ditutupi sisik dengan gari-garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua
garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh
nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk
tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan
nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan
dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal
pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang.
Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah pada
peningkatan kompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat
mengakibatkan nyamuk kurang handal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkan proboscis nya,
namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya,
risiko penularan virus menjadi semakin besar.
Di Indonesia, nyamuk A. aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak
genangan air bersih dalam bak mandi ataupun tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifat urban, bertolak
belakang dengan A. albopictus yang cenderung berada di daerah hutan berpohon rimbun (sylvan areas).
Nyamuk A. aegypti, seperti halnya culicines lain, meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual.
Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2
hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan
dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi
pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa
keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari,
namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung.
Telur Aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering. Jika
terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup
untuk perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang dapat memengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang
dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk
dewasa yang cenderung lebih rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi
menghasilkan nyamuk-nyamuk.
Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam
berdarah adalah dengan mengendalikan populasi dan penyebaran vektor.
Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur.
Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan
tidak ada telur yang melekat pada dinding bak mandi.
Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke tempat itu untuk
bertelur.
Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk
bertelur.
Beberapa cara alternatif pernah dicoba untuk mengendalikan vektor dengue ini, antara lain mengintroduksi
musuh alamiahnya yaitu larva nyamuk Toxorhyncites sp. Predator larva Aedes sp. ini ternyata kurang efektif
dalam mengurangi penyebaran virus dengue.
Sebuah penelitian melepas Aedes aegypti yang terinfeksi bakteri lalat buah disebut Wolbachia. Bakteri
membuat nyamuk kurang mampu membawa virus demam berdarah sehingga membatasi penularan demam
berdarah jika meluas dalam populasi nyamuk. Pada prinsipnya Wolbachia dapat menyebar secepat nyamuk
jantan yang terinfeksi menghasilkan keturunan dengan Wolbachia menginfeksi wanita.
Penggunaan insektisida yang berlebihan tidak dianjurkan, karena sifatnya yang tidak spesifik sehingga akan
membunuh berbagai jenis serangga lain yang bermanfaat secara ekologis. Penggunaan insektisida juga
akhirnya memunculkan masalah resistensi serangga sehingga mempersulit penanganan di kemudian hari.
Demam berdarah adalah salah satu jenis penyakit yang persebarannya melalui gigitan nyamuk yang membawa virus
dengue. Nyamuk demam berdarah tersebut tak lain adalah Aedes Aegepty, si bintik yang berbahaya. Tak hanya
menyebar virus dengue, rupanya nyamuk ini juga menjadi vector penyakit demam kuning atau yellow fever serta
chikungunya. Nyamuk penyebab demam berdarah ini cenderung hidup di Negara dengan iklim tropis serta sub
tropis terutama dalam kondisi cuara lembab dan hujan.
Membedakan nyamuk Aedes Aegepty cukuplah mudah sebab ia memiliki karakter bentuk dan tampilan yang
berbeda dari jenis nyamuk lainnya. Aegypti cenderung berukuran sedang dan memiliki wana kecoklatan. Pada
tungkai kaki ditutupi sisik serta bintik-bintik (yang sebenarnya garis) berwarna putih. Jika Anda jeli, maka pada
bagian punggung Anda akan menjumpai bagian dorsal atau punggung dengan dua garis lengkung secara vertical
tepat di bagian kiri juga kanan. Nyamuk ini juga memiliki sisik pada tubuh, namun sayangnya tak bisa dilihat secara
kasat mata.
Nyamuk ini digolongkan ke dalam kategori diurnal, yang bermakna bahwa ia aktif baik itu malam maupun siang
hari. Menariknya, nyamuk jantan dan betina A. Aegypti ini memiliki pola konsumsi yang berbeda. Nyamuk jantan
sama sekali tidak menghisap darah Anda sebab kebutuhan energinya terpenuhi dengan cara menghisap nektar bunga
atau tumbuhan lain. Justru sang betina-lah yang selama ini berperan sebagai penyebar virus melalui gigitannya
sebab kebutuhan energinya didapatkan melalu konsumsi darah.
Nyamuk demam berdarah menyukai kondisi yang minim cahaya serta tertarik pada wana hitam dan merah.
Sebenarnya tidak semua nyamuk Aedes Aegypti betina bisa menularkan virus dengue. Hanya yang telah terinfeksi
virus dengue saja yang berperan sebagai vector dengue. Uniknya, jika nyamuk telah terjangkiti virus dengue, maka
kemampuannya untuk menghisap darah menjadi berkurang bahkan lebih sering gagal. Hal inilah yang memicu
penyakit demam berdarah cepat menyebar sebab si nyamuk cenderung berpindah-pindah pada target yang satu ke
yang lain. Mengingat gigitan nyamuk yang satu ini tak selalu berhasil menghisap darah.
Program pemerintah yang paling familiar di telinga kita, boleh jadi adalah 3M yakni Menguras, Menutup serta
Mengubur. Program ini ditujukan untuk mengendalikan laju serta pertumbuhan nyamuk demam berdarah.
Langkah taktis yang perlu Anda lakukan cukup sederhana. Mulailah dengan menguras bak kamar mandi secara
berkala agar memangkas siklus jentik-jentik nyamuk Aedes Aegypti. Anda juga bisa menaburkan bubuk pembunuh
nyamuk jika Anda tak menyukai aktifitas menguras bak. Langkah lain yang bisa Anda lakukan adalah menutup
semua tempat penampungan air sebab jika terbuka, akan menjadi surga bagi Aedes Aegypty. Terakhir, buanglah
barang-barang bekas Anda dengan cara dikubur agar tidak berpotensi menadah air dan mengundang jentik nyamuk
yang hidup di dalamnya.
add a comment
Demam Berdarah Dengue (baca : Denggi), atau disingkat DBD, atau dalam bahasa Inggris disebut Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF), adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan
Virus DBD ini terdiri dari 4 macam dan saling terkait satu sama lain, yaitu tipe DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan
DEN-4.
Jika seseorang pernah mengidap DBD karena 1 tipe virus, bukan berarti orang ini menjadi kebal/imun
dengan tipe virus yang lain. Jadi, seseorang bisa terkena DBD hingga 4 kali.
Gejala DBD kadang mirip dengan penyakit lainnya yaitu adanya demam tinggi yang mendadak sekitar 39-
40 derajat Celcius. Demam ini akan turun pada hari ketiga atau keempat dimana penderita akan merasa
lebih baik padahal sebenarnya inilah fase-fase kritis, dan akan muncul kembali pada hari keenam dan
ketujuh.
Pada hari ketiga akan terjadi pengeluaran plasma darah yang ditandai dengan tubuh loyo dan panas tubuh
yang menurun. Inilah kondisi kritis pasien dan jika tidak ditangani secara tepat dapat menyebabkan
kematian karena kondisi tubuh yang semakin menurun serta pendarahan yang semakin hebat. Oleh
karena itu, kenali dengan jelas ciri-ciri DBD sehingga anda dapat memberikan pertolongan yang tepat
kepada penderita.
Namun yang patut diwaspadai adalah bila demam itu diikuti dengan nyeri di bagian belakang mata, nyeri
pada otot dan persendian dan timbul bercak-bercak merah pada kulit. Gejala ini umumnya timbul 4-6
hari setelah terinfeksi oleh virus. Untuk kondisi yang lebih parah, pasien bisa mengalami nyeri perut dan
muntah-muntah. Pada sebagian besar penderita, akan muncul juga pendarahan yang terjadi di gusi, kulit,
Perlu diingat bahwa sampai saat ini penyakit DBD belum ada obatnya. Vaksin DBD kabarnya pun masih
dalam proses pengembangan. Yang bisa dilakukan hanyalah merawat pasien agar kondisi tubuhnya
jangan terus menurun dengan cara istirahat, minum obat penurun panas (Paracetamol) 3 x sehari selama
badan penderita masih panas dan hentikan bila sudah tidak panas lagi, mengonsumsi makanan yang
bergizi, dan minum sebanyak-banyaknya untuk mengurangi pengentalan darah akibat plasma darah yang
Berikan pula oralit atau cairan elektrolit untuk mencegah dehidrasi dan jus buah jambu untuk
memperbanyak pembentukan trombosit darah sebagai ganti trombosit darah yang hilang akibat dari
pendarahan atau pecahnya pembuluh darah. Pemberian Vitamin atau multivitamin juga dianjurkan untuk
menambah kuat daya tahan tubuh dan juga menambah nafsu makan.
Makin kuat daya tahan tubuh, makin besar kemungkinan seseorang dapat menghambat perkembangan
DBD dapat timbul pada orang yang tinggal di daerah pinggiran terutama yang hidup di daerah kumuh.
Umumnya menyerang anak-anak karena sistim imun pada anak-anak tidaklah sekuat orang dewasa.
Namun virus tersebut tidak akan mempengaruhi orang-orang yang memiliki daya tahan tubuh yang prima
yang akan menghambat perkembangbiakan virus Dengue dalam tubuh.
Oleh karena itu, istirahat yang cukup, makan teratur dan olahraga dapat membantu kita untuk
menghindar dari penyakit. Jangan lupa pula untuk menjaga kebersihan dan menutup semua lubang yang
Sumber:
http://www.aio.co.id/index.php/healthy/detail/6
http://pusatmedis.com/demam-berdarah-dengue_84.htm
Malaria adalah penyakit menular akibat infeksi parasit plasmodium yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk malaria yang bernama Anopheles. Nyamuk Anopheles penyebab penyakit malaria ini
banyak terdapat pada daerah dengan iklim sedang khususnya di benua Afrika dan India. Termasuk
juga di Indonesia.
Parasit plasmodium yang ditularkan nyamuk ini menyerang sel darah merah. Sampai saat ini ada
empat jenis plasmodium yang mampu menginfeksi manusia yaitu plasmodium vivax, plasmodium
malariae, plasmodium ovale dan plasmodium falciparum. Plasmodium falciparum merupakan yang
paling berbahaya dan dapat mengancam nyawa.
Setiap tahunnya, sekitar 1,2 juta orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit malaria.
Demikian menurut data terbaru yang dimuat dalam jurnal kesehatan Inggris, The Lancet. Angka
yang dilansir itu jauh lebih tinggi dari perkiraan WHO tahun 2010 yakni 655.000.
Banyak yang mengira penyakit malaria sama dengan demam berdarahkarena punya gejala yang
mirip dan sama-sama ditularkan oleh nyamuk. Namun perlu diketahui bahwa keduanya berbeda.
Malaria disebabkan oleh nyamuk anopheles yang membawa parasit plasmodium, sementara
demam berdarah disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang membawa visrus Dengue.
Gejala malaria mirip dengan gejala flu biasa. Penderita mengalami demam, menggigil, nyeri otot
persendian dan sakit kepala. Penderita mengalami mual, muntah, batuk dan diare. Gejala khas
malaria adalah adanya siklus menggigil, demam dan berkeringat yang terjadi berulang ulang.
Pengulangan bisa berlangsung tiap hari, dua hari sekali atau tiga hari sekali terggantung jenis
malaria yang menginfeksi. Gejala lain warna kuning pada kulit akibat rusaknya sel darah merah dan
sel hati.
Infeksi awal malaria umumnya memiliki tanda dan gejala sebagai berikut :
Menggigil
Demam tinggi
Berkeringat secara berlebihan seiring menurunnya suhu tubuh
Mengalami ketidaknyamanan dan kegelisahan (malaise)
Sakit kepala
Mual
Muntah
Diare
Dalam beberapa kasus, parasit penyebab malaria bisa bertahan dalam tubuh manusia selama
beberapa bulan. Sementara itu, infeksi akibat parasit P. falciparum biasanya lebih serius dan lebih
mengancam nyawa. Sehingga ketika merasakan gejala tersebut, penangan dokter lebih awal sangat
disarankan.
Meski memiliki gejala yang hampir mirip, malaria dan demam berdarah disebabkan oleh nyamuk
yang berbeda. Nyamuk penyebab demam berdarah adalah Aedes Aegypti, dan menyerang pada
siang hari. Sementara nyamuk Anopheles penyebab malaria menyerang pada pagi dan sore hari.
Penyebab Malaria
Parasit yang menyebabkan malaria disebut plasmodium. Ada 170 jenis plasmodium, tapi hanya
empat yang menyebabkan malaria pada manusia :
P. falciparum, merupakan jenis yang banyak terdapat di Afrika dan menyebabkan gejala
yang parah.
P. vivax, merupakan jenis yang banyak terdapat di daerah tropis Asia.
P. malariae, banyak terdapat di Afrika dan dapat berdiam di aliran darah tanpa menimbulkan
gejala apapun untuk beberapa tahun.
P. ovale, banyak terdapat di Afrika bagian barat.
Proses Penularan Penyakit Malaria
Penularan parasit plasmodium kepada manusia adalah melalui nyamuk anopheles betina. Ketika
nyamuk menggigit seseorang yang terinfeksi malaria, nyamuk tersebut menyedot parasit yang
disebut gametocytes. Parasit tersebut menyelesaikan siklus pertumbuhannya di dalam tubuh
nyamuk dan kemudian merambat ke kelenjar ludah nyamuk. Pada saat menggigit anda, nyamuk ini
menyuntikan parasit ke aliran darah anda. Menuju hati kemudian melipatgandakan diri.
Bentuk penularan lain yang dapat terjadi dapat berupa penularan dari wanita hamil ke janin. Malaria
juga dapat menular melalui transfusi darah.
Mereka yang memiliki imunitas rendah terhadap malaria memiliki risiko yang lebih besar. Hal ini
berlawanan dengan mereka yang tinggal di daerah endemik karena telah memiliki imunitas terhadap
malaria.
Tidak ada vaksin yang efektif untuk melawan malaria. Pada negara-negara endemik cara
pencegahannya adalah dengan menjauhkan nyamuk dari manusia dengan memakai obat nyamuk
atau jaring nyamuk.
Cara Pencegahan
Jangan lupa, jaga kesehatan diri dengan makan makanan bergizi dan olahraga teratur untuk
meningkatkan sistem imun dan mencegah serangan penyakit malaria!
Cara Pengobatan
Ada tiga faktor yang harus diperhatikan dalam pengobatan malaria yaitu : jenis plasmodium yang
menginfeksi, keadaan klinis pasien (usia dan kehamilan) dan jenis obat yang cocok untuk
plasmodium penginfeksi. Jenis obat tergantung dari daerah geografis tempat plasmodium tersebut
hidup. Hal tersebut disebabkan adanya plasmodium yang sudah resisten terhadap beberapa obat
pada daerah daerah tertentu.
Malaria ringan dapat diberikan obat oral. Sedangkan malaria berat yang mempunyai gejala klinis
perdarahan harus di observasi di rumah sakit dengan pengobatan intra vena. Penyebab demam
berdarah adalah nyamuk demam berdarah. Nyamuk demam berdarah lebih kita kenal dengan
nama nyamuk aedes aegypti.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, lebih dari 80% dari mereka yang terinfeksi
virus dengue diam-diam akan menularkan penyakit tanpa gejala atau hanya sakit ringan. Namun,
ada risiko 5% dari kematian untuk pasien-pasien yang penyakitnya semakin berkembang dalam
tubuh (mungkin karena tidak dirawat intensif) atau dikenal sebagai dengue shock syndrome (DSS).
Banyak faktor yang mempengaruhi pasien demam berdarah semakin parah.