Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

SISTEM INTEGUMEN DENGAN PASIEN LUKA BAKAR


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Keperawatan Gawat Darurat yang di ampu oleh Harjati, S. ST. M.Kes.

Disusun oleh kelompok 1 :


Alvi Adisty (20001)
Ameliana Sari (20002)
Anggita Kumala (20003)
Anita Jaini (20004)
Apria Wulan (20005)
Arief Mardianto (20006)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN YASPEN
JAKARTA
2022

KONSEP DASAR SISTEM INTEGUMEN : LUKA BAKAR


A. Definisi
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan adanya kontak dengan sumber
panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi (Moenadjat, 2009). Luka bakar adalah luka yang terjadi
karena terbakar api langsung maupun tidak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan
kimia. Luka bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api, misalnya tersiram air panas banyak terjadi pada
kecelakaan rumah tangga (Sjamsuidajat 2004).

Klasifikasi Luka Bakar


1. Derajat 1
Derajat luka bakar pertama disebut juga dengan luka bakar superfisial. Kerusakan kulit yang terjadi hanya
mengenai epidermis atau lapisan kulit yang paling luar. Penyebab luka bakar derajat pertama adalah paparan
sinar matahari yang berlebih, terkena air panas, atau kecelakaan saat menggunakan kompor, alat setrika,
maupun alat pelurus rambut.
2. Derajat dua
area kerusakan sel-sel kulit sudah mulai menembus epidermis hingga mengenai sebagian dermis atau lapisan
kulit yang berada di tengah.Berdasarkan kedalamannya, derajat 2 dibagi menjadi dua jenis, yaitu superficial
partial thickness dan deep partial thickness.Superficial partial thickness memengaruhi lapisan epidermis dan
lapisan atas dermis. Sementara itu, deep partial thickness mengenai lapisan epidermis dan lapisan dermis
yang lebih dalam.

3. Luka bakar derajat III (Full Thickness burn)


Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dermis dan lapisan lebih dalam, tidak dijumpai bula, apendises kulit
rusak, kulit yang terbakar berwarna putih dan pucat. Karena kering, letak nya lebih rendah dibandingkan
kulit sekitar. Terjadi koagulasi protein pada epidermis yang dikenal sebagai scar, tidak dijumpai rasa nyeri
dan hilang sensasi, oleh karena ujung –ujung syaraf sensorik mengalami kerusakan atau kematian.
Penyembuhanterjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari dasar luka (Moenadjat, 2001).

4. Luka bakar derajat IV


Luka full thickness yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan ltulang dengan adanya kerusakan yang luas.
Kerusakan meliputi seluruh dermis, organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar
keringat mengalami kerusakan, tidak dijumpai bula, kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat, terletak
lebih rendah dibandingkan kulit sekitar, terjadi koagulasi protein pada epidemis dan dermis yang 12 dikenal
scar, tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensori karena ujungujung syaraf sensorik mengalami kerusakan
dan kematian. penyembuhannya terjadi lebih lama karena ada proses epitelisasi spontan dan rasa luka
(Moenadjat, 2001)

B. Etiologi
Etiologi luka bakar akibat cedera termis antara lain:
 Air panas (scald), khususnya pada anak.
 Api (flame), merupakan 50% penyebab luka bakar pada dewasa.
 Pajanan panas langsung (contact), baik oleh sumber api maupun terkena cairan yang mudah terbakar (bensin,
minyak, cairan dari pemantik api)
 Pajanan suhu tinggi dari matahari
Selain itu, 3-4% dari luka bakar disebabkan oleh cedera elektrik, yang dapat dikategorikan sebagai berikut:
 Cedera akibat listrik dari apliansi rumah tangga, umumnya voltase kecil
 Cedera akibat listrik tegangan tinggi, yaitu pada voltase >1000V.
 Cedera akibat pajanan listrik sesaat (Flash), ketika terdapat pajanan listrik voltase tinggi namun tidak ada
aliran listrik yang melewati tubuh.

C. Patofisiologi
Luka bakar dikelompokkan menjadi tiga zona berdasarkan derajat kerusakan jaringan dan perubahan pada
aliran darah. Pada bagian pusat atau tengah luka disebut sebagai zona koagulasi, yaitu zona yang paling
banyak terpapar panas dan mengalami kerusakan terberat. Protein akan mengalami denaturasi pada suhu
diatas 41°C, sehingga panas yang berlebih pada tempat luka akan mengakibatkan denaturasi protein,
degradasi, dan koagulasi yangmampu menyebakan nekrosis jaringan. Diluar zona koagulasi terdapat zona
stasis atau zona iskemik yang ditandai dengan menurunnya perfusi jaringan. Zona stasis merupakan zona
yang berpotensi untuk dilakukan penyelamatan jaringan (Moenadjat, 2001)

Pathway

D. Manifestasi Klinis
Menurut Wong and Whaley’s 2003, tanda dan gejala pada luka bakar adalah :
1. Grade I
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar), kulit kering kemerahan, nyeri sekali, sembuh dalam 3 - 7
hari dan tidak ada jaringan parut.
2. Grade II
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar) dan dermis (kulit bagian dalam), terdapat vesikel (benjolan
berupa cairan atau nanah) dan oedem sub kutan (adanya penimbunan dibawah kulit), luka merah dan
basah, mengkilap, sangat nyeri, sembuh dalam 21 - 28 hari tergantung komplikasi infeksi.
3. Grade III
Kerusakan pada semua lapisan kulit, nyeri tidak ada, luka merah keputih-putihan (seperti merah yang
terdapat serat putih dan merupakan jaringan mati) atau hitam keabu-abuan (seperti luka yang kering dan
gosong juga termasuk jaringan mati), tampak kering, lapisan yang rusak tidak sembuh sendiri (perlu skin
graf).
Metode Rule of Nines untuk menentukan daerah permukaan tubuh total (Body surface Area : BSA)
untuk orang dewasa adalah :
1. Kepala dan leher : 9%
2. Ekstremitas atas kanan : 9%
3. Ekstremitas atas kiri : 9%
4. Ekstremitas bawah kanan : 18%,
5. Ekstremitas bawah kiri : 18%
6. Badan bagian depan : 18%
7. Badan bagian belakang : 18%
8. Genetalia : 1 %

E. Komplikasi
Dibandingkan dengan luka derajat pertama dan kedua, derajat ketiga lebih berpotensi menimbulkan
terjadinya komplikasi.Dalam kasus yang parah, komplikasi pun dapat berujung pada kematian.Berikut adalah
berbagai komplikasi yang mungkin terjadi apabila luka bakar tidak ditangani sesegera mungkin:

 infeksi bakteri,
 kehilangan banyak cairan atau hipovolemia,
 syok,
 tetanus,
 sepsis,
 hipotermia pada luka akibat udara terlalu dingin,
 masalah pernapasan akibat asap atau udara yang terlalu panas,
 edema atau penumpukan cairan pada bagian tertentu tubuh, dan
 masalah tulang dan sendi.

F. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Doenges, 2000, diperlukan pemeriksaan penunjang pada luka bakar yaitu :
1. Laboratorium
A. Hitung darah lengkap :
 Hb (Hemoglobin) turun menunjukkan adanya pengeluaran darah yang banyak sedangkan
peningkatan lebih dari 15% mengindikasikan adanya cedera,
 pada Ht (Hematokrit) yang meningkat menunjukkan adanya kehilangan cairan sedangkan Ht
turun dapat terjadi sehubungan dengan kerusakan yang diakibatkan oleh panas terhadap
pembuluh darah.

B. Leukosit : Leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan adanya infeksi atau inflamasi.
C. GDA (Gas Darah Arteri) : Untuk mengetahui adanya kecurigaaan cedera inhalasi. Penurunan tekanan
oksigen (PaO2) atau peningkatan tekanan karbon dioksida (PaCO2) mungkin terlihat pada retensi
karbon monoksida.
D. Elektrolit Serum : Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cedera jaringan dan
penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin menurun karena kehilangan cairan, hipertermi
dapat terjadi saat konservasi ginjal dan hipokalemi dapat terjadi bila mulai diuresis.
E. Natrium Urin : Lebih besar dari 20 mEq/L mengindikasikan kelebihan cairan , kurang dari 10
mEqAL menduga ketidakadekuatan cairan. Alkali Fosfat : Peningkatan Alkali Fosfat sehubungan
dengan perpindahan cairan interstisial atau gangguan pompa, natrium.
F. Glukosa Serum : Peninggian Glukosa Serum menunjukkan respon stress.
G. Albumin Serum : Untuk mengetahui adanya kehilangan protein pada edema cairan.
H. BUN atau Kreatinin : Peninggian menunjukkan penurunan perfusi atau fungsi ginjal, tetapi kreatinin
dapat meningkat karena cedera jaringan.
I. Loop aliran volume : Memberikan pengkajian non-invasif terhadap efek atau luasnya cedera.
J. EKG : Untuk mengetahui adanya tanda iskemia miokardial atau distritmia.
K. Fotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar.

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien luka bakar sesuai dengan kondisi dan pasien dirawat melibatkan berbagai lingkungan
perawatan dan disiplin ilmu antara lain mencakup penanganan awal (ditempat kejadian), penanganan
pertama di unit gawat darurat, penanganan diruang intensif atau bangsal. Tindakan yang diberikan antara lain
adalah terapi cairan, fisioterapi dan psikiatri. Pasien dengan luka bakar memerlukan obat-obatan topical.
Pemberian obat-obatan topical anti microbial bertujuan tidak untuk mensterilkan luka akan tetapi akan
menekan pertumbuhan mikroorganisme dan mengurangi kolonisasi, dengan memberikan obat-obatan topical
secara tepat dan efektif dapat mengurangi terjadinya infeksi luka dan mencegah sepsis yang sering kali masih
menjadi penyebab kematian pasien.( Effendi. C, 1999)

DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/16543/3/BAB_I.pdf
http://eprints.umm.ac.id/41523/3/jiptummpp-gdl-wahyudwipu-50809-3-bab2.pdf
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7715/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
https://hellosehat.com/hidup-sehat/pertolongan-pertama/luka-bakar/

ASESMEN AWAL DAN RENCANA NRM : 2022-123


ASUHAN KEPERAWATAN Nama : dimas
Tanggal Lahir : 10
GAWAT DARURAT januari 2012
Alamat : jln.poncol, pasar rebo,Jakarta timur
(Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)

TANGGAL : 15 Maret 2022 JAM : 17.00 WIB TRIASE


PENANGANAN PREHOSPITAL RJP Merah Hijau
Neck Collar Bidai Oksigen Infus
Kuning DOA
Lainnya:

PRA
Batuk

IM
ERB Sulit bicara
PE Napas cuping hidung
N napas
G C
dingin
KA
JI lema Diaforesis
AN h > 2 detik
Frekuensi nadi normal
Compos mentis Delirium Stupor
Apatis Somnolen Koma

D Pusing
G EYE VERBAL MOTORIK
CS 4 – Buka spontan 5 – Orientasi baik 6 – Patuhi perintah
SK 3 – Buka diperintah 4 – Bingung 5 – Lokalisasi nyeri
O 2 – Buka dengan nyeri 3 – Kata-kata kacau 4 – Fleksi normal terhadap
R
1 – Tidak ada respons 2 – Bersuara tanpa arti nyeri
1 – Tidak ada respons 3 – Fleksi abnormal
TOTAL: 2 – Ekstensi abnormal
1 – Tidak ada respons

SE RI KELUHAN UTAMA DAN RIWAYAT KESEHATAN


KU W Pasien anak laki laki bernama dimas usia 10 tahun datang ke UGD pada tanggal 15 Maret 2021 dengan
kondisi Luka Bakar derajat 2. Pasien mengeluh kedua tangan kanan kemerahan,melepuh,dan bengkak
ND AYakibat terkena minyak panas. Pasien meringis saat diperiksa dan mengeluh nyeri dengan skala 5.
AT
ER

PE RIWAYAT ALERGI MAKAN/MINUM TERAKHIR


Tidak tahu Ada :
N
Tidak ada Respons alergi :
G RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
KA Hipertensi Penyakit jantung Merokok Lainnya:
JI DM Asma Alkohol
TT Frek. Napas SaO2 Frek. Nadi Tekanan Darah Suhu RI JA Tidak Berisiko
AN V kali/menit
SI TU
K H Risiko Rendah
kali/menit mmHg ºC O
% Risiko Tinggi

NY Tidak nyeri 0 ut

ER
I
1–3

4–6
7 – 10
SO Tidak ada masalah Sulit konsentrasi Merasa Mencederai
PSSI
- Cemas Tegang bersalah orang
IK AL
O Panik Merasa putus lain
Takut
Marah asa Lainnya:
Merasa sedih
Perilaku
agresif
Mencederai
diri
SE TO KEYa
PA
Td k Ya Tdk
E Deformitas
KU LA
Bengkak
ND TO Luka Hematoma
ER HE Nyeri tekan Pupil anisokor
AD
LE Ya Td k Ya Tdk Deformitas Bengkak
PE HE
R Luka
N Distensi vena
G Nyeri tekan jugularis
KA Deviasi trakhea
TH Ya Td Ya Tdk k
JI O
Deformitas Wheezing
RA
AN KS Luka Ronkhi
Nyeri tekan S3 / S4
Bengkak Murmur

Ekspansi

asimetris
ABYa Td k Ya Tdk
D
O Deformitas Distensi abdomen
M Luka Nyeri/kram abdomen
EN
Nyeri tekan Hepatomegali
Anasarka

EKYa Td Ya Tdk Lainnya:


ST
RE k Deformitas Hematoma
MI
TA Luka
S
Perdarahan
Nyeri tekan
Kelemahan otot
Bengkak
Keterbatasan gerak

PE LA
Hb : Na : pH : EK
NU B.Ht : K: BE : Leu : G
NJ Cl : PCO2 : Tr : Ur :
AN RA
G PO2 : GDS : Cr : HCO3 : D.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
(D.0001) (D.0013) Intrakranial (D.0066)

Kulit/Jaringan (D.0129)

pontan (D.0007)
D.0078)

ipovolemia (D.0034)
(D.0010) Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif (D.0017)
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
(D.0027)

(D.0014)

LUARAN (SASARAN/OUTCOME) KEPERAWATAN

INTERVENSI KEPERAWATAN

Manajemen Jalan Napas (I.01011) Perawatan Jantung Akut (I.02076) Pemantauan Tekanan
Pencegahan Aspirasi (I.01018) Perawatan Jantung (I.02075) Intrakranial (I.06198)
Pemantauan Respirasi (I.01014) Pencegahan Perdarahan (I.02067) Manajemen Peningkatan
Terapi Oksigen (I.01026) Manajemen Diare (I.03101) Tekanan Intrakranial (I.06194
Manajemen Asam-Basa (I.02036) Manajemen Cairan (I.03098) Perawatan Luka (I.14564)
Manajemen Hipovolemia (I.03116) Manajemen Elektrolit (I.03102) Manajemen Nyeri (I.08238)
Manajemen Hipervolemia (I.03114) Resusitasi Jantung Paru (I.02083) Pencegahan Infeksi (I.14539)
Pencegahan Syok (I.02068) Manajemen Hiperglikemia (I.03115)
Manajemen Syok (I.02048) Manajemen Hipoglikemia (I.03116)

Nama Perawat Paraf Tanggal :


Jam :
DATAFOKUS

NO. TGL. DATA OBYEKTIF TGL. DATA SUBYEKTIF

1. 15/03/ 1. Pasien terlihat meringis 15/03/ 1. Pasien mengeluh nyeri seperti


2022 menahan nyeri 2022 terbakar pada kedua tangannya
2. Pasien tampak gelisah saja
3. Pasien tampak bersikap 2. pasien mengatakan tangan nya
protektif terhadap kedua terkena minyak panas
tangannya 3. Pasien mengatakan nyeri skala
4. TTV : 5
 TD : 120/80
 Suhu : 36,6
 nadi : 90
 rr : 20

1. Tangan pasien tampak 1. Pasien mengeluh nyeri skala 5


2. 15/03/ 2. Pasien mengatakan tangannya
kemerahan
2021 terkena minyak panas
2. tangan pasien tampak
melepuh
3. tangan pasien tampak
bengkak
4. Pasien tampak meringis
menahan nyeri
5. TTV
 TD : 120/80
 Suhu : 36,6
 nadi : 90
 rr : 20
ANALISA DATA

Nama Klien / Umur : Dimas / 10 tahun


No. Kamar / Ruang : 201 / Ruang Melati

NO. DATA MASALAH ETIOLOGI

1. DO: Nyeri Akut Agen Pencederaan Kimawi


1. Pasien terlihat meringis yaitu Terbakar
menahan nyeri
2. Pasien tampak gelisah
3. TTV :
 TD : 120/80
 Suhu : 36,6
 nadi : 90
 rr : 20
DS:
1. Pasien mengeluh nyeri
seperti terbakar pada
kedua tangannya saja
2. pasien mengatakan
tangan nya terkena
minyak panas
3. Pasien mengatakan
nyeri skala 5

DO:
2.
1. Tangan pasien tampak Gangguan Integrasi Kulit / Bahan Kimia Iritatif
kemerahan Jaringan
2. tangan pasien tampak
melepuh
3. tangan pasien tampak
bengkak
4. Pasien tampak
meringis menahan
nyeri
5. TTV
 TD : 120/80
 Suhu : 36,6
 nadi : 90
 rr : 20
DS:
1. Pasien mengeluh nyeri
skala 5
2. Pasien mengatakan
tangannya terkena
minyak panas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama / Umur : Dimas / 10 tahun
Kamar / Ruang : 201 / Ruang Melati

NO. MASALAH / TGL. TGL. NAMA


DIAGNOSA DITEMUKAN TERATASI JELAS

1. Nyeri Akut b.d Agen pencederaan kimiawi 15/03/2022 16/03/2022 Dimas


( terbakar )

2. Gangguan Integritas Kulit / Jaringan b.d 15/03/2022 16/03/2022 Dimas


Bahan kimia iritatif
RENCANA KEPERAWATAN

Nama / Umur : Dimas / 10 tahun


Kamar / Ruang : 201/ Ruang Melati

NO TGL. DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


1. 15/03/ Nyeri akut b.d Agen pencederaan Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri
2022 kimiawi ( terbakar ) Setelah dilakukan tindakan Observasi :
DO: keperawatan selama 1x24 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
4. Pasien terlihat meringis
menahan nyeri jam diharapkan tingkat durasi, frekuensi, kualitas dan
5. Pasien tampak gelisah nyeri menurun dengan intensitas nyeri
6. TTV :
kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
 TD : 120/80
 Suhu : 36,6 Tingkat Nyeri 3. Identifikasi faktor yang
 nadi : 90 Kriteria A T memperberat dan memperingan
 rr : 20
hasil nyeri
DS:
4. Pasien mengeluh nyeri Keluhan 2 5 4. Monitor efek samping
seperti terbakar pada nyeri penggunaan analgetik
kedua tangannya saja
Meringis 2 5 Teraupetik :
5. pasien mengatakan tangan
nya terkena minyak panas Gelisah 2 5 5. Berikan teknik nonfarmakologis
6. Pasien mengatakan nyeri untuk mengurangi rasa nyeri
skala 5
( kompres hangat / dingin, teknik
relaksasi )
6. Fasilitas istirahat dan tidur
7. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemeliharaan strategis
meredakan nyeri
Edukasi
8. Jelaskan strategi meredakan nyeri
9. Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
10. Ajarkan teknik nonfarmakologis
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
2. 15/03/ Gangguan Integritas Kulit / Jaringan Perawatan Luka Bakar Perawatan Luka Bakar
2022 b.d Bahan kimia iritatif DO: Setelah dilakukan tindakan Observasi
1. Tangan pasien tampak keperawatan selama 1x24 1. Identifikasi penyebab luka bakar
kemerahan
jam diharapkan tingkat 2. Monitor kondisi luka
2. tangan pasien tampak
melepuh nyeri menurun dengan Teraupetik
3. tangan pasien tampak kriteria hasil : 3. Gunakan teknik aseptik selama
bengkak
4. Pasien tampak meringis Integritas kulit dan jaringan Merawat luka
menahan nyeri Kritteria A T 4. Bersihkan luka dengan cairan steril
5. TTV
hasil ( mis. NaCl 0,9 %, cairan antiseptik )
 TD : 120/80
 Suhu : 36,6 Kemerahan 2 5 5. Lakukan terapi relaksasi untuk
 nadi : 90 Kerusakan 2 5 mengurangi nyeri
 rr : 20 6. gunakan modern dressing sesuai
lapisan kulit
DS:
1. Pasien mengeluh nyeri dengan kondisi luka ( mis.
skala 5 Hyrocolloid, polymer, crystaline,
2. Pasien mengatakan
cellulose )
tangannya terkena minyak
panas Edukasi
7. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Kolaborasi
8. Kolaborasi prosedur debriderment,
jika perlu
9. kolaborasi pemberian antibiotik,
jika perlu
CATATAN KEPERAWATAN

Nama / Umur : Dimas/10 Tahun


Kamar / Ruang : 201/Ruang Melati

TGL. NO. TINDAKAN KEPERAWATAN DAN PARAF


WAKTU DIAGNOSA HASIL
15/03/2022 Amel
Anggita
17.30 Dx1 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, Anita
kualitas dan intensitas nyeri Apria
DS : pasien mengatakan kedua tangannya terkena Arief
minyak panas hingga kemerahan dan bengkak
DO : pasien terlihat meringis menahan nyeri

17.35 Dx1
2. Identifikasi skala nyeri
DO : pasien mengatakan skala nyeri 5
DS : skala nyeri 5 dan pasien tampak gelisah

17.40 Dx2 1. Identifikasi penyebab luka bakar


DS :pasien mengatakan kedua tangannya terkena
minyak panas
DO : kedua tangan pasien tampak melepuh dan bengkak

17.45 Dx2 4.Bersihkan luka dengan cairan steril ( mis. NaCl 0,9 %,
cairan antiseptik )
DS : pasien mengatakan kedua tangannya terlihat lebih
baik dari sebelumnya
DO : - luka dibersihkan dengan cairan NaCl
- Luka tampak melepuh dan bengkak

6.gunakan modern dressing sesuai dengan kondisi luka


18.20 Dx2
( mis. Hyrocolloid, polymer, crystaline, cellulose )
DS : pasien mengatakan walaupun luka sudah dibalut
namun masih terasa nyeri dibagian luka bakar
DO : pasien terpasang pembalut luka cultimed alginate

18. 40 Dx1 11.Kolaborasi pemberian analgetik,


jika perlu
DS : pasien mengatakan skala nyeri sudah berkurang
menjadi 4
DO : pasien diberikan ketorolac 30mg/ml setiap 8 jam
melalui infus NaCl

5. Berikan teknik nonfarmakologis


19.15 Dx1
untuk mengurangi rasa nyeri
( kompres hangat / dingin, teknik
relaksasi )
DS : pasien mengatakan setelah dilakukan tindakan, nyeri
dapat teralihkan
DO : pasien diberikan tindakan teknik relaksasi napas dalam
untuk mengurangi nyeri

19.30 Dx2 6. Jelaskan tanda dan gejala infeksi


DS : pasien mengatakan mengerti penjelasan dari
perawat
DO : pasien tampak paham atas penjelasan yang
diberikan
16/03/2022

09.00 Dx2 2.Monitor kondisi luka


DS : pasien mengatakan luka bakar sudah tidak
membengkak
DO : luka bakar tampak sudah mengering dari sebelumnya
dan modern dressing sudah diganti

4.Monitor efek samping penggunaan analgetik


09.15 Dx1
DS : pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
DO : - pasien tampak menunjuk skala 2
- pasien sudah tidak tampak meringis menahan nyeri

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama / Umur : Dimas / 10 tahun


Kamar / Ruang : 201 / Ruang Melati

NO. TGL. SUBYEKTIF, OBYEKTIF, ANALISA, PARAF


DIAGNOSA PLANNING
DX.1 16/03/ S : Pasien mengatakan nyeri nya sudah berkurang Alvi
2022 O : - Pasien tampak menunjuk skala nyeri 2 Amel
- pasien sudah tidak tampak meringis menahan nyeri Anggita
A : Masalah teratasi Anita
P : intervensi dihentikan Apria
Arief

S : pasien mengatakan luka bakar sudah tidak membengkak Alvi


DX.2 16/03/ O : luka bakar tampak sudah mengering dari sebelumnya dan Amel
2022 modern dressing sudah diganti Anggita
A : Masalah teratasi Anita
P : intervensi dihentikan Apria
Arief

Anda mungkin juga menyukai