Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PENYAKIT FRAKTUR

Disusun Oleh :

Nama : Arista Choiriatul Nikmah

Nim : P17240213034

Prodi : D3 Keperawatan Trenggalek

PRODI D3 KEPERAWATAN TRENGGALEK

POLTEKKES KEMENKES MALANG

2022-2022
A.Pengertian
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenisdan luasnya (Brunner &
Suddarth, 2001). Fraktur merupakan salah satu gangguanatau masalah yang terjadi pada sistem
muskuloskeletal yang menyebabkan perubahan bentuk dari tulang maupun otot yang melekat
pada tulang. Frakturdapat terjadi di berbagai tempat dimana terdapat persambungan tulang
maupuntulang itu sendiri. Salah satu contoh dari fraktur adalah yang terjadi pada
tulangfemur.Fraktur femur atau patah tulang paha adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal
paha yang disaebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, dan kondisitertentu, seperti
degenerasi tulang atau osteoporosis (Muttaqin, 2008). Frakturfemur terbagi menjadi :1)

Fraktur batang femurFraktur femur mempunyai insiden yang cukup tinggi, diantara jenis-jenis
patah tulang. Umumnya fraktur femur terjadi pada batang femur 1/3tengah. Fraktur femur lebih
sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan dengan umur dibawah 45 tahun dan sering
berhubungandengan olahraga, pekerjaan, atau kecelakaan.
Fraktur kolum femurFraktur kolum femur dapat terjadi langsung ketika pasien terjatuh dengan
posisi miring dan trokanter mayor langsung terbentur pada benda kerasseperti jalan. Pada trauma
tidak langsung, fraktur kolum femur terjadikarena gerakan eksorotasi yang mendadak dari
tungkai bawah.Kebanyakan fraktur ini terjadi pada wanita tua yang tulangnya sudahmengalami
osteoporosis (Mansjoer, 2000).Dua tipe fraktur femur adalah sebagai berikut:
1. Fraktur interkapsuler femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul,dan melalui
kepala femur (fraktur kapital).
2. Fraktur ekstrakapsulara)
a. Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokanter femur yang lebih besar / lebih
kecil/ pada daerah intertrokanter.
b. Terjadi di bagian distal menuju leher femur, tetapi tidak lebih dari 2inci di bawah
trokanter minor.
Klasifikasi fraktur femur (Muttaqin, 2008) terbagi menjadi:
1. Fraktur leher femurFraktur leher femur merupakan jenis fraktur yang sering ditemukan
padaorang tua terutama wanita usia 60 tahun ke atas disertai tulang yangosteoporosis.
Fraktur leher femur pada anak anak jarang ditemukan frakturini lebih sering terjadi pada
anak laki-laki daripada anak perempuandengan perbandingan 3:2. Insiden tersering pada
usia 11-12 tahun.
2. Fraktur subtrokanterFraktur subtrokanter dapat terjadi pada semua usia, biasanya
disebabkan trauma yang hebat. Pemeriksaan dapat menunjukkan fraktur yang terjadi
dibawah trokanter minor.
3. Fraktur intertrokanter femurPada beberapa keadaan, trauma yang mengenai daerah tulang
femur.Fraktur daerah troklear adalah semua fraktur yang terjadi antara trokantermayor
dan minor. Frkatur ini bersifat ekstraartikular dan sering terjadipada klien yang jatuh dan
mengalami trauma yang bersifat memuntir.Keretakan tulang terjadi antara trokanter
mayor dan minor tempat fragmen proksimal cenderung bergeser secara varus. Fraktur
dapat bersifatkominutif terutama pada korteks bagian posteomedial.
4. Fraktur diafisis femurFraktur diafisis femur dapat terjadi pada daerah femur pada setiap
usia dan biasanya karena trauma hebat, misalnya kecelakaan lalu lintas atau jatuhdari
ketinggian.
5. Fraktur suprakondilar femurDaerah suprakondilar adalah daerah antar batas proksimal
kondilus femurdan batas metafisis dengan diafisis femur. Trauma yang mengenai
femurterjadi karena adanya tekanan varus dan vagus yang disertai kekatan aksialdan
putaran sehingga dapat menyebabkan fraktur pada daerah ini.Pergeseran terjadi karena
tarikan otot.
Etiologi
Pada dasarnya tulang bersifat relatif rapuh, namun cukup mempunyaikekuatan dan daya pegas
untuk menahan tekanan. Penyebab fraktur batang femurantara lain (Muttaqin, 2011):
1. Fraktur femur terbuka
Fraktur femur terbuka disebabkan oleh trauma langsung pada paha.
2. Fraktur femur tertutup.
Fraktur femur tertutup disebabkan oleh trauma langsung atau kondisitertentu, seperti
degenerasi tulang (osteoporosis) dan tumor atau keganasantulang paha yang
menyebabkan fraktur patologis.
e.Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala fraktur femur (Brunner & Suddarth, 2001) terdiri atas:
1. Nyeri Nyeri yang terjadi terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmentulang
dimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang
dirancang untuk meminimalkan gerakan antarfragmen tulang.
2. Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tak dapat digunakan dan cenderung bergerak secara
tidak alamiah. Pergeseran fragmen pada fraktur lenganatau tungkai menyebabkan
deformitas ekstremitas, yang bisa diketahuidengan membandingkan dengan ekstremitas
yang normal. Ektremitas takdapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot
bergantung padaintegritas tulang tempat melekatnya otot..
3. Pemendekan tulangTerjadi pada fraktur panjang karena kontraksi otot yang melekat di
atasdan dibawah tempat fraktur.Leg length discrepancy (LLD) atau perbedaan panjang
tungkai bawahadalah masalah ortopedi yang biasanya muncul di masa kecil, di mana
duakaki seseorang memiliki panjang yang tidak sama. Penyebab dari masalah Leg length
discrepancy (LLD), yaitu osteomielitis, tumor, fraktur,hemihipertrofi, di mana satu atau
lebih malformasi vaskular atau tumor(seperti hemangioma) yang menyebabkan aliran
darah di satu sisi melebihiyang lain. Pengukuran Leg length discrepancy(LLD) terbagi
menjadi,yaitu true leg length discrepancy dan apparent leg lengthdiscrepancy True leg
length discrepancy adalah cara megukur perbedaan panjang tungkai bawah dengan
mengukur dari spina iliaka anteriorsuperior ke maleolus medial dan apparent leg length
discrepancy adalah cara megukur perbedaan panjang tungkai bawah dengan mengukur
darixiphisternum atau umbilikus ke maleolus medial
4. Krepitus tulang (derik tulang)Krepitasi tulang terjadi akibat gerakan fragmen satu dengan
yang lainnya.
5. Pembengkakan dan perubahan warna tulangPembengkakan dan perubahan warna tulang
terjadi akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini terjadi setelah
beberapa jamatau hari.
f.Patofisiologi
Pada dasarnya penyebab fraktur itu sama yaitu trauma, tergantung dimanafraktur tersebut
mengalami trauma, begitu juga dengan fraktur femur ada duafaktor penyebab fraktur femur,
faktor-faktor tersebut diantaranya, frakturfisiologis merupakan suatu kerusakan jaringan tulang
yang diakibatkan darikecelakaan, tenaga fisik, olahraga, dan trauma dan fraktur patologis
merupakankerusakan tulang terjadi akibat proses penyakit dimana dengan trauma minordapat
mengakibatkan fraktur (Rasjad, 2007).
Fraktur ganggguan pada tulang biasanya disebabkan oleh traumagangguan adanya gaya dalam
tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguanmetabolik dan patologik. Kemampuan otot
mendukung tulang turun, baik yang terbuka ataupun tertutup. Kerusakan pembuluh darah akan
mengakibatkan pendarahan, maka volume darah menurun. COP atau curah jantung menurunmaka
terjadi perubahan perfusi jaringan.
Hematoma akan mengeksudasi plasmadan poliferasi menjadi edema lokal maka terjadi
penumpukan didalam tubuh.Disamping itu fraktur terbuka dapat mengenai jaringan lunak
yangkemungkinan dapat terjadi infeksi terkontaminasi dengan udara luar dankerusakan jaringan
lunak yang akan mengakibatkan kerusakan integritas kulit.Fraktur adalah patah tulang, biasanya
disebabkan oleh trauma gangguanmetabolik, patologik yang terjadi itu terbuka atau tertutup. Baik
fraktur terbukaatau tertutup akan mengenai serabut syaraf yang dapat menimbulkan gangguanrasa
nyaman nyeri.
Selain itu dapat mengenai tulang sehingga akan terjadimasalah neurovaskuler yang akan
menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitasfisik terganggu. Pada umumnya pada pasien fraktur
terbuka maupun tertutupakan dilakukan immobilitas yang bertujuan untuk mempertahankan
fragmen yangtelah dihubungkan tetap pada tempatnya sampai sembuh.
Pathyway fraktur
• Pemeriksaan fisik
Mengidentifikasi tipe fraktur
a) Inspeksi daerah mana yang terkena
1. Deformitas yang nampak jelas
2. Edema, ekimosis sekitar lokasi cedera
3. Laserasi
4. Perubahan warna kulit
5. Kehilangan fungsi daerah yang cidera
b) Palpasi
1. Bengkak, adanya nyeri dan penyebaran
2. Krepitasi
3. Nadi, dingin
4. Observasi spasme otot sekitar daerah fraktur
-Pemeriksaan Penunjang
a) Foto Rontgen
1. Untuk mengetahui lokasi fraktur dan garis fraktur secara langsung
2. Mengetahui tempat dan tipe fraktur
b) Biasanya diambil sebelum dan sesudah dilakukan operasi dan selama proses penyembuhan
secara periodik
c) Artelogram dicurigai bila ada kerusakan vaskuler
d) Hitung darah lengkap HT mungkin meningkat (hemokonsentrasi) atau menurun (perdarahan
bermakna pada sisi fraktur atau organ
jauh pada trauma multiple).

. Penatalaksanaan
1) Fraktur femur terbuka harus dinilai dengan cermat untuk mengetahui ada tidaknya kehilangan
kulit, kontaminasi luka, iskemia otot, cedera pada pembuluh darah dan saraf. Intervensi tersebut
meliputi:
1. Profilaksis antibiotik
2. Debridemen
3. Pembersihan luka dan debridemen harus dilakukan dengan sedikit mungkin penundaan.
Jika terdapat kematian jaringan yang mati dieksisi dengan hati-hati. Luka akibat penetrasi
fragmen luka yang tajam juga perlu dibersihkan dan dieksisi.
4. Stabilisasi dilakukan pemasangan fiksasi interna atau eksterna.
2) Fraktur femur tertutup
Pengkajian ini diperlukan oleh perawat sebagai peran kolaboratif dalam melakukan asuhan
keperawatan.
a. Fraktur diafisis femur, meliputi:
1. Terapi konservatif
2. Traksi kulit merupakan pengobatan sementara sebelum dilakukan terapi definitif untuk
mengurangi spasme otot.
3. Traksi tulang berimbang denmgan bagian pearson pada sendi lutut. Indikasi traksi utama
adalah faraktur yang bersifat kominutif dan segmental.
4. Menggunakan cast bracing yang dipasang setelah union fraktur secara klinis.
3) Terapi Operasi
1. Pemasangan plate dan screw pada fraktur proksimal diafisis atau distal femur
2. Mempengaruhi k nail, AO nail, atau jenis lain, baik dengan operasi tertutup maupun
terbuka. Indikasi K nail, AO nail terutama adalah farktur diafisis.
3. Fiksassi eksterna terutama pada fraktur segmental, fraktur kominutif, infected
pseudoarthrosis atau fraktur terbuka dengan kerusakan jaringan lunak yang hebat.
4) Fraktur suprakondilar femur, meliputi:
1. Traksi berimbang dengan menggunakan bidai Thomas dan penahan lutut Pearson, cast
bracing, dan spika panggul.
2. Terapi operatif dilakukan pada fraktur yang tidak dapat direduksi
secara konservatif. Terapi dilakukan dengan mempergunakan nailphorc dare screw dengan
berbagai tipe yang tersedia (Muttaqin, 2011).
Pengkajian keperawatan.
DS:
-klien mengalami nyeri kaki
-klien mengeluh kesulitan dalam beraktifitas
-klien mengatakan tidak bisa tidur nyenyak karena nyeri
DO:
-tampak meringis saat bergerak
-klien tampak di bantu saat beraktifitas
-klien tampak tidur tidak nyenyak.
diagnose keperawatan
-Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot dan kerusakan sekunder pada fraktur
-Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan cedera jaringan sekitar/fraktur
-Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan fraktur dan jaringan lunak
INTIERVENSI
1. Control nyeri, bantu pergerakan, tentukan pola tidur,anjurkan klien memakai baju yang
tidak mengekang.
2.
➢ Observasi
Identifikasi adanya ketidak nyamanan
Identifikasi tanda vital
Identifikasi factor penyebab nyeri
➢ Terapiutik
Batasi pergerakan
Kaji kemampuan gerrak
Posisikan pasien dengan nyaman
➢ Edukasi
Ajarkan untuk mengurangi nyeri
Ajarkan posisi aduksi
Ajarkan mengenali infeksi
➢ Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat analgesic
3. Observasi
Setekah dilakukan tindakan 2x24 jam diharapkan nyeri nya
berkurang/terkontrol,Imobilisasi teratasi.

Anda mungkin juga menyukai