Anda di halaman 1dari 24

KONSEP DASAR KELUARGA

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Definisi Keluarga
Friedman, Bowden, & Jones (2010) mendefinisikan keluarga
adalahkumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan, atau yang hidup satu rumah tangga
berinteraksi satu sama lain dan peranan masing-masing menciptakan dan
mempertahankan kebudayaan.Keluarga adalah unit terkecil masyarakat
terdiri atas kepala keluarga dan beberapaorang yang berkumpul dan tinggal
di suatu tempat di bawah satu atap dalamkeadaan saling ketergantungan
(Depkes, 1998).

2. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan
situasitertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan
pola perilakukeluarga, kelompok, dan masyarakat (Friedman, Bowden, &
Jones, 2010).

3. Tipe Keluarga
Menurut Friedman, Bowden, & Jones (2010) tipe keluarga
dikelompokkanmenjadi:
a. Pengelompokan secara tradisional
Pengelompokkan tradisional ada 2 macam yaitu:
1) Nuclear family (keluarga inti)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang
diperoleh dariketurunan atau adopsi atau keduanya.
2) Extended family (keluarga besar)
Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang
masihmempunyai hubungan darah, seperti kakek, nenek, paman,
bibi dan lainsebagainya.

b. Pengelompokan secara modern


Dipengaruhi oleh perkembangan peran individu dan meningkatnya
rasaindividualisme. Tipe keluarga modern dikelompokkan menjadi
beberapamacam yaitu:
1) Traditional nuclear
Adalah keluarga inti (ayah, ibu dan anak) yang tinggal
dalam satu rumahyang ditetapkan oleh sanksi legal dalam
ikatan perkawinan, dimana salahsatu atau keduanya dapat
bekerja di luar rumah.
2) Niddle age/aging couple
Adalah keluarga dimana suami sebagai pencari uang dan
istri di rumahatau keduanya bekerja di rumah, sedangkan
anak-anak sudahmeninggalkan rumah karena
sekolah/menikah/meniti karier.
3) Dyadic nuclear
Adalah keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan
tidak mempunyaianak yang keduanya atau salah satunya
bekerja di luar rumah.
4) Single parent
Adalah keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua
sebagai akibatperceraian atau kematian pasangannya dan
anak-anaknya dan tinggal dirumah atau di luar rumah.
5) Dual carrier
Adalah keluarga dengan suami–istri yang keduanya orang
karier dan tanpamemiliki anak.
6) Three generation
Adalah keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih
yang tinggaldalam satu rumah.
7) Comunal
Adalah keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua
pasangan suamiistri atau lebih yang monogami berikut
anak-anaknya dan bersama-samadalam penyediaan
fasilitas.
8) Cohibing couple/keluarga kabitas/cohabitation Adalah
keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang tinggal
bersama tanpa ikatan perkawinan.
9) Composite /keluarga berkomposisi
Adalah keluarga dengan perkawinan poligami dan
hidup/tinggal secara bersama-sama dalam satu rumah.
10) Gay and lesbian family
Adalah keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang
berjenis kelamin sama

4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi keluarga menurut Friedman, Bowden, & Jones (2010):
1) Fungsi afektif
Yaitu fungsi utama keluarga adalah mengajarkan segala
sesuatu untukmempersiapkan anggota keluarga dalam
berhubungan dengan orang lain.
2) Fungsi sosialisasiAdalah fungsi mengembangkan dan
sebagai tempat melatih anak untukberkehidupan sosial
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungandengan
orang lain di luar rumah.
3) Fungsi reproduksiAdalah fungsi mempertahankan generasi
dan menjaga kelangsungankeluarga.
4) Fungsi ekonomiAdalah fungsi keluarga memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dantempat
mengembangkan kemampuan individu dalam
meningkatkanpenghasilan dalam rangka memenuhi
kebutuhan keluarga.
5) Fungsi pemeliharaan kesehatan
Yaitu fungsi mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agartetap memiliki produktivitas tinggi.
b. Fungsi keluarga menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1992 jo
PP No. 21tahun 1994
1) Fungsi keagamaan
a) Membina norma ajaran agama sebagai dasar dan tujuan
hidup seluruhanggota keluarga.
b) Menerjemahkan agama dalam tingkah laku hidup
sehari-hari dalampengalaman ajaran agama.
c) Memberikan contoh kongkrit dalam hidup sehari-hari
dalam pengalamanajaran agama.
d) Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar
anak tentangkeagamaan yang belum diperoleh di
sekolah maupun di masyarakat.
e) Membina rasa, sikap, dan praktek kehidupan keluarga
beragama sebagaipondasi menuju keluarga kecil
bahagia sejahtera.
2) Fungsi budaya
a) Membina tugas keluarga sebagai lembaga untuk
meneruskan norma danbudaya masyarakat yang ingin
dipertahankan.
b) Membina tugas keluarga sebagai lembaga untuk
menyaring norma danbudaya asing yang tidak sesuai.
c) Membina tugas keluarga sebagai lembaga yang
anggotanya mencaripemecahan masalah dari berbagai
pengaruh negatif globalisasi dunia.
d) Membina tugas keluarga sebagai lembaga yang
anggotanya dapatberperilaku baik sesuai dengan norma
bangsa Indonesia dalammenghadapi tantangan
globalisasi.
e) Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan
seimbang denganbudaya masyarakat atau bangsa untuk
menjunjung terwujudnya normakeluarga kecil bahagia
sejahtera.
3) Fungsi cinta kasih
a) Menumbuhkembangkan potensi kasih sayang yang
telah ada antaranggota keluarga ke dalam simbol nyata
secara optimal dan terusmenerus.
b) Membina sikap dan tingkah laku saling menyayangi
antar anggotakeluarga.
c) Membina rasa, sikap dan praktik hidup keluarga yang
mampumemberikan, dan menerima kasih sayang
sebagai pola hidup idealmenuju keluarga kecil bahagia
sejahtera.
4) Fungsi perlindungan
a) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik
dari rasa tidakaman yang timbul dari dalam maupun
dari luar keluarga.
b) Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis
dari berbagaibentuk ancaman dan tantangan yang
datang dari luar.
c) Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan
keluarga sebagaimodal menuju keluarga kecil bahagia
sejahtera.
5) Fungsi reproduksi
a) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana
pendidikan reproduksisehat bagi anggota keluarga dan
keluarga disekitarnya.
b) Memberikan contoh pengalaman kaidah pembentukan
keluarga dalamhal usia, pendewasaan fisik maupun
mental.
c) Mengamalkan kaidah reproduksi sehat berkaitan
dengan waktumelahirkan, jarak antara 2 anak, dan
jumlah ideal anak yang diinginkandalam keluarga.
d) Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai
modal yangkondusif menuju keluarga kecil bahagia
sejahtera.
6) Fungsi sosialisasi
a) Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan
keluarga sebagaiwahana pendidikan dan sosialisasi
anak yang pertama dan utama.
b) Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan
keluarga sebagaitempat bagi anak untuk mencari
pemecahan atau solusi dari berbagaikonflik dan
permasalahan yang dijumpai di lingkungan sekolah
danmasyarakat.
c) Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak
tentang hal yangdiperlukan untuk meningkatkan
kematangan dan kedewasaan fisik danmental tidak
diberikan oleh lingkungan sekolah atau masyarakat.
7) Fungsi ekonomi
a) Melakukan kegiatan ekonomi di luar dan di dalam
lingkungan keluargauntuk menopang kelangsungan dan
perkembangan kehidupan keluarga.
b) Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi
keserasian, keselarasandan keseimbangan antara
pemasukan dan pengeluaran keluarga.
c) Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar
rumah dan perhatianterhadap anggota keluarga berjalan
serasi, selaras dan seimbang.
d) Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai
modal untukmewujudkan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
8) Fungsi pelestarian lingkungan
a) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian
lingkungan internalkeluarga.
b) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian
lingkungan di luaratau di sekitar keluarga.
c) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian
lingkungan yangserasi, selaras dan seimbang antara
lingkungan keluarga denganlingkungan hidup
masyarakat di sekitar.
d) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian
lingkungan hidupsebagai pola hidup keluarga menuju
keluarga kecil bahagia sejahtera.
5. Perawatan Kesehatan Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan
kesehatanmasyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga
sebagai unit ataukesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan
melalui perawatan sebagaisaran/penyalur.
a. Tujuan perawatan kesehatan keluarga
1) Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara
kesehatan keluargasehingga dapat meningkatkan status
kesehatan keluarga.
2) Tujuan khusus
a) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam
mengidentifikasi masalahkesehatan yang dihadapi
keluarga.
b) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam
menanggulangi masalahkesehatan dasar dalam
keluarga.
c) Meningkatkan keluarga dalam mengambil keputusan
yang tepat dalammengatasi masalah para anggota
keluarga.
d) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam
memberikan asuhankeperawatan terhadap anggota
keluarga yang sakit dan mengatasimasalah kesehatan
anggota keluarga.
e) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam
meningkatkan mutu hidup.
b. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
Menurut Friedman, Bowden, & Jones (2010) untuk mencapai
tujuan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas
pemeliharaan
kesehatan anggota dan saling memelihara yaitu:
1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap
anggota keluarga.
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang
tepat.
3) Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang
sakit, dan yangtidak dapat melakukan perawatan secara
mandiri karena cacat atau usiamuda.
4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan
kesehatan danperkembangan kepribadian anggota keluarga.
5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga
dan lembagakesehatan yang memanfaatkan dengan baik
fasilitas kesehatan yang ada.
LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT HIPERTENSI

A. Konsep Dasar Teori


1. Definisi
Tekanan darah merupakan salah satu parameter hemodinamika yang
sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah
menggambarkan situasi hemodinamika seseorang saat itu. Hemodinamika
adalah suatu keadaan di mana tekanan darah dan aliran darah dapat
mempertahankan perfusi atau pertukaran zat di jaringan tubuh.
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari
120 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah. Pengobatan awal pada hipertensi sangatlah
penting karena dapat mencegah timbulnya komplikasi pada beberapa organ
tubuh seperti jantung, ginjal, dan otak. Penyakit epidemiologis membuktikan
bahwa tingginya tekanan darah berhubungan erat dengan morbiditas dan
mortalitas penyakit kardiovaskuler. (Arif, 2009. Pengantar Asuhan
Keperawatan Dgn Gangguan Sistem Kardiovaskular).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persistem dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolic diatas 90 mmHg
(Brunner. 2002. Keperawatan Medikal Bedah).
The Joint National Community on Prevention, Detection evaluation and
treatment of High Blood Preassure dari Amerika Serikat dan badan dunia
WHO dengan International Society of Hipertention membuat definisi
hipertensi yaitu apabila tekanan darah seseorang tekanan sistolnya 140 mmHg
atau lebih dan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obat anti
hipertensi. Pada anak-anak, definisi hipertensi adalah apabila tekana darahnya
lebih dari 95 persentil dilihat dari umur, jenis kelamin dan tinggi badan yang
diukur sekurang-kurangnya tiga kali pada pengukuran yang terpisah (Bakri,
2008).
2. Klasifikasi
Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO :
a. Hipertensi ringan : Tekanan diastole 90 -100 mmHg
b. Hipertensi sedang : Tekanan diastole 110- 130 mmHg
c. Hipertensi berat : Tekanan diastole > 130 mmHg

No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)


1. Optimal <120 <80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High Normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120

Klasifikasi Hipertensi menurut kelompok umur: (Tambayong. 2000.


Patofisiologi : Untuk Keperawatan. Hal : 94)
Kelompok Usia Normal (mmHg) Hipertensi (mmHg)
Bayi 80 / 40 90 / 60
Anak 7-12 th 100 / 60 120 / 80
Remaja 12-17 th 115 / 70 130 / 80
Dewasa 20-45 th 120-125 / 75-80 135 / 90
45-65 th 135-140 / 85 140/90 – 160/95
>65 th 150 / 85 160 / 95

Menurut The Seventh Report of The Joint Natinal Commite on


Prevention, Detection, Evaluation, and Treatmentof The High Blood
Preassure (JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi
menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat satu dan
derajat dua seperti yang terlihat pada table di bawah (Gray, et al. 2005).
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah
Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Prahipertensi 120-139 80-90
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 ≥160 ≥100

3. Golongan Hipertensi
Menurut (Lany Gunawan Hipertensi 2001 Hal :15). Klasifikasi hipertensi
berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya disebut juga hipertensi idiopatik.
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit
lain.
1) Endokrin
2) Ginjal
c. Hipertensi penyebab lain:
1) Chausing syndrome
2) Tumor pituitary
3) Toxemia kehamilan
4) Stress jangka panjang
5) Cedera kepala
6) Penggunaan obat : Amphetamin cs dan oral kontrasepsi.

4. Etiologi
a. Etiologi pada hipertensi primer atau essensial tidak diketahui namun
faktor dari hipertensi primer antara lain :
1) Usia
2) Jenis kelamin atau seks : wanita paling banyak terkena hipertensi
3) Gaya hidup
4) Keturunan 75%
5) Emosi atau stress
6) Merokok
7) Alkohol
8) Makanan tinggi lemak
9) Makanan tinggi sodium atau garam
10) Obesitas atau kegemukan.

b. Etiologi pada hipertensi sekunder :


1) Endokrin
a) Diabetes Melitus. Diabetes Melitus disebabkan oleh
keadaan hyperinsulinemia yakni adanya kadar insulin yang
berlebih di dalam peredaran darah. Hal ini menyebabkan
tubuh menyerap lebih banyak garam yang menstimulasi
sistem saraf simpatis sehingga pembuluh darah berada pada
fase kontriksi, banyaknya glukosa di dalam darah yang
tidak terserap dengan baik dan pembuluh darah menjadi
bekerja lebih keras untuk mengalirkan darah dalam volume
yang besar. Keadaan pembuluh darah yang bekerja lebih
keras dari biasanya inilah yang menyebabkan kenaikan
tekanan darah dan akan memicu penyakit jantung lainnya.
b) Hipertiroidisme. Tiroid merupakan hormone yang berfungsi
untuk menyeimbangkan proses metabolisme di dalam
tubuh. Jika terjadi suatu kondisi dimana kelenjar tiroid
terlalu banyak menghasilkan hormone tiroid maka denyut
jantung menjadi sangat cepat dan suhu tubuh akan
meningkat.
c) Hipotiroidisme. Hipotiroidisme merupakan suatu kondisi
dimana kelenjar diroid menghasilkan hormone tiroid dalam
jumlah yang sedikit sehingga membuat metabolis tubuh
menjadi lambat. Metabolisme tubuh yang lambat
akanmengakibatkan pembuluh darah terhambat dan tekanan
darah pun akan naik.

2) Ginjal
a) Glomerulonefritis. Glomerulonefritis adalah suatu kondisi
peradangan pada glomerulus yaitu organ menyaring darah
pada ginjal. Tanda dari gangguan ini adalah penumpukan
cairan di dalam tubuh yang menyebabkan tekanan darah
meningkat karena bertambahnya volume darah di
pembuluh.
b) Pielonefritis. Pielonefritis adalah inflamasi pada pelvis
ginjal dan parenkim ginjal yang disebabkan karena ada
infeksi bakteri. Hal ini mengakibatkan ginjal mengalami
pembengkakan sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik
untuk menyaring darah.
c) Nekrosis tubular akut. Nekrosis tubular akut secara definisi
hampir sama dengan istilah gagal ginjal akut yang
disebabkan karena hipoperfusi ginjal yang berkepanjangan
dan cedera nefrotik pada ginjal yang di sebabkan adanya
material beracun pada ginjal. Nekrosis tubular akut ini
menyebabkan glomerulus ginjal tidak berfungsi secara baik
untuk menyaring darah. Darah yang diedarkan ke jantung
masih mengandung toksik sehingga membuat jantung
bekerja lebih kuat untuk memompa darah.
d) Tumor. Tumor pada kelenjar adrenal dapat mengakibatkan
hipertensi sekunder yang lebih tidak umum. Tumor pada
kelenjar adrenal ini akan membuat ginjal memproduksi
banyak hormone-hormone kelenjar adrenal yaitu aldosteron
yang berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan darah dan
keseimbangan cairan tubuh. Gangguan produksi aldosteron
yang berlebih ini menyebabkan hipertensi.
3) Hipertensi penyebab lain:
a) Chausing syndrome adalah kondisi medis yang ditandai
dengan berlebihnya hormone kortisol yang diproduksi oleh
kelenjar adrenal di dalam darah. Kortisol merupakan jenis
hormone steroid yang berperan dalam konversi glukosa dan
lemak terutama sewaktu stress. Gejala syndrome ini adalah
berat badan naik, udema, depresi, periode menstruasi tidak
teratur sehingga dapat menyebabkan Diabetes Melitus dan
hipertensi.
b) Tumor pituitary adalah suatu pertumbuhan abnormal sel
pituitary. Sel pituitary ini menghasilkan Thyroid
Stimulating Hormone yang berperan dalam proses
metabolisme tubuh.
c) Toxemia kehamilan adalah nama lain dari preeclamsia
gravidarum yaitu suatu gangguan yang muncul pada masa
kehamilan di atas 20 minggu. Gejala umumnya adalah
hipertensi yang tidak kunjung sembuh pada ibu yang
sedang hamil.
d) Stress jangka panjang.
e) Cedera kepala adalah setiap trauma pada kepala yang
menyebabkan cedera pada kulit kepala, tengkorak dan otak.
Trauma kepala berdampak pada system cardiovascular
yaitu dapat menyebabkan tidak adanya stimulus endogen
saraf simpatis sehingga mempengaruhi penurunan kontraksi
ventrikel. Hal ini mengakibatkan penurunan curah jantung
dan meningkatnya tekanan atrium kiri sehingga tubuh
berkompensasi dengan meningkatkan tekanan sistolik
darah.
f) Penggunaan obat : Amphetamin cs dan oral kontrasepsi.
Amphetamine merupakan jenis obat yang dapat membuat
orang yang mengkonsumsinya menjadi merasa aktif hingga
orang ini dapat melakukan kegiatan yang di luar batas
kemampuan normal tubuhnya. Golongan obat ini dapat
mengakibatkan tubuh menjadi sangat kelelahan sehingga
tekanan darah menjadi meningkat. Oral kontrasepsi
memang merupakan alat kontrasepsi yang praktis untuk
digunakan tetapi dibalik semua itu oral kontrasepsi dapat
meningkatkan resiko thrombosis (pembekuan darah) yang
berpotensi mematikan karena dapat bermigrasi ke otak dan
ke paru-paru terutama jenis yang memakai drospirenon.
Aliran darah yang tidak lancer akibat efek oral kontrasepsi
inilah yang mengakibatkan naiknya tekanan darah pada
tubuh.

5. Patofisiologi
Penyebab hipertensi primer tidak dapat diketahui dengan pasti
walaupun telah banyak penyebab yang diidentifikasi seperti faktor :
a. Atherosclerosis. Artheroclerosis adalah penyempitan dan pengerasan
pembuluh darah. Artheroclerosis disebabkan oleh penumpukan lemak
dan zat-zat lainnya di dinding pembuluh darah. Lemak yang
menumpuk akan mengeras dan membentuk plak. Plak-plak inilah yang
menghambat aliran darah jantung sehingga tekanan darah meningkat
dan jantung lebih bekerja ekstra untuk mengalirkan darah ke seluruh
tubuh.
b. Meningkatnya intake sodium atau garam. Garam sebenarnya
bermanfaat untuk menjaga regulasi dan tekanan darah, menjaga
kontraksi otot dan transmisi sel saraf, serta membantu untuk
keseimbangan air, asam dan basa di dalam tubuh. Tetapi jika kita
mengkonsumsi garam yang berlebih maka ginjal yang bertugas
mengolah garam akan mengeluarkan hormone adrenal untuk
menyeimbangkan garam dan kalsium di dalam ginjal. Kalsium dan
garam ini kemudian dialirkan ke pembuluh darah. Tetapi karena
penumpukan garam yang berlebih di tubuh membuat volume darah
meningkat dan pembuluh darah menjadi menyempit sehingga ginjal
kemudian mensekresikan hormone rennin dan angiostenin agar
pembuluh utama mengeluarkan tekanan darah yang besar sehingga
pembuluh darah ginjal dapat mengalirkan darah secara normal.
c. Usia
Pada usia lebih dari 50 tahun biasanya terjadi perubahan struktur dan
fungsi dari pembuluh darah sehingga hilangnya elastisitas jaringan
ikat, penurunan elastisitas otot pembuluh darah, penurunan
kemampuan aorta dan arteri dalam mengakomodasikan volume darah
sehingga terjadi penurunan curah jantung dan peningkatan tekanan
perifer yang menyebabkan tekanan darah meningkat.
d. Psikologi
Emosi atau stress akan merangsang hipotalamus mempengaruhi saraf
simpatis melepaskan hormone adrenalin menjadi vasokontriksi akan
berpengaruh kerja jantung meningkat dan tekanan darah meningkat.
e. Merokok
Rokok mengandung komponen toksik seperti Nikotin dapat
mempengaruhi sekresi rennin menyebabkan pengkakuan pembuluh
darah, menyebabkan terjadinya atherosclerosis, meningkatkan kerja
jantung dan tekanan darah meningkat
f. Alkohol
Alkohol menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah. Sehingga
menyebabkan sekresi Enzim Rennin Angiostensin Aldosteron
meningkat. Disatu sisi alcohol menyebabkan pengumpulan toksin di
dalam pembuluh darah sehingga menyebabkan vasokontriksi pembuluh
darah. Pengumpulan toksin dan banyaknya sekresi RAA ini akan
menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku sehingga jantung akan
mengkompensasi pemenuhan oksigen tubuh dengan meningkatkan
tekanan darah.
g. Gaya Hidup
Gaya hidup yang kurang baik seperti mengkonsumsi makanan tinggi
kolesterol berlebihan menyebabkan hyperlipidemia, meningkatkan
metabolisme kalori, lemak terjadi penumpukan lemak, penebalan
dinding pada pembuluh darah, menyebabkan terjadinya atherosclerosis,
meningkatkan kerja jantung sehingga tekanan darah menjadi
meningkat.

6. Komplikasi
a. Penurunan fungsi penglihatan akibat kerusakan hipersensitif pada
retina. Pembuluh-pembuluh darah kecil mengalirkan darah menuju
mata. Hipertensi dapat merusak pembuluh darah kecil sehingga suplai
darah berkurang atau terhenti. Retinopati hipertensi terjadi ketika
retina rusak karena tekanan darah tinggi. Semakin lama kondisi ini
terjadi maka kerusakan akan menjalar ke saraf mata sehingga terjadi
neuropati optic iscemic yang bisa menyebabkan seseorang menjadi
buta.
b. Stroke. Tekanan darah yang tinggi pada hipertensi akan memicu
pecahnya pembuluh darah otak. Pada gilirannya jaringan otak akan
rusak dan timbul gejala-gejala stroke.
c. Penurunan fungsi ginjal. Jika arteri yang mengalirkan darah ke ginjal
rusak, jaringan ginjal tidak mendapatkan darah yang dibutuhkan dan
secara bertahap akan kehilangan kemampuan untuk berfungsi. Kondisi
ini sangat berbahaya karena kerusakan ginjal dapat menyebabkan
tekanan darah lebih tinggi lagi.
d. Kelainan jantung. Jika pembuluh darah menyempit dan mengeras,
jantung harus memompa lebih keras untuk mengalirkan darah. Jantung
adalah massa otot dan seperti massa otot lainnya kerja keras itu
membuat jantung membesar, akhirnya jantung melemah karena tidak
bisa terus menerus memompa darah. Hipertensi meninhkatkan resiko
penyakit jantung koroner karena tekanan darah yang terus tinggi
membebani dinding arteri.

7. Manifestasi Klinis
a. Kelelahan , letih. Kelelahan dan letih dapat di karenakan aktivitas yang
kurang, tidak cukup tidur bahkan stress yang berkepanjangan. Ini
karena jantung bekerja lebih keras dari biasanya karena tidak terlatih
dengan baik secara konstan dalam setiap kegiatan.
b. Nafas pendek setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat
karena detak jantung yang kencang dan suplai Oksigen tidak efektif ke
seluruh tubuh akibat hipertensi.
c. Sakit kepala, pusing. Dalam pembuluh darah terjadi proses yang
memungkinkan organ menentukan suplai darah sendiri yang
disebabkan karena peningkatan tekanan darah. Proses ini
menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang merupakan alasan
utama mengapa mengalami sakit kepala.
d. Mual, muntah. Pusing yang diakibatkan tekanan darah tinggi akan
mengakibatkan mual bahakan menjadi muntah.
e. Gemetar. Penderita sering mengeluh tentang jantungnya yang sering
berdebar-debar akibat rasa nyeri di dada. Tekanan darah dapat
meningkat dan pada ketakutan yang menahun dapat terjadi hipertensi.
f. Nadi cepat setelah aktivitas. Perubahan detak jantung terjadi biasanya
saat seseorang mengalami sakit kepala atau ketegangan pada leher
tetapi banyak yang tidak menyadari perubahan detak jantung ini.
g. Gangguan penglihatan. Hipertensi pengakibatkan retinopati hipertensi
yaitu suplai darah ke retina menjadi bertambah sehingga terjadi
perdarahan mengakibatkan mata tidak bisa berfungsi secara normal.
h. Sering marah. Kelelahan yang dialami, pusing, mual muntah dan rasa
yang tidak nyaman yang dialami saat mengalami hipertensi
mengakibatkan psikis menjadi agak terganggu dan memicu kemarahan
untuk beberapa hal.
i. Mimisan atau epistaksis. Hal ini karena pembuluh darah dalam hidung
sangat rapuh sehingga saat terjadi kenaikan tekana darah dapat
menyebabkan pecahnya pembuluh darah di hidung.
j. Kesadaran menurun. Hipertensi yang dialami jika sudah parah akan
berdampak pada organ lainnya. Sehingga bukan hanya jantung saja
yang bernasalah tapi juga otak, dan ginjal. Keadaan komplikasi ini
memicu menurunnya kesadaran seseorang.

8. Masalah Keperawatan
a. Penurunan curah jantung
b. Gangguan perfusi jaringan
c. Intoleransi aktivitas
d. Nyeri akut
e. Nutrisi kurang dari kebutuhan
f. Resiko gangguan persepsi sensori pada penglihatan.

9. Pemeriksaan Diagnostik
a. Hemoglobin atau hematocrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan (
viskositas ) dan dapat mengindikasikan faktor – faktor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
b. BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal.
c. Glukosa
Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat
diakibatkan oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi ).
d. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama (
penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi.
f. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk adanya
pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler ).
g. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab ).
i. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
j. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi.
k. Steroid urin
Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme.
l. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal atau ureter.
m. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran
jantung.
n. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati.
o. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini
penyakit jantung hipertensi.

10. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
1) Penatalaksanaan Non Farmakologis.
a) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB
dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan
aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam
plasma.
b) Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging,
bersepeda atau berenang.
2) Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
a) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau
minimal.
c) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d) Tidak menimbulakn intoleransi.
e) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
f) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan
hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan
antagonis kalsium, golongan penghambat konversi rennin
angitensin.

b. Penatalaksanaan non medis


Memberikan HE kepada pasien :
1) Mengurangi mengonsumsi garam dapur dalam masakan
2) Mengurangi makan-makanan yang mengandung lemak seperti
jeroan
3) Hindari makanan seperti daging kambing, ikan asin
4) Perbanyak untuk makan buah-buahan dan sayuran
5) Meningkatkan aktivitas fisik ringan seperti : berjalan

11. Pencegahan
a. Rajin control tekanan darah ke puskesmas jika obat habis
b. Kurangi beban pikiran yang berat
c. Menurunkan berat badan
d. Olah raga secara teratur
e. Memperbanyak makan buah dan sayur
f. Mengurangi konsumsi garam, ikan asin, daging kambing, jerohan.
g. Minum air putih 6-8 gelas perhari atau sesuai ajaran petugas kesehatan.
h. Menghindari merokok dan minum-minuman beralkohol.
Daftar Pustaka
(Effect et al., 2014)Effect, T. H. E., Using, O. F., Learning, Q., On, M., Ijabah, N.
U. R., Language, E., … Teacher, O. F. (2014). Digital Repository
Universitas Jember.
Gunawan Leny.2010.Hipertensi.Yogjakarta:Canisius.
Tambayong Jan.2009.Patofisiologi Keperawatan.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai