Disusun Oleh:
Brando Lourdes Yehezkiel Panjaitan
(2065050080)
Kementerian Kesehatan RI. Bahan Ajar Rekam Medis dan Ilmu Kesehatan: Farmakologi. 2017
Dosis Obat
1. Dosis Awal / Loading Dose
Dosis awal yang dibutuhkan guna tercapainya konsentrasi obat yang diinginkan di
dalam darah dan kemudian untuk selanjutnya dengan dosis perawatan
2. Dosis Pencegahan
Jumlah yang dibutuhkan untuk melindungi agar pasien tidak terkena penyakit.
Range dosis dari dosis minimal sampai maksimal yang diberikan kepada pasien dewasa tanpa
komorbid untuk memberikan efek terapi yang diharapkan tanpa menimbulkan efek samping
Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) Farmakologi. 2017. Jakarta: KEMENKES RI
Dosis Obat
4. Dosis Lazim
Dosis yang secara umum digunakan untuk terapi
5. Dosis Maksimal
Dosis obat maksimal yang dapat digunakan untuk pengobatan penyakit, bila dosis maksimal
dilampaui akan menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Dosis yang melebihi dosis terapi dan mengakibatkan efek yang tidak diinginkan yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kematian.
Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) Farmakologi. 2017. Jakarta: KEMENKES RI
Dosis Obat
DOKTER BISA MENULIS DOSIS
DIATAS MAKSIMAL PADA PASIEN
YANG BERULANG YANG TELAH
MENCAPAI TOLERANSI DIATAS
MAKSIMAL.
ADA PENULISAN RESEP, DI BAGIAN
BELAKANG DOSIS
DIBERIKAN TANDA “!” – artinya:
dengan sadar mau memberikan
dosis diatas maksimal, benar-
benar dibawah pantauan dokter.
Dosis Obat
• Dosis obat harus tepat sesuai dengan tingkat keparahan dan
kondisi pasien, jika dosis berlebihan efek yang ditimbulkan obat
akan berubah menjadi efek toksik, sedangkan jika dosis terlalu
kecil, obat tidak akan efektif
Kementerian Kesehatan RI. Bahan Ajar Rekam Medis dan Ilmu Kesehatan: Farmakologi. 2017
Perhitungan Dosis Obat
Kementerian Kesehatan RI. Bahan Ajar Rekam Medis dan Ilmu Kesehatan: Farmakologi. 2017
Dosis Berdasarkan
Usia
Perhitungan Dosis Anak
DD : Dosis Dewasa
Rumus DIlling
ANAK USIA > 2 TAHUN ANAK USIA ≥ 8 TAHUN
Kementerian Kesehatan RI. Bahan Ajar Rekam Medis dan Ilmu Kesehatan: Farmakologi. 2017
Perhitungan dosis berdasarkan usia
DOSIS DEWASA:
MULAI DIGUNAKAN
DARI USIA 20 TAHUN
Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) Farmakologi. 2017. Jakarta: KEMENKES RI
Dosis Lansia
• Orang dengan usia 65-74 tahun akan mendapatkan
dosis 90% dosis biasa.
Kementerian Kesehatan RI. Bahan Ajar Rekam Medis dan Ilmu Kesehatan: Farmakologi. 2017
Dosis Lansia
Hal yang perlu dipertimbangkan saat hitung dosis:
• Tingkat sensitifitas tubuh dan organ pada lansia lebih meningkat dibanding pasien usia dewasa, dikarenakan
menurunnya kualitas dan fungsi sirkulasi darah pasien lansia.
• Menurunnya fungsi hati dan ginjal sehingga sisa obat yang bersifat toksik tidak bisa tersaring dengan baik di hati.
Kementerian Kesehatan RI. Bahan Ajar Rekam Medis dan Ilmu Kesehatan: Farmakologi. 2017
Dosis Lansia
● Jelaskan dengan ramah dan jelas apa yang akan dilakukan agar lansia mau bekerja sama dalam pemakaian obat.
● Jelaskan tentang obat yang dipakai dan jelaskan dengan hati-hati kemungkinan efek samping yang akan terjadi dan
cara mengatasi.
● Minta keluarga menjadi pengawas pemakai obat (PMO). Bila perlu berikan catatan kepada keluarga/PMO jika pasien
bingung.
Kementerian Kesehatan RI. Bahan Ajar Rekam Medis dan Ilmu Kesehatan: Farmakologi. 2017
Dosis Berdasarkan
Luas Permukaan
Tubuh / Body Surface
Are (BSA)
Perhitungan dosis berdasarkan
Body Surface Area
BSA=
• Dianggap sebagai yang paling tepat dalam menghitung dosis untuk bayi,
anak-anak, orang lanjut usia, dan berat badan rendah.
BSA = = = 1,90 m2
Maka dapat ditentukan BSA pasien yang dapat dilihat pada jalur
surface area pada gambar, yaitu pada titik 0,36
BSA = = = 0,36 m2
Dosis Obat = BB Pasien x
• Obat dapat memberikan efek terapi jika kadar obat dalam tubuh memenuhi kebutuhan terapi
yang diperlukan. Kadar obat memiliki hubungan dengan efek farmakologis.
• Kadar obat puncak: konsentrasi plasma tertingi dari sebuah obat pada waktu tertentu dan
menunjukkan kecepatan absorpsi suatu obat.
• Kadar terendah: konsentrasi plasma terendah dari sebuah obat dan menunjukkan kecepatan
eliminasi obat. Jika kadar terendah terlalu tinggi, maka toksisitas akan terjadi.
Kementerian Kesehatan RI. Bahan Ajar Rekam Medis dan Ilmu Kesehatan: Farmakologi. 2017
Konsentrasi obat
• Ukuran yang menggambarkan konsentrasi zat/obat di dalam suatu
campuran dengan satuan tertentu.
• Satuan yang digunakan:
Bobot dalam Jumlah zat terlarut (g) dalam Sediaan obat padat dan
bobot (b/b) 100 g campuran/larutan semipadat
Bobot dalam Jumlah zat terlarut (g) dalam Paracetamol
volume (b/v) 100 mL larutan
Volume dalam Jumlah zat terlarut (ml) Bisolvon, Actifed (Sediaan Setiap 5 mL
volume (v/v) dalam 100 mL larutan obat cair) mengandung 120 mg
Paracetamol [b/v]
Sumber:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) Farmakologi. 2017. Jakarta: KEMENKES RI
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Farmakope Indonesia V. ed. V. 2014. Jakarta: KEMENKES RI
Bobot dalam bobot (b/b) Volume dalam volume (v/v)
Pemberian bentuk sediaan obat padat dan
cair
X=
D = 500 mg
T = 250 mg
X = 500/250 = 2 tablet
D = 1000 mg
T = 500 mg
X = 1000/500 x 5 mL = 2 x 5 mL = 10 mL (2 sendok teh)
Kandungan : Asetominofen
Khasiat : Antipiretik dan Analgetik ringan sedang
Efek Samping : Erithema, Flushing, Pruritus
T 1/2 : 1 - 3 jam
• Interaksi Obat:
• Penggunaan bersamaan dengan Ergotamine atau Dihidroergotamin pada beberapa pasien dapat
menyebabakan keracunan ergot akut
• Dengan teofilin menyebabkan peningkatan kadar teofilin dalam serum
• Dengan digoksin dapat meningkatkan level serum digoksin,
• Dengan antikoagulan akan menimbulkan efek antikoagulan
• Dengan Karbamazepin meningkatkan toksisitas Karbamazepin
• Dosis : dws: 250 mg tiap 6 jam atau 500 mg tiap 12 jam; anak 30-50 mg/kgbb sehari dalam 3-4 dosis bagi.
• Kemasan : Dus 10x10 kaplet
Eritromisin sediaan semi padat