Anda di halaman 1dari 39

Dosis Obat

Disusun Oleh:
Brando Lourdes Yehezkiel Panjaitan
(2065050080)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU FARMASI DAN FARMAKOLOGI


PERIODE 31 MEI – 3 JULY 2021
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2021
01 02
Dosis
Pendahuluan
Dosis Obat Berdasarkan
Usia
03 04
Dosis Dosis
Berdasarkan Berdasarkan
Luas Permukaan Berat badan
Tubuh
Pendahuluan Dosis Obat
Dosis obat merupakan takaran jumlah obat yang
dapat menghasilkan efek terapi pada fungsi tubuh
yang mengalami gangguan

Dosis Awal (Loading dose) Dosis Lazim

Dosis Pencegahan Dosis Maksimal

Dosis Terapi Dosis Letal (Lethal Dose)

Kementerian Kesehatan RI. Bahan Ajar Rekam Medis dan Ilmu Kesehatan: Farmakologi. 2017
Dosis Obat
1. Dosis Awal / Loading Dose
Dosis awal yang dibutuhkan guna tercapainya konsentrasi obat yang diinginkan di
dalam darah dan kemudian untuk selanjutnya dengan dosis perawatan

2. Dosis Pencegahan
Jumlah yang dibutuhkan untuk melindungi agar pasien tidak terkena penyakit.

3. Dosis Terapi / Lazim / Pemeliharaan

Range dosis dari dosis minimal sampai maksimal yang diberikan kepada pasien dewasa tanpa
komorbid untuk memberikan efek terapi yang diharapkan tanpa menimbulkan efek samping

Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) Farmakologi. 2017. Jakarta: KEMENKES RI
Dosis Obat
4. Dosis Lazim
Dosis yang secara umum digunakan untuk terapi

5. Dosis Maksimal
Dosis obat maksimal yang dapat digunakan untuk pengobatan penyakit, bila dosis maksimal
dilampaui akan menimbulkan efek yang tidak diinginkan.

6. Dosis Letaal / Lethal Dose

Dosis yang melebihi dosis terapi dan mengakibatkan efek yang tidak diinginkan yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kematian.

Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) Farmakologi. 2017. Jakarta: KEMENKES RI
Dosis Obat
DOKTER BISA MENULIS DOSIS
DIATAS MAKSIMAL PADA PASIEN
YANG BERULANG YANG TELAH
MENCAPAI TOLERANSI DIATAS
MAKSIMAL.
ADA PENULISAN RESEP, DI BAGIAN
BELAKANG DOSIS
DIBERIKAN TANDA “!” – artinya:
dengan sadar mau memberikan
dosis diatas maksimal, benar-
benar dibawah pantauan dokter.
Dosis Obat
• Dosis obat harus tepat sesuai dengan tingkat keparahan dan
kondisi pasien, jika dosis berlebihan efek yang ditimbulkan obat
akan berubah menjadi efek toksik, sedangkan jika dosis terlalu
kecil, obat tidak akan efektif

• Dokter bisa menulis dosis diatas maksimal pada pasien yang


berulang yang telah mencapai toleransi diatas maksimal.

• Pada penulisan resep, di bagian belakang dosis diberikan tanda “!”


– artinya: dengan sadar mau memberikan dosis diatas maksimal,
benar-benar dibawah pantauan dokter.

Kementerian Kesehatan RI. Bahan Ajar Rekam Medis dan Ilmu Kesehatan: Farmakologi. 2017
Perhitungan Dosis Obat

Dosis Berdasarkan Dosis Berdasarkan


Dosis berdasarkan
Usia Berat Badan
Luas Permukaan
Tubuh

Kementerian Kesehatan RI. Bahan Ajar Rekam Medis dan Ilmu Kesehatan: Farmakologi. 2017
Dosis Berdasarkan
Usia
Perhitungan Dosis Anak
DD : Dosis Dewasa

  ANAK USIA < 2 TAHUN   ANAK USIA < 8 TAHUN


Dosis Anak (DA) = Dosis Anak (DA) =

Rumus DIlling
  ANAK USIA > 2 TAHUN   ANAK USIA ≥ 8 TAHUN

Dosis Anak (DA) = Dosis Anak (DA) =

Kementerian Kesehatan RI. Bahan Ajar Rekam Medis dan Ilmu Kesehatan: Farmakologi. 2017
Perhitungan dosis berdasarkan usia

DOSIS DEWASA:
MULAI DIGUNAKAN
DARI USIA 20 TAHUN

Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) Farmakologi. 2017. Jakarta: KEMENKES RI
Dosis Lansia
• Orang dengan usia 65-74 tahun akan mendapatkan
dosis 90% dosis biasa.

• Orang dengan usia 75-84 tahun akan mendapatkan


Pasien Lansia atau lanjut usia dosis 80% dosis biasa.
adalah pasien dengan usia • Orang dengan usia 85 tahun ke atas akan mendapatkan
dosis obat 70% dari dosis biasa.
>65 tahun
• Selain penurunan dosis, pemberian obat pada lansia
juga dapat dibatasi dengan hanya memberikan bila
benar-benar perlu.

Kementerian Kesehatan RI. Bahan Ajar Rekam Medis dan Ilmu Kesehatan: Farmakologi. 2017
Dosis Lansia
Hal yang perlu dipertimbangkan saat hitung dosis:

• Tingkat sensitifitas tubuh dan organ pada lansia lebih meningkat dibanding pasien usia dewasa, dikarenakan
menurunnya kualitas dan fungsi sirkulasi darah pasien lansia.

• Menurunnya jumlah albumin dalam darah.

• Menurunnya fungsi hati dan ginjal sehingga sisa obat yang bersifat toksik tidak bisa tersaring dengan baik di hati.

• Kecepatan eliminasi obat menurun → memungkinkan residu obat terendap di tubuh.

• Penggunaan banyak obat dapat menyebabkan interaksi obat

• Umumnya lansia memiliki berbagai penyakit

Kementerian Kesehatan RI. Bahan Ajar Rekam Medis dan Ilmu Kesehatan: Farmakologi. 2017
Dosis Lansia

Cara pemberian obat pada lansia:

● Pastikan tentang data/informasi pasien dan kondisinya.

● Jelaskan dengan ramah dan jelas apa yang akan dilakukan agar lansia mau bekerja sama dalam pemakaian obat.

● Jelaskan tentang obat yang dipakai dan jelaskan dengan hati-hati kemungkinan efek samping yang akan terjadi dan
cara mengatasi.

● Minta keluarga menjadi pengawas pemakai obat (PMO). Bila perlu berikan catatan kepada keluarga/PMO jika pasien
bingung.

● Perhatikan interaksi antar obat/makanan/minuman termasuk penyalahgunaan obat bebas, herbal/tradisional.

Kementerian Kesehatan RI. Bahan Ajar Rekam Medis dan Ilmu Kesehatan: Farmakologi. 2017
Dosis Berdasarkan
Luas Permukaan
Tubuh / Body Surface
Are (BSA)
Perhitungan dosis berdasarkan
Body Surface Area

 
BSA=

• Dianggap sebagai yang paling tepat dalam menghitung dosis untuk bayi,
anak-anak, orang lanjut usia, dan berat badan rendah.

• Bila luas permukaan tubuh pasien tidak diketahui, tetapi TB dan BB


diketahui, selain dengan rumus diatas, luas permukaan tubuh juga dapat
ditentukan dengan bantuan nomogram

Sumber: Suprapti T. Praktikum Farmasetika Dasar. 2016. Jakarta: KEMENKES RI


Normogram Dewasa
BSA orang dewasa (tn. S)
(BB: 75 kg, TB: 175 cm)

1. Tarik garis lurus pada jalur BB = 75 kg


2. Hubungkan pada titik 175 cm pada jalur TB

Maka dapat ditentukan BSA pasien yang dapat dilihat pada


jalur surface area pada gambar, yaitu pada titik 1,90

Jadi BSA Tn. S = 1,90 m2

  BSA = = = 1,90 m2

Sumber: Suprapti T. Praktikum Farmasetika Dasar. 2016. Jakarta: KEMENKES RI


Normogram Anak
BSA ANAK (An. B)
(BB: 6 kg, TB: 80 cm)

1. Tarik garis lurus pada jalur BB = 6 kg


2. Hubungkan pada titik 80 cm pada jalur TB

Maka dapat ditentukan BSA pasien yang dapat dilihat pada jalur
surface area pada gambar, yaitu pada titik 0,36

Jadi BSA An. B = 0,36 m2

 
BSA = = = 0,36 m2

Sumber: Suprapti T. Praktikum Farmasetika Dasar. 2016. Jakarta: KEMENKES RI


Rumus Menghitung Dosis Anak
Berdasarkan BSA

DOSIS berdasarkan BSA =


Luas permukaan tubuh (m2) / 1,73 m2 x DD

Ket.: 1,73 m2 = luas permukaan tubuh orang dewasa rata-


rata

Sumber: Suprapti T. Praktikum Farmasetika Dasar. 2016. Jakarta: KEMENKES RI


Rumus Menghitung Volume Sediaan yang dibutuhkan
berdasarkan BSA

  Jumlah mL yang digunakan = x sediaan (mL)

Sumber: Suprapti T. Praktikum Farmasetika Dasar. 2016. Jakarta: KEMENKES RI


Dosis Berdasarkan
Berat Badan
Perhitungan dosis Berdasarkan berat badan

Cara paling ideal karena sesuai dengan kondisi pasien sebenarnya


dibandingkan perhitungan berdasarkan umur yang tidak sesuai
dengan berat badan pasien.

 
Dosis Obat = BB Pasien x

Sumber: Suprapti T. Praktikum Farmasetika Dasar. 2016. Jakarta: KEMENKES RI


Kadar obat
• Merupakan jumlah obat yang berada di dalam tubuh.

• Obat dapat memberikan efek terapi jika kadar obat dalam tubuh memenuhi kebutuhan terapi
yang diperlukan. Kadar obat memiliki hubungan dengan efek farmakologis.

• Kadar obat puncak: konsentrasi plasma tertingi dari sebuah obat pada waktu tertentu dan
menunjukkan kecepatan absorpsi suatu obat.

• Kadar terendah: konsentrasi plasma terendah dari sebuah obat dan menunjukkan kecepatan
eliminasi obat. Jika kadar terendah terlalu tinggi, maka toksisitas akan terjadi.

Kementerian Kesehatan RI. Bahan Ajar Rekam Medis dan Ilmu Kesehatan: Farmakologi. 2017
Konsentrasi obat
• Ukuran yang menggambarkan konsentrasi zat/obat di dalam suatu
campuran dengan satuan tertentu.
• Satuan yang digunakan:

Bobot dalam Jumlah zat terlarut (g) dalam Sediaan obat padat dan
bobot (b/b) 100 g campuran/larutan semipadat
Bobot dalam Jumlah zat terlarut (g) dalam Paracetamol
volume (b/v) 100 mL larutan
Volume dalam Jumlah zat terlarut (ml) Bisolvon, Actifed (Sediaan Setiap 5 mL
volume (v/v) dalam 100 mL larutan obat cair) mengandung 120 mg
Paracetamol [b/v]
Sumber:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) Farmakologi. 2017. Jakarta: KEMENKES RI
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Farmakope Indonesia V. ed. V. 2014. Jakarta: KEMENKES RI
Bobot dalam bobot (b/b) Volume dalam volume (v/v)
Pemberian bentuk sediaan obat padat dan
cair

X=
 

X = Jumlah obat yang harus diberikan


D = Dosis obat yang diberikan atau diminta
T = Sediaan yang ada

Sumber: Suprapti T. Praktikum Farmasetika Dasar. 2016. Jakarta: KEMENKES RI


Bahan sediaan obat padat

Tn. M harus mengkonsumsi amoxicillin dengan dosis 3 x 500


mg.
Sediaan yang tersedia adalah 250 mg.

D = 500 mg
T = 250 mg
X = 500/250 = 2 tablet

Sumber: Suprapti T. Praktikum Farmasetika Dasar. 2016. Jakarta: KEMENKES RI


Bahan sediaan obat cair

Ny. C harus mengkonsumsi sucralfate dengan dosis 4 x 1000 mg.


Sediaan yang tersedia adalah 500 mg/5 mL.

D = 1000 mg
T = 500 mg
X = 1000/500 x 5 mL = 2 x 5 mL = 10 mL (2 sendok teh)

Sumber: Suprapti T. Praktikum Farmasetika Dasar. 2016. Jakarta: KEMENKES RI


Zat Berkhasiat obat
Paracetamol

Kandungan : Asetominofen
Khasiat : Antipiretik dan Analgetik ringan sedang
Efek Samping : Erithema, Flushing, Pruritus
T 1/2 : 1 - 3 jam

Bentuk sediaan : Tablet


Bentuk sediaan : Sirup
Kompresi
Komposisi : 500 mg PCT Komposisi : 120 mg PCT/5ml
Golongan : Obat Bebas Golongan : Obat Bebas
Kemasan : 60ml
Kemasan : 1 strip 10 tablet

Sumber: Suprapti T. Praktikum Farmasetika Dasar. 2016. Jakarta: KEMENKES RI


Zat Berkhasiat obat
Zat aktif: Amoxicillin
Cara kerja: bersifat bakteriolitik, bekerja
dengan menghambat sintesis dinding sel
bakteri dengan memutus rantai polimer
peptidoglikan sehingga tidak terbentuk.
Fungsi/khasiat: antibakteri
ESO: diare, mual muntah, sakit perut, diare,
syok anafilaktik

Bentuk sediaan: Kapsul


Golongan: Obat keras
Komposisi: 500 mg
Kemasan: 1 strip 10 kapsul

Sumber: Suprapti T. Praktikum Farmasetika Dasar. 2016. Jakarta: KEMENKES RI


Zat berkhasiat obat
Cetirizine

Kandungan : Cetirizine hydrochloride (HCl)


Bentuk sediaan : Tablet Salut Selaput KHASIAT   : Antihistamin
Komposisi : 10 mg  INDIKASI  : Kondisi Alergi
Golongan : Obat Keras Efek Samping  : mulut kering, takikardi, malaise
Kemasan : 1 strip 10 tablet T ½ : 8 jam

Sumber: Suprapti T. Praktikum Farmasetika Dasar. 2016. Jakarta: KEMENKES RI


Zat Berkhasiat obat
Ambroxol

Kandungan : Ambroxol Hidroklorida


Bentuk sediaan : Sirup KHASIAT   : Mukolitik
Bentuk sediaan : Tablet kompresi
INDIKASI  : Kondisi gangguan pernapasan
Komposisi : 30 mg / Komposisi : 30 mg
Efek Samping  : mual dan muntah, ruam merah
5ml Golongan : Obat Keras
pada kulit
Golongan : Obat Keras Kemasan : 1 Strip 10 tablet
T ½ : 8 jam
Kemasan : 60 ml
Sumber: Suprapti T. Praktikum Farmasetika Dasar. 2016. Jakarta: KEMENKES RI
Zat Berkhasiat obat

• Zat aktif: Asam Retinoat


• Cara kerja: Mengaktifkan reseptor asam
retinoat, lalu meningkatkan mitosis dan
Bentuk sediaan: Krim
pergantian sel epidermal serta menekan
Golongan: Obat keras sintesis keratin
Komposisi: 0,1% krim • Fungsi/khasiat: anti acne
Kemasan: 10 g/tube • ESO: rasa terbakar, iritasi, kulit kering

Sumber: Suprapti T. Praktikum Farmasetika Dasar. 2016. Jakarta: KEMENKES RI


Tugas Eritromisin
Eritromisin Sediaan Padat
• Nama Generik Bermerk: Trovilon • Interaksi Obat:
• Kandungan: Erythromycin stearate setara dengan Erythromycin 250 • Penggunaan bersama Ergotamine /
mg Dihydroergotamine menyebabkan keracunan ergot
• Indikasi: Infeksi saluran pernafasan atas, bawah, infeksi kulit dan akut.
jaringan lunak • Bersama Theophylline meningkatkan kadar
• Kontra Indikasi: Hipersensitif, gangguan fungsi hati berat, pasien Theophylline dalam serum
yang menggunakan Terfenadine, Astemizole / Cisapride • Bersama Digoxin meningkatkan level serum Digoxin
• • Bersama antikoagulan meningkatkan efek
Efek Samping: mual, muntah, diare, epigastric distress, anoreksia,
antikoagulan
urtikaria, anafilaksis, kehilangan pendengaran reversible
• Bersama Carbamazepine meningkatkan toksisitas
Carbamazepine.
• Dosis: Dewasa: 250 mg tiap 6 jam atau 500 mg tiap 12
jam
Anak: 30 – 50 mg/kgBB sehari dalam 3-4 dosis
bagi.
• Kemasan: Dus, 10 x 10 kaps.
Eritromisin Sediaan Padat
• Nama generik bermerk : Tamaret
• Kandungan : Eritromisin stearate setara dengan eritromisin
500mg/kapl
• Indikasi : untuk infeksi ringat hingga sedang.
• Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap eritromisin, pasien yang
menggunakan terfenadine astemizol atau cisapride, gangguan fungsi
hati berat
• Efek samping: iritasi gastrointestinal, kehilangan pendengaran yang
reversible, konvulsi, halusinasi, vertigo, aritmia kardiak, reaksi alergi.

• Interaksi Obat:
• Penggunaan bersamaan dengan Ergotamine atau Dihidroergotamin pada beberapa pasien dapat
menyebabakan keracunan ergot akut
• Dengan teofilin menyebabkan peningkatan kadar teofilin dalam serum
• Dengan digoksin dapat meningkatkan level serum digoksin,
• Dengan antikoagulan akan menimbulkan efek antikoagulan
• Dengan Karbamazepin meningkatkan toksisitas Karbamazepin
• Dosis : dws: 250 mg tiap 6 jam atau 500 mg tiap 12 jam; anak 30-50 mg/kgbb sehari dalam 3-4 dosis bagi.
• Kemasan : Dus 10x10 kaplet
Eritromisin sediaan semi padat

• Nama Generik Bermerk: Erymed dan Erymed


Plus
• Zat Aktif : Eritromisin 4%, Plust Tretinoin
0.025%
• Indikasi : Mengobati akne vulgaris bentuk
moderat dengan papul, pustule dan bentuk non
inflamasi dengan komedo.
• Kontraindikasi : Hipersensitifitas
• Dosis : sehari 1 kali pada tempat jerawat.
• Kemasan : Tube gel 15 g, Tube gel 20 g
Eritromisin Sediaan Cair
• Nama generik bermerk : Trovilon Sirup Kering
• Kandungan : Eritromisin etilsuksinat setara
dengan eritromisin 200mg/kapl
• Indikasi : untuk infeksi ringat hingga sedang.
• Dosis : dewasa: Sehari 4x400 mg atau 600 mg -
800 mg tiap 12 jam. Anak-anak: 30-50 mg/kgBB
sehari dalam 4 dosis terbagi. Dosis maksimum
yang dihitung untuk anak-anak jangan melampaui
dosis maksimum dewasa.
• Kemasan : Dus, botol @60 mL.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai