1. PICT vs VCT
2. Algoritma tiga test serial HIV
3. Rekomendasi ART pada ibu hamil terbaru
Jawaban
1. VCT: Voluntary Counselling and Testing
Client-initiated HIV testing and counselling
Konseling dan testing HIV sukarela
Hasil akhir dengan strategi I ini tidak boleh dipakai sebagai penegakkan diagnosis. Apapun
hasil akhir setelah diperiksa lebih lanjut, semua darah atau bahan donor dengan hasil
pemeriksaan awal reaktif tidak boleh dipakai untuk transfusi atau transplantasi.
Pada laporan hasil pemeriksaan antiHIV dituliskan hasil pemeriksaan tiap-tiap tahap
pemeriksaan (tes 1 dan tes 2), diikuti dengan kesimpulan akhir pemeriksaan yaitu “reaktif”,
“nonreaktif atau “indeterminate”. Bila hasil pemeriksaan pertama “nonreaktif”, maka
pemeriksaan tidak perlu dilanjutkan dan pada laporan, tes kedua dan ketiga dituliskan
“tidak dikerjakan”, diikuti dengan kesimpulan akhir sebagai “nonreaktif”. Kesimpulan
akhir pemeriksaan sebaiknya dituliskan sebagai “reaktif” dan “nonreaktif” sebagai
pengganti istilah “positif” dan “negatif”. Istilah “positif” dan “negatif” hanya dipakai
sebagai pelaporan hasil pemeriksaan konfirmasi (bila diperlukan), dengan teknik Western
Blot.
Strategi III Sama seperti pada strategi II, semua bahan pemeriksaan diperiksa pertama kali
dengan satu reagensia EIA atau rapid test, dan yang memberikan hasil reaktif dilanjutkan
dengan reagensia yang berbeda. Bahan pemeriksaan yang memberikan hasil nonreaktif
pada pemeriksaan pertama dianggap tidak mengandung antiHIV. Bahan pemeriksaan yang
memberikan hasil reaktif pada pemeriksaan pertama dan nonreaktif pada pemeriksaan
kedua harus diperiksa ulang dengan kedua reagensia yang sama dengan sampel yang sama.
Pada strategi III diperlukan pemeriksaan ketiga bila hasil pemeriksaan kedua reaktif atau
pada pemeriksaan ulang dengan reagensia pertama tetap reaktif dan pemeriksaan dengan
reagensia kedua negatif. Ketiga reagensia yang dipakai pada strategi ini harus memiliki
asal antigen dan/atau prinsip tes yang berbeda. Bahan pemeriksaan yang memberikan hasil
reaktif pada ketiga pemeriksaan dianggap mengandung antiHIV. Bahan pemeriksaan yang
memberikan hasil yang tidak sesuai pada pemeriksaan kedua, atau reaktif pada
pemeriksaan pertama dan kedua namun nonreaktif pada yang ketiga dilaporkan sebagai
indeterminate. Bahan pemeriksaan yang reaktif pada pemeriksaan pertama serta nonreaktif
pada pemeriksaan kedua dan ketiga dilaporkan indeterminate bila individu yang diperiksa
mempunyai risiko terpapar HIV (risiko tinggi) dan dilaporkan sebagai nonreaktif bila
individu yang diperiksa tidak mempunyai risiko terpapar HIV.
3.
• Bila terdapat infeksi oportunistik, maka infeksi tersebut perlu diobati terlebih dahulu.
Terapi ARV baru bisa diberikan setelah infeksi oportunistik diobati dan stabil (kira-kira
setelah dua minggu sampai dua bulan pengobatan).
• Profilaksis kotrimoksazol diberikan pada stadium klinis 2, 3, 4 dan atau CD4 < 200. Untuk
mencegah PCP, Toksoplasma, infeksi bacterial (pneumonia, diare) dan berguna juga untuk
mencegah malaria pada daerah endemis;
• Pada ibu hamil dengan tuberkulosis: OAT selalu diberikan mendahului ARV sampai
kondisi klinis pasien memungkinkan (kira-kira dua minggu sampai dua bulan) dengan
fungsi hati baik untuk memulai terapi ARV.
Sumber :
Pedoman Pelaksanaan Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak bagi Tenaga
Kesehatan (2014)
PMK No. 87 tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan Antiretroviral
PMK No. 15 tahun 2015 tentang Laboratorium HIV dan Infeksi Oportunistik