HIV adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyerang sel-sel kekebalan tubuh. AIDS
1. Penger
atau Acquired Immunodefficiency Syndrome adalah kumpulan gejala akibat penurunan kekebalan
tian
tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.
2. Tujua Memberikan tatalaksana pada pasien HIV / AIDS tanpa komplikasi
n
Surat Keputusan Kepala .... Puskesmas Nomor : .... /SK/ ............ / I-ADMIN/.........../ 2016 Tentang
3. Kebija
kan Jenis Pelayanan Yang Ada di Puskesmas ....
4. Refere PERMENKES No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Dokter di Fasilitas Pelayanan Primer.
nsi
Alat dan Bahan
Tensimeter
5. Prosed Stetoskop
ur Termometer
Timer
Flashlight
6. Langk Hasil Anamnesis(Subjective)
ah- Keluhan :
langkah Pasien datang dapat dengan keluhan yang berbeda-beda antara lain demam atau diare (terus menerus
atau intermiten) yang lebih dari satu bulan. Keluhan disertai kehilangan berat badan (BB) >10% dari
BB dasar. Keluhan lain bergantung dari penyakit yang menyertainya, seperti:
a. Kulit: kulit kering yang luas, terdapat kutil di genital.
b. Infeksi:
1. Jamur, seperti kandidiasis oral, dermatitis seboroik atau kandidiasis vagina berulang.
2. Virus, seperti herpes zoster berulang atau lebih dari satu dermatom, herpes genital berulang,
moluskum kontagiosum, kondiloma.
3. Gangguan napas, seperti tuberculosis, batuk >1 bulan, sesak napas, pneumonia berulang,
sinusitis kronis
4. Gejala neurologis, seperti nyeri kepala yang semakin parah dan tidak jelas penyebabnya, kejang
demam, menurunnya fungsi kognitif.
Perlu dilakukan upaya pencegahan. Strategi pencegahan HIV menurut rute penularan, yaitu:
a. Untuk transmisi seksual:
1. Program perubahan perilaku berisiko, termasuk promosi kondom.
2. Pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah.
3. Konseling dan tes HIV.
4. Skrening IMS dan penanganannya.
5. Terapi antiretrovirus pada pasien HIV.
Setiap daerah diharapkan menyediakan semua komponen layanan HIV yang terdiri dari:
a. Informed consent untuk tes HIV seperti tindakan medis lainnya.
b. Mencatat semua kegiatan layanan dalam formulir yang sudah ditentukan.
c. Anamnesis dan pemeriksaan fisik lengkap oleh dokter.
d. Skrining TB dan infeksi oportunistik.
e. Konseling bagi ODHA perempuan usia subur tentang KB dan kesehatan reproduksi termasuk
rencana untuk mempunyai anak.
f. Pemberian obat kotrimoksasol sebagai pengobatan pencegahan infeksi oportunistik.
g. Pemberian ARV untuk ODHA yang telah memenuhi syarat.
h. Pemberian ARV profilaksis pada bayi segera setelah dilahirkan oleh ibu hamil dengan HIV.
i. Pemberian imunisasi dan pengobatan pencegahan kotrimoksasol pada bayi yang lahir dari ibu
dengan HIV positif.
j. Anjuran rutin tes HIV, malaria, sifilis dan IMS lainnya pada perawatan antenatal (ANC).
k. Konseling untuk memulai terapi.
l. Konseling tentang gizi, pencegahan penularan, narkotika dan konseling lainnya sesuai
keperluan.
m. Menganjurkan tes HIV pada pasien TB, infeksi menular seksual (IMS), dan kelompok risiko
tinggi beserta pasangan seksualnya, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
n. Pendampingan oleh lembaga non kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien.