Anda di halaman 1dari 2

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA

CUTANEUS LARVA MIGRANS


No. Dokumen : SP0- P.........-7.6.1.1
No. Revisi : 00
SPO Tanggal Terbit : .......
Halaman :1 dari 2

Cutaneus Larva Migrans (Creeping Er....ion) merupakan kelainan kulit berupa peradangan
berbentuk linear atau berkelok-kelok, menimbul dan progresif, yang disebabkan oleh
1. Pengertian
invasi larva cacing tambang yang berasal dari anjing dan kucing. Penularan melalui kontak
langsung dengan larva.
2. Tujuan Memberikan panduan tatalaksana pada pasien Cutaneus larva migrans
Surat Keputusan Kepala .... Puskesmas .... Nomor : 800 / ............ / I-ADMIN/.........../ 2016
3. Kebijakan
Tentang Jenis Pelayanan Yang Ada di Puskesmas ....
PERMENKES No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Dokter di Fasilitas
4. Referensi
Pelayanan Primer.
Alat dan Bahan
Tensimeter
Stetoskop
5. Prosedur
Termometer
Timer
Flashlight
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Pasien mengeluh gatal dan panas pada tempat infeksi. Pada awal infeksi, lesi berbentuk
papul yang kemudian diikuti dengan lesi berbentuk linear atau berkelok-kelok yang terus
menjalar memanjang. Keluhan dirasakan muncul sekitar empat hari setelah terpajan.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik Patognomonis
Lesi awal berupa papul eritema yang menjalar dan tersusun linear atau berkelok-kelok
meyerupai benang dengan kecepatan 2 cm per hari.
Predileksi penyakit ini terutama pada daerah telapak kaki, bokong, genital dan tangan
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
6. Langkah-
Penegakan diagnosis dilakukan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
langkah
Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
a. Memodifikasi gaya hidup dengan menggunakan alas kaki dan sarung tangan pada
saat melakukan aktifitas yang berkontak dengan tanah, seperti berkebun dan lain-
lain.
b. Terapi farmakologi dengan: Tiabendazol 50mg/kgBB/hari, 2x sehari, selama 2 hari;
atau Albendazol 400 mg sekali sehari, selama 3 hari.
c. Untuk mengurangi gejala pada penderita dapat dilakukan penyemprotan Etil
Klorida pada lokasi lesi, namun hal ini tidak membunuh larva.
d. Bila terjadi infeksi sekunder, dapat diterapi sesuai dengan tatalaksana pioderma.
Konseling dan Edukasi
Edukasi pasien dan keluarga untuk pencegahan penyakit dengan menjaga kebersihan diri.
7. Bagan Alur -

8. Unit Terkait a. Poli Umum


b. Laboratorium

9. Rekaman Historis perubahan

No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan


DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA
CUTANEUS LARVA MIGRANS
No. Dokumen : SP0- P.........-7.6.1.1
No. Revisi : 00
SPO Tanggal Terbit : .......
Halaman :2 dari 2

Anda mungkin juga menyukai