Anda di halaman 1dari 13

MENCEGAH STUNTING PADA ANAK DENGAN GEMAR MAKAN IKAN

Disusun oleh:
Kelompok 1
Kelas D 2019

Farah Dwinanda Oktavianti 25000119110037


Adela Ervinia 25000119120018
Ledya Margaretha Sihotang 25000119120038
Muhammad Sidiq Pamungkas 25000119120051
Sinta Andryani 25000119130231
Azhar Zain Rabbani 25000119140274
Nurkhalissa Mahdanie 25000119140347
Farrell Demas Anggoro 25000119140348
Aulya Rizky Fajarini 25000119140352
Adelia Isnin Yuniar 25000119140384

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
A. RESUME ARTIKEL
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi
kronis, akibat dari kondisi tersebut anak-anak yang mengalami stunting menjadi lebih
pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Stunting pada anak ini merupakan salah
satu permasalahan gizi yang sampai saat ini masih dihadapi Indonesia. Dari hasil riset
Kementerian Kesehatan kurang lebihnya sebanyak 30,8% balita Indonesia mengalami
stunting. Bahaya dari akibat stunting ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan
anak saja, namun juga berdampak pada gangguan penyakit tidak menular dan dapat
menghambat pertumbuhan otak yang dapat mengganggu pertumbuhan motorik anak.
Dari masalah yang telah tergambarkan sebelumnya, dapat kita sadari bahwa
sangat diperlukannya pemenuhan gizi untuk mencegah stunting di Indonesia dan
mengamankan generasi emas Indonesia di masa mendatang. Pencegahan stunting
menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo adalah dengan gemar makan
ikan. Ikan merupakan sumber protein hewani yang sangat tepat untuk mendukung
program perbaikan gizi masyarakat dan penanganan stunting. Menurut catatan Edhy,
angka konsumsi ikan nasional terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada
tahun 2019, angka konsumsi ikan nasional mencapai 54,49 kilogram per tahun dan
ditargetkan pada tahun 2024 mencapai 62,05 kilogram per kapita ikan utuh segar.
Menurut Kepala Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Binawan, Mia Srimiati mengatakan stunting sangat berdampak terhadap
perkembangan anak. Selain itu, stunting juga akan berdampak terhadap penurunan
perkembangan kognitif, motorik, dan bahasa serta terjadi peningkatan pengeluaran
untuk biaya kesehatan. Sementara untuk dampak jangka panjang, anak yang stunting
perawakannya akan pendek. Menurut guru besar Departemen Gizi Masyarakat Institut
Pertanian Bogor, Hardiansyah mengatakan bahwa mengkonsumsi ikan yang aman dan
cukup dalam konteks gizi seimbang dapat mencegah stunting. Selain itu, ikan akan
bermanfaat terhadap perkembangan dan pencegahan penyakit-penyakit saat dewasa.
Indonesia memiliki potensi lestari perikanan tangkap mencapai 12,55 juta ton per
tahun. Dengan didukung oleh potensi kekayaan laut yang melimpah, pencegahan
stunting pada anak di Indonesia dengan cara gemar makan ikan bukan perkara yang
sulit.
B. PEMBAHASAN
1. Uraikan dengan singkat poin penting terkait dengan faktor penyebab
masalah/kasus tersebut
a) Gizi dan makanan komplementer yang tidak adekuat
Kualitas makanan yang buruk meliputi kualitas mikronutrien yang buruk,
kurangnya keragaman dan asupan pangan hewani, asupan yang tidak
bergizi, dan rendahnya kandungan energi pada makanan komplementer.
Asupan zat gizi makro yang paling mempengaruhi terjadinya stunting
adalah asupan protein, sedangkan asupan zat gizi mikro yang paling
mempengaruhi kejadian stunting adalah asupan kalsium, seng, dan zat besi.
b) Faktor genetik
Gen pembawa sifat pendek pada kromosom orangtua dapat mewariskan
pada keturunannya.
c) Hygiene dan sanitasi yang buruk
Penerapan hygiene dan sanitasi yang buruk mampu meningkatkan kejadian
penyakit infeksi, seperti diare, cacingan, dan beberapa penyakit lainnya
yang kemudian berujung pada keadaan malnutrisi karena gizi sulit diserap
oleh tubuh dan terhambatnya pertumbuhan.
d) Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
BBLR merupakan faktor risiko paling dominan terhadap kejadian stunting
pada anak baduta. Anak dengan riwayat BBLR mengalami pertumbuhan
linear yang lebih lambat dibandingkan anak dengan BBL normal.
e) Praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan
ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta
setelah ibu melahirkan.
Pengetahuan ibu mengenai gizi anaknya, seperti pemberian ASI secara
eksklusif sejak bayi dilahirkan hingga usia bayi 6 bulan, dimana terdapat
antibodi yang baik dalam ASI dan pemberian MP-ASI untuk menunjang
pertambahan sumber zat gizi disamping pemberian ASI.
f) Status ekonomi yang rendah
Menyebabkan rendahnya kemampuan membeli bahan makanan yang baik
dan bergizi, sehingga tidak mendapat asupan makanan yang bergizi
(makanan dengan nutrisi yang lengkap, memuat protein, karbohidrat,
vitamin, dan lainnya).
g) Terbatasnya akses ke pelayanan kesehatan Ante Natal Care (ANC) dan
Post Natal Care (PNC)
Kunjungan ANC penting dilakukan pada masa kehamilan oleh ibu secara
teratur untuk mendeteksi risiko saat masa kehamilan, terutama masalah
nutrisi.
2. Apakah dampak yang ditimbulkan dari masalah gizi dalam artikel?
Dampak yang dialami bagi balita penderita stunting adalah gagal
tumbuh secara fisik atau berat lahir rendah, kecil, pendek, dan kurus. Namun
tidak hanya itu, akan berdampak rentan terhadap gangguan penyakit tidak
menular dan dapat menghambat pertumbuhan otak yang dapat mengganggu
pertumbuhan motorik.
Pada jangka pendek, stunting akan menyebabkan terjadinya
peningkatan mortalitas dan morbiditas. Kondisi balita stunting juga akan
berdampak terhadap penurunan perkembangan kognitif, motorik, dan bahasa
serta terjadi peningkatan pengeluaran untuk biaya kesehatan. Pada jangka
panjang, stunting akan menyebabkan perawakannya terlihat pendek. Kemudian
juga akan terjadi peningkatan risiko untuk obesitas dan komorbiditasnya.
3. Uraikan faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam mencegah
dan menangani masalah gizi tersebut !
a. Faktor Ekonomi yang Terkait dengan Penyediaan Makanan Bergizi
Faktor yang harus diperhatikan untuk mencegah serta menangani
masalah gizi tersebut yaitu pada awal 1.000 Hari Pertama Kehidupan.
Dimana hal ini dimulai sejak waktu kehamilan (janin masih di dalam
kandungan) asupan makanan ibu juga harus diperhatikan dan harus
terpenuhi. Dalam hal ini juga terkait dengan faktor ekonomi keluarga,
dimana faktor ini juga turut andil dalam penyediaan makanan bergizi serta
untuk biaya lain sebagai penunjang semasa kehamilan. Selain itu saat masa
bayi hingga anak berusia 2 tahun asupan gizi juga penting untuk
diperhatikan karena apabila pada periode ini bayi tidak mendapat asupan
gizi yang mencukupi akan berdampak pada kelangsungan hidup dan tumbuh
kembang anak yang bersifat permanen. Adapun salah satu upaya yang bisa
dilakukan yaitu dengan makan protein hewani (ikan).
b. Faktor Pengetahuan
Pengetahuan seputar kehamilan, pengasuhan anak yang baik dan
benar, serta pemenuhan gizi pada saat hamil dan gizi untuk anak juga turut
andil mempengaruhi. Dalam hal ini peran serta orang tua, khususnya ibu
harus dioptimalkan supaya dalam mengandung hingga nanti melahirkan
anak, anaknya bisa dalam keadaan normal dan sehat serta bebas dari adanya
risiko terkena stunting. Selain itu perlu ditanamkan mindset bahwasanya
salah satu usaha yang bisa mencegah stunting yaitu dengan mengkonsumsi
ikan.
c. Faktor Lingkungan yang Mendukung
Dalam artikel disebutkan bahwasanya dengan memakan ikan akan
meminimalisir kejadian stunting pada anak. Hal ini juga harus disertai
dengan adanya lingkungan yang suportif. Suportif disini yaitu bisa dengan
turut andil dalam mengupayakan berbagai macam program untuk gemar
makan ikan, baik untuk masyarakat umum dan juga terkhusus untuk ibu
hamil dan juga anak-anak.
4. Uraikan alternatif pencegahan dan pemecahan masalah gizi tersebut jika
terjadi di wilayah pesisir (pertimbangkan karakteristik wilayah pesisir)!
Jika suatu daerah dengan wilayah utama adalah laut tentunya potensi
sumber daya alamnya sangat melimpah, khususnya dalam perikanan laut dan
budidaya laut, budidaya tambak/ air payau, budidaya air tawar, di samping
perkebunan, pertanian, peternakan dan potensi pariwisata. Seharusnya dengan
melimpahnya sumber daya yang dimiliki, angka stunting tidak semestinya
tinggi, karena akan cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi pangan
para warga penduduk yang berasal dari hasil bumi dan sumber daya alam
lainya. Hal ini juga menggambarkan bahwa ada permasalahan lain yang perlu
diperhatikan, contohnya seperti edukasi kepada masyarakat tentang pemilihan
gizi dan nutrisi yang baik dan juga penyediaan akses sarana dan prasarana
kesehatan dan kebersihan yang lebih merata di seluruh daerah pesisir.
Jika merujuk pada keadaan di daerah pesisir, maka untuk alternatif
pencegahan dan penyelesaian masalah stunting yang dapat dilakukan yaitu:
a) memberikan tablet tambah darah pada ibu hamil dan remaja putri
b) edukasi gizi keluarga melalui pemberdayaan kearifan lokal
c) pemenuhan nutrisi ibu hamil dan balita kurus (hasil laut yang melimpah
dapat dijadikan alternatif pemenuhan gizi)
d) membantu akses air bersih dan sanitasi lingkungan yang tersedia
memenuhi syarat kesehatan
e) menumbuhkan pola pikir bahwa hidup sehat dimulai dari diri sendiri
f) mengintervensi gizi pada ibu hamil KEK
g) gerakan masyarakat hidup sehat pada setiap siklus kehidupan
h) mengintervensi makanan pada balita gizi kurang dan gizi buruk
i) pemberian zink pada balita
j) mengingatkan fokus perhatian 1000 hari pertama kehidupan melalui
pendekatan keluarga

C. KESIMPULAN
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi
kronis, akibat dari kondisi tersebut anak-anak yang mengalami stunting menjadi lebih
pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Stunting masih menjadi masalah di
Indonesia namun angka kasusnya menurun dari waktu ke waktu. Stunting dapat terjadi
karena gizi dan makanan komplementer yang tidak adekuat, ada juga karena faktor
genetik/keturunan, hygiene dan sanitasi yang buruk, BBLR, pola pengasuhan yang
kurang baik, kondisi ekonomi yang rendah dan keterbatasan akses ke tempat
pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, jika balita menderita stunting dapat
menimbulkan beberapa dampak jangka panjang dan jangka pendek. Stunting dapat
meningkatkan morbiditas dan mortalitas karena balita tersebut kekurangan gizi
sehingga kekurangan energi dan juga akan mengalami penurunan perkembangan
kognitif, motorik, dan bahasa. Sehingga mulai dari masa kehamilan sampai pada bayi
lahir dan diasuh, pemenuhan gizi seimbang harus terpenuhi. Terlebih pada daerah
pesisir yang memiliki kekayaan laut berupa ikan, maka hal tersebut dapat
dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan gizi balita. Selain itu juga, dari sisi
pemerintah juga dapat menangani masalah stunting ini dengan cara memperbaiki
sistem atau kondisi perekonomian masyarakat Indonesia dan memperlengkap akses
agar masyarakat dapat dengan mudah menjangkau pelayanan kesehatan. Dari sisi
orangtua dapat menghindari informasi negatif mengenai gizi balita, misalnya larangan
memakan ikan saat hamil. Sanitasi lingkungan perumahan dan air bersih juga harus
dijaga agar anak tetap sehat. sehingga nantinya angka stunting dapat turun dengan
drastis.
DAFTAR PUSTAKA

Andriansyah, Anugrah. 2020. Mencegah Stunting pada Anak dengan Gemar Makan Ikan.
Medan: VOA Indonesia. Diakses pada 27 September 2021
https://www.voaindonesia.com/a/mencegah-stunting-pada-anak-dengan-gemar
makan-ikan-/5553869.html

Kementerian Kesehatan RI. 2018. Warta Kesmas: Cegah Stunting Itu Penting. Jakarta:
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemkes RI.
Mencegah Stunting pada Anak dengan
Gemar Makan Ikan
Kelompok 1
Farah Dwinanda Oktavianti 25000119110037
Adela Ervinia 25000119120018
Ledya Margaretha Sihotang 25000119120038
Muhammad Sidiq Pamungkas 25000119120051
Sinta Andryani 25000119130231
Azhar Zain Rabbani 25000119140274
Nurkhalissa Mahdanie 25000119140347
Farrell Demas Anggoro 25000119140348
Aulya Rizky Fajarini 25000119140352
Adelia Isnin Yuniar 25000119140384
Resume Artikel
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, akibat
dari kondisi tersebut anak-anak yang mengalami stunting menjadi lebih pendek
dibandingkan dengan anak seusianya. Stunting pada anak ini merupakan salah satu
permasalahan gizi yang sampai saat ini masih dihadapi Indonesia. Bahaya dari akibat
stunting ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan anak saja, namun juga berdampak
pada gangguan penyakit tidak menular dan dapat menghambat pertumbuhan otak yang
dapat mengganggu pertumbuhan motorik anak. Dari masalah yang telah tergambarkan
sebelumnya, dapat kita sadari bahwa sangat diperlukannya pemenuhan gizi untuk mencegah
stunting di Indonesia dan mengamankan generasi emas Indonesia di masa mendatang.
Pencegahan stunting menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo adalah
dengan gemar makan ikan. Ikan merupakan sumber protein hewani yang sangat tepat untuk
mendukung program perbaikan gizi masyarakat dan penanganan stunting. Menurut guru
besar Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor, Hardiansyah mengatakan
bahwa mengkonsumsi ikan yang aman dan cukup dalam konteks gizi seimbang dapat
mencegah stunting. Selain itu, ikan akan bermanfaat terhadap perkembangan dan
pencegahan penyakit-penyakit saat dewasa.
Faktor Penyebab

Gizi dan makanan Faktor Genetik Higiene dan Sanitasi BBLR


komplementer yang Buruk
yang tidak
adekuat

Praktek pengasuhan Status ekonomi yang Terbatasnya akses


yang kurang baik rendah pelayanan ANC dan PNC
Dampak
Pada jangka pendek, stunting akan Pada jangka panjang, stunting akan
menyebabkan terjadinya peningkatan menyebabkan perawakannya terlihat
mortalitas dan morbiditas. Kondisi balita pendek. Kemudian juga akan terjadi
stunting juga akan berdampak terhadap peningkatan risiko untuk obesitas dan
penurunan perkembangan kognitif, komorbiditasnya.
motorik, dan bahasa serta terjadi
peningkatan pengeluaran untuk biaya
kesehatan.

Faktor untuk Mencegah dan Menangani Masalah Gizi


Faktor ekonomi yang
Faktor Pengetahuan Terkait dengan
Penyediaan Makanan
Faktor lingkungan yang Bergizi
mendukung
Alternatif pencegahan dan Pemecahan Masalah
gizi tersebut
1. memberikan tablet tambah darah pada ibu hamil dan remaja putri
2. edukasi gizi keluarga melalui pemberdayaan kearifan lokal
3. pemenuhan nutrisi ibu hamil dan balita kurus (hasil laut yang melimpah dapat
dijadikan alternatif pemenuhan gizi)
4. membantu akses air bersih dan sanitasi lingkungan yang tersedia memenuhi syarat
kesehatan
5. menumbuhkan pola pikir bahwa hidup sehat dimulai dari diri sendiri
6. mengintervensi gizi pada ibu hamil KEK
7. gerakan masyarakat hidup sehat pada setiap siklus kehidupan
8. mengintervensi makanan pada balita gizi kurang dan gizi buruk
9. pemberian zink pada balita
10. mengingatkan fokus perhatian 1000 hari pertama kehidupan melalui pendekatan
keluarga
Kesimpulan
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, akibat dari kondisi tersebut anak-anak yang
mengalami stunting menjadi lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Stunting masih menjadi masalah di Indonesia
namun angka kasusnya menurun dari waktu ke waktu. Stunting dapat terjadi karena gizi dan makanan komplementer yang tidak
adekuat, ada juga karena faktor genetik/keturunan, hygiene dan sanitasi yang buruk, Berat Badan Lahir Rendah, pola pengasuhan
yang kurang baik, kondisi ekonomi yang rendah dan keterbatasan akses ke tempat pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, jika
balita menderita stunting dapat menimbulkan beberapa dampak jangka panjang dan jangka pendek. Stunting dapat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas karena balita tersebut kekurangan gizi sehingga kekurangan energi dan juga akan mengalami penurunan
perkembangan kognitif, motorik, dan bahasa. Sehingga mulai dari masa kehamilan sampai pada bayi lahir dan diasuh, pemenuhan
gizi seimbang harus terpenuhi. Terlebih pada daerah pesisir yang memiliki kekayaan laut berupa ikan, maka hal tersebut dapat
dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan gizi balita. Selain itu juga, dari sisi pemerintah juga dapat menangani masalah stunting
ini dengan cara memperbaiki sistem atau kondisi perekonomian masyarakat Indonesia dan memperlengkap akses agar masyarakat
dapat dengan mudah menjangkau pelayanan kesehatan. Dari sisi orangtua dapat menghindari informasi negatif mengenai gizi
balita, misalnya larangan memakan ikan saat hamil. Sanitasi lingkungan perumahan dan air bersih juga harus dijaga agar anak
tetap sehat. sehingga nantinya angka stunting dapat turun dengan drastis.

Anda mungkin juga menyukai