Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat sangat diperlukan dalam

mengisi pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia.Salah

satu upaya peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi

masyarakat.Gizi yang seimbang dapat meningkatkan ketahanan tubuh,

dapat meningkatkan kecerdasan dan menjadikan pertumbuhan yang

normal.Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung

kepada keberhasilan bangsa itu menyiapkan sumber daya manusia yang

berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif.Walaupun sumber alam yang

tersedia bagi suatu bangsa berlimpah tanpa adanya sumber daya manusia

yang tangguh maka sulit diharapkan untuk berhasil membangun bangsa

itu sendiri.Kemiskinan dan kurang gizi masih menjadi masalah bagi

bangsa Indonesia yang tidak kunjung berkesudahan (Depkes RI, 2016).

Meningkatkan status gizi masyarakat merupakan salah satu dasar

pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan tinggi,

makanan cukup dan jaminan kesehatan adalah dasar utama pembentukan

sumber daya yang berkualitas untuk kelangsungan hidup yang lebih baik

di masa depan. Pendapatan memegang peranan penting dalam pemenuhan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


2

kebutuhan hidup, dimana pendapatan merupakan ukuran yang dipakai

untuk melihat apakah kehidupan seseorang itu layak atau tidak

layak.Dengan pendapatan tinggi setidaknya semua kebutuhan pokok

terpenuhi sehingga dapat mencapai satu tingkat kehidupan yang layak

(Hidayat, 2012).

Status ekonomi atau rendahnya pendapatan keluarga sangat berpengaruh

terhadap kebutuhan kecukupan gizi. Rendahnya status ekonomi antara

lain mencakup beberapa aspek yaitu penghasilan yang rendah yang tidak

dapat mencukupi kebutuhan sandang, pangan dan papan, kualitas dan

jumlah gizi yang didaptkan rendah, sanitasi lingkungan yang buruk,

sumber air bersih yang kurang, akses terhadap pelayanan kesehatan

terbatas. Selain itu rendahnya status ekonomi juga dapat disebabkan oleh

jumlah anggota keluarga yang banyak serta tingkat pendidikan yang

rendah sehingga dapat mempengaruhi pendapatan keluarga (Sebataraja,

Oenzil & Asterina, 2014).

Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya status gizi ialah menurunnya

system imunitas tubuh, menurunnya pertumbuhan fisik, tidak optimalnya

atau terlambatnya pertumbuhan mental, penurunan prestasi belajar,

kecatatan, tingginya angka kesakitan, hingga bisa menyebabkan kematian

(Rahim, 2014).Gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan

masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan secara

pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Masalah kekurangan gizi

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3

di Indonesia umumnya masih didominasi oleh masalah kurang energi

protein (KEP), Masalah Anemia Besi, gangguan akibat kekurangan

yodium (GAKY), Kurang Vitamin A (KVA) dan obesitas terutama di

kota-kota besar (Supriasa, Bakri & Fajar, 2012).

Banyak faktor yang mempengaruhi status gizi anak, baik faktor langsung

maupun faktor tidak langsung, serta akar masalah.Akar masalah tersebut

yaitu status ekonomi yang memberikan dampak buruk terhadap status gizi

anak (Semba dan Bloem, 2001).Status gizi TB/U memberikan indikasi

masalah gizi yang bersifat kronis sebagai akibat dari kemiskinan, pola

pemberian makan yang kurang, perilaku hidup sehat sejak anak dilahirkan

hingga berakibat anak menjadi pendek. Karakteristik keluarga yaitu

pendapatan keluarga berhubungan dengan kejadian stunting pada balita

usia 6-12 bulan (Astari, 2015).

Menurut penelitian Mulazimah (2017) menyebutkan bahwa keluarga yang

memiliki pendapatan yang terbatas mempunyai kemungkinan untuk

kurang dapat memenuhi kebutuhan ataupun gizi yang diperlukan oleh

anggota keluarganya dikarenakan penghasilan terbatas sehingga dapat

mempengaruhi daya beli kelaurga untuk mencukupi kualitas dan kuantitas

gizi yang diperlukan keluarga setiap harinya.Rendahnya pendapatan

merupakan rintangan yang dapat mempengaruhi status gizi.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

Penelitian lain yang juga dilakukan oleh Rahma & Nadhiroh (2016)

menyebutkan bahwa status sosial ekonomi atau pendapatan dapat

mempengaruhi daya beli keluarga pada makanan bergizi dopengaruhi

oleh pendapatan keluarga karena dapat menentukan ragam dan jenis

pangan yang akan dibeli. Ibu yang memiliki pendapatan disamping ayah

yang juga turut mencari nafkah, akan lebih memudahkan keluarga untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangga, terutama kebutuhan terhadap

pangan.

Hal yang sama juga disebutkan pada penelitian Myrnawati & Anita

(2016) bahwa status sosial ekonomi berpengaruh langsung terhadap pola

makan dimana pola makan akan mempengaruhi status gizi. Kemampuan

ekonomi yang kurang masyarakat tidak memperdulikan gizi yang

diperlukan.Rata-rata masyarakat yang berada di ekonomi rendah hanya

berfikir untuk bagaimana bisa mendapatkan makanan tanpa memikirkan

gizi, kandungan maupun kebutuhan gizi yang diperlukan oleh

tubuh.Selain itu daya beli rendah menyebabkan pola makan juga tidak

teratur yang dapat menyebabkan tidak seimbangnya status gizi.

Data dunia menunjukkan bahwa dari 667 juta anak di dunia mengalami

masalah gizi yang terdiri dari 155 juta (22,9%) anak mengalami stunting

atau pendek, 41 juta (6 %) dalam keadaan overweight dan 52 juta (7,7%)

dalam keadaan kurus (WHO, 2017).Hasil Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) 2018 menunjukkan, secara Nasional prevalensi pendek

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5

dengan indikator Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) anak sekolah usia

5-12 tahun sebesar 30,7% terdiri dari 12,3% dalam keadaan sangat

pendek dan 18,4% dalam keadaan pendek. Prevalensi anak tumbuh

pendek semakin meningkat dengan bertambahnya umur dan gambaran ini

ditemukan baik pada laki-laki maupun perempuan (Kemenkes, 2018).

Status gizi anak di provinsi Lampung memang masih berada di bawah

rataan nasional, yaitu berada di angka 15,2%. Namun demikian

permasalahan gizi di provinsi lampung tetap menjadi PR yang harus

segera di tangani guna meningkatkan kualitas seorang individu, status gizi

di provinsi lampung terbanyak di sebabkan oleh setatus ekonomi keluarga

yang tidak mampu memberikan sumber gizi yang maksimal kepada anak-

anaknya (Kemenkes, 2018).

Hasil prasuervey yang di telah dilakukan di wilayah kerja UPTD

Puseksmas Brajaharjosari ditemukan bahwa dari 15 keluarga yang

ditemui 8 didapatkan bahwa balita berusia 1-5 tahun ada di berapa pada

gizi kurang baik berdasarkan data yang didapat dari posyandu dan hasil

survey langsung. Dari kondisi balita yang mengalami gizi dibawah garis

merah tersebut, dapatkan bahwa kondisi keluarga berada di garis

kemiskinan.Keluarga mengatakan bahwa balita mereka tidak

mendapatkan tambahan makanan atau gizi apapun, bahkan masih terdapat

keluarga yang memberikan anakanya air tajin untuk memenuhi nutrisi

pada anaknya.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6

Berdasarkapenjabaran latar belakang di atas, peneliti bermaksut

melakukan penelitian terkait, dengan tema penelitian Hubungan Status

Ekonomi Dengan Kualitas Status Gizi keluarga, yang bertujuan untuk

mengetahui adakah hubungan status ekonomi pendapatan keluarga

dengan status gizi, yang di harapkan dapat menjadi pedoman atau acuan

dalam meningkatkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang,dapat dirumuskan permasalahan

“Apakah ada hubungan status ekonomi dengan kwalitas gizi pada balita di

Puskesmas Braja Harjosari tahun 2020”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diketahui Hubungan Status Ekonomi Dengan Kualitas Status Gizi

Balita di Puskesmas Braja Harjosari Lampung Timur Tahun 2020.

2. Tujuan khusus

a. Diketahui distribusi karakteristik responden berdasarkan usia,

pekerjaan orang tua balita di wilayah kerja Puskesmas Braja

Harjosari Lampung Timur.

b. Diketahui distribusi status ekonomi pada balita di wilayah kerja

Puskesmas Braja Harjosari Lampung Timur Tahun 2020

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

c. Diketahui distribusi status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas

Braja Harjosari Lampung Timur Tahun 2020

d. Diketahui hubungan status ekonomi terhadap kualitas status gizi

balita di Puskesmas Braja Harjosari Lampung Timur Tahun 2020

D. Ruang lingkup penelitian

1. Desain penelitian : survey analitik dengan disein Crossectional

2. Populasi penelitian : Balita

3. Variable penelitian : Status Ekonomi dengan Status Gizi balita

4. Tempat penelitian : Wilayah kerja Puskesmas Braja Harjosari

Lampung timur

5. Waktu penelitian : Bulan Juni Tahun 2020

E. Manfaat

Manfaat dari penelitian sebagai berikut:

a. Bagi Ilmu Keperawatan

Untuk meningkatkan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan

keperawatan secara komprenhensif terutama mengenai status ekonomi

dengan kualitas status gizi pada balita.

b. Bagi Fasilitas Kesehatan

Dapat digunkan sebagai acuan dalam pemantauan status gizi di

wilayah kerja puskesmas Braja harjosari Lampung Timur

c. Institusi Kesehatan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


8

Dapat sebagai referensi bagi institusi pendidikan dalam

mengembangkan ilmu tentang Status Ekonomi Dengan Kualitas Status

Gizi pada balita.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Status ekonomi

a. Definisi

Status sosial ekonomi merupakan posisi atau kedudukan seseorang di

dalam masyarakat.Status sosial ekonomi dapat memberikan gambaran

mengenai keadaan seseorang dari segi sosial ekonomi.Gambaran status

sosial ekonomi dapat terlihat dari tingkat pendidikan, pendapatan, dan

sebagainya.Keluarga yang mempunyai ststus ekonomi yang baik,

memiliki kemungkinan untu mempunyai gaya hidup yang lebih baik

salah satunya dalam memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan.

Status ekonomi dapat mencangkup 3 faktor yaitu pendidikan,

penghasilan dan pekerjaan. Hal lainnya yang dapat dilakukan untuk

menilai status ekonomi seseorang yaitu dari segi kepemilikan rumah,

barang berharga maupun kendaraan yang dimiliki, usaha maupun

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10

penghasilan tambahan, harta atau asset lain seperti tanah, pekarangan

dan lain-lain.

b. Indikator penilaian status ekonomi

Indikator penilaian status gizi menurut Fariza Ahmad (2013) ialah :

a. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan sarana maupun cara yang dapat dilakukan

seseorang untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi

kebutuhan ekonomi yang dapat menunjanng kehidupan dengan

baik. Pekerjaan dapat pula menjadi penilaian terhadap status

ekonomi.Contoh- contoh jenis pekerjaan dengan penghasilan tetap

dan kontinyu seperti dokter, guru, pegawai, polisi, tentara dan

perawat.Adapun contoh pekerjaan yang tidak dapat ditetapkan

penghasilan setiap bulannya ataupun fluktuatif yaitu pedangang,

petani, influencer, photographer, serta perkerjaan yang bergerak

dan bidang jasa.

b. Pendapatan

Pendapatan adalan hasil atau upah yang di dapat oleh seseorang

akibat dari usaha yang telah dilakukannya. Pendapatan akan

menentukan cara hidup serta gaya hidup seseorang baik dalam

berpakaian hingga gizi yang dikonsumsi. Keluarga yang memiliki

pendapatan lebih baik cenderung akan lebih konsumtif baik dalam

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


11

kebutuhan sandang pangan papan dan tersier sehingga kebutuhan

anak biasanya akan lebih mudah untuk tercukupi.

c. Harta

Harta merupakan kepemilikan suatu barang berharga yang dapat

bernilai uang dan dapat digunakan sebagai alat untuk memenuhi

kebutuhan hidup. Harta dalam hal ini ialah sesuatu barang ataupun

uang diluar dari pendapatan.Harta tersebut dalam berupa tanah,

sawah, kebun, mobil, emas dan lain-lain.

d. Pendidikan

Tingkat pendidikan juga akan berpengaruh pasa status sosial

ekonimi keluarga. Biasanya seseorang yang memiliki tingkat

pendidikan yang baik akan cenderung mendapatkan pekerjaan yang

lebih daik dengan gaji yang lebih layak pula. Selain itu seseorang

yang memilik tingkat pendidikan yang baik akan lebih faham serta

memperhatikan kebutuhan anaknya, salah satunya menyadari

pentingnya pemberian gizi pada anakanya.

B. Konsep Gizi

1. Definisi

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12

Status gizi adalah gambaran kesehatan sebagai refleksi dari konsumsi

makanan yang dikonsumsi oleh seseorang. Menurut Kementrian

Kesehatan Republic Indonesia penilaian status gizi secara langsung

dapat menggunakan standar berdasarkan BB/U (berat badan/umur),

sedangkan pengukuran status gizi secara tidak langsung adalah

dengan menggunakan survey konsumsi makanan dan perhitungan

statistic (Bukhari dkk, 2013).

2. Skala ambang batas gizi

Tabel 2.1 kategori ambang batas status gizi balita

Indeks Kategori Ambang batas


Status gizi (Z - Score)

Berat badan menurut - Gemuk >+ SD≥-2 SD sampai


umur - Normal + 2 SD< -SD sampai ≥
- Kurus 3 SD<-3 SD
- Kurus sekali

Tinggi badan menurut - Sangat Pendek < - 3 SD


umur (TB/U) - Pendek -3 SD sampai - <-2
- Normal SD
- Tinggi -2 SD sampai
dengan 2 SD
>2 SD

Berat badan menurut - Sangat kurus <-3 SD


tinggi badan - Kurus -3 SD sampai <-2 SD
- Normal -2 SD sampai 2 SD
- Gemuk >2SD

Sumber : keputusan mentri kesehatan RI, 2010.

3. Jenis zat gizi

a. Karbohidrat

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


13

Karbohidrat merupakan sumber zat gizi utama dalam tubuh.

Karbohidrat memberi rasa manis bagi makanan, dimana di dalam

karbohidrat mengandung unsur gula yaitu monosakarida dan

disakarida. Selain itu karbohidrat juga berfungsi sebagai pengatur

metabolisme lemak tak sempurna.

b. Protein

Protein berfungsi untuk pertumbuhan serta pemeliharaan jaringan,

pembentukan hormone dan enzim, pembentuk antibody serta

mengangkut zat zat gizi dalam metabolisme. Protein hewani dapat

bersumber dari ayam, ikan, telur udang, daging dan protein nabati

dapat diperoleh dari tempe, tahu, maupun kcang-kacangan.

c. Lemak

Lemak berfungsi sebagai sumber energy, yaitu sebagai energy

cadangan dalam jaringan tubuh, sebagai bantalan organ tertentu,

dan pelarut vitamin dan lemak yaitu vitamin A,D, E, dan K.

d. Mineral

Menirel berfungsi sebagai pengatur cairan dalam tubuh karena

membentuk garam garam yang larut yaitu natrium,

klor,kalium,magnesium dan fosfor. Selain itu mineral juga

berfungsi sebagai pembangun tulang dan gigi.

(Departemen Gizi Masyarakat 2015).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


14

4. Fungsi zat gizi

a. Pertumbuhan dan perkembangan

Asupan gizi yang kuat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan. Pekmebnagna ditandai dengan adanya kematangan

persyarafan, motoric halus serta motoric kasar, berbicara sesuai

usia, kemandirian serta bagaimana anak membangun hubungan

dengan lingjungan sosialnya. Kurangny asuhan gizi yang cukup

pasa masa emas pertumbuhan anak 1-5 tahun, dapat berakibat

pada keterlambatan perkembangan anak.Anak yang kekuarangan

gizi cenderung tidak lebih aktif, lemah serta kurangnya hubungan

atau respon terhadap sekelilingnya (Humaira dkk, 2016).

b. System imun

Gizi dapat mempengaruhi system kekebalan tubuh atau imunitas

pada balita.Dalam hal ini, imunitas berfungsi untuk menyerang

adanya Gangguan dari luar seperti virus dan bakteri.Komponen

gizi sepereti protein sera vitamin dapat membantu

mempertahankan diri dari serangan infeksi, menangkal radikal

bebas, sebagai antioksidan sea berperan sebagai antimikroba di

dalam tubuh.Anak dengan gizi yang baik tidak rentan sakit,

dibandingkan dengan anak yang mendapat gizi kurang baik

(Siagian, 2017).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


15

c. Penunjang aktivitas fisik

Tercukupinya gizi pada pada anak dapat menjadkan anak lebih

aktif terhadap aktivitasnya.Aktivitas fisik merupakan gerakan

tubuh yang dihasilkan oleh otott yang membutuhkan energi.Gizi

seperti protein merupakan zat yang digunakan tubuh dalam

pembentukan jaringan serta otot. Sehingga, anak dengan gizi yang

baik dan tercukupi dapat lebih aktif dan dalam aktifitasnya

dibangdingkan dengan anak dengan gizi kurang atau tidak

tercukupi (Soraya dkk, 2017).

5. Faktor yang mempengaruhi Status Gizi

a. Pengetahuan orang tua

Pengetahuan ibu mengenai gizi penting adanya, sebab dengan

adanya pengetahuan yang baik maka ibu dapat mencukupi nutrisi

anaknya dengan baik pula. Pengetahuan yang baik akan

memudahkan seseorang untuk menyerap informasi yang

diterimanya serta mudah untuk mengaplikasikannya ke dalam

tindakan maupun perilaku kehidupan sehari hari. Pengetahuan

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat pendidikan,

usia serta pengalaman. Pengetahuan ibu mengenai gizi akan

berdampak terhadap sikap serta peran ibu khususnya dalam

penyusunan menu makanan keluarga serta pemenuhan nutrisi pada

anak (Ekawaty dkk, 2015).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


16

b. Status ekonomi/ pendapatan

Pendapatan keluarga merupakan merupakan salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi status gizi pada anak.Hal ini dikarenakan

jika suatu keluarga memiliki pendapatan yang besar serta

cukupuntuk memenuhi kebutuhan gizi anggota keluarga, maka

pemenuhan nutrisi serta kebutuhan gizi pada anak juga dapat

terjamin. Pendapatan mempengaruhi daya beli seseorang, jika

pendapatan rendah maka kemampuan untuk membeli sumber

pangan serta kemampuan untuk memenuhi kebutuhan gizi juga

akan semakin rendah (Putri, Sulastri dan Lestari, 2015).

Penelitian (Sholikah, 2017) menjelaskan bahwa anak yang

memiliki ayah dan ibu yang bekerja dapat mempengaruhi

pendapatan.Hal ini dikarenakan ibu yang bekerja dapat menambah

pendapatan keluarga, sehingga dengan adanya pendapatan

tambahan dapat meningkatkan daya beli keluarga dalam

pemenuhan gizi pada anak.

c. Jumlah anak

Penelitian (Susanti, dkk 2015) menjelaskan bahwa kasus

kekurangan gizi lebih banyak ditemukan pada keluarga yang

besar.Keluarga dengan jumlah anggota keluarga besaryaitu lebih

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


17

dari 3 orang anak memiliki resiko 5 kali lebih besar untuk

mengalami gizi yang kurang dibandingkan dengan jumlah

keluarga yang kecil.Hal ini dapat dikarenakan pembagian makan

yang tepat kepada setiap anggota lebih merata sesuai dengan

kebutuhan masing masing anggota keluarga.

C. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan gabungan atau hubungan beberapa teori

sehingga membentuk pola pikir pada penelitian yang dilakukan

berdasarkan teori diatas maka dapat disusun suatu kerangka teori sebagai

berikut :

Faktor faktor yang mempengaruhi


nutrisi

Pengetahuan Status ekonomi/ Jumlah

Orang tua pendapatan anak

Status gizi pada anak

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


18

Status gizi
Status gizi tidak baik
Baik

Gambar 2.1 Kerangka teori

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan suatu uraian dan visualisasi hubungan atau

kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya atau variabel satu

dengan yang lain dari masalah yang akan diteliti (Notoatmodjo,2012)

kerangka konsep ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Status
Status gizi
ekonomi/pendapatan

Gambar. 2.2 kerangka konsep

E. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian.

Hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua

variabel,variabel bebas dan variabel terikat. (Notoatmodjo,

2012).hipotesis dalam penelitian ini :

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


19

Ha : Ada hubungan bermakna antara status ekonomi dengan kualitas

status gizi pada balita di puskesmas braja harjosari lampung timur

tahun 2020.,

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah penelitian analitik korelasi, dengan

menggunakan pendekatan crossectional. Desain analitik korelasi yaitu

peneliti mencari hubungan antara banyak variabel bebas dengan satu

variabel tergantung (Dahlan, 2012).

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu objek atau individu yang dapat diukur (Swarjana,

2011). Variabel independent (bebas) dalam penelitian ini yaitu status

ekonomi dan Variabel dependent dalam penelitian ini yaitu status gizi

pada balita.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


20

C. Definisi Operasional

Mendefinisikan veriabel secara operasional yang bertujuan untuk

membuat variabel menjadi lebih konkrit dan dapat diukur. Definisi

operasional menjelaskan tentang apa yang harus diukur, bagaimana

mengukurnya, kriteria pengukuran, instrument pengukuran dan skala

pengukuran (Dharma, 2011).

Tabel 3.1
Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Alat Hasil Skala


Operasional Ukur Ukur Ukur Ukur

Independent

Status Gambaran Wawancara Angket / 0= Ordinal


ekonomi tentang keadaan dengan ibu koesioner sejahtera
seseorang yang balita dan bilapendap
dapat dilihat dari mengisi atan
pendapatan., lembar >Rp2.000.
pekerjaan kuesioner 000.
maupun harta 1= kurang
atau benda yang sejahtera
dimiliki. pendapatan
≤ Rp
2.000.000
(Liputan
6.com.Jaka
rta.2019)

Dependent

Status gizi Ukuran Mengukur Hight chart 0 = normal Ordinal


mengenai IMT BB/TB 1 = kurus
kondisi tubuh pada balita (alat 2 = gemuk
seseorang ang dan di pengukur
dapat dilihat dari sesuikan TB Balita)
makan yang kartu KMS dan
dikonsumsi dan balita timbangan
dapat diukur
melalui
pengukuran
tinggi badan
serta berat dan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


21

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan

diteliti ( Notoatmodjo, 2012 ),Populasi dalam penelitian ini adalah

keluarga yang memiliki balita usia 1-5 tahun di wilayah Puskesmas

Braja Harjosari Lampung Timur.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Penelitian ini menggunakan ukuran besar sampel Analitik

Kategorik tidak berpasangan (two tail) dengan rumus sampel:

n={1,96 √ 2.0,60 (1−0,60 ) +0,84 √0,47 ( 1−0,47 ) +0,84 ¿ ¿


¿ {1,96 √ 2.0,65 ( 1−0,65 ) +0,84 √0,47 ( 1−0,47 ) +0,84 ¿ ¿

{2,469+0,504 }2 8,838
n= n= =36,82, dibulatkan menjadi 37
( 0,35−0,84 ) 2
0,240

Maka besar sample dalam penelitian ini adalah 37 responden, untuk

menghindari drop out sampel, maka perlu cadangan sampel sebesar 10%

yaitu 3, sehingga jumlah sampel pada penelitian ini adalah 40 responden.

3. Tehnik sampling

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


22

Tehnik sampling penelitian ini menggunakan non random samplimg

dengan tehnik konsekutive sampling . pengambilan sampel secara

konsekutive diakukan atas dasar pertimbanagan tertentu yang ibuat

oleh peneliti sendiri, seperti berdasarkan ciri atau sifat ciri populasi

yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2012 ) Berdasarkan

uraian tersebut maka kriteria sampel dalam pemneliian ini adalah :

a. Kriteria inklusi

1) Bersedia menjadi responden

2) Balita Usia 1-5 tahun

3) Tidak sedang menderita sakit atau mengalami penyakit apapun

b. Kriteria eksklusi

1) Balita dengan gangguan menelan (labiopalatoskiziz)

2) Keluarga yang memilki riwayat kurang gizi

E. Waktu danTempat Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Maret - Juni Tahun 2020.

2. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Braja Harjosari

Lampung Timur.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


23

F. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti harus mempertimbangkan prinsip

utama dalam etik keperawatan yaitu (Dharma, 2015) :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human

dignity)

Subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan pilihan

ikut atau menolak penelitian (autonomy).Tidak boleh ada paksaan atau

penekanan tertentu agar subjek bersedia ikut dalam penelitian.Subjek

dalam penelitian juga berhak mendapatkan informasi yang terbuka

dan lengkap tentang pelaksanaan penelitian meliputi tujuan dan

manfaat penelitian, prosedur penelitian, resiko penelitian, keuntungan

yang mungkin didapat, dan kerahasiaan informasi.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (respect for privacy and

confidentiality)

Prinsip ini dapat diterapkan dengan cara meniadakan identitas seperti

nama dan alamat kemudian diganti dengan kode tertentu, dengan

demikian segala informasi yang menyangkut identitas subjek tidak

terekspos secara luas.

3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice

inclusiveness)

Prinsip keterbukaan dalam penelitian mengandung makna bahwa

penelitian dilakukan secara jujur, tepat, cermat, hati-hati dan

dilakukan secara professional.Sedangkan prinsip keadilan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


24

mengandung makna bahwa penelitian memberikan keuntungan dan

beban secara merata sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan subjek.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harm and benefits)

Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian harus

mempertimbangkan manfaat yang sebesar-besarnya (beneficience)

dan meminimalisir resiko/dampak yang merugikan subjek penelitian

(nonmaleficience).

G. Instrumen Penelitian

1. Instrumenn Penelitian

Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti

untuk mengobservasi, mengukur atau menilai suatu fenomena

(Dharma, 2011). Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuisioner berupa angket yang digunakan untuk

mengetahuipendapatan oleh Fariza Ahmad (2013) dimana kuisioner

ini telah digunakan juga dalam penelitiannya.Kuisioner yang

digunakan berjumlah 12 pertanyaan.keluarga serta alat ukur tinggi

badan dan alat penimbang berat badan.

2. Uji Validitas

Uji validitas adalah menunjukkan sejauh mana alat ukur yang

digunakan dalam suatu penelitian dan menunjukkan menunjukkan

ketepatan pengukuran suatu instrument (Dharma, 2011). Kuisioner


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
25

dukungan keluarga, dan kepatuhan minum obat dinyatakan

valid.Kuisioner status ekonomi sudah di uji dalam penelitian Fariza

Ahmad (2013) dengan jumlah 20 orang responden di

Surabaya.Kuesioner dukungan keluarga valid karena nilai r hitung> r

tabel dengan ketetapan tabel (df-2) dengan alpha 5% yaitu dengan

nilai r tabel sebesar 0,301.Kuisioner kepatuhan minum obat

dinyatakan valid dengan nilai r tabel 0,576, sehingga dalam hal ini

peneliti tidak melakukan uji validitas.

3. Uji Realiabilitas

Uji reabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana data dapat

dipercaya. kuisioner status ekonimi dinyatakan reliable jika memiliki

nilai Conbroach Alpa > 0,6 dan telah diuji serta digunakan pada

penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian Fariza Ahmad pada tahun

2013. Kuisioner status ekonimi dinyatakan reliable dengan nilai

Cronbach Alpa 0,903. Dengan demikin, kuisioner ini dinyatakan valid

dan reliable sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

H. Pengumpulan Data

Adapun proses pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi:

1. Menyertakan surat permohonan izin pengambilan data yang dijukan

kepada pihak Puskesmas Pringsewu yang telah dibuat oleh Instansi

universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung. Pihak Puskesmas

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


26

baraja harjosari akan memberikan surat balasan yang berisi persetujuan

pengambilan data dan penelitian.

2. Pengumpulan data

a. Mengajukan surat permohonan menjadi responden, dengan terlebih

dahulu peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dilakukannya

penelitian

b. Setelah setuju, responden menandatangani lembar informant

consent

c. Responden dipersilahkan untuk mengisi lembar kuisioner yang

didampingi oleh peneliti

d. Peneliti mengambil lembar informant consent dan kuisioner yang

sudah diisi oleh responden.

I. Pengolahan Data

Pengolahan data dalam rencana penelitian ini melalui empat tahap

(Notoatmodjo, 2012)

1. Editing

Peneliti melakukan kegiatan pengecekan pada kuisioner yang sudah

dibagikan, apakah lengkap, relevan, jelas dan konsisten.

2. Coding

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


27

Proses untuk memudahkan dalam mengolah data, peneliti melakukan

pengkodingan berdasarkan kode yang dibuat pada variabel

independent, yaitu kode 0 bila pendapatan rendah, dan kode 1 bila

pendpatan tinggi. Sedangkan pada variable dependent kode 0 bila

hasil ukur kurus, 1 bila hasil ukur normal dan 2 bila hasil ukur gemuk.

3. Entry Data

Setelah dilakukan pengecekan dan pengkodingan, peneliti

memasukkan data ke dalam program komputer.Kemudian perlu

memperhatikan kode yang dimasukkan dengan teliti dan peneliti

menghitung data yang telah dimasukkan.

4. Cleaning Data atau Missing Data

Setelah semua data dari semua responden telah selesai diproses, perlu

di cek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode,

ketidaklengkapan data, kelebihan data yang dimasukkan, sehingga

dapat dilakukan koreksi.

J. Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian yang akan menghasilkan

distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo,

2012). Analisis univariat dalam penelitian ini yaitu melihat distribusi

frekuensi responden berdasarkan pendapatan, jumlah anak, dan

pekerjaan.
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
28

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2012). Data analisis di

uji dengan menggunakan uji chi square untuk menguji perbedaan

presentase antara dua atau lebih kelompok (sampel), apakah ada

perbedaan yang bermakna antara kedua variabel. Pada penelitian ini

peneliti menghubungkan antara variabel status ekonomi dengan status

gizi pada balita di wilayah kerja puskesmas braja harjosari lampung

timur.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Puskesmas Braja Harjosari merupakan Puskesmas yang berada di

Kabupaten Lampung Timur. Puskesmas ini berdiri sejak 1982 dan telah

berubah status menjadi Puskesmas Rawat inap pada tahun 2012. Braja

Harjosari memiliki 7 wilayah kerja atau Desa Binaan Yaitu Desa Braja

Luhur, Desa Braja Kencana, Desa Braja Gemilang, Desa Braja Harjosari,

Desa Braja Yakti, Desa Braja Indah dan Desa Braja Mulya yang

keseluruhannya mempunyai luas wilayah 97,80 km². Puskemas

Brajaharjosari memiliki tenaga kerja sebanyak 57 orang, 32 pegawai

berstatus pegawai negri sipil, 2 tenaga kontrak dan 23 tenaga sukarela.

Tujuan dari Puskesmas Braja Harjosari ialah menjadi penanggung jawab

program gizi serta dapat melaksanakan kegiatan dengan efektif dan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


30

efisien sesuai tujuan yang telah di tetapkan serta dapat melaksanakan

program gizi dengan melakukan pemantauan, penelitian secara benar dan

terarah.

Bagi Puskesmas Braja Harjosari, program Gizi merupakan hal yang

melatarbelakangi proses perencanaan dalam POA,Puskesmas Braja

Harjosari agar dapat dilaukan sesuai dengan kepentingan bersama guna

membangun partisipasi dan peran serta masyarakat.

B. Hasil dan pembahasan

1. Analisis univariat

Hasil analisis univariat pada penelitian ini menunjukkan distribusi

frekuensi reponden berdasarkan usia dan pekerjaan orang tua. Analisis

univariat disajikan dalam bentuk tabel hasil penelitian dan diikuti

dengan penjelasan dan uraian mengenai hasil tabel pada penelitian

sebagai berikut :

a. Karakteristik responden berdasarkan usia dan pekerjaan


orang tua di wilayah kerja Puskesmas Brajaharjosari tahun
2020
Tabel 4.1
Karakteristik responden

Karakteristik Frekuensi (n) Presentase (%)

Usia Balita
- 12-36 bulan 27 67.5%
- 37-60 bulan 13 32.5%

Pekerjaan orang tua

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


31

- PNS 10 25.0%
- Wiraswasta 11 27.5%
- Petani 19 47.5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui usia balita di wilayah

kerjaPuskesmas Braja Harjosari pada bulan maret-mei tahun 2020,

lebih dari sebagian besar berusia antara 12-36 bulan yaitu

sebanyak 27 orang (67.5%). Selain itu, kurang dari sebagian besar

pekerjaan orang tua balita yaitu sebanyak 19 orang (47.5%)

bekerja sebagai petani.

DAFTAR PUSTAKA

Bukhari, B., Supriasa ID., Fajar,1. 2013. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

Dharma, K. K. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan, Jakarta, Cv Trans Info


Media.

Departemen Gizi Masyarakat. Fungsi Dan Kebutuhan Zat Gizi. 2015. Artikel
Gizi. Sumber : Departemen Gizi

Ekawaty Murty M., Kawegjan Shirley E., Kapantow Nova H. Hubungan Antara
Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status Gizi Anak Umur 1-3 Tahun
Di Desa Mopusi Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mangondow
Induk Sulawesi Utara. Jurnal Elektronik Biomedi. Volume 3, Nomor 2.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


32

Humaira, H., Jurnalis Yusri D., Edison.Hubungan Status Gizi Dengan


Perkembangan Psikomotorik Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Lapai
Padang. 2016. Jurnal kesehatan andalas

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:


1995/Menkes/XII/SK/2010 Tentang Standar Antropometri Penilaian
Status Gizi Anak. 2010

Mulazimah.(2017). Hubungan Pendapatan Keluarga Dengan Status Status Gizi


Balita Desa Ngadiluwih Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri.Jurnal
nomor 30. ISSN 2355-956x

Myrnawati, Anita. (2016). Pengaruh Pengetahuan Gizi, Status Sosial Ekonomi,


Gaya Hidup Dan Pola Makan Terhadap Status Gizi Anak. Jurnal
Pendidikan Usia Dini . Volume 10 Edisi 2

Notoatmodjo.S, 2012.Metodologipenelitian kesehatan,Rieneka Cipta.Jakarta

____________,2012. Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan , Edisi


Revisi,Ranika Cipta.Jakarta

Putri Rona F, Sulastri Delmi, Lestari Yuniar. Faktor Faktor yang Berhubungan
dengan Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo
Padang. 2015. Jurnal Kesehatan Andalas

Priyatno, Duwi, 2014.SPSS 22 pengolahan Data Terpraktis,Penerbit Andi,


Yogyakarta.

Rahim Fitri K. Faktor Underweight Balita Umur 7-59 Bulan. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. Volume 9 Nomor 2. ISSN 1858-1196

Rahma A,C. Nadhiroh S, R. (2016). Perbedaan Sosial Ekonomi Dan


Pengetahuan Gizi Ibu Balita Kurang Gizi Dan Gizi Normal.Jurnal Media
Gizi Indonesia. Volume 11 Nomor 1

Sebataraja Lisbet R, Oenzil F, Asterina. (2014). Hubungan Status Gizi Dengan


Status Sosial Ekonomi Keluarga Murid Sekolah Dasar Di Daerah Pusat
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
33

Dan Pinggiran Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas Volume 3 Nomor


2

Sholikah Anik, Rustiana Eunike R, Yuniastuti A. Faktor Faktor Yang


Berhubungan Dengan Status Gizi Balita Di Pedesaan Dan Perkotaan.
2017. Public Health Perspective Journal

Siagian.Gizi, Imunitas Dan Penyakit Infeksi. 2017. Artikel Penelitian.


Departemen Gizi Dan Kesehatan Masyarakat Sulawesi Utara

Soraya Dinah, sukandar D, Sinaga T. Hubungan Pengetahuan Gizi, Tingkat


Kecukupan Gizi Dan Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi. 2017. Jurnal Gizi
Indonesia. ISSN 2338-3119

Susanti Iis, Pambayun Rindit, Febry Fatmalina. Gambaran Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Status Gizi Anak Umur 2-5 Tahun Pada Keluarga
Petanidi Desa Pelangki Kecamatan Muara Dua Kabupaten Oku
Selatan.Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat.Volume 3 Nomor 2

Swarjana, I. K. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan Yogyakarta, Cv. Andi


Offset.

b. Distribusi frekuensi berdasarkan status ekonomi


Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Ekonomi
Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Braja Harjosari Tahun
2020 Berdasarkan Status Ekonomi

Status ekonomi Frekuensi (n) Presentase (%)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


34

- Sejahtera 23 57.5%
- Kurang sejahtera 17 42.5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa di wilayah kerja

Puskesmas Braja Harjosari pada bulan Maret-Mei tahun 2020,

lebih dari sebagian besar keluarga memiliki status ekonomi yang

sejahtera yaitu sebanyak 23 orang (57.5%) dan 17 keluarga

lainnya (42.5%) memiliki status ekonomi yang kurang sejahtera.

c. Distribusi frekuensi berdasarkan status gizi


Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Braja Harjosari Tahun 2020
Berdasarkan Status Gizi

Status gizi Frekuensi (n) Presentase (%)

- Normal 23 57.5%
- Kurus 12 30.0%
- Gemuk 5 12.5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa status gizi balita di

wilayah kerja Puskesmas Braja Harjosari pada bulan Maret- Mei

tahun 2020 yaitu lebih dari sebagian besar balita memiliki status

gizi dalam kategori normal yaitu sebanyak 23 orang (57.5%).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


35

Selain itu lebih dari sebagian kecil balita memiliki status gizi

kurus yaitu sebanyak 12 orang (30.0%) dan kurang dari sebagian

kecil memiliki status gizi dalam kategori gemuk yaitu sebanyak 5

orang (12.5%).

2. Analisis bivariat

Hasil analisis bivariate pada penelitian ini menunjukkan hasil

penelitian antara status ekonomi dengan status gizi balita di wilayah

kerja Puskesmas Braja Harjosari tahun 2020 yang di analisis

menggunakan uji Chi Square dengan nilai α<0.05. hasil analisis

bivariate dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut :

a. Hubungan status ekonomi dengan status gizi balita

Tabel 4.4
Hubungan Status Ekonomi Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah
Kerja Puskesmas Braja Harjosari Tahun 2020

Status Status gizi Total P-Value


ekonomi
Normal Kurus Gemuk

N % N % N % N %

Sejahtera 13 87.0 7 4.3 3 8.7 23 100 0.000


Kurang
10 17.6 5 64.7 2 17.6 17 100
sejahtera

Jumlah 23 57.5 12 30.0 5 12.5 40 100

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara status ekonomi dengan status gizi pada balita di

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


36

wilayah kerja Puskesmas Braja Harjosari tahun 2020 dengan nilau

p-value = 0.000 <0.05 sehingga Ha diterima.

C. Pembahasan

1. Univariat

a. Distribusi frekuensi usia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari sebagian besar

balita di wilayah kerja Puskesmas Braja Harjosari tahun 2020

berusia 12-36 bulan yaitu sebanyak 27 orang (67.5%).

Masa tumbuh kembang anak berlangsung pada masa balita. Dalam

masa ini pertumbuhan dasar yang berkembang akan berpengaruh

pada perkembangan selanjtnya. Masa tumbuh kembang anak masa

usia balita atau bayi di bawah tiga tahun merupakan masa

keemasan pertumbuhan (Gold Period) dimana pada masa ini

terjadi optomalisasi pertumbuhan yang signifikan. Pada anak usia

12-36 bulan gizi yang dikonsumsi membantuk untuk mencapai

pertumbuhan dan perkembangan terutama perkembangan secara

motorik (Rusmil dkk, 2015).

b. Distribusi frekuensi pekerjaan orang tua

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang sari sebagian besar

pekerjaan orang tau balita di wilayah kerja Puskesmas Braja

Harjosari tahun 2020 memiliki pekerjaan sebagai petani yaitu

sebanyak 19 orang (47.5%). Kebutuhan anak atau balita dapat

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


37

terpenuhi secara fisik dan biologis, salah satuya kebutuhan makan

dan minum. Tercukupinya kebutuhan makan dan minuman pada

balita tergantung dari orang tuanya, bagaimana orang tuanya

mendapatkan gizi dan memberikan gizi yang baik dan cukup.

Pekerjaan orang tua dapat berpengaruh pada pengahasilan yang

dapat mempengaruhi daya beli salah satunya dalam membeli

makanan yang baik.Pendapatan mempengaruhi bagaimana cara

orangtua untuk mendapatkan makanan yang jumlah makanan

yang cukup dan dengan nilai gizi yang baik maka berat badan dan

tinggi badan akan tumbuh sesuai dengan usia balita. Selain itu

kekurangan gizi dalam ringan atau sedang tidak selalu dapat

dirasakan karena walaupun balita dalam kategori kurus, balita

masih dapat bermain, beraktivitas dan sebagaimya sehingga

masalah tidak dianggap ada atau penting (Surbaningsih, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas Braja Harjosari memiliki pekerjaan dan

bermata pencaharian sebagai petani.Sebagai petani, tentunya tidak

setiap saat dapat mendapatkan uang. Biasanya para ibu memberi

kan balita makanan ciki, atau buah pisang dan buahan lain yang

mudah didpatkan. Namun, keluarga menyatakan tidak terlalu

memperthatikan makanan tambahan seperti biscuit protein tinggi

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


38

maupun susu sebagai penambah energy khususnya pada balita

yang tidak dalam menyusui lagi.

2. Bivariat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna

antara status ekonomi terhadap kualitas status gizi pada balita di

wilayah kerja Puskesmas Braja Harjosari tahun 2020 dengan nilai p-

value = 0.000 <0.05. Hal ini menunjukkan bahwa status ekonomo

dapat mempengaruhi keadaan status gizi, yang mana gizi merupakan

hal penting bagi pertumbuhan dan perkembangan pada masa emas

pertumbuhan balita.

Status ekonomi merupakan kedudukan seseorang. Status sosial

ekonomi dapat emnggambarkan megenai keadaan seseorang, baik dari

segi pendapatan, sosial, maupun gaya hidup. Adanya status sosial

ekonomi yang baik atau dalam keadaan sejahtera dimana keluarga

dapat memenuhi kebutuhan dengan baik memungkinkan keluarag atau

individu untuk hidup lebih baik serta layak.Kehidupan yang layak dan

baik bagi balita ialah mengenai makanan yang dikonsumsi yang

berperan penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan (Rumende

dkk, 2017).

Penelitian yang dikakukan oleh Sahara, dkk (2019) menyatakan

bahwa ststus sosial ekonomi yang baik dan sejahtera akan sangat

mendukung kehidupan keluarga, salah satunya bagi keluarga yang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


39

memiliki balita. Keluarga yang memiliki balita tentunya harus

memnuhi kebutuhanan pangan yang lebih, guna kebutuhan

pertumbuhan. Tingkat sosial ekonomi yang baik akan memudahkan

keluarga untuk dapat mendapatkan kebutuhan gizi yang baik,

sehingga secara tidak langsung kebutuhan akan gizi yang baik dapat

tercukupi.

Meskpin begitu, pertumbuhan dan perkembangan serta status status

gizi tidak hanya ditentukan oleh sosial ekonomi.Ada 2 faktor yang

mempengaruhi status gizi yaitu faktor eksterna dan internal.Faktor

eksternal dapat berupa pengetahuan, budaya serta sosial ekonomi itu

sendiri. Sedangkan faktor internal dari status gizi yaitu usia, kondisi

fisik maupun gen atau keturunan. Namun, pada dasarnya pertumbuhan

dapat ditunjangn dengan baik, dengan cara memberikan nutrisi

makanan yang bergizi dan berkualitas (Susanti, 2018).

Status gizi dalam penelitian ini bukan hanya melihat balita dalam

kategori normal ataupun balita yang kekurangan gizi, tapi juga

melihat bagaimana balita obesitas.Karena ststus gizi bukan hanya

terpaku dengan kekurangan gizi saja, melainkan juga melihat aspek

yang berpengaruh pada nutrisi yang berlebihan seperti kegemukan dan

obesitas. Karena, obesitas atau kegemukan tentunya juga akan

berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan pada balita ( Fitri

dkk, 2017).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


40

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh ..yang menyatakan

bahwa status gizi balita yang baik tidak sepenuhnya ditentukan oleh

status sosial ekonomi. Hal yang perlu diperhatikan bagi balita dalam

pemenuhan gizi yang baik adalah dimulai dari mengkonsumsi

makanan yang bergizi, memenuhi kebutuhan tubuh yang diperlukan

setiap hari secara kontinyu, serta perilaku yang baik terhadap

kebiasaan hidup sehat.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan:

1. Karakteristik balita di Puskesmas Braja harjosari Lampung Timur

Tahun 2020 sebagian besar berusia 12 – 36 bulan sebanyak 27 balita

(67,5%) dan sisanya beusia 37 – 60 bulan sebanyak 13 (32,5%) dan

berdasarkan karakteristik pekerjaan orang tua balita sebagian besar

berprofesi sebagai petani yaitu sebanyak 19 orang (47,5%).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


41

2. Distribusi status ekonomi keluarga balita di Puskesmas Braja

Harjosari Tahun 2020 sebanyak 23 keluarga (57,5%) dengan status

ekonomi sejahtera.

3. Distribusi status gizi balita memiliki status gizi dalam kategori

normalsebanyak 23 balita (57,5%).

4. Terdapat hubungan yang bermakna antara status ekonomi dengan

kwalitas status gizi balita di Puskesmas Braja Harjosari Lampung

Timur Tahun 2020 dengan p-value =0.000<0.05

B. Saran

1. Bagi ilmu keperawatan

Melakukan Promosi kesehatan dengan penyuluhan bagi para

mahasiswa dalam praktek keperawatan maternitas dalam rangka

aplikasi ilmu keperawatan kesehatan dalam pengembangan ilmu

tentang status gizi pada balita dan status ekonomi pada keluarga.

2. Bagi Fasilitas kesehatan

Upaya promotif yang telah dilakukan dapat ditingkatkan dan

dipertahankan bila perlu direkayasa model penyuluhan yang sangat

atraktif dan terus meningkatkan stekholder Penelitian ini diharapkan

sebagai acuan serta dasar bagi instansi kesehatan khususnya

Puskesmas Braja Harjosari untuk dapat meningkatkan promosi

kesehatan mengenai pentingnya pemenuhan kualitas kebutuhan gizi

pada balita.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


42

3. Bagi institusi kesehatan

Dapat sebagai referensi bagi institusi pendidikan dalam

mengembangkan ilmu tentang status ekonomi dengan kwalitas status

gizi pada balita.

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Wiwin Susanto

NIM : 142012018261P

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


43

Adalah mahasiswa program studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas


Muhammadiyah Pringsewu Lampung, akan melakukan penelitian dengan judul :

“Hubungan Status Ekonomi Dengan Kualitas Status Gizi Pada Balita Di


Puskesmas Braja Harjosari Lampung Timur Tahun 2020”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuiHubungan Status Ekonomi


Terhadap Kualitas Status Gizi Pada Balita Di Puskesmas Braja Harjosari
Lampung Timur Tahun 2020. Informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan
hanya untuk kepentingan penelitian. Apabila Bapak/Ibu menyetujui, saya mohon
untuk menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan yang
diajukan peneliti.

Dengan penjelasan secara singkat mengenai penelitian yang akan saya lakukan.
Atas kerja sama dan ketersediaan Bapak/Ibu menjadi responden dalam penelitian
ini saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,

Wiwin Susanto

LAMPIRAN 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


44

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti, dengan ini saya

Nama :

Alamat :

Menyatakan bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian yang


berjudul “Hubungan Status Ekonomi Dengan Kualitas Status Gizi Pada Balita Di
Puskesmas Braja Harjosari Lampung Timur Tahun 2020”. Penelitian ini akan
memberikan manfaat yaitu bagaimana status ekonomi berperan dalam status gizi
pada balita.

Adapun bentuk kesediaan saya ini adalah:

1. Bersedia meluangkan waktu untuk dilakukanwawancara


2. Bersedia untuk mengisi lembar kuisioner yang diberikan oleh peneliti
3. Memberikan informasi yang benar dan sejujurnya terhadap apa yang
diminta atau ditanyakan oleh peneliti.

Keikutsertaan saya ini sukarela tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Pringsewu, 2020

Peneliti Yang membuat pernyataan,

Wiwin susanto

(Nama & Tanda Tangan)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


45

Instrument Penelitian

KUISIONER

Hubungan Antara Status Ekonomi Dengan Kualitas Status Gizi Pada

Balita Di Puskesmas Braja Harjosari Lampung Timur Tahun 2020.

No responden :

Inisial responden :

Jenis kelamin :

Inisial orang tua :

- Ayah :

- Ibu :

Petunjuk pengisian :

1. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan dibawah ini dengan cermat sebelum

menjawabnya

2. Pilihlah jawab yang menurut anda benar sesuai dengan keadaan anda, dengan

cara memberi tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih.

A. Angket Keadaan Sosial Ekonomi

1. Pendidikan terakhir ayah

a. Perguruan tinggi

b. SMU/Sederajat

c. SMP/sederajat

d. SD/sederajat

2. Pendidikan terakhir ibu?

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


46

a. Perguruan tinggi

b. SMU/Sederajat

c. SMP/Ssederajat

d. SD/Sederajat

3. Pekerjaan Ayah ?

a. pegawai negeri

b. wiraswasta

c. petani

d. jawaban lain….

4. Pekerjaan Ibu ?

a. Pegawai negeri

b. Wiraswasta

c. Petani

d. Jawaban lain

5. Kedudukan ayah di masyarakat?

a. Pemuka masyarakat

b. Perangkat desa

c. Ketua RT/RW

d. Anggota masyarakat biasa

6. Selain orang tua apakah ada kakak atau anggota keluarga lain yang

bekerja dan membantu ekonomi keluarga?

a. Tidak ada

b. Ada, 2 orang

c. Ada, 1 orang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


47

d. Ada,lebih dari 2 orang

7. Berapakah penghasilan pokok keluarga setiap bulan ?

a. Rp ≥ 2. 500.000

b. Antara Rp.750.000 – 1.000

c. Antara Rp. 500.000 – Rp. 750.000

d. Kurang dari Rp.500.000

8. Adakah penghasilan tambahan atau sampingan dari pendapatan pokok

setiap bulan?

a. Lebih dari Rp.500.000

b. antara Rp 250.000- 500.000

c. kurang dari 250.000

d. tidak ada

9. Kendaraan yang dimiliki ?

a. mobil, sepeda motor, dan sepeda

b. sepeda motor dan sepeda

c. televisi

d. jawaban lain……

10. Berapakah rata rata pengeluaran keluarga untuk biaya pokok (makan,

pakaian, perumahan) keluarga setiap bulan?

a. Lebih dari Rp.1.000.000

b. antara Rp. 750.000 – 1.000.000

c. antara Rp. 500.000 – Rp. 750.000

d. kurang dari Rp. 500.000

11. Status rumah yang ditempati keluarga?

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung


48

a. rumah sendiri

b. rumah dinas

c. rumah kontrakan

d. rumah orang tua

12. Berapa anak yang masih dalam tanggungan keluarga ?

a. 1 orang

b. 2 orang

c. 3 orang

d. lebih dari 3 orang

B. Status Gizi Anak

Peneliti mengukur IMT anak dengan menggunakan TB/BB

(Instrumen penelitian, Fariza Ahmad (2013)).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai