METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan salah satu metode penelitian analitik observasional, yaitu
dengan membagi 2 kelompok untuk melakukan observasi pada objek yang akan dituju dan
membandingkan apakah ada perbedaan anatara kelompok yang akan diteliti (Siswanti
Siswanti, & Wijayanti, Y. (2018). Faktor Risiko Lingkungan Kejadian Kusta. Higeia(Journal
of Public Health Research and Development), 2(3), 2018). Penelitian ini dilakukan di wilayah
Probolinggo. Waktu penelitian akan dilakukan pada tanggal 6 sampai dengan 12 Desember
Teknik sampling merupakan cara menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan
ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan
beberapa sifat dan penyebaran populasi supaya diperoleh sampel yang representative oleh
penelitian. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.
Menurut Sugiyono purposive sampling adalah teknik dalam menentukan sampel penelitian
dengan pertimbangan tertentu berguna supaya data yang diperoleh bisa representatif . Teknik
ini menggunakan kriteria yang telah dibuat oleh peneliti dalam memilih sampel penelitian
(Iswara, 2019).
4.3.1 Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian yang akan dilakukan yaitu 27 orang yang terkena kusta atau
tertular kusta.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 25 orang terkena atau tertular
kusta.
Pada penelitian ini akan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kasus dan
kelompok control untuk membandingkan apakah ada hubungan antara kondisi lingkungan
n = N / (1 + (N x e²))
n = 27 / (1 + (27 x 0,052))
n = 27 / 1,0675
n = 25,2
keterangan :
n : jumlah sampel
N : populasi
Jadi, sampel pada penelitian ini yang akan diambil terdiri dari :
Tekhnik Purposive Sampling akan digunakan pada proses penelitian ini. Tekhnik
pertimbangan tertentu. Adapapun kriteria penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu kondisi fisik lingkungan dirumah masyarakat terkena kusta berupa suhu, ventilasi,
plavon, dinding, lantai, kecerahan rumah, kelembaban, jarak kamar, ketersediaan jendela, air
bersih dan ketersediaan jamban atau toilet (sugiyono 2008), (Yulia & Sari, 2020).
Health Research and Development), 2(3), 2018) ada beberapa variabel yang
Variabel Indikator
1. Ventilasi Rumah Ada atau tidaknya ventilasi rumah
2. Plafon Ada atau tidaknya plavon rumah
Kondisi dinding dirumah dinding tidak permanen
3. Dinding
atau dinding permanen
Lantai rumah menggunakan tanah plester atau
4. Lantai
keramik
5. Kecerahan Rumah Kecerahan rumah terang atau gelap
6. Jarak Kamar Jarak antara kamar tidur berkerumun atau tidak
7. Ketersediaan Jendela Ada atau tidaknya jendela rumah
8. Ketersediaan Air Bersih Ada atau tidaknya ketersediaan air bersih rumah
9. Ketersediaan Jamban atau Toilet Ada atau tidaknya jamban atau toilet rumah
abstrak) dan suasana yang tercipta melalui interaksi antara unsur-unsur alam. Penyakit
Berbasis Lingkungan adalah suatu keadaan patologis berupa kelainan fungsional atau
morfologis suatu organ yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala sesuatu di
penyakit. Lingkungan dapat menjadi tempat berkembang biaknya berbagai bakteri, termasuk
bakteri penyakit kusta. Rumah merupakan bagian dari lingkungan fisik yang dapat
mempengaruhi kesehatan individu dan masyarakat. Rumah yang menjadi tempat tinggal
harus memenuhi syarat kesehatan seperti memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik,
pencahayaan yang cukup, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang terbuat
Mycobacterium leprae yang bersifat intra selular obligat. Saraf perifer sebagai afinitas
pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke organ
lain kecuali susunan saraf pusat.Faktor-faktor yang dapat menularkan adalah keadaan sosial
ekonomi dan lingkungan, genetik, perubahan imunitas, dan kemungkinan adanya reservoir
diluar manusia. Kusta terdapat di beberapa benua terutama di Asia, Afrika, Amerika latin,
daerah tropis dan subtropis, serta masyarakat yang sosial ekonominya rendah. Makin rendah
sosial ekonomi makin berat penyakitnya, sebaliknya faktor sosial ekonomi tinggi sangat
membantu penyembuhan. Ada variasi reaksi dengan infeksi M. leprae yang mengakibatkan
variasi gambaran klinis (sprektum dan lain-lain) di pelbagai suku bangsa. Hal ini diduga
disebabkan oleh faktor genetik yang berbeda (Kabupaten & Utara, 2014).
Tahapan dari penelitian yang akan dilakukan adalah tahap persiapan, pegumpulan
data, pengolahan data, analisis data, dan penyusunan laporan. Urutan secara detail sebagai
berikut :
4.4.1 Persiapan
Melakukan observasi secara langsung pada masyarakat yang terkena kusta di Tongas
Setelah hasil dari penyebaran kuesioner didapatkan maka melakukan pengolahan data
penularan kusta sesuai dengan kuesioner yang diisi oleh masyarakat daerah Tongas.
4.5 Instrumen Penelitian
4.5.1 Kuesioner
Software analisis statistika digunakan untuk mengolah hasil kuesioner dan menguji
Semantic differential scale yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya
bukan pilihan ganda maupun cecklist, tetapi tersusun dala satu garis kontinu dimana
jawaban yang sangat positif terletakdi bagian kanan garis, dan jawaban yang sangat
pandangan seseorang terhadap suatu konsep atau objek apakah sama atau berbeda
tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan
secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut variabel penelitian (Astuti et al.,
2015).
Variabel Sematik
1. Ventilasi Ada atau Tidak
2. Plavon Ada atau Tidak
3. Dinding Permanen atau Tidak Permanen
4. Lantai Tanah Plester atau Keramik
5. Kecerahan Rumah Terang atau Gelap
6. Jarak Kamar Berkerumun atau Tidak Berkerumun
7. Ketersediaan Jendela Ada atau Tidak
8. Ketersediaan Air Bersih Ada atau Tidak
9. Ketersediaan Jamban atau Toilet Ada atau Tidak
Hasil dari pengolahan data observasi pada masyarakat Tongas Kabupaten Probolinggo
daerah tersebut.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah anaisis yang dilakukan terhadap masingmasing variabel dan
hasil penelitian dan dianalisis untuk mengetahui distribusi dan persentase dari tiap
variabel. Kemudian hasil yang didapatkan dimasukan dalam tabel frekuensi. Analisis
Keterangan :
P = Presentase
X = Jumlah kejadian pada responden
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis data yang dilakukan untuk mencari korelasi
atau pengaruh antara 2 variabel atau lebih yang diteliti. Pada penelitian ini sebelum
dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data untuk
mengetahui normal atau tidaknya data yang ada. Pengujian normalitas dilakukan
menggunakan uji korelasi product moment karena data berbentuk interval. Namun
bila data tidak terditribusi normal maka skala data diturunkan menjadi ordinal atau
nominal sehingga analisis bivariat yang digunakan adalah uji korelasi product
moment.
Keterangan :
N : jumlah responden
Y : skor total
Apabila dari perhitungan didapatkan nilai signifikansi (p) lebih kecil dari taraf
kesalahan 5% (0,05) maka hipotesis (H1) diterima dan H0 ditolak yang artinya ada
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika didapatkan nilai signifikansi
(p) lebih besar dari taraf kesalahan 5% (0,05) maka hipotesis (H1) ditolak dan H0
diterima yang artinya tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat dilakukan untuk melakukan uji analisis dua variabel atau
lebih. Analisis multivariat bertujuan untuk mengetahui variabel bebas yang paling
Observasi
Analisis data
SPSS :
1. Analisis
univariat
2. Analisis
Bivariat
3. Analisis
Multivariat
Interpretasi
Kesimpulan