CASE PRESENTATION
Disusun Oleh :
Camelia Nadifah
30101306899
HALAMAN JUDUL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018
i
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui
Kepala Puskesmas Ngaliyan Pembimbing
Mengetahui
Kepala Bagian IKM FK Unissula
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Peninjauan
Manajemen Dan Promosi kesehatan di Puskesmas Ngaliyan Kota Semarang Laporan ini disusun
untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka menjalankan kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan
Masyarakat.
Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Indah Widiastuti, selaku Kepala Puskesmas Ngaliyan yang telah memberikan bimbingan
dan pelatihan selama kami menempuh Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas Ngaliyan, Semarang.
2. Dr. Ulil fuad selaku pembimbing Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UNISSULA
3. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Ngaliyan atas bimbingan dan kerjasama yang
telah diberikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu penulis sangat berterima kasih atas kritik
dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata penulis berharap semoga Hasil Laporan Peninjauan Manajemen Promosi
Kesehatan Di UPTD Puskesmas Ngaliyan Kota Semarang.dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Camelia Nadifah
iii
DAFTAR ISI
iv
2.1.1 Waktu Pengamatan ............................................................................................................ 23
2.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Ngaliyan Semarang ......................................................... 23
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................................... 25
3.1 Prioritas Masalah .............................................................................................................. 25
3.2 Prioritas Masalah dengan Metode Hanloon Kualitatif ................................................. 26
3.3 Analisis Penyebab Masalah.............................................................................................. 27
3.3 Analisis Penyebab Masalah Dengan Menggunakan Fishbone Analysis ..................... 30
3.4 Usulan Pemecahan Masalah ............................................................................................ 31
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 33
A. Kesimpulan ................................................................................................................................... 33
B. Saran.............................................................................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 35
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pada masa kini promosi kesehatan masih banyak berorientasi dengan cara kuratif atau
pada pengobatan ketika pasien sudah mengalami suatu penyakit. Namun apabila meninjau
berbagai sisi, terutama sisi ekonomi, justru kuratif bukan pilihan utama. Seharusnya di
semua elemen dibidang kesehatan ada promosi kesehatan, mengingat bahwa promosi
kesehatan merupakan ujung tombak dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Puskesmas Ngaliyan bertanggung jawab atas 6 kelurahan dan wilayah binaan yang ada
di puskesmas Ngaliyan. Program promosi kesehatan di pueskesmas Ngaliyan sendiri dibagi
menjadi, yaitu promosi kesehatan di dalam gedung dan promosi kesehatan di luar gedung.
Dalam hal ini, sarana dari media-media tersebut sudah ada, seperti TV dan X-Banner namun
untuk pemanfaatannya perlu di optimalkan lagi agar promosi kesehatan dalam gedung
terselenggara dengan lebih baik.
Berdasarkan pentingnya memberikan pelayanan promosi kesehatan yang terbaik
terhadap pasien dalam rencana peningkatan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilakukan
peninjauan dan optimalisasi mengenai manajemen promosi kesehatan di Puskesmas
Ngaliyan Kota Semarang.
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui program-program promosi kesehatan di Puskesmas Ngaliyan Semarang
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Mengetahui program promosi kesehatan dalam dan luar gedung yang efektif
dan efisien
1.3.2.2. Mengetahui bina suasana yang baik dalam promosi kesehatan di dalam
gedung
2
1.4 Manfaat
1.1.1. Bagi Dokter Muda
Memperluas wawasan Dokter Muda mengenai manajemen promosi kesehatan di
puskesmas Ngaliyan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat
dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.
Mampu menganalisis masalah dan mendapatkan solusi penyelesaian masalah
promosi kesehatan di puskesmas Ngaliyan Semarang
1.1.2. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan bagi pengambil keputusan dalam lingkup Puskesmas
Ngaliyan Semarang khususnya di bagian pelayanan promosi kesehatan untuk
melakukan perencanaan, pengembangan, pendidikan dan pelatihan dalam
menggalakkan program promosi kesehatan di Puskesmas Ngaliyan untuk
meningkatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya.
1.1.3. Bagi Pendidikan
Memberikan pengetahuan dan informasi tentang contoh bagaimana kegiatan dan
program-program promosi kesehatan di Puskesmas.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN ANALISA SITUASI
Dalam pelaksanaan promosi kesehatan dikenal adanya 3 (tiga) jenis sasaran, yaitu
(1) sasaran primer, (2) sasaran sekunder dan (3) sasaran tersier.
a. Sasaran Primer
Sasaran primer dari upaya promosi kesehatan adalah pasien, individu sehat
dan keluarga sebagai bagian dari masyarakat. Diharapkan dengan adanya promosi
kesehatan dapat mengubah perilaku hidup sasaran primer yang tidak bersih dan
tidak sehat manjadi perilaku hidup bersih dan sehat (Lili, 2011).
4
b. Sasaran Sekunder
c. Sasaran Tersier
5
1. Pemberdayaan
a. Pemberdayaan individu
Tujuan dari upaya tersebut adalah memperkenalkan perilaku baru kepada individu
yang mungkin mengubah perilaku yang selama ini dipraktekkan individu tersebut.
Metode yang digunakan dapat berupa pilihan atau kombinasi dari dialog, demonstrasi,
konseling dan bimbingan.
b. Pemberdayaan keluarga
6
berupa pilihan atau kombinasi. Metodenya antara lain dialog, demonstrasi, konseling dan
media komunikasi yang ada.
c. Pemberdayaan Masyarakat
2. Bina Suasana
Bina suasana merupakan upaya untuk menciptakan opini atau lingkungan sosial
yang mendorong anggota masyarakat untuk melakukan perilaku yang diperkenalkan,
mendorong individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat dan berperan aktif
dalam setiap upaya penyelenggaraan kesehatan. Seseorang akan terdorong untuk mau
melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial di mana pun ia berada (keluarga di rumah,
organisasi siswa/mahasiswa, serikat pekerja/ karyawan, orang-orang yang menjadi
panutan/idola, kelompok arisan, majelis agama dan lain-lain, dan bahkan masyarakat
umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut (Susilowati 2016)
7
kegiatan Bina Suasana adalah penggunaan media seperti leaflet, poster atau penayangan
video kesehatan (Lili, 2011).
3. Advokasi
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders).
Pihak-pihak yang terkait ini berupa tokoh-tokoh masyarakat (formal dan informal) yang
umumnya berperan sebagai narasumber (opinion leader), atau penentu kebijakan (norma)
atau penyandang dana. Juga berupa kelompok-kelompok dalam masyarakat dan media
massa yang dapat berperan dalam menciptakan suasana kondusif, opini publik dan
dorongan (pressure) bagi terciptanya PHBS masyarakat. Advokasi merupakan upaya
untuk menyukseskan bina suasana dan pemberdayaan atau proses pembinaan PHBS
secara umum.
4. Kemitraan
Kemitraan harus digalang baik dalam rangka pemberdayaan maupun bina suasana
dan advokasi guna membangun kerjasama dan mendapatkan dukungan. Dengan demikian
kemitraan perlu digalang antar individu, keluarga, pejabat atau instansi pemerintah yang
terkait dengan urusan kesehatan (lintas sektor), pemuka atau tokoh masyarakat, media
massa dan lain-lain. Kemitraan harus berlandaskan pada tiga prinsip dasar, yaitu (a)
kesetaraan, (b) keterbukaan dan (c) saling menguntungkan.
8
Demikian upaya dan kegiatan Promosi Kesehatan yang dilakukan di tingkat
Puskesmas disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat. Promosi
kesehatan di puskesmas bukanlah tugas petugas Promosi Kesehatan Puskesmas saja,
namun tanggung jawab upaya promosi kesehatan di Puskesmas adalah kepala Puskesmas
dan menjadi tugas bagi seluruh pemegang program di Puskesmas.
9
Gambar 1. Peta Wilayah Puskesmas Ngaliyan
10
2.2.3 Sumber Daya Manusia
Tabel 1. Data Kepegaiwaian Puskesmas Ngaliyan
NO JENIS JML CUKUP/KURA KETERANGAN
KEPEGAWAIAN NG
1 Ka Puskesmas 1 Cukup
2 Ka Bag.TU 1 Cukup
3 Dokter Umum 3 Kurang Minimal 5 orang
4 Dokter Gigi 1 Kurang Minimal 2 orang
5 Perawat 7 Kurang Minimal 10 orang
6 Bidan 8 Kurang Minimal 15 orang
7 Ahli Gizi 1 Cukup Minimal 1 orang
8 Sanitarian 1 Cukup Minimal 1 orang
9 Apoteker 0 Cukup Idealnya mempunyai 1
apoteker
10 Asisten Apoteker 2 Kurang Idealnya 4 utk induk dan 2
Pustu
11 Analis 2 Kurang Idealnya 3 utk Rawat inap
12 Perawat gigi 1 Cukup
13 Entomologi 0
14 Epidemiologi 0 Kurang Idealnya mempunyai 1
petugas epid karena daerah
endemis DBD
15 Penyuluh 1 Cukup Minimal 1
16 Rekam Medis 1 Kurang
17 Staf 5 Kurang Kurang tenaga utk Simpus,
dan sopir ambulance
18 Penjaga Malam 0 Kurang Idealnya 4 utk induk dan 2
pustu
19 Sopir 2 Kurang Idealnya 3 utk Rawat inap
20 Petugas Kebersihan 0 Kurang Sementara petugas
kebersihan di rangkap oleh
staf
2.2.4 Data Kesakitan
11
7. Kebutuhan akan vaksinasi terhadap jenis penyakit akteri : 1277 kasus
8. Kebutuhan akan vaksinasi terhadap jenis penyakit virus ttt : 1110 kasus
9. Pemeriksaan umum terhadap orang tanpa keluhan : 867 kasus
10. Pengawasan kehamilan dengan resiko tinggi : 839 kasus
Kepala Puskesmas
dr. Indah Widiastuti
PROMKES KESLING
Fransisca Sustiana, SKM Devi Andriyani R.SKM
12
a. Di tempat Pendaftaran
Kegiatan dapat dilakukan dengan penyebaran informasi melalui media
seperti
poster, leaflet, X-banner yang diletakkan didepan loket pendaftaran
b. Di Poliklinik/Balai Pengobatan
Petugas meluangkan waktunya untuk memberikan beberapa informasi
(konseling) tentang penyakitnya maupun pencegahan yang dapat dilakukan agar
tidak menderita penyakit yang sama kembali, maupun menjelaskan obat yang
diresepkan.
c. Di ruang pelayanan KIA & KB
Memberikan edukasi kepada ibu yang masih sehat, kepada ibu hamil yang
memiliki resiko tinggi agar rutin memeriksakan kandungannya, memberikan
edukasi agar anak diberikan imunisasi dasar lengkap dengan berbagai cara
misalkan dengan leaflet maupun poster,
d. Di Laboratorium
Media promosi kesehatan seperti poster yaang mudah dibaca karena
pengunjung tidak terlalu lama.
e. Di Kamar Obat :
Bisa diberikan informasi apa nama obat yang diberikan, bagaimana
meminum obat yang diberikan, manfaat obat pentingnya memelihara Tanaman
Obat keluarga (TOGA). Hal ini bisa dilakukan secara langsung dengan konseling
saat pengambilan obat maupun dengan poster/leaflet atau juga dengan TV
pemutaran video.
f. Di Tempat Pembayaran
Sebelum pasien pulang, baik rawat inap, petugas pembayaran juga harus
ramah dan memberikan salam hangat pada pasien dan mengucapkan selamat
jalan, semoga bertambah sehat. Dan memberikan informasi bahwa pasien jangan
pernah ragu-ragu untuk kembali ke puskesmas apabila membutuhkan
pertolongan. Mereka juga diingatkan kembali mengenai pentingnya menjaga dan
mempromosikan kesehatan di lingkungan daerahnya.
13
2.3.2 Kegiatan Promosi Kesehatan di Luar Gedung Puskesmas
Promosi kesehatan diluar gedung ketika petugas puskesmas melakukan promosi
kesehatan diluar gedung. Pelaksana promosi kesehatan bekerjasama dengan erbagai pihak
yang potensial untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan menerapkan ABG
(Advokasi, Bina Suasana, dan Pemberdayaan masyarakat).
14
kesehatan di daerah, strategi dasar utama promosi kesehatan adalah (1) Pemberdayaan. (2) Bina
Suasana, dan (3) Advokasi, serta dijiwai semangat (4) Kemitraan. Di Puskesmas Ngaliyan sudah
melakukan kegiatan promosi kesehatan dengan berbagai strategi promosi kesehatan :
1. Pemberdayaan :
Untuk pemberdayaan sendiri itu dibagi menjadi 3, yaitu pemberdayaan individu,
pemberdayaan keluarga dan pemberdayaan masyarakat.
a. Pemberdayaan individu :
Pemberdayaan individu merupakan kegiatan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan kepada individu yang datang ke puskesmas ngaliyan. Puskesmas
ngaliyan telah rutin melakukan penyuluhan dalam gedung setiap bulannya
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertugas. Dimana puskesmas
ngaliyan telah memnuhi terget yang ditetapkan yakni sebanyak 30 kali
penyuluhan dan puskesmas ngaliyan telah melakukan sebanyak 48 kali
penyuluhan. Selain itu, petugas kesehatan telah melakukan konseling atau
memberikan informasi kepada pasien tentang penyakit yang dialaminya.
b. Pemberdayaan Keluarga :
Pemberdayaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas yang
melakukan kunjungan sehat ke setiap rumah warga yang berada dalam
wilayah kerja puskesmas ngaliyan. Target yang telah ditetapkan yakni
puskesmas harus mengunjungi minimal 50 (kepala keluarga)/ kelurahan dalam
satu tahun. Sedangkan puskesmas ngaliyan mencakup 6 wilayah kelurahan
sehingga dalam 1 tahun target puskesmas ngaliyan sebanyak 300kk.
Kunjungan sehat yang telah dilakukan secara rutin setiap bulannya dengan
rata-rata 5 kk dalam satu kelurahan. Sehingga dalam satu tahun puskesmas
ngaliyan telah mencapai 360 kk dan telah melebihi target yang diberikan.
Namun, menurut pemegang program promosi kesehatan di Puskesmas
Ngaliyan Semarang, terkadang masih terdapat kendala dari pemberdayaan
keluarga ini, seperti saat melakukan kegiatan kunjungan ke rumah warga,
warga sedang tidak berada di rumah.
15
c. Pemberdayaan Masyarakat :
Upaya dari tenaga kesehatan puskesmas dalam penggerakan atau
pengorganisasian sekelompok anggota masyarakat telah dilakukan oleh
Puskesmas Ngaliyan. Sebagai contoh puskesmas ngaliyan telah rutin
melakukan penyuluhan ke Lapas, melakukan kegiatan posyandu, pengadaan
FKK (Forum Kesehatan Kelurahan).
Kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas Ngaliyan dapat dibedakan
menjadi dua yakni kegiatan yang dilakukan didalam gedung dan kegiatan diluar gedung.
Kegiatan yang rutin dilakukan didalam gedung oleh puskesmas Ngaliyan adalah penyuluhan
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun mahasiswa praktek. Sedangkan kegiatan yang
rutin dilakukan diluar gedung berupa kunjungan ke rumah warga, melakukan FKK, penyuluhan
dilapas maupun posyandu.
16
Gambar 3 foto penyelenggaraan penyuluhan kelompok oleh mahasiswa praktek
2. Bina Suasana :
Bina Suasana sendiri merupakan upaya menciptakan suasana atau lingkungan
sosial yang mendorong individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit
dan meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat dan berperan
17
aktif dalam setiap upaya penyelenggaraan kesehatan. Bina suasana juga bisa dibagi
menjadi dua bagian yaitu di dalam gedung dan di luar gedung.
Bina Suasana Di luar gedung :
Penyuluhan, pendampingan dan pengawasan ke Tempat Tempat Umum
(TTU) seperti sekolah, kantor kelurahan, kantor kecamatan, restoran, pondok,
kantin-kantin sekolah, pasar telah dilakukan. Sebagai contoh kegiatan
pengawasan tim promosi kesehatan terhadap kantin-kantin di sekolah yang
berada di wilayah puskesmas Ngaliyan. Kunjungan ke masing-masing TTU
dilakukan sekurang-kurangnya 1x dalam setahun. Sedangkan jumlah TTU di
wilayah puskesmas ngaliyan ada 52 tempat. Tiap bulan nya petugas promosi
kesehatan puskesmas ngaliyan melakukan PHBS TTU sebanyak 4 sampai 5
tempat.
Bina Suasana di dalam gedung :
Dalam menciptakan suasana yang mendukung untuk menjadikan masyarakat
yang belum tahu menjadi tahu, yang sudah tahu menjadi mau perlu
memperhatikan beberapa hal seperti kesediaan media promosi, SDM, funding
dan masyarakat itu sendiri. Berikut adalah standar fasilitas menurut Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/MENKES/SK/V/2007
Tentang pedoman pelaksanaan promosi kesehatan di puskesmas.
18
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dilakukan kepada pasien sebanyak 37,5 %
mengtakan bahwa tata letak media promosi kesehatan telah sesuai. Sedangkan sekitar 62,5%
pengunjung mengatakan masih terdapat beberapa media promosi kesehatan yang tidak strategis
seperti x-banner yang membelakangi duduk pasien sehingga pasien kesulitan untuk membaca,
penggunaan poster yang belum sesuai maupun penempatan leaflet yang tidak strategis.
Hasil dari survei yang dilakukan kepada pengunjung media informasi kesehatan yang
paling efektif untuk menyampaikain informasi urutannya adalah 1) dengan penggunaan video
edukatif, 2) konseling, 3) poster, 4) X-banner, 5) ceramah, 6) leaflet. Di puskesmas Ngaliyan,
sarana prasarana untuk kegiatan promosi kesehatan sudah tersedia seperti adanya leaflet, X-
banner, poster, bahkan terdapat TV yang sebenarnya dapat digunakan untuk menampilkan video
edukatif. Namun selama ini media TV yang tersedia di puskesmas Ngaliyan belum digunakan
secara optimal untuk meningkatkan kegiatan promosi kesehatan Walaupun sudah terdapat
beberapa upaya seperti penambahan video edukatif yang sebelumnya jumlahnya masih kurang
telah dilakukan.
19
Gambar 6. Hasil Kuesioner terhadap pengunjung
Dari hasil kuesioner yang tilah dilakukan di puskesmas ngaliyan media promosi yang
telah disediakan sangat disayangkan oleh karena tidak dimanfaatkan oleh pengunjung. Hanya
sekitar 12,5% pengunjung yang memanfaatkan atau pernah membaca leaflet yang disediakan.
Pasien yang tidak membaca maupun tidak pernah mengambil leflet sebagai media promosi
kesehatan sebanyak 87,5% dikarenakan pasien tidak tahu dimana letak leaflet.
Kemudian, dari segi tenaga kerja, petugas promosi kesehatan yang dimiliki oleh
Puskesmas juga sudah memenuhi kriteria. Kriteria yang disebutkan dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/MENKES/SK/V/2007 Tentang pedoman pelaksanaan
promosi kesehatan di puskesmas, adalah petugas minimal berpendidikan D3 Kesehatan + minat
& bakat dibidang promosi kesehatan, jumlah nya 1 orang. Sedangkan di puskesmas Ngaliyan
sudah memiliki 1 petugas dengan pendidikan terakhir yaitu Sarjana Kesehatan Massyarakat.
Namun, dalam pelaksanaan nya kadang terdapat masalah, yaitu petugas promosi kesehatan yang
hanya satu orang ini memiliki tanggung jawab lebih dari satu program. Sehingga kadang cukup
sulit membagi waktu antara promkes dan program lain. Sebagai contoh ketika akan ada
pertemuan dengan warga, seperti PSN atau penyuluhan lain nya, di saat yang sama petugas juga
memiliki agenda lain dengan program yang lain nya. Dan seringkali program promosi kesehatan
yang dikalahkan atau ditunda. Walaupun pada akhirnya semua kegiatan bisa terlaksanan oleh
petugas. Selama ini penilaian dari pengunjung terhadap sarana promosi kesehatan di puskesmas
ngaliyan belum pernah dilakukan sama sekali.
20
Gambar 7. Pemanfaatan Media TV di ruang tunggu Puskesmas Ngaliyan
21
Gambar 8. Pemanfaatan Media Leaflet di ruang tunggu Puskesmas Ngaliyan
3. Advokasi :
Advokasi merupakan upaya atau proses yang terencana untuk medapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak – pihak yang terkait (tokoh- tokoh masyarakat
informal dan formal) agar masyarakaat dilingkungan puskesmas berdaya mencegah
dan meningkatkan kesehatanya. Di Puskesmas Ngaliyan, hal ini sudah berjalan
dengan baik, seperti puskesmas meminta bantuan ke kelurahan untuk membantu
menyebarkan suatu program kesehatan, atau mungkin membantu menginformasikan
hal-hal yang sebaiknya dilakukan warga untuk menjaga kesehatannya. Seperti
kegiatan pada 26 Oktober sudah dilakukan kegiatan PSN (pemberantasan Sarang
Nyamuk), dalam forum tersebut, dari pihak kelurahan yang disampaikan oleh bu
Lurah meminta warga untuk menjaga lingkungan nya menjelang musim hujan, untuk
mengantisipasi penyakit-penyakit yang mungkin timbul pada saat musim penghujan
tiba. Dan kegiatan ini dilakukan rutin setiap minggunya oleh puskesmas dan warga
pindah ke beda RW setiap minggunya.
22
4. Kemitraan :
Kemitraan dikembangkan antara petugas kesehatan puskesmas dengan sasarannya
( para pasien atau pihak lain ), dalam pelaksanaan pemberdayaan, bina suasana, dan
advokasi. Tiga prinsip dasar dalam kemitraan adalah (1) kesetaraan (2) keterbukaan
(3) saling menguntungkan.
23
akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan. UKP dilaksanakan
dalam bentuk rawat jalan, rawat inap dan pelayanan gawat darurat. Kegiatan
UKP terdiri dari pelayanan pengobatan umum, pelayanan pengobatan gigi dan
mulut, pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP, pelayanan gawat darurat,
pelayanan gizi yang bersifat UKP, pelayanan kefarmasian, pelayanan
laboratorium, pelayanan Fisioterapi, pelayanan MTBS (Manajemen Terpadu
Balita Sakit).
24
BAB III
PEMBAHASAN
Promosi kesehatan merupakan suatu program yang penting untuk meningkatkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Selama ini program kesehatan kuratif masih menjadi pilihan
pertama dan program promosi kesehatan masih dipandang sebelah mata. Namun, apabila kita
meninjau lebih jauh jika kita dapet menerapkan promosi kesehatan kita dapat mencegah berbagai
penyakit yang dapat meningkatkan derajat kesehatan. Seharusnya promosi kesehatan ini benar-
benar menjadi ujung tombak dalam usahanya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Berdasarkan hasil analisa situasi di puskesmas ngaliyan didapatkan daftar prioritas masalah :
3.1.Prioritas Masalah
Daftar Masalah
1. Pemanfaatan media TV sebagai kegiatan promosi kesehatan
2. Penempatan x banner yang tidak sesuai
3. Penempatan Leaflet yang tidak sesuai
4. Kurangnya koordinasi saat melakukan kunjungan rumah dengan pasien
5. Belum adanya rekapitulasi, monitoring dan evaluasi terhadap pasien/pengunjung
yang menerima penyuluhan, untuk mengetahui apakah proses peyampaian promosi
kesehatan terhadap pasien tersebut sudah diterima dengan baik atau belum.
25
Besarnya akibat atau kerugian yang dinyatakan dalam besaran kuantitatif
berapa rupiah, orang dll.
3. Kelompok Kriteria G : Perkembangan (Growth)
Kecenderungan atau perkembangan akibat dari suatu permasalahan. Semakin
berat masalah, semakin diprioritaskan.
3.2. Prioritas Masalah dengan Metode Hanloon Kualitatif
Urgency
Kriteria Urgency
Seriously
Kriteria Seriously
Growth
26
4 Evaluasi terhadap kegiatan promkes 3
5 Kurangnya koordinasi saat melakukan kunjungan rumah 1
dengan pasien
Urutan prioritas masalah berdasarkan hasil analisis menggunakan metode hanlon kualitatif:
1. Evaluasi terhadap kegiatan promkes
2. Pemanfaatan media TV sebagai kegiatan promosi kesehatan
3. Penempatan Leaflet yang tidak sesuai
4. Penempatan x banner yang tidak sesuai
5. Kurangnya koordinasi saat melakukan kunjungan rumah dengan
pasien
27
1 Tabel 4. Identifikasi kemungkinan penyebab masalah Tahap Analisis Pendekatan Sistem
Machine -
Proses P1
belom terdapatnnya SOP, penentuan waktu maupun cara
28
penilaian evaluasi promosi kesehatan dari masyarakat.
perencanaan penataan ulang media promosi kesehatan.
P2
29
3.3. Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan Fishbone Analysis
30
3.4. Usulan Pemecahan Masalah
Tabel 5. Plan of Action
No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Pendana Metode Tolak ukur
-an hasil
31
4 Pembuatan jadwal Agar video Petugas Puskesma Kepala 2018 - Advokasi Pasien dan
penayangan video edukatif rutin promkes s ngaliyan puskesmas rapat keluarga
ditayangkan dan koordinasi, pasien dapat
edukatif
sehingga petugas pembuatan menonton
terjadwal lainnya jadwal video edukatif
penggunaan
video
edukatif
5 Penataan ulang x Agar bisa Puskesmas Puskesma Dokter 2018 - Memindah Terpasangnya
banner yang ada memasang ngaliyan s muda beberapa x media
di puskesmas media promosi Ngaliyan banner promosi
ngaliyan X-banner agar yang kesehatan
lebih optimal kurang dengan rapi
sesuai
6 Penempatan Agar bisa Puskesmas Puskesma Dokter 2018 Dokter Penempatan Pengunjung
Leaflet yang tidak memasang ngaliyan s ngaliyan muda Muda leaflet yang dapat
sesuai media promosi mudah mengambil
X-banner agar terlihat atau dan membaca
lebih optimal dijangkau leaflet yang
oleh sudah
pengunjung disediakan
32
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat merupakan
bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung
penyelenggaraan upaya kesehatan. Puskesmas Ngaliyan yang memiliki visi yaitu
“Menjadikan Puskesmas Ngaliyan sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan yang professional
dan menjadi pilihan masyarakat tahun 2021”.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa pelayanan kesehatan di puskesmas itu lebih
mengutamakan preventif dibanding kuratif. Sehingga pelaksanaan promosi kesehatan di
puskesmas Ngaliyan Perlu digalakkan kembali, baik promosi kesehatan dalam gedung
maupun yang di luar gedung. Sesuai dengan keputusan menteri tentang pedoman
pelaksanaan promosi kesehatan di puskesmas, strategi promosi kesehatan ada 4, yaitu (1)
pemberdayaan, (2) bina suasana, (3) advokasi, (4) kemitraan. Tentu untuk mendapatkan hasil
dari promosi kesehatan yang maksimal ke-empat strategi ini harus dilaksanakan dengan baik
pula.
B. Saran
1. Penanggung jawab program promosi kesehatan :
Meningkatkan hubungan kerjasama yang baik dengan mitra puskesmas seperti
stake holder, Tokoh masyarakat atau ketua RT/RW setempat, dinas lain, institusi,
dan lain lain, sehingga akan memudahkan koordinasi tentang promosi kesehatan
kedepannya.
Meningkatkan hubungan kerjasama dengan petugas dengan program lain. Agar
kegiatan promosi kesehatan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemegang
program promosi kesehatan, tapi juga diusung bersama di program-program lain.
Berkoordinasi dengan petugas IT. Agar video edukatif maupun video promosi lain
bisa ditayangkan dengan baik di TV .
33
2. Kepala Puskesmas
Berkoordinasi dengan petugas puskesmas lain nya, mengenai tata ruang yang baik,
supaya media-media promosi kesehatan bisa ditempatkan di tempat yang baik dan
sering dibaca oleh pengunjung.
34
DAFTAR PUSTAKA
Basit, M., Syamsul A., 2013, Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko
Tinggi Di Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak (PKIA) Belitung, Dinamika Kesehatan Vol.
12, No. 12.
Depkes RI. Tahun 2007Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat di Berbagai Tatanan.
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Sekolah. Pusat Promosi Kesehatan.
Prawirohardjo, S., 2009, Ilmu Kebidanan Edisi Keempat, Bina Pustaka, Jakarta.
www.depkes.go.id/resources/download/laporan/.../kinerja-kemenkes-2009-2011.pdf peraturan
menteri kesehatan republik indonesia nomor 39 tahun 2016
www.depkes.go.id/resources/download/lain/PMK_No.39_ttg_PIS_PK.pdf
www.depkes.go.id/resources/download/laporan/.../kinerja-kemenkes-2009-2011.pdf peraturan
menteri kesehatan republik indonesia nomor 39 tahun 2016
www.depkes.go.id/resources/download/lain/PMK_No.39_ttg_PIS_PK.pd
35
Lampiran
36
37
Nama :
Usia :
Alamat :
Pekerjaan :
1. Apakah menurut anda promosi kesehatan di puskesmas ngaliyan sudah cukup baik?
a. sudah cukup
b. belum cukup
2. Apakah menurut anda letak media informasi di puskesmas ngaliyan sudah cukup?
a. sudah cukup
b. belum cukup
3. Menurut anda media promosi kesehatan paling baik adalah...
Keterangan : semakin kecil semakin penting
Leaflet
Poster
X banner
Ceramah
Video edukatif
Konseling
4. Apakah anda membaca leaflet yang disediakan di puskesmas ngaliyan?
a. ya
b. tidak
5. Apakah anda membaca x banner yang disediakan oleh puskesmas ngaliyan ?
a. ya
b. tidak
6. Apakah menurut anda evaluasi warga terhadap kegiatan promosi kesehatan di puskesmas
ngaliyan sangat bermanfaat?
a. ya
b. tidak
38
PENILAIAN MEDIA INFORMASI KESEHATAN PUSKESMAS NGALIYAN
Nama :
Usia :
Alamat :
Pekerjaan :
1. Apakah menurut anda secara keseluruhan tata letak media informasi di puskesmas ngaliyan
sudah cukup?
a. sudah cukup
b. belum cukup
2. Apakah menurut anda secara keseluruhan tata letak media informasi di puskesmas ngaliyan
perlu di rombak?
a. perlu
b. tidak perlu
4. Apakah menurut anda tata letak leaflet yang disediakan di puskesmas ngaliyan sudah
strategis?
a. ya
b. tidak
39
6. Apakah menurut anda tata letak poster yang disediakan di puskesmas ngaliyan sudah
strategis?
a. ya
b. tidak
8. Apakah menurut anda tata letak X-banner yang disediakan di puskesmas ngaliyan sudah
strategis?
a. ya
b. tidak
40