1. Insulin kerja singkat (short-acting): mula kerja relatif cepat, yaitu insulin soluble,
insulin lispro dan insulin aspart;
2. Insulin kerja sedang (intermediate-acting): misalnya insulin isophane dan suspensi
insulin seng;
3. Insulin kerja panjang dengan mula kerja lebih lambat: misalnya suspensi insulin
seng.
Lama kerja untuk tiap tipe insulin bervariasi pada tiap individu sehingga perlu dinilai
secara individual.
Mengendarai, pengendara yang diobati dengan insulin dan obat antidiabetik oral
agar berhati-hati. Jika terjadi hipoglikemia atau ada gejala, yang sebaiknya dilakukan
adalah:
Menghentikan kendaraan ditempat aman;
Mematikan kontak/mesin;
Makan atau minum air mengandung gula secukupnya;
Tunggu sampai keadaan normal sebelum melanjutkan perjalanan, pengembalian
ke keadaan normal mungkin memerlukan waktu sekitar 15 menit atau lebih dan
lebih baik kalau dipastikan dengan mengukur kadar gula darah.
Diabetes dan Tindakan Bedah
Dosis berikut adalah untuk penderita diabetes tipe 1 yang akan menjalani
pembedahan dan membutuhkan infus insulin secara intravena selama 12 jam atau
lebih.
Berikan injeksi insulin seperti biasa pada pasien pada malam hari sebelum
pembedahan;
Pagi pada hari pembedahan, mulai diberikan infus glukosa 5% atau 10% secara
intravena yang mengandung kalium klorida 10 mmol/liter (diberikan pada pasien
yang tidak hiperkalemia) dengan kecepatan infus yang konstan sesuai
kebutuhan cairan pasien (biasanya 125 ml/jam) buat larutan insulin soluble 1
unit/ml dalam larutan natrium klorida 0,9% dan berikan secara intravena
mengunakan syringe secara “piggy backed” pada infus yang sedang terpasang;
Kecepatan infus insulin secara normal adalah sebagai berikut:
- Glukosa darah <4 mmol/liter, diberikan 0,5 unit/jam
- Glukosa darah 4–15 mmol/liter, diberikan 2 unit/jam
- Glukosa darah 15–20 mmol/liter, diberikan 4 unit/jam
- Glukosa darah > 20 mmol/liter, dikaji dahulu
Pada kasus resisten (seperti pasien syok atau sakit parah, atau pasien yang sedang
mendapat kortikosteroid atau simpatomimetik) mungkin diperlukan 2–4 kali
kecepatan infus ini atau bahkan lebih.
Jika pompa syringe tidak tersedia, 16 unit/liter insulin soluble sebaiknya ditambahkan
ke dalam 5% atau 10% glukosa infus intravena yang mengandung 10 mmol/liter
kalium klorida (diberikan pada pasien yang tidak hiperkalemia) dan infus diberikan
dengan kecepatan yang sesuai kebutuhan cairan pasien (biasanya 125 mL per jam)
dan dosis insulin disesuaikan sebagai berikut:
- Glukosa darah < 4 mmol/liter, diberikan 8 unit/liter;
- Glukosa darah 4–15 mmol/liter, diberikan 16 unit/liter;
- Glukosa darah 15–20 mmol/liter, diberikan 32 unit/liter;
- Glukosa darah > 20 mmol/liter, dikaji dahulu.
Kecepatan infus intravena tergantung dari kebutuhan cairan, fungsi jantung, usia
dan faktor-faktor lain. Kadar gula darah sebaiknya diukur sebelum operasi dan
kemudian setiap jam hingga kondisi gula darah stabil, kemudian setiap 2 jam. Lama
kerja insulin intravena hanya beberapa menit dan infus tidak boleh dihentikan kecuali
pasien menjadi sangat hipoglikemik (glukosa darah < 3 mmol/liter), saat mana infus
sebaiknya dihentikan selama 30 menit. Jumlah kalium klorida yang dibutuhkan
dalam infus perlu ditentukan dengan pengukuran berkala elektrolit plasma. Infus
0,9% natrium klorida dapat menggantikan infus 5% atau 10% glukosa jika glukosa
darah bertahan di atas 15 mmol/liter.
Setelah pasien mulai makan dan minum, berikan insulin subkutan sebelum sarapan
dan hentikan insulin intravena 30 menit kemudian; dosis yang diperlukan mungkin
10–20% lebih banyak dari biasanya jika pasien masih di tempat tidur atau belum
pulih. Jika sebelumnya pasien tidak pernah menerima insulin, dosis awal yang
sesuai adalah 30–40 unit per hari dalam 4 dosis terbagi menggunakan
insulin soluble sebelum makan dan insulin kerja sedang pada waktu akan tidur
malam dan dosis disesuaikan dari hari ke hari. Pasien dengan hiperglikemia yang
sering kambuh setelah konversi kembali ke insulin subkutan memerlukan salah satu
pendekatan sebagai berikut:
Dosis tambahan insulin soluble pada salah satu dari empat kali
penyuntikan (sebelum makan atau waktu tidur malam) atau
Penambahan sementara infus insulin intravena (sambil melanjutkan pemberian
subkutan) hingga kadar glukosa darah memuaskan atau
Kembali ke pemberian intravena (terutama jika pasien tidak sehat).