PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Insulin
2.1.1 Pengertian Insulin
2.1.2 Indikasi Pemberian Terapi Insulin
Insulin jenis ini mulai bekerja dalam 1 jam dan puncak kerjanya dalam 2
sampai 3 jam, efeknya dapat bertahan selama 5 sampai 7 jam. Insulin diberikan
secara subkutan, kecuali untuk insulin regular, yang dapat diberikan secara IV.
Bila disuntikkan secara intravena, insulin soluble memiliki waktu paruh sangat
singkat yaitu hanya 5 menit dan efeknya hilang dalam 30 menit. Soluble insulin
hanya diberikan pada keadaan darurat, dan pada keadaan sakit parah atau pada
saat sebelum tindakan bedah.
Analog human insulin, insulin aspart, insulin glulisine, dan insulin lispro
memiliki mula kerja lebih cepat dan lama kerja yang lebih singkat dari insulin
soluble; akibatnya, dibandingkan dengan insulin soluble, kadar glukosa darah
pada keadaan puasa dan preprandial sedikit lebih tinggi, kadar glukosa darah post-
prandial sedikit lebih rendah, dan hipoglikemia lebih jarang terjadi. Injeksi
subkutan analog insulin mungkin nyaman untuk pasien yang menginginkan
suntikan sesaat sebelum atau jika perlu, sesaat setelah makan. Preparat ini juga
dapat membantu pasien yang mudah mengalami hipoglikemia sebelum makan
siang dan mereka yang lambat makan malam dan mudah mengalami hipoglikemia
nokturnal. Preparat ini dapat juga diberikan melalui subkutan.
Injeksi subkutan insulin kerja sedang atau insulin kerja lama mempunyai
mula kerja kira-kira 1-2 jam, efek maksimal pada 4-12 jam, dan lama kerja 16-35
jam. Beberapa diberikan dua kali sehari bersama dengan insulin kerja singkat
(soluble), dan lainnya diberikan sekali sehari, terutama pada pasien lansia. Insulin
soluble dapat dikombinasi dengan insulin kerja sedang atau kerja lama (kecuali
insulin detemir dan insulin glargine) dalam syringe, pada dasarnya kedua
komponen tetap memiliki sifatnya masing- masing, walaupun dapat terjadi
penumpulan efek awal dari komponen insulin soluble (terutama jika dikombinasi
dengan insulin seng protamine)
Suspensi insulin seng (kristalin) memiliki lama kerja lebih panjang; dapat
digunakan sendiri atau dalam suspensi insulin seng (30% amorf, 70% kristalin).
Insulin seng protamine biasanya diberikan sekali sehari dengan insulin kerja
singkat (soluble). Kerugiannya insulin ini berikatan dengan insulin soluble jika
dicampur dalam syringe yang sama, dan sekarang jarang digunakan.
2.2.1 Dosis Harian Total Insulin (Insulin Total Daily Dose, ITDD)
1. Jumlah total insulin yang pasien berikan tiap hari lewat injeksi (kerja
epat atau kerja-singkat dengan kerja-sedang atau kerja-lama),
misalnya 48 unit (30 unit NPH dan 18 unit insulin regular).
Dosis ini berbeda dari dosis skala sliding karena diberikan sebelum
terjadi hiperglikemia dan berbeda dari dosis insulin terjadwal.
Diberikan dengan insulin kerja-cepat bersamaan dengan dosis waktu
makan.
a. Edukasi
b. Pengaturan gizi
c. Meningkatkan aktivitas jasmani
d. Pemberian obat-obatan hipoglikemia
Pengaturan gizi dan aktivitas jasmani termasuk modifikasi gaya hidup
yang sebaiknya terus dilakukan oleh setiap penyandang DM selama
hidupnya, mengingat modifikasi gaya hidup yang optimal dapat
menurunkan resistensi insulin secara bermakna sehingga berperan
dalam mencegah progesivitas penyakit. Bila modifikasi gaya hidup
saja tidak mampu mengendalikan hiperglikemi yang ada, maka
ditambahkan terapi farmakologis. Terdapat 4 golongan besar obat oral
yang digunakan yaitu:
1. Insulin secretagog
Terdiri dari sulfonilurea (SU) dan glinid
Mekanisme kerja nya yang utama adalah meningkatkan sekresi
insulin. Efek samping yang tersering adalah hipoglikemia dan
peningkatan berat badan. Yang termasuk dalam golongan SU
adalah gliburid, glikazid, glipizid, dan glimepiri. Sedangkan yang
termasuk dalam golongan glinid adalah repaglinid.
2. Insulin sensitizer
Terdiri dari biguanid dan glitazon
Mekanisme kerja glinid adalah meningkatkan sensitivitas insulin di
hati dan sel otot sedangkan glitazon bekerja juga pada sel lemak.
Efek samping biguanid yang utama adalah gejala saluran cerna
seperti mual dan kembung. Selain itu dapat meningkatkan risiko
terjadinya asidosis laktat pada pasien yang memiliki penyakit
penyerta seperti gagal ginjal. Efek samping glitazon yang utama
adalah adalah retensi cairan. Sehingga tidak diberikan pada
penderita gagal jantung. Yang termasuk biguanid adalah
metmorfin, sedangkan glitazon terdiri dari rosiglitazone dan
pioglitazon.
3. Penghambat glukosidase alfa
Mekanisme kerja yang utama adalah memperlama proses
penyerapan glukosa di saluran cerna sehingga di usus besar masih
terjadi proses penyerapan. Akibatnya, di usus besar terjadi reaksi
fermentasi karbohidrat oleh flora normal usus dan menghasilkan
gas. Ini dapat menimbulkan keluhan kembung dan banyak
mengeluarkan gas. Yang termasuk dalam golongan ini adalah
acarbose.
4. Incretin
Pemberian glukosa lewat saluran cerna memiliki repons yang
berbeda demgan pemberian intravena mengingat pada pemberian
lewat saluran cerna dapat merangsang keluarnya hormone saluran
cerna yang meningkatkan repons pengeluaran insulin oleh glukosa.
Efek hipoglikemia incretin tidak sebesar SU sehingga risiko
hipoglikemia juga kecil.