K DENGAN
MASALAH UTAMA KETIDAKSTABILAN GULA DARAH
DIRUANG AL MUKMIN RS PKU MUHAMMADIYAH
GOMBONG
Disusun oleh:
RIZKIANA RAHMAWATI
202303158
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
A. PENGERTIAN
Ketidak stabilan kadar glukosa darah adalah risiko terhadap
variasi kadar glukosa darah dari rentang normal (Tim POKJA SDKI DPP
PPNI, 2016).
Ketidakstabilan kadar glukosa darah terjadi karena tubuh tidak
mampu menggunakan dan melepaskan insulin secara adekuat
(Irianto, 2015).
Hiperglikemia adalah suatu kondisi medik berupa peningkatan
kadar glukosa dalam darah melebihi batas normal (PERKENI, 2015).
B. FAKTOR RISIKO
1. Kurang terpapar informasi tentang manajemen diabetes.
2. Ketidak tepatan pemantauan glukosa darah.
3. Kurang patuh pada rencana manajemen diabetes.
4. Manajemen medikasi tidak terkontrol
5. Kehamilan.
6. Periode pertumbuhan cepat.
7. Stress berlebihan.
8. Penambahan berat badan
9. Kurang dapat menerima diagnosis.
(Tim POKJA SDKI DPP PPNI, 2016).
C. KONDISI KLINIS TERKAIT
1. Diabetes Mellitus
2. Ketoasidosis diabetik
3. Hipoglikemia
4. Diabetes gestasional.
5. Penggunaan kortikosteroid.
6. Nutrisi parenteral total (TPN).
(Tim POKJA SDKI DPP PPNI, 2016).
D. PATOFISIOLOGI
DM Tipe 2 (DMT2) merupakan kondisi multifaktoral. Sebagian
besar pasien DMT2 adalah pasien obesitas atau dengan komponen lemak
viskeral yang menonjol. Keaadaan ini berhubungan dengan resistensi insulin
(RI). Resistensi insulin terjadi beberapa dekade sebelum kejadian DMT2.
Secara fisiologis, tubuh dapat mengatasi resistensi insulin yang terjadi
dengan meningkatkan jumlah sekresi insulin sehingga hiperglikemia tidak
terjadi. Resistensi insulin yang terjadi secara bertahap dan perlahan
menyebabkan hiperglikemia yang awalnya tidak menimbulkan gejala klasik
diabetes.
Pada suatu saat, gabungan antara defek sekresi insulin dan
resistensi insulin menyebabkan terjadinya hiperglikemia. Periode di mana
tubuh masih dapat mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas
normal (bukan DM, tidak termasuk dalam kriteria diagnosis DM maupun
prediabetes) disebut stadium normoglikemia, sedangkan periode di mana
telah terjadi peningkatan kadar glukosa darah disebut stadium
hiperglikemia. Stadium hiperglikemia dapat dibedakan menjadi prediabetes
dan DM. stadium prediabetes meliputi toleransi glukosa terganggu (TGT)
dan glukosa darah puasa terganggu (GDPT).
Saat DM terdiagnosis, diperkirakan pasien tersebut sudah
mengalami kehilangan 50% massa sel beta pankreas, sehingga terjadi
ketidakseimbangan antara sekresi insulin dan resistensi insulin itu. DM
khususnya dalam hal ini hiperglikemia, merupakan bagian sindrom
metabolik/sindrom resistensi insulin. Sindrom metabolik merupakan
sekumpulan kelainan metabolik yang mengarah kepada risiko penyakit
kardiovaskular dan diabetes.
Secara klinis resistensi insulin dikenal dengan ditemukannya
beberapa parameter klinis yang dikenal dengan sindrom metabolik. Adanya
sindrom metabolik menunjukkan risiko DM dan penyakit kardiovaskular
yang tinggi pada individu tersebut.
E. PATHWAY
Reaksi autoimun
DIABETES MELLITUS
Hiperglikemia Hipoglikemia
Risiko Ketidakstabilan
I. PENGKAJIAN
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien
Lama waktu
Jenis Kegiatan untuk setiap
kegiatan
1.Ny. K mengatakan setelah bangun tidur
Jam 04.00-04.15
membersihkan tempat tidur dan menata bantal
2.Ny. K sholat subuh Jam 04.15-04.30
3.Ny. K tidur lagi Jam 04.30-05.40
4.Ny. K (bersih, bersih rumah, kadang masak, nonton
Jam 05.40-11.30
tv)
5.Ny. K makan siang Jam 11.30-12.00
6.Ny. K tidur Siang Jam 12.00-14.00
7.Ny. main dirumah anaknya, tetangga, atau nonton Jam 13.00-21.00
tv lagi
C. Status Kesehatan
1. Status Kesehatan Saat ini
a. Keluhan utama dalam 6 bulan terakhir: Ny. K mengatakan sering lemes,
pusing, kesemutan dan merasa cepat lelah. Ny.K mengatatakan tidak
rutin periksa ke dokter
b. Gejala yang dirasakan : Ny. K mengatakan sering lemes, kesemutan dan
kelelahan.
c. Faktor pencetus : Ny. K mengatakan penyebabnya karena faktor usia,dan
pola hidupnya.
d. Timbulnya keluhan : (√ ) mendadak ( ) bertahap
Ny. K mengatakan waktu muncul keluhan sudah 6 bulan terakhir ini
e. Waktu timbulnya keluhan :Ny. K mengatakan waktu timbulnya tidak
pasti.
f. Upaya mengatasi : istirahat.
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Penyakit yang pernah diderita : Ny. K merasa tidak mempunyai riwayat
penyakit DM ataupun yang lainnya sebelumnya.
b. Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, debu,dll) : Ny. K mengatakan
tidak memiliki alergi pada apapun
c. Riwayat kecelakaan : Ny. K mengatakan belum pernah mengalami
kecelakaan
d. Riwayat dirawat di rumah sakit : Ny. K belum pernah di rawat di RS
sebelumnya
e. Riwayat pemakaian obat : Ny. K mengatakan paling sering
mengkonsumsi paracetamol dan asam mefenamat kalau pusing, beli
OBH di apotek jika batuk
3. Pengkajian/ Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
b. TTV
TD 130/80 mmhg Nadi : 92 x per menit RR : 28 x per menit Suhu :
36,7
c. BB: 64 kg TB : 155 cm
d. Kepala
Bentuk kepala terlihat mesosepal tidak terlihat ada jejas di kepala, tidak
terlihat ada benjolan di kepala, wajah terlihat simetris, Ny. K
mengatakan tidak ada nyeri tekan,rambut berwarna putih dan terlihat
bersih
e. Mata
Mata simetris,konjungtiva ananemis, sklera anikterik,Ny. K
mengatakan tidak nyeri tekan dimata,penglihatan agak sedikit kabur.
f. Telinga
Bentuknya simetris,tidak ada penumpukan serumen,pendengaran
sedikit berkurang,Ny. K mengatakan tidak ada nyeri tekan.
g. Mulut, gigi dan bibir
Mukosa mulut lembab,gigi masih utuh, tidak ada sariawan, lidah bersih
pengecap dan perasa baik dan tidak ada kemerahan diorofaring
h. Dada
paru-paru bentuk datar,tidak terdapat nyeri tekan dan tidak ada retraksi
dada,bunyi perkusi sonor,bunyi paru vesikuler, jantung bentuk
datar,tidak ada palpitasi, tidak ada jejas, tidak terdapat nyeri tekan
suara perkusi pekak suara jantung normal lupdup,tidak ada suara
tambahan
i. Abdomen
bentuk simetris, tidak ada jejas,tidak ada benjolan dan tidak terdapat
distensi abdomen,bunyi peristaltik usus 18x/menit, tidak ada nyeri
tekan bunyi timpani
j. Kulit
Turgor kulit lembab,kulit bersih,tidak ada jejas,warna coklat, klien
mengeluh gatal-gatal pada kulit, tidak ada kemerahan.
k. Ekstremitas atas
5 5
3 3
Skala informasi
pengtetahuan Edukasi :
Jelaskan penyebab dan
factor risiko penyakit.
Keterangan :
Jelaskan proses patofisiologi
1 : Menurun
munculnya penyakit.
2 : Cukup menurun
Jelaskan tanda dan gejala
3 : Sedang
yang ditimbulkan penyakit.
4 : Cukup meningkat
Jelaskan kemungkinan
5 : Meningkat
terjadinya komplikasi.
Ajarkan cara meredakan
atau mengatasi gejala yang
dirasakan.
Ajarkan cara meminimalkan
efek samping dan intervensi
atau pengobatan
Informasikan kondisi pasien
saat ini.
Anjurkan melapor jika
merasakan tanda dan gejala
memberat atau tidak biasa.
S:-
Monitor tanda dan gejala O : GDS = 362 g/dL
13.30
hiperglikemia.
WIB 1 S : Pasien mengatakan
sering merasa lemes.
O : pasien tampak tidak
bertenaga.
1
S : Pasien mengatakan
15.00 1,2 makan 3x sehari
Monitor intake dan output cairan.
V. EVALUASI KEPERAWATAN
Ttd dan
Hari/Tgl/Jam No Dx Evaluasi Sumatif
Nama
Kamis 1 S : Pasien mengatakan masih sering merasa
26/10/2023 lemas dan sering merasa lelah.
13.00 WIB Rizkiana
O : Pasien masih tampak lemah.
GDS : 234 g/dL.
KU Cukup, CM, Lemes +, TD : 112/ 71
mmHg, N : 62 x/m, RR : 24 x/m S : 36,5 ° C.
A : masalah ketidakstabilan gula darah belum
teratasi.
Skala
Kriteria Hasil A T A
Mengantuk menurun 3 5 4
Pusing menurun 2 4 3
Letih / lesu menurun 2 5 3
Kadar GDS membaik 2 4 3
Keterangan :
1 : Menurun
2 : Cukup menurun
3 : Sedang
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat
P : Pertahankan Intervensi :
Anjurkan menghindari aktivitas fisik
berlebih saat kadar glukosa darah lebih
dari 250 mg/dL.
kolaborasi monitor kadar glukosa darah.
Kamis 2 S : Pasien mengatakan masih sering merasa
26/10/2023 lemas pusing dan sering merasa lelah.
13.00 WIB Rizkiana
O : Pasien masih tampak lemah.
GDS : 234 g/dL.
KU Cukup, CM, Lemes +, TD : 112/ 71
mmHg, N : 62 x/m, RR : 24 x/m S : 36,5 ° C.
A : Masalah keletihan belum teratasi.
Tingkat keletihan
Skala
Kriteria Hasil A T A
Kemampuan melakukan 2 4 3
aktifitas membaik
Motivasi membaik 2 4 3
Verbalisasi lelah menurun 2 4 3
Lesu menurun 2 4 3
Sakit kepala menurun 2 4 3
Keterangan :
1 : Menurun
2 : Cukup menurun
3 : Sedang
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat
P : pertahankan intervensi :
Anjurkan melakukan aktifitas secara
bertahap
Anjurkan menghubungi perawat jika tanda
dan gejala kelelahan tidak berkurang.
Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan.
Skala
Kriteria Hasil A T A
Perilaku sesuai anjuran 2 5 4
Verbalisasi minat dalam 2 5 4
belajar
Kemampuan menjelaskan 2 4 4
pengetahuan
Kemampuan 2 4 4
menggambarkan
pengalaman
Perilaku sesuai 2 4 4
pengetahuan
Keterangan :
1 : Menurun
2 : Cukup menurun
3 : Sedang
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat
LAMPIRAN PENGKAJIAN KHUSUS LANJUT USIA
A. MASALAH KESEHATAN KRONIS
Jaran Tidak
Selalu Sering
NO Keluhan yang dirasakan g Pernah
3 2 1 0
Fungsi Penglihatan
1 Penglihatan kabur √
A
2 Mata berair √
3 Nyeri pada mata √
Fungsi Pendengaran
B 4 Pendengaran berkurang √
5 Telinga berdenging √
Fungsi Pernafasan
6 Batuk lama disertai keringat malam √
C
7 Sesak nafas √
8 Berdahak/ sputum √
Fungsi Jantung
9 Jantung berdebar-debar √
D 1
0 Cepat lelah √
1
1 Nyeri dada √
Fungsi Pencernaan
1
2 Mual/ muntah √
1
E 3 Nyeri ulu hati √
1
4 Makan dan minum banyak/ berlebih √
1
5 Perubahan kebiasaan BAB (diare/ sembelit) √
Fungsi Pergerakan
1
6 Nyeri kaki saat berjalan √
F 1
7 Nyeri pinggang atau tulang belakang √
1
8 Nyeri persendian/ bengkak √
Fungsi persarafan
1
9 Lumpuh/ kelemahan pada kaki dan tangan √
2
G 0 Kehilangan rasa √
2
1 Gemetar/ tremor √
2
2 Nyeri/ pegal pada daerah tengkuk √
Fungsi perkemihan
2
3 BAK banyak √
H 2
4 Sering BAK pada malam hari √
2
5 Ngompol √
Jumlah = 26
ANALISIS HASIL: Skor < 25 : Tidak ada masalah kesehatan s.d masalah
kesehatan kronis ringan
Skor 26-50: Masalah kesehatan kronis sedang
Skor > 51 : Masalah kesehatan kronis berat
B. Identifikasi Tingkat Kerusakan Intelektual dengan menggunakan Short Portable Mental
Status Questioner (SPMSQ)
Instruksi:
Ajukan pertanyaan 1 - 10 pada daftar ini dan catat semua jawaban.
Catat sejumlah kesalahan total berdasarkan 10
pertanyaan
ANALISA HASIL
Terganggu --> Nilai 1
Normal --> Nilai 0
N
O LANGKAH
1 Posisi pasien duduk dikursi
2 Minta pasienberdiri dari kursi, berjalan 10 langkah (3 meter)
3 Kembali ke kursi, ukur waktu dalam detik
ANALIS HASIL
≤ 10 detik : low risk of falling
11 - 19 detik : low to moderate risk for falling
20 – 29 detik : moderate to high risk for falling (√)
≥ 30 detik : impaired mobility and is at high risk of falling
F. Skor Norton (untuk menilai potensi dekubitus)
BAB III
PEMBAHASAN
Pada pasien Diabetes masalah keperawatan yang sering terjadi adalah ketidakstabilan
gula darah karena fungsi pancreas yang sudah tidak dapat bekerja secara maksimal sehingga
menurunnya absorbsi nutrisi dalam tubuh yang mengakibatkan berat badan pasien diabetes
menurun karena menurunya fungsi ginjal untuk menyerap kembali glukosa yang sudah
dilepaskan untuk diikat kembali kedalam darah. Melakukan tindakan keperawatan
ketidakstabilan glukosa dalam darah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan untuk
menstabilkan kadar gula dalam darah.
Tujuan perawatan yang diberikan kepada Ny.K , setelah dilakukan perawatan selama
3 hari klien mengalami ketidakstabilan kadar glukosa darah dengan kriteria hasil tingkat
kesadaran (meningkat), mengantuk (menurun),, lelah lesu menurun,mulut kering (menurun),
kadar glukosa dalam darah (membaik). Intervensi keperawatan yang diberikan kepada Ny. K
adalah manajemen hiperglikemia : Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia,
monitor kadar glukosa darah setiap 2 jam , monitor keton urin dengan melaukan pemeriksaan
lab, Berikan asupan cairan oral dengan air putih sesering mungkin, kolaborasi pemberian
insulin, kolaborasi pemberian cairan IV. Pemberiaan penyuluhan kesehtan terkait dengan
penyakitnya yaitu DM yakni tentang Gejala DM, faktor resiko penyakit DM, serta
pencegahan komplikasi pada DM.
DAFTAR PUSTAKA
Andhika Mahatidanar, K. N. (2017). Pengaruh Musik Klasik Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi. Agromed Unila, 4
A’la, M., z., Yosep, l, & Agustina. H. R. (2017). Pengaruh Bereavement Life Review
TerhadapKesejahteraan Spiritual Pada Keluarga Pasien Stroke. Jurnal Keperawatan
Padjajaran. Vol 5. No 2.
Fadhillah, H., & Aprisunadi. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
Fadhillah, H., Krishnajaya, Ariyadi, H., & Aprisunadi. (2017). Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Indonesia.
Purjanto, K. A., Khrisnajaya, Sutoto, & Fadhillah, H. (2017). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
Nanda-I. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2018-2020/editor, T.Heather
Herdman, Shigemi Kamitsuru; Alih Bahasa, Budi Anna Keliat, Henny Suzana Mediani,
Teuku Tahlil. ; Editor Penyelaras, Monica Ester, Wuri Praptiani. – Ed. 11. - Jakarta :
EGC, 2018.