ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn H DENGAN KASUS
DIABETES MELLITUS TIPE II
Pembimbing klinik:
Sutriani, S.Kep.Ns
Disusun Oleh :
Muhammad Fikri Haikal Adiyanto
(2011102411120)
2. Etiologi
Diabetes Melitus tipe II disebabkan oleh kelainan insulin dan kelainan kerja
insulin. Pada awalnya terjadi resistensi insulin karena insulin yang berkaitan dengan
reseptor sehingga meningkatkan transport glukosa yang menembus membrane sel.
Berkurangnya jumlah tempat reseptor pada membran sel mengakibatkan tidak
normalnya insulin. Selanjutnya terjadi kegagalan sel beta dengan menurunnya jumlah
insulin yang beredar (Anderson, Wilson, DKK, 2006).
a. Usia
Resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun, tetapi
pada usia remaja pun diabetes mellitus dapat terjadi juga pada umur 11sampai 13
tahun karena sejak awal pancreas tidak menghasilkan insulin.
b. Obesitas
Karena ketidakseimmbangan hormone dalam tubuhakan membuat hormone
insulin tidak dapat bekerja secara maksimal dalam menghantar gulkosa yang ada
dalam darah. Penggurangan berat badan sering kali di kaitkan dengan perbaikan
dalam sensitivitas insulin dan pemulihan toleransi gulkosa. Obesitas terjadi karena
tubuh kelibihan lemak minimal 20% dari berat badan ideal. (Nurarif & Kusuma,
2015)
c. Riwayat Dalam Keluarga
Pada Riwayat keluarga yang salah satunya memiliki riwayat diabetes
mellitus bisa diturunkan sejak remaja pada anaknya. Kaum pria sebagai penderita
sesungguh nya dan perempuan sebagai pihak pembawa gen atau keturunan. Gen ini
sangat berpengaruh pada pengeluaran insulin dan produksi glukosa.
3. Tanda dan Gejala
2. Komplikasi Kronis
a. Komplikasi makro vaskuler, yang biasanya : pembekuan darah di sebagian otak,
jantung koroner, stroke, dan gagal jangung kongestif.
b. Komplikasi mikro vaskuler, yang biasanya : adalah nefropati, diabetik retinopati
(kebutaan), neuropati, dan amputasi (Perkeni, 2015)
5. Patofisiologi
Diabetes Melitus tipe II terjadi karena sel insulin gagal merespon dengan baik atau
biasa disebut resosteni insulin (Teixeria, 2011). Resistensi insulin disebabkan karena
factor genetic dan lingkungan yang menjadi penyebab diabetes mellitus. Pada
perkembangan awal diabetes mellitus tipe II beta akan mengalami gangguan sekresi
insulin, apabila tidak segera ditangani akan menyebabkan kerusakan sel beta pancreas.
Ketika kadar gula meningkat, pancreas akan mengeluarkan hormone insulin untuk
menyerap glukosa menjadi energi. Hiperglikemia terjadi karena menurunnya
penyerapan glukosa oleh sel yang diikuti dengan meningkatnya glukosa dalam hati.
6. Pathway
7. Penatalaksanaan Farmakologis dan nom Farmakologis
a. Penatalaksanaan Farmakologis
a) Obat hioglikemik oral (OHO)
b) Biguanid
c) Inhibitor a glucosidase
b. Penatalaksanaan non Farmakologis
1) Diet 50% - 60% kalori untuk pasien diabetes mellitus
2) Karbohidrat 60% - 70%
3) Protein 12% - 20%
4) Lemak 20% -30
• Manajemen Hipoglikemia
(I.03115)
Observasi :
- Identifikasi tanda dan gejala
hipoglikemia
- Identifikasi kemungkinan
penyebab hipoglikemia
Terapeutik :
- Berikan glukogaon, jika perlu
- Pertahankan akses IV, jika perlu
- Hubungi layanan medis darurat,
jika perlu
Edukasi :
- Anjurkan monitor kadar glukosa
darah
- Jelaskan interaksi antara diet,
insulin/agen oral, dan olahraga
- Ajarkan pengelolaan
hipoglikemia
- Ajarkan perawatan mandiri
untuk mencegah hipoglikemia
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian dekstrose,
jika perlu
2. Gangguan Integritas Kulit (L.14125) • Manajemen nyeri (I.08238)
Integritas Kulit Setelah dilakukan Tindakan Observasi :
b.d Kelembapan keperawatan selama 2 x 24 jam - Identifikasi identifikasi lokasi,
(D.0129) diharapkan nyeri dan karakteristik, durasi, frekuensi,
kelembaban menurun dengan kualitas,intensitas nyeri
kriteria hasil : - Identifikasi skala nyeri
1. perfusi jaringan yang - Identifikasi faktor yang
awalnya 1 menjadi 5 memperberat dan memperingan
keterangan : nyeri
1 : menurun
2 : cukup menurun Terapeutik :
3 : sedang - Berikan teknik non farmakologis
4 : cukup meningkat untuk mengurangi rasa nyeri
5 : meningkat - Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
2. nyeri yang awalnya 1
menjadi 5 Edukasi:
3. kemerahan yang awalnya 1 - Jelaskan penyebab dan periode
menjadi 5 keterangan : dan pemicu nyeri
1 : meningkat - Jelaskan strategi meredakan
2 : cukup meningkat nyeri
3 : sedang
4 : cukup menurun - Ajarkan teknik nonfarmakologis
5 : menurun untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetic,
jika perlu
3. Gangguan citra Peningkatan citra tubuh dengan Manajemen citra tubuh
tubuh b.d kriteria hasil Observasi:
(perubahan 1. Mengidentifikasi kekuatan 1. Identifikasi harapan citra
struktur tubuh mis personal. tubuh berdasarkan tahap
amputasi,trauma), a. Mengenali dampak situasi perkembangan.
pada hubungan personal dan 2. Identifikasi budaya,
gaya hidup. agama, jenis kelamin,
b. Mengenali perubahan aktual umur terkait citra tubuh
pada penampilan tubuh. 3. Identifikasi perubahan
c. Menunjukkan penerimaan citra tubuh yang
penampilan. mengakibatkan isolasi
d. Menggambarkan perubahan sosial.
actual pada fungsi tubuh. 4. Monitor frekuensi
e. Bersikap realistic mengenai pernyatan kritik terhadap
hubungan antaratubuh dan diri sendiri.
lingkungan. 5. Monitor apakah pasien
f. Mengambil tanggung jawab biasa melihat bagian tubuh
untuk perawatan diri. yang berubah.
g. Memelihara interaksi social
yang dekat dan hubungan Terapeutik
personal. 1. Diskusikan perubahan
tubuh dan fungsinya.
2. Diskusikan perbedaan
penampilan fisik terhadap
harga diri.
3. Diskusikan perubahan
akibat pubertas, kehamilan
dan penuaan
4. Diskusikan kondisi stress
yang mempengaruhi citra
tubuh (mis, uka, penyakit,
pembedahan)
5. Diskusikan cara
mengembangkan harapan
citra tubuh secara realistis
6. Diskusikan persepsi pasien
dan keluarga tentang
perubahan citra tubuh
Edukasi :
1. Jelaskan kepada kelurga
tentang perawtan
perubahan citra tubuh
2. Anjurkan mengungkapkan
gambaran diri terhadap
citra tubuh
3. Anjurkan menggunakan
aat bantu (mis, pakaian,
wig, kosmestik)
4. Anjurkan mengikuti
kelompok pendukung
(mis, kelompok sebaya)
5. Latih fungsi tubuh yang
dimiliki
6. Latih peningkatan
penampilan diri (mis,
berdandan)
7. Latih pengungkapan
kemampuan diri kepada
orang lain maupun
kelompok
E. DAFTAR PUSTAKA
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnosis.
Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intevensi Keperawatan Indonesia : Deinisi dan Tindakan Keperawatan.
Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil. Jakarta: DPP
PPNI
Adriyani, R. (2021). dlscrib.com. Diabetes Militus Tipe II pada Sistem Endrokrin, 24.
Apriliani Yuva Kusuma Sari Dewi, S. (2019). dlscrib.com. Diabetes Milletus Tipe II, 20.
Raharjo, M. (2018, juli 20). ASUHAN KEPERAWATAN NY. N DENGAN DIABETES. Retrieved
from Diabetes MIlitus Tipe 2:
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2145/1/KTI%20PAK%20MUJI.pdf