Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK 1

ASUHAN MASA RENTAN


MASALAH DISABILITAS

Nama Kelompok:

1. Anis Rahmawati (202322034)


2. Anggi Try (202322073)
3. Luthfi Nur Azizah (202322111)
4. Anisa Nabila (202322125)
5. Destiana Arabel (202322130)
6. Adetia Amara (202322181)
7. Tri Rezeky Amelia (202322183)
8. Nayundha Indicasari Putri (202322240)
PROGRAM STUDI S1 ALIH JENJANG KEBIDANAN 9. Revi Oktavia Rizki (202322247)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYAH SURAKARTA
DEFINISI DISABILITAS
Menurut WHO, disabilitas adalah suatu
ketidakmampuan melaksanakan suatu
aktifitas/kegiatan tertentu sebagaimana
layaknya orang normal, yang disebabkan
oleh kondisi kehilangan atau
ketidakmampuan baik psikologis,
fisiologis maupun kelainan struktur atau
fungsi anatomis.
PENGELOMPOKAN DISABILITAS

01. Disabilitas FISIK

Disabilitas fisik adalah terganggunya fungsi gerak antara lain


lumpuh layu atau kaku, paraplegi, cerebral palsy (CP), akibat
amputasi, stroke, kusta, dan lain-lain. Kondisi ini dapat disebabkan
oleh penyakit, kecelakaan, atau dapat juga disebabkan oleh
kelainan bawaan.
Pada penyandang disabilitas fisik terlihat kelainan bentuk
tubuh, anggota gerak atau otot, berkurangnya fungsi tulang,
otot, sendi, maupun syaraf-syarafnya. Kelainan fisik
meliputi tunadaksa, tunarungu, dan tunanetra
PENGELOMPOKAN DISABILITAS

02. Disabilitas Mental

Disabilitas mental adalah terganggunya fungsi


pikir, emosi, dan perilaku antara lain:
Dsikososial, misalnya skizofrenia, bipolar,
depresi, anxietas, gangguan kepribadian.
Disabilitas perkembangan yang berpengaruh
pada kemampuan interaksi sosial, misalnya autis
dan hiperaktif.
PENGELOMPOKAN DISABILITAS

03. Disabilitas Ganda

Ragam disabilitas dapat dialami secara tunggal,


ganda, atau multi dalam jangka waktu lama (paling
singkat enam bulan dan/atau bersifat permanen) dan
ditetapkan oleh tenaga
kesehatan.Penyandangdisabilitas ganda atau multi
adalah penyandang disabilitas yang mempunyai dua
atau lebih ragam disabilitas antara lain disabilitas
rungu-wicara dan disabilitas netra-tuli.
02. Penyandang disabilitas
Syndrome Down (SD)

Sindrom Down adalah kelainan genetik dimana


terdapat tambahan pada kromosom 21. Kromosom
ekstra tersebut menyebabkan beberapa protein
tertentu berada dalam kadar yang juga berlebih
sehingga menyebabkan gangguan terhadap
tumbuh kembang
03. Membangung Komunikasi dengan penyandang
Disabilitas Syndrome Down
Beberapa hal penting yang perlu diingat ketika berkomunikasi dengan penderita Down
Syndrome:
1. Asumsikan kompetensi. Beri orang kesempatan untuk menunjukkan betapa mampunya mereka.
2. Selalu berbicara langsung dengan pengidap syndrome Down, bukan pengidapnya. Beri mereka waktu
untuk merespons.
3. Pimpin mereka dalam hal dukungan apa yang mereka perlukan untuk berkomunikasi.
4. Ketahuilah bahwa setiap orang dengan sindrom Down adalah unik, dengan kepribadian, kekuatan,
dan kebutuhan dukungannya masing-masing. Cari tahu dukungan apa yang mereka butuhkan.
5. Berbicara dengan orang-orang dengan sindrom Down
6. Gunakan bahasa yang sederhana dan berbicaralah dengan hormat.
7. Cobalah untuk tidak membuat asumsi tentang seberapa banyak orang tersebut dapat memahaminya .
04. Perlakuan Yang Dapat Meningkatkan
Psikomotorik Pada Anak Down Syndrome

Untuk meningkatkatkan psikomotor pada anak down


sindrom dengan adanya stimulasi, pembelajaran dan
sistem saling interaksi antara anak, orang tua, perawat dan
seluruh elemen Berikut beberapa cara yang mampu dan
dapat mengatasi untuk peningkatan psikomotorik pada
anak:

1. Terapi Fisik
2. Terapi Wicara
3. Terapi Kerja
4. Terapi Okupasi
Tinjauan Kasus
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA AN. M DENGAN
SYNDROM DOWN DI SLB LAMPUNG

DATA SUBJEKTIF
Data Orang Tua :

Nama ibu : Ny. S Nama Ayah :Tn.J


Data Anak :
Umur : 43 tahun Umur : 47 tahun
Nama anak : An.M Agama : Islam Agama : Islam
Umur : 9 tahun Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jl. Lintas
GPA : G4P3A0 Timur
DATA OBJEKTIF
Status Present :
1. Kepala : Microcephal, tidak ada caput succedaneum,
Tanda- Tanda Vital : tidak ada cephal hematoma, tidak ada kelaian serta
Suhu : 36,70C Bagian kepala belakang datar
Pernafasan : 30x/menit 2. Muka :Simetris, tidak pucat, tidak kuning, tidak ada
Nadi : oedem dan nyeri tekan, terdapat ciri sindrom down
120x/menit 3. Mata : Tidak simetris, strabismus (juling), conjungtiva
tidak pucat, sclera tidak ikterik, terdapat tarikan pada
Antropometri : mata bagian luar/ sudut mata naik keatas.
Berat Badan : 19 kg
Panjang Badan : 110 cm
4. Hidung : Terdapat lubang pada kedua hidung, tidak ada pernafasan cuping
Hidung, Tulang hidung rata dan bagian hidung kecil, tidak ada sinus.
5. Mulut : Bibir kemerahan, gusi merah muda, tidak terdapat labioskizis,bagian
lidah menonjol dan terdapat pecah-pecah
6. Telinga : Bentuk telinga kecil atau tidak normal
7. Perut : Tidak kembung, dan tidak buncit. tidak ada kelainan perut.
8. Ekstremitas :
- Atas : kuku panjang,jumlah jari lengkap, tidak ada odem, tidak
terdapat polidaktili dan sidaktili, namun telapak tangan hanya memiliki
satu lipatan,tangan lebar dengan ukuran jari pendek
- Bawah : Terdapat jarak yang luas antara jari kaki pertama dan kedua,
tidak ada edema, polidaktili dan sidaktili
Pemeriksaan Tingkat Perkembangan:

1. Motorik kasar : Mampu berjalan sendiri


2. Motorik halus : Belum mampu membuat garis berdiri, lingkakaran dan tidur meskipun
sudah diberikan contoh.
3. Kemandirian dan bergaul : Sulit bergaul dan berbaur dimasyarakat dikarenakan
emosional yang kurang stabil
4. Kognitif dan bahasa : Sulit dalam berbicara dan bahasa yang diucapkan kurang dipahami
PEMBAHASAN

DATA SUBJEKTIF

Ibu datang Bersama anaknya yang berusia 9 tahun, dan ingin


memeriksakan keadaan anaknya. P4A0, pada riwayat kehamilan anak yang ke empat
ini, merupakan kehamilan yang tidak diinginkan dan ibu jarang mengonsumsi tablet
Fe. Riwayat bayi setelah lahir ukuran kepala lebih kecil dari ukuran bayi normal dan
ada tarikan pada mata bagian luar. Penyakit yang pernah di alami An. M panas tinggi
dan tidak pernah di rawat. Tidak memiliki riwayat penyakit keluarga dan penyakit
menular, dan penyakit keturunan. Ini sesuai dengan teori bahwa setiap pemeriksaan
diperlukan data subjektif.
Data Objektif

KU anak kesulitan dalam merespon dan mendengar sekitar, Composmentis.


BB 19 kg, TB 110 cm, S 36,7℃, P 30x/ menit, N 120x/menit. Bagian kepala dan
rambut tidak terdapat kelainan, wajah simetris, tidak pucat tidak terdapat odema,
terdapat ciri Down Sindrom. Mata tidak simetris, stabimus, conjungtiva tidak pucat
tidak iterik dan terdapat tarikan pada mata bagian luar. Terdapat lubang pada kedua
hidung, tidak ada pernafasan cupingHidung, Tulang hidung rata dan bagian hidung
kecil, tidak ada sinus. Bibir kemerahan, gusi merah muda, tidak terdapat labioskizis,
bagian lidah menonjol dan terdapat pecah-pecah.
Data Objektif

Telinga berbentuk kecil dan tidak normal. Pada bagian leher tidak terdapat
pembengkakan kelenjar tiroid. Dada, perut dan punggung tidak ada kelainan.
Pemeriksaan ekstremitas atas terdapat kelainan dibagian telapak tangan yang hanya
memiliki satu lipatan, tangan lebar dengan ukuran jari pendek. Ekstremitas bawah
terdapat jarak luas antara jari kai pertrama dan ke dua. Perkembangan motoric kasar
mampu berjalan sendiri, motrik halus belum mampu membuat garis berdiri, lingkaran
meskipun sudah diberikan contoh. Sulit bergaul dan berbaur, emosional yang kurang
stabil. Sulit berbicara dan Bahasa yang diucapkan kurang dipahami.
Data Objektif

Ini sesuai dengan ciri dari down


syndrome setelah lahir, seiring berjalannya waktu
dan bertambahnya usia, beberapa ciri fisik dari anak
penderita down syndrome seperti, berat dan
panjang ketika lahir dibawah berat dan panjang
pada umumnya, mata miring ke atas dan ke luar
telapak tangan hanya memiliki satu lipatan, tangan
lebar dengan ukuran jari pendek, tulang hidung rata
dan bagian hidung kecil, mempunyai kepala yang
kecil, bertubuh pendek, terdapat jarak yang luas
antara jari kaki pertama dan kedua dan lidah
menonjol keluar.
KESIMPULAN
Bahwa disabilitas adalah kondisi yang dialami
sesorang yang memiliki kekurangan atau ketidak
sempurnaan baik dari fisik, mental, intelektual
dan sensorik. Disabilitas intelektual ini adalah
keadaan dimana individu yang mengalami
keterbatasan atau penurunan kapasitas dan fungsi
pikir karena tingkat kecerdasan dibawah rata-rata,
antara lain lambat belajar salah satu nya yaitu
Down Syndrome.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai